Pontianak Post

Page 11

Pontianak Post

l

Sabtu 23 April 2011

metropolitan

Kematian Ibu Masih Tinggi

PKS

Tunggu Kritik Media

+

DPD PKS Kota Pontianak kepengurusan terpilih menggelar silaturahmi bersama para jurnalis Kota Pontianak, Sabtu lalu. Ramah tamah pengurus baru tersebut adalah bentuk komitmen PKS yang menganggap keberadaan para wartawan sebagai mitra kerja dalam menjabarkan setiap kebijakan maupun program yang ada. Ketua DPD PKS Kota Pontianak, M Arif mengangap penting keberadaan para rekan wartawan, terutama dalam mengekspos program PKS. Terutama yang berkenaan dengan keberadaan masyarakat umum. “Inilah mengapa kita ingin berkomitmen menjaga hubungan baik dengan para wartawan ini,” kata M Arief. M. Arif mengatakan banyak program PKS yang akan melibatkan media, maka itu PKS bersama pengurus baru ini ingin menjawab hal-hal yang berkenaan dengan isu-isu sentral di Kota Pontianak dan Kalbar pada umumnya. “Banyak isu-isu sentra yang ada, kita pun butuh untuk melihat kenyataan itu, terutama isu-isu yang berkenaan dengan masyarakat sehingga ada solusi yang bisa meringankan masyarakat Kota Pontianak,” ujarnya. PKS katanya akan berupaya memenuhi keinginan masyarakat tersebut, pihaknya pun akan menerima semua kritik membangun dan saran dari masyarakat hingga dari awak media. “Kita akan menerima semua kritikan tersebut, bahkan kita tunggu kritik media tentang kita, apapun itu karena itu semua untuk perbaikan yang akan datang. Media juga kita harapkan terus memberikan kritik dan saran membangun kepada kita, karena peran media sangat penting untuk hal itu,” ujarnya. (tin)

Banyak isu-isu sentra yang ada, kita pun butuh untuk melihat kenyataan itu, terutama isu-isu yang berkenaan dengan masyarakat sehingga ada solusi yang bisa meringankan masyarakat Kota Pontianak M Arif

Ketua DPD PKS Pontianak

+

11

Pendidikan Perempuan Tertinggal

HARYADI / PONTIANAK POST

MULSA PLASTIK: Terlihat seorang petani cabe yang ada di Daerah Rasau Jaya kemarin(23/4),sedang bercocok tanam dengan teknik mulsa plastik, hal ini ternyata memiliki nilai ekonomis dan mengantisipasi apabila terjadinya kondisi hujan yang berlebihan yang akan menganggu produktivitas tanaman.

2011, TNI Revitalisasi KB pada 12.589 Sasaran PONTIANAK—Komandan Korem 121/ABW, Kolonel Inf Toto Rianto S mengatakan pihaknya menargetkan sasaran program percepatan revitalisasi program keluarga berencana sebanyak 12.589 orang pada tahun ini . Program tersebut kerjasama TNI AD dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Kalimantan Barat. ”Ada kesepakatan Kepala BKKBN pusat dengan Panglima TNI,” kata Toto belum lama ini. Program keluarga berencana merupakan kebijaksanaan pemerintah. Sebagai TNI, bertugas untuk mengamankan kebijaksanaan yang berkaitan dengan pengendalian penduduk tersebut. ”Jika tidak dikendalikan, berdampak pada berbagai aspek kehidupan,” katanya. Sasaran kegiatan pelayanan KB pada program percepatan re-

vitalisasi program KB kerjasama BKKBN-TNI pada 2011 melibatkan seluruh Kodim. Pada Kodim 1201, sasaran pada Kabupaten Pontianak sebanyak 717 orang, Landak 1.002 orang, dan Kubu Raya 1.683 orang. Pada Kodim 1202, sasaran pada Kota Singkawang 805 orang, Sambas 1.106 orang, dan Bengkayang 626 orang. Di wilayah kerja Kodim 1203, sasaran pada Kabupaten Ketapang 1.189 orang dan Kayong Utara 337 orang. Di Kodim 1204, sasaran pada Kabupaten Sekadau 411 orang, dan Sanggau 680 orang. Pada Kodim 1205 di Sintang sebanyak 873 orang dan Melawi 855 orang. Pada wilayah Kodim 1205 di Kapuas Hulu terdapat sasaran sebanyak 719 orang, dan 1.586 orang untuk wilayah kerja Kodim 1207 di Kota Pontianak. Sasaran ini untuk penggunaan seluruh alat kontrasepsi, mulai IUD, MOW, MOP,

