Radar Sulbar

Page 10

10

Kesehatan

Info Sehat Pasien AIDS Takkan Mau Minum Obat Kalau Makan Saja Susah

AIDS bukanlah penyakit yang dapat diremehkan begitu saja. Sekali seseorang terserang HIV, virus penyebab AIDS, maka daya tahan tubuhnya akan menurun dan ia pun harus meminum obat-obatan yang diresepkan padanya secara rutin. Masalah muncul ketika penderita HIV/AIDS tak memperoleh akses makanan yang baik. Sebuah studi dari San Fransisco memastikan bahwa begitu pasien yang kekurangan asupan makanan akan lebih cenderung masuk rumah sakit daripada penderita yang dapat makan makanan sehat secara rutin. Peneliti menduga hal ini disebabkan penderita yang tak tahu apa yang akan mereka makan di hari berikutnya tentu takkan mampu memprioritaskan pengobatan HIV-nya. Kondisi yang disebut dengan rawan pangan (food insecurity) ini juga dapat menggarisbawahi masalah lain yang seringkali dialami penderita HIV seperti kemiskinan, gangguan mental dan kecanduan. Untuk studi ini, Dr. Sheri Weiser dari University of California, San Fransisco dan rekan-rekannya secara rutin mewawancarai 347 penderita HIV yang tak punya tempat tinggal, tinggal di penampungan ataupun berpendapatan rendah dengan tempat tinggal yang tidak permanen. Ketika studi dimulai, seperempat partisipan telah keluar-masuk UGD dalam kurun tiga bulan belakangan dan 11 persen diantaranya baru-baru ini harus dirawat di rumah sakit. Selain itu, sepertiga partisipan dilaporkan mengalami rawan pangan berat, bahkan lebih dari separuh partisipan mengaku kesulitan memperoleh makanan secara rutin. Setelah melakukan studi selama dua tahun, peneliti menyimpulkan bahwa partisipan yang sangat cemas atau bimbang dengan pasokan makanannya, termasuk orang yang tak memiliki akses makanan bergizi sama sekali memiliki kecenderungan untuk diopname di rumah sakit dua kali lebih besar dibandingkan mereka yang tidak dilaporkan mengalami rawan pangan. 70 persen partisipan juga dilaporkan lebih sering masuk UGD. "Rawan pangan adalah masalah yang signifikan. Pasalnya ketika Anda mengidap sebuah penyakit kronis, hal ini akan memperburuk keadaan penyakit Anda," ujar Seth Kalichman, seorang psikolog yang telah mempelajari kaitan antara kepatuhan terhadap pengobatan HIV dan akses pangan dari University of Connecticut, Storrs seperti dilansir dari Reuters, Rabu (13/9/2012). Kalichman yang tak terlibat dalam studi ini mengungkapkan bahwa kombinasi kelaparan dengan HIV yang sama-sama menghambat sistem kekebalan manusia nyatanya juga membuat banyak orang menjadi rentan terserang gangguan kesehatan lainnya. Menurut peneliti, kondisi ini bisa jadi diakibatkan oleh pengendalian penyakit yang buruk dan semakin banyaknya gejala-gejala gangguan kesehatan yang berkaitan dengan HIV. "Upaya untuk mendapatkan makanan setiap hari benar-benar dapat mempengaruhi kepatuhan pasien terhadap ketentuan pengobatan secara signifikan. Dengan kata lain perjuangan untuk memperoleh makanan telah menggantikan upaya untuk mengingat kapan mereka harus minum obat," tutur Kalichman. Untuk itu pada laporan studi yang ditampilkan dalam Journal of General Internal Medicine ini, peneliti menekankan perlunya upaya untuk mendanai program-program penyediaan pasokan makanan bagi pasien yang tidak mampu atau kondisi ekonominya menengah ke bawah. "Akses makanan, kelaparan dan gizi merupakan target kami untuk meningkatkan kesehatan penderita HIV/AIDS. Tak bijak rasanya jika biaya pengobatan HIV dinaikkan tapi tidak disertai dengan penyediaan nutrisi yang mencukupi bagi pasien," tandas peneliti lain, Dr. David Bangsberg dari Harvard Medical School, Boston. (net)

