Pontianak Post

Page 18

PINYUH - NGABANG

18 KKSS

Jangan Golput PENGURUS Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kabupaten Mempawah, melaksanakan acara halal bihalal di Aula Wisma ABM Sui Pinyuh. Kegiatan itu dalam rangka mempererat tali silaturrahim, sesama warga asal Pulau Sulawisi itu. Acara tersebut dihadiri langsung Wakil Bupati Pontianak, Rubijanto, Setda Kabupaten Pontianak, Gusti Ramlana, Ketua KKSS Kabupaten Pontianak, Daeng Sarifuddin, Wakil Ketua DPRD, HM Amin H Aminin, Camat Sungai Pinyuh, Syamsul Rizal, tokoh dan warga KKSS. Dewan Penasehat KKSS Drs H Rubijanto yang juga Wakil Bupati mengajak seluruh warga KKSS untuk menyukseskan pelaksanaan Pilgub Kalbar 20 September besok “Pilihlah calon yang terbaik, jangan Golput. Sebagai masyarakat, mari kita mendukung perhelatan agar dapat mendukung program gubenur terpilih, walaupun pilihan kita nantinya bukan menjadi calon yang terpilih,” ujarnya. Sementara itu Drs H Daeng Syarifuddin Ketua KKSS Kabupaten Mempawah menilai, halal bihalal dilaksanakan untuk mempererat tali silaturrahmi sesama warga KKSS yang ada didaerah ini. “Tujuan utamanya halal bihalal untuk lebih mempererat silaturrahmi sesama warga KKSS, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam rangka mendukung pembangunan daerah,” kata dia. Menyinnggung Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, mantan Plt sekda itu juga mengajak seluruh warga KKSS menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani, serta tidak menjadi golongan putih (Golput). “Gunakanlah hak suara dengan baik. Pilihan boleh beda, dan ketentraman dan kedamaian mutlak dijaga, perbedaan sah-sah saja tapi jangan sampai memutuskan tali silaturrahmi serta tidak golput,”sarannya. (ham)

Pontianak Post

Rabu

19 September 2012

Sawah Jadi Lahan Sawit

HAMDAN/PONTIANAKPOST

PUSTAKA: Wabup Rubijanto bersama Ketua TP PKK Ny Erlina RN dan Kakan Perpusda Ny Yoana bersama anakanak. Mereka mengimbau agar anak rajin ke perpustakaan daerah.

Permendagri Atur Hibah dan Bansos MEMPAWAH- Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No 32 tahun 2011 tentang tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sudah tidak bisa lagi diberikan secara instan. “Hibah dan bantuan sosial kini tidak bisa lagi diberikan begitu ada permohonan maupun permintaan. Prosesnya harus melalui serangkaian sesuai mekanisme yang diatur, baik untuk rumah ibadah, pondok pesantren, ormas, dan lain-lain,” jelaskan Ria Norsan Bupati Mempawah pada acara halal bihalal dan syukuran ulang tahun Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI). Dengan adanya peraturan baru itu, maka proposal harus masuk dulu agar bisadiproses.Setelahdinilaimemenuhi

syarat dan krateria, baru bias dibantu. “Dulu, begitu proposal maupun permohonan masuk dan diajukan ke Pemerintah kabupaten bisa langsung dapat duit,” ujar Norsan. Kini, harus dirincikan setahun dalam bentuk kegiatan apa saja yang dibuat dalam proposal agar bisa tercover dalam APBD. Kita maklumi, organisasi tidak mungkin bisa berjalan baik tanpa dukungan dana. Terkait Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 itu Bupati mengaku perlu mensosialisasikan aturan pemerintah pusat, agar tidak ada kesalahpahaman masyarakat kepada pemkab. “Jangan sampai salah menanggapi dan menafsirkan. Alasan Pemkab erintah tidak membantu. Kalau melanggar aturan ini, akan susah dan bisa-bisa berhubungan dengan hukum lantaran dinilai karena hal ini akan dianggap

melanggar hokum aturan yang ada,” sebutnya. Mmunculnya Permendagri Nomor 32 Tahun 2011, dilatar belakangi beberapa hal, yakni belum adanya aturan yang jelas dan tegas terhadap penyaluran belanja hibah dan bansos di daerah. Adanya variasi besaran belanja hibah dan bansos antara daerah satu dengan daerah lainnya. Hasil kajian dan rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan adanya permasalahan hukum terkait hibah dan bansos. “Melalui Permendagri Nomor 32 Tahun 2011, diharapkan akan tercipta tertib administrasi dalam penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial,” tegasnya. (ham)

