Pontianak Post

Page 8

KALBAR

8

Pontianak Post Rabu, 10 Desember 2008

TOKOH Operasi PETI Terus Berlanjut POLRES Sintang terus melakukan penertiban Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) baik di sungai dan darat yang ada di daerah ini sampai bersih. Pasalnya, penertiban Illegal Mining ini sudah menjadi atensi atau perhatian Kapolri. ”Penertiban Illegal Mining sesuai dengan instruksi pimpinan kami, pak Kapolri ada sembilan Atensi atau perhatian Polri. Salah satunya kegiatan PETI,” jelas Kapolres Sintang AKBP Budi Yuwono. Menurut Budi, di wilayah Budi Yuwono Sintang hingga kini masih ada kegiatan pