RADAR LAMPUNG | Senin, 29 Juni 2009

Page 28

LAMPUNG RAYA

28

SENIN, 29 JUNI 2009

Lambar-Lampura-Waykanan-Tuba

Camat Salahkan Peratin

Pelaku Curanmor Nyaris Tewas Laporan RNN/Yusuf AS Editor: Purna Wirawan KOTABUMI UTARA – Selamet (22), warga Desa Simbaringin, Kota Metro, yang kesehariannya bekerja sebagai cleanning service di SPBU Prokimal, Kotabumi Utara, Lampura, nyaris tewas dihakimi massa sekitar pukul 08.00 WIB Sabtu (27/6). Itu terjadi setelah dirinya terjatuh dari sepeda motor Kawasaki Kaze R BE 6518 AS yang dicuri dari pemiliknya Hebriyanto (35), warga Desa Banjararum, Kotabumi Utara. Motor hasil curiannya itu terbalik di dekat kantor kecamatan Kotabumi Kota. Beruntung pihak kepolisian yang ketika itu sedang berpatroli, langsung mengamankan tersangka dari amukan massa yang semakin beringas. Tersangka berikut BB sepeda motor Kawasaki Kaze R milik korban, digelandang ke Polsek Kotabumi Utara guna pemeriksaan lebih lanjut. Kapolsek Kotabumi Utara Iptu Trisnadi, S.H. mewakili Kapolres Lampura AKBP Budi Wibowo saat ditemui di ruang kerjanya, membenarkan adanya penangkapan tersebut. Ia mengatakan, penangkapan berawal ketika tersangka mencuri sepeda motor milik Hebriyanto yang sedang diparkir di halaman rumah salah satu warga desa Madukorobaru, Kotabumi Utara. Sedangkan, korban saat itu tengah memperbaiki atap rumah warga setempat. Pada waktu tersangka hendak mengambil sepeda

motor dengan cara menggunakan kunci lemari, ia sempat terpergok korban. Mengetahui motornya mau dicuri, korban teriak maling. Dan tersangka langsung kabur membawa sepeda motor korban. Warga yang mengetahui kejadian itu, lanjut Trisnadi, langsung melakukan pengejaran. Sampai di jalan raya Sindangsari Kotabumi, tepatnya di jalan menikung depan kantor kecamatan Kotabumi, sepeda motor yang dikemudikan tersangka terbalik. Kemudian, warga langsung menangkap tersangka dan memukulinya. Untung aksi main hakim sendiri itu dapat terhenti, setelah petugas Polsek Kotabumi Utara yang tengah melakukan patroli mengamankan tersangka. Di tempat terpisah, satu dari empat pelaku pembegalan motor di jalan layang jalinpantim ditangkap Unit Opsnal Kepolisian Resort Tulangbawang (Tuba). Dia adalah Mirganda (24), warga Kampung Tua, Kecamatan Menggala, Tuba. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kini tersangka meringkuk di sel tahanan Mapolres Tuba. Sementara, tiga tersangka lainnya masih dalam pengejaran aparat dari Sat Reskrim Polres Tuba dan Reskrim Polsek Menggala. Kaur Bin Ops Polres Tuba Iptu Darsadi mendampingi Kapolres Tuba AKBP Benny Ali, S.I.K., S.H. mengatakan, korbannya adalah Sihana (34), warga Rumbia, Lampung Tengah, dibegal oleh kawanan ini Selasa (23/6) sekitar Pukul 13.00 WIB tepat di atas jembatan tersebut. (*)

Laporan Wartawan RNN Editor: Purna Wirawan

FOTO RNN

TERENDAM: Hujan deras kemarin petang mengakibatkan ruas Jalan Radin Intan di lingkungan Sukamenanti, Kelurahan Pasarliwa, Balikbukit, Lampung Barat, terendam air setinggi lulut orang dewasa. Ini terjadi akibat buruknya drainase jalan protokol tersebut.

Masalah Tapal Batas Berlanjut Warga Dua Pekon Sepakat Bentuk Tim Laporan Wartawan RNN Editor: Purna Wirawan

FOTO YUSUF A.S.

BUKA-TUTUP: Antrean panjang kendaraan terjadi di jalan lintas pantai timur (jalinpantim) Tuba. Ini disebabkan petugas terpaksa memberlakukan jalur buka-tutup pada ruas jalan yang mengalami rusak parah.