RADAR SULBAR Jumat, 14 September 2012

Ini Bahaya Konsumsi Air Putih Berlebih B

EGITU banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari air putih. Baik itu untuk menjaga kecantikan kulit dan terlebih bagi kesehatan. Bahkan air ini disebut sebagai terapi pengobatan alami. Tapi, tak banyak yang mengetahui dampak negatif 'air ajaib' ini. Mengonsumsi air putih secara berlebihan ternyata bisa menyebabkan masalah serius. Dalam Times of India menulis bahwa jika sistem tubuh yang menerima asupan cairan berlebihan justru akan mengganggu kekentalan darah. Ini akan menurunkan tingkat sodium, dan menyebabkan pembengkakan sel. Akibatnya, Anda bisa pingsan, kejang, koma, dan berujung pada kematian, karena sel otak mengalami pembengkakan. Takaran air yang berlebih pun dapat meningkatkan volume darah. Dan memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk mengurangi jumlah air dalam sistem sirkulasi tubuh. Kasus meninggal dunia karena konsumsi lebih air putih memang terbilang peristiwa langka. Namun, Exercise Associated Hyponatraemia (EAH), memperkirakan ada sekitar 1600 kasus kematian di seluruh dunia, akibat minum air putih dalam jumlah berlebih. Itu sebabnya dianjurkan agar saat Anda merasakan dehidrasi, konsumsi air putih dalam takaran yang secukupnya. (net)

4 Waktu Paling Berbahaya Bagi Jantung

SIAPA sangka ternyata ada waktu-waktu tertentu yang sangat berisiko bagi jantung. Tepatnya, ketika tekanan darah meningkat drastis, sehingga seseorang mengalami kemungkinan stroke tiga kali lebih tinggi dari biasanya. Hal ini bisa terjadi pada siapapun, bukan hanya orang yang sebelumnya sudah mengalami masalah jantung. Lalu kapan waktu-waktu tersebut? 1. Pagi hari Risiko serangan jantung meningkat hingga 40 persen pada pagi hari. Hal ini menurut penelitian tm dari Universitas Harvard, Amerika serikat. Apa alasannya? Saat Anda bangun tidur tubuh mensekresikan adrenalin dan hormon stres lainnya. Hal ini, seperti dilansir dari Prevention, meningkatkan tekanan darah dan membutu-

hkan banyak oksigen. Darah juga lebih tebal dan lebih keras dipompa, karena saat tidur Anda sedikit mengalami dehidrasi. 2. Senin pagi Tak heran kalau bagi sebagian orang Senin pagi merupakan saat-saat paling 'menakutkan'. Bukan hanya harus kembali dengan rutinitas pekerjaan dan meninggalkan akhir pekan, tapi juga ini merupakan saat seseorang juga berisiko tinggi mengalami serangan jantung. Menurut penelitian, pemicunya kemungkinan besar stres dan depresi karena banyak beban pekerjaan yang harus diselesaikan. 3. Setelah makan nikmat Menu santap malam Anda sangat nikmat, seperti steak, cumi-cumi, atau mungkin

kepiting. Makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi membuat darah lebih rentan mengalami penggumpalan dan menghambat kerja jantung. Untuk itu, pastikan posrsi makanan yang Anda konsumsi tidak berlebihan. 4. Setelah olahraga keras Anda pernah mendengar seseorang mengalami serangan jantung bahkan meninggal dunia setelah olahraga keras? Ini memang contoh klasik, waktu berbahaya bagi jantung. Serangan jantung terjadi karena orang tersebut tidak terbiasa dengan olahraga keras atau jarang berolahraga. Ketika melakukan olahraga keras, produksi stres hormon meningkat drastis, tekanan darah juga mengalami hal yang sama. Serangan jantung pun jadi tak terhindarkan. (net)

1 Porsi Makanan Siap Saji Setara Makan 5 Porsi ALIH-ALIH menembus kemacetan, banyak yang lebih suka melipir ke minimarket yang kini banyak bertebaran di penjuru kota, terutama Jakarta. Dudukduduk sembari browsing berita di tablet atau smartphone ditemani segelas minuman bersoda dan sebungkus lasagna yang dipanaskan di microwave. Gaya hidup yang kini mulai menghinggapi kaum urban. Namun, sadarkah Anda kalau menyantap makanan siap saji yang banyak tersedia di konter pendingin di minimarket atau supermarket justru mengorbankan kesehatan Anda? Pasalnya banyak studi yang mengatakan bahwa makanan siap saji tersebut memiliki kadar lemak dan garam yang berlebihan. Kadar lemak jenuh yang terkandung di dalamnya bahkan sangat mengejutkan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Glasgow University, satu porsi makanan siap saji memiliki asupan lemak setara dengan jumlah yang disarankan untuk orang dewasa dalam sehari. Mereka menemukan bahwa beberapa makanan mengandung substansial lebih dari kadar lemak harian (Guideline Daily Amount-GDA) yang