implan, dan suntik. Toto mengungkapkan pihaknya menyiapkan semua Babinsa untuk membantu pelaksanaan program keluarga berencana. Hanya saja, ada beberapa kendala yang dihadapi TNI berkaitan dengan pemahaman petugas yang diturunkan untuk menyampaikan program tersebut kepada masyarakat. ”Kadang-kadang petugas yang disiapkan anaknya empat sehingga tidak bisa memberikan panutan. Tapi setahun ini akan lebih selektif pilih petugas yang bisa menjadi teladan,” ujar Toto. Seluruh anggota TNI juga harus belajar menyiapkan keluarga berencana sejak dini. Saat ini, kata Toto, penghasilan tentara cukup baik. ”Tetapi lebih baik lagi jika keluarga direncanakan dengan baik, cukup dua anak sehingga bisa lebih sejahtera,” katanya. (uni)

PONTIANAK--Angka kematian ibu hamil di Kalbar masih tinggi mencapai angka 38 persen. Ini tentunya lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian nasional 34 persen. Untuk itu, dalam memperingati hari kartini berapa hari lalu, kaum perempuan di Kalbar, mulai dari aktivis perempuan hingga jurnalis perempuan berkumpul untuk memberikanpencerahanuntuk kaum perempuan, khususnya di Kalbar. Di salah satu restoran Jalan A. Yani berkumpul perempuanperempuan muda Kalbar. Meski ruangan sempit, mereka yang terdiri dari perwakilan DPD Kalbar Hairiah, aktivis-aktivis perempuan seperti Yayuk, Patmi Chandramidi dari KPA serta jurnalis-jurnalis perempuan. Ada beberapa yang dibicarakan dalam kesempatan itu, diantaranya ialah seperti masih lemahnya pendidikan untuk kaum perempuan sehingga kadang menjerat menjadi pekerja sexsual. Begitu juga masih banyaknya anak jalanan perempuan yang pastinya tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Belum lagi dari segi moral, anak perempuan masih menjadi objek pelecehan seksual. Dimana pendidikan yang rendah menjadikan anak perempuan tumbuh memprihatinkan, sehingga megadaikan diri kemudian menjadi aktvitas kehidupan. Padahal untuk membangun suatu bangsa, moral juga harusnya menjadi prioritas utama. “Semoga kualitas hidup anak perempuan menjadi

lebih baik lagi. APBN untuk pembangunan sangat besar, itu bisa dimanfaatkan untuk pengembangan anak, terutama juga untuk anak perempuan,” kata Yayuk. Salah satu jurnalis perempuan Kalbar, Wati Susilawati mengatakan masih tingginya angka pelecehan seksual di Kalbar karena factor pendidikan yang rendah. Bahkan Wati mengaku di komplek lokasi tempat tinggallnya sekitar 60 persen anak, khususnya perempuan mengenyam pendidikan rendah. Tentu saja, hal itu berdampak kepada pernikahan dini. Yang paling mengejutkan lagi, dari rembuk tersebut, dari aktivis perempuan yang juga aktif di KPA Padmi J. Chendramidimengungkapkanuntuk kasus HIV AIDS, dalam penangannannya seperti program Pengobatan Preventif Berkala (PBB) perempuan juga menjadi salah satu penyebar. Padahal populasi yang beresiko tinggi, bukan hanya dari pekerja sek komersil, khususnya kaum perempuan. “Wanita komersial menjadi factor resiko tinggi, padahal yang beresiko tinggi bisa karena napza suntik serta berkembangnya gay dan waria yang pesat juga bisa menjadi factor,” kata Patmi. Menanggapi beberapa hal tentang kaum perempuan yang ada di Kalbar perwakilan DPD Kalbar, Hairiah mengatakan dari beberapa masukan dari perempuan Kalbar tersebut, akan ditampung dan akan disampaikan ke pusat. Sehingga dari beberapa masalah kaum perempuan di Kalbar menjadi prioritas. “Saya prihatin. Meski kartini sudah berusaha memperjuangkan kaum perempuan. Tetap saja perempuan masih tertinggal,” kata Hairiah. (tin)

+

+

cmyk


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.