Ditinggal, Rumah Habis Terbakar Laporan Yusuf AS Editor Purna Wirawan MENGGALA - Rumah milik Ny. Uning (65), Warga Rk6 Kampung Bujukagung, Kecamatan Banjarmargo, Tulangbawang, sekitar pukul 22.00 WIB Sabtu (27/ 6) habis dilahap si jago merah. Sementara, rumah Munzir (45), tetangga korban, hanya rusak pada dinding. Akibat peristiwa itu tidak ada satu pun barang-barang milik korban yang berhasil diselamatkan. Berdasarkan data yang dihimpun Radar Lampung dari warga se-

tempat, Heri (40), api mulai membesar sekitar pukul 21.30 WIB. Pertama, api membakar rumah milik Ny. Uning. Kemudian, api membesar langsung meratakan rumah yang terbuat dari papan tersebut. Ketika kejadian tidak ada satu orang pun di rumah, karena sedang berada di rumah tetangganya. Masyarakat yang melihat kejadian itu langsung membantu memadamkan api. Tapi, karena hembusan angin sangat kencang api sulit dipadamkan. Dugaan sementara, kobaran api berasal dari hubungan arus pendek. (*)

SUKAU – Masalah pemindahan tapal batas kawasan hutan Register 43-B Kecamatan Sukau, Lampung Barat, berlanjut. Warga Pekon Buainyerupa dan Tanjungsetia, kecamatan setempat, yang merasa dirugikan atas pemindahan tapal batas itu, Jumat (26/6) langsung menggelar musyawarah. Hasilnya, warga kedua pekon itu sepakat membentuk tim guna mencari bukti-bukti soal pemindahan tapal batas tersebut. Tim itu diketuai Cecep dan sekretaris Hasalan. Sedangkan, sebagai tim pendamping lima

caleg yang terpilih untuk periode 2009-2014. Mereka adalah Jadin, Buyung Suhaili, Heri Gunawan, Rusman, dan Zeplin Erizal. ’’Dalam masalah ini, kami tidak menentang pemerintah. Tapi, kami hanya meminta kejelasan masalah tapal batas yang dipindahkan dan masuk ke perkebunan dan sawah warga,” kata Peratin Buainyerupa Patroni kepada Radar Lambar (grup Radar Lampung) kemarin. Dijelaskan, warga resah akibat pemindahan tapal batas itu sudah lama terjadi. Tetapi, belum ada solusi dari pemkab. ’’Kita hanya meminta kejelasan, bukan untuk adu argumen ataupun menentang pemerintah. Sebab, batas yang ada sekarang sudah masuk tanah warga lebih kurang 250 meter dari batas yang dulu,” ujarnya. Selain dihantui rasa takut, lanjut Patroni, warga juga mulai merasa waswas saat menebang tanaman kayu yang ada di kebun

mereka. ’’Walaupun kayu itu ditanam dan ada dalam kebun warga, kalau batas kawasan tidak jelas, bisa-bisa akan menjadi bumerang,” tukasnya. Selain itu, Patroni juga meminta Kepala Dinas Kehutanan dan Pengelola Sumber Daya Alam (Dishut dan PSDA) Ir. Warsito secepatnya mencarikan solusi atas masalah ini. Itu penting agar keresahan warga selama ini terjawab dan tanpa ragu-ragu lagi mengurus kebun maupun sawah mereka yang masuk tapal batas hutan kawasan. Sekadar diketahui, keresahan warga Pekon Buainyerupa dan Pekon Sukaraja ini sudah berlangsung sejak lama. Yakni, sejak tapal batas di Register 43B dipindah dan masuk dalam kebun dan sawah warga di dua pekon tersebut lebih kurang sejauh 250 m. Pemindahan patok atau tapal batas itu sendiri dilakukan Sub-Balai Tata Hutan (SBTH) Provinsi Lampung. (*)

Dikeroyok, Pegawai Kecamatan Babak Belur Laporan Hermansyah Editor: Purna Wirawan PAKUONRATU – Pimpinan kelompok tani pengelola lahan di kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) Register 46 Pakuonratu, Waykanan, Fery Saputra (37) babak belur dikeroyok lima anggotanya sekitar pukul 11.00 WIB Sabtu (27/6). Kini, salah satu pelaku bernama Heriyadi (26) sudah tertangkap. Sedangkan empat rekannya masih dalam pengejaran petugas. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun wartawan koran ini, pengeroyokan berawal dari upaya korban yang juga salah seorang pegawai kecamatan di Kabupaten Lampung Utara (Lampura) ini

menasihati kelima anggotanya. Kronologisnya, Fery Saputra, warga Desa Sukadana Udik, Kecamatan Bungamayang, Lampura, ini mengetahui niat lima rekannya yang ingin mengelola lahan tumpang sari lebih luas lagi dari kelompok yang lain. Khawatir menyalahi, korban yang merasa sebagai pengurus kelompok menasihati kelima anggotanya itu. Sebab sesuai kesepakatan dengan pihak HTI dan anggota kelompok lain, tanah yang dikelola secara bersama-sama luasnya harus sama. Tapi, nasihat tersebut ternyata membuat Heriyadi cs berang dan langsung memukuli korban secara beramai-ramai dan mengancamnya dengan arit. Kasus ini kemudian dilaporkan korban kepada pihak kepolisian pada sore harinya sekitar pukul 18.00 WIB.