harus dikonsumsi orang dewasa seperti dikutip dari laman Daily Mail. Perlu diketahui bahwa mengkonsumsi makanan siap saji yang mengandung 140 persen GDA sama dengan makan lima porsi, atau lebih dari jumlah normal dalam sehari. Mike Lean, Ketua Penelitian di Jurusan Nutrisi di Glasgow University, mengatakan bahwa makanan siap saji ini sering diberi label makanan "istimewa" atau "terbaik" yang ternyata bisa menyesatkan konsumen. Apalagi banyak konsumen yang menganggap makanan siap saji yang mereka beli adalah makanan yang sehat dibandingkan dengan makanan yang dijajakan oleh penjual kaki lima. Oleh karena itu tidak heran jika mereka mengharapkan manfaat kesehatan karena sudah membeli dengan harga yang lebih tinggi. Karena itu, sudah seharusnya konsumen lebih waspada. Perhatikan label makanan siap saji, perhatikan rincian informasi yang tertera di kemasan seperti nutrisi, lemak, kalori, dan garam. Kalau sakit Anda juga yang harus menanggungnya 'kan? (net)

Rubrik ini Dipersembahkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat

Kemenkes RI: Hanya 7 Provinsi Data SDM Kesehatannya up to date, Provinsi Sulawesi Barat Salah Satunya (Bagian I) OLEH: Zaldy Alqadri, SKM, M.Kes BERDASARKAN surat dari Kementerian Kesehatan RI BPPSDMK No: IR.01.01/ II.1/06556/2012 tanggal 31 Agustus 2012 tentang pengumpulan data PPSDMK di Indonesia Tahun 2012 yang diterima oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat pada tanggal 11 September 2012 dijelaskan bahwa hanya terdapat 7 (tujuh) provinsi atau hanya 20 % dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia telahmelakukan pengkinian (up date) data SDM kesehatan hingga bulan Agustus 2012 dan Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu dari 7 provinsi tersebut. Keberhasilan Provinsi Sulawesi Barat untuk terus melakukan pengkinian data SDM Kesehatan demi tersedianya data yang up to date mengenai persebaran tenaga

kesehatan di provinsi termuda ini, tidak terlepas dari manajemen data SDM kesehatan yang efektif,efisien dan produktif antara pengelola SDM kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dengan pengelola SDM kesehatan/bagian kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Se-Provinsi Sulawesi Barat. Seperti diketahui, ketersedian data SDM kesehatan yang up to date akan memudahkan para Decision Maker di bidang kesehatan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah provinsi/ kabupaten dalam mewujudkan pemeratan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan di berbagai wilayah, terlebih pada wilayah Provinsi Sulawesi Barat yang notabenanya masih tergolong provinsi terbaru di In-

donesia. Oleh karena itu, mempertahankan pelaksanaan manajemen SDM Kesehatan yang efektif,efisien dan produktif antara pengelola SDM kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi dan pengelola SDM kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten di provinsi termuda ini mutlak harus terus di jaga dan harus

terus ditingkatkan baik melalui pertemuan-pertemuan teknis maupun penggunaan sistem informasi berbasis teknologi. Berikut beberapa grafik data SDM kesehatan di Provinsi Sulawesi Barat berdasarkan data terkini bersumber dariProfil Sumber Daya Manusia Kesehatan tahun 2012. (*)

Grafik 2 DistribusiTenagaPerawatdanPerawat Gigi Unit KerjaPuskesmas diKabupaten Se-Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012

Sumber: Profil SDMK Prov. Sulbar tahun 2012 Grafik 3 DistribusiTenagaBidanBerdasarkan Unit KerjaPuskesmas diKabupaten Se-Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012

Grafik 1 DistribusiTenagaMedisBerdasarkan Unit KerjaPuskesmas diKabupatenSe-Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012

Sumber: Profil SDMK Prov. Sulbar tahun 2012 Grafik 4 DistribusiTenagaKesehatanMasyarakatdan Sanitarian Berdasarkan Unit Kerja Puskesmas di Kabupaten Se-Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012

Sumber: Profil SDMK Prov. Sulbar tahun 2012

Sumber: Profil SDMK Prov. Sulbar tahun 2012


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.