NGABANG—Perubahan fungsi lahan yang terjadi akhir -akhir ini ternyata sudah cukup mengkuatirkan banyak pihak. Lahan sawah yang dulunya cukup produktif ternyata saat ini sudah berubah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit sehingga dengan adanya perubahan tersebut secara otomatis mengurangi daerah potensial produksi pertanian khususnya tanaman pangan. HaltersebutdikatakanolehJasmin salah satu tokoh masyarakat Jelimpo. Menurutnya, selain memberi dampak secara langsung terhadap perkembagan lahan potensi juga mempengaruhi daya produktivitas padi yang ada. “Inikan memang proses perkembangan jadi kalau memang untuk pembangunan itu mestinya ada yang di korbankan, “ kata Jasmin. Menurutnya, perlu juga di sadari bahwa perubahan tersebut juga memberikan efek terhadap perkembangan di sektor tanaman pangan khususnya padi. Ia bertanya mungkin sudah saatnya di pikirkan bersama tentang perubahan tersebut yang artinya kalaupun akan menanam kelapa sawit semestinya lahan sawah dapat di pertahankan. “Kita berharap kalau untuk lahan sawah itu harus di pertahankan artinya kalau kita mau menabam kelapa sawit ya pilihlah lahan yang lain kalau lahan sawah, inikan dapat kita kelola setiap musim tanam, “ harapnya. Ditempat berbeda, Yohanes salah satu warga Dusun Tebing Tinggi Sidas Kecamatan Sengah Tamila juga berpendapat bahwa peralihan fungsi lahan ini seharusnya dapat di cegah karena lama kelamaan lahan pertanian khususnya sawah akan semakin

berkurang dan menyebabkan produksi padi di Kabupaten Landak akan berkurang. “Memang kalau di lihat realita ini tidak bisa kita larang karenakan itu hak yang memiliki lahan artinya maunya bagaimana itu tergantung dari si pemilik lahan tetapikan yang kita harapkan ada peran serta dari masyarakat dalam menyukseskan program ketahanan pangan daerah, “ ungkapnya. Oleh karena itu seraya mengharapkan agar dukungan dari masyarakat terhadap upaya ketahanan pangan yang sedang di galakan oleh pemerintah daerah. Ia juga menyatakan, tingkat produksi padi di daerah ini tidak memenuhi target yang di tetapkan tentu yang kesulitan juga masyarakat. Tetapi kalau produksi padi didaerah Kabupaten dapat memenuhi target dan surplus maka kesejahteraan akan dapat di capai bukan hanya daerah tetapi juga masyarakat. “Intinya kalau lahan sawah yang kita miliki masih memiliki potensi kapan saja kita olahkan bisa tetapi kalau memang lahan tersebutsudahberubahfungsijadi perkebunan,apalagiyangakankita harapkan,dan ini semuakan perlu langkah antisifasi, “ ujarnya. Untuk itu dalam mengantisifasi kondisi ini di harapkan agar semua kalangan dapat menpertahankan kawasan lahan yang memiliki potensi khususnya sawah kalau bisa jangan sampai dialihfungsikan menjadi lahan kebun kelapa sawit. Kalaupun ada lebih baik garap lahan yang lain yang artinya bukan persawahan sehingga kedepan akan dapat memberiman keuntungan ganda yang otomatis akan mendukug peningkatan pendapatanmasyarakatitusendiri. (wan)

Imbau Ortu Bawa Anak ke Perpusda MEMPAWAH- Sebagai momentum peringatan hari kunjung perpustakaan yang jatuh pada 14 September dan sebagai wujud pencanangan bulan gemar membaca. Merupakan pelaksanaan program peningkatan minat dan budaya

baca yang dituangkan dalam bentuk lomba, sebagai upaya peningkatanminatbacadanbudayabaca bagiseluruhkalangan masyarakat ke perpustakaan. Selain untuk mengenalkan dan mendekatkan fungsi perpustakaan daerah kepada

anak-anak usia dini sehingga diharapkan dapat tercipta motivasi dan minat baca untuk rajin berjunjung ke perpustakaan. Demikian dikatakan Johana Sari Marginai S.Sos Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah usai pembukaan lomba

mewarna anak-anak TK sederajat kepada koran ini.Dijelaskan, kalau tujuan lomba mewarna itu sebagaiupayamengembangkan kreatifitas, imajinasi anak serta menyalurkan bakat seni anak. Selain melatih kemandirian anak dan tanggungjawab dalam mengerjakan sesuatu. “Sejak dini anak usia dini itu coba diberikan tanggungjawab. Mewarna gambar yang sudah ada sketsanya,” kata istri almarhum Drs H Sujoko M.Si itu.Diakui, kalau pihaknyasejak11Junihingga12Juli lalu mengadakan lomba penilaian perpustakaan desa/kelurahan se Kabupaten Mempawah. Hasilnya kata ibu berputra

tunggal itu Perpustakaan Desa Sejegi Mempawah Timur keluar sebagai juara pertama. “Tahun ini, Desa Mendalok Kecamatan Sui Kunyit dan Desa Parit Bugis ditetapkan sebagai juara terbaik kedua dan terbaik tiga pada lomba penilaian perpustakaan desa/Kelurhan se Kalbar,” terangnya. Menurut dia tahun 2013 pihaknya akan kembali mengadakan lomba yang lebih bervariasi, yakni pemilihan pemustaka Teladan dpada Perpusda, perpustakaan keliling dan rumah baca Sui Pinyuh, lomba berceritta bagi SD yang merupakan program rutin dari perpusnas/program. (ham)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.