Kapolsek Pakuonratu Iptu Dwi Santosa mendampingi Kapolres Waykanan AKBP Lukas A.A., S.I.K., M.H. saat dikonfirmasi membenarkan aksi pengoroyokan itu. ’’Bahkan begitu mendapat laporan petugas, kami langsung melakukan pengejaran terhadap kelima pelaku,” ujar Dwi Santosa. Karena para pelaku rekan sekampung korban, petugas langsung melakukan pengejaran ke Bungamayang. Hasilnya sekitar pukul 02.00 WIB Minggu (28/ 6), petugas berhasil menangkap Heriyadi, warga Desa Tulangbawang Baru, Kecamatan Bungamayang. Namun sayang, keempat rekannya yang lain berhasil kabur. ’’Tapi, identitas mereka telah kami kantongi dan sekarang dalam pengejaran petugas,” pungkas Dwi. (*)

BALIKBUKIT – Imbauan Pemkab Lampung Barat melalui bagian ekonomi dan pembangunan (ekbang) agar para camat di kabupaten ini segera mengumpulkan data calon penerima program konversi minyak tanah ke elpiji langsung direspons. Tapi, para pimpinan kecamatan ini, tampaknya, tidak mau begitu saja disalahkan atas lambatnya pengumpulan data tersebut. Beberapa camat menyebutkan bahwa sebenarnya mereka sudah lebih dahulu mengirimkan surat imbauan kepada peratin dan lurah. Tapi, imbauan itu belum juga ditindaklanjuti. Seperti diungkapkan Camat Waytenong Yedi Ruhyadi, S.P. ’’Saya sebenarnya sudah mengirimkan surat imbauan kepada 15 peratin dan satu lurah yang ada di kecamatan ini supaya segera mengumpulkan data calon penerima program dari pemerintah pusat itu. Mungkin karena ada kendala, belum semua data masuk ke kita,” katanya kepada Radar Lambar (grup Radar Lampung) kemarin. Meski demikian, dia mengaku sudah memberikan deadline (batas waktu) kepada para peratin dan lurah itu untuk mengumpulkan data tersebut paling lambat Selasa (30/6). Karena itu, mudah-mudahan data calon penerima konversi minyak tanah ke elpiji dapat segera disampaikan ke bagian ekbang. ’’Jika sampai batas waktu itu masih ada pekon yang belum mengajukan data dimaksud, pekon tersebut tidak akan mendapatkan konversi minyak tanah ke elpiji,” ancamnya. Dilanjutkan Yedi, pihaknya sangat mendukung adanya program pemerintah ini. Selain bisa membantu masyarakat, juga bermanfaat bagi warga, terutama para pedagang makanan seperti penjual bakso dan gorengan. Ungkapan senada disampaikan Camat Pesisir Selatan Syamsu Hilal, S.Sos. Menurutnya, saat dikonfirmasi secara terpisah, pihaknya berencana mengumpulkan data calon penerima raskin itu secepatnya. ’’Data dari peratin yang ada di Kecamatan Pesisir Selatan ini telah lengkap. Karenanya, mudah-mudahan besok (hari ini) data itu sudah bisa dikirim ke bagian ekbang,” jelasnya. Dia berharap pendistribusian program konversi minyak tanah ke elpiji itu sesuai prosedur sehingga benarbenar bermanfaat bagi penerimanya. Diberitakan sebelumnya, dari 17 kecamatan di Lambar, ternyata baru enam yang telah mengumpulkan data calon penerima program tersebut. Keenam kecamatan itu yakni Kecamatan Balikbukit sebanyak 507 RTS, Karyapenggawa 267 RTS, Bengkunat 130 RTS, Gedungsurian 213 RTS, Sukau 101 RTS, dan Ngambur 385 RTS. Sementara kecamatan lainnya belum, yakni Kecamatan Sumberjaya, Waytenong, Sekincau, Belalau, Batubrak, Pesisir Tengah, Pesisir Selatan, Lemong, Bengkunatbelimbing, Suoh, dan Pesisir Utara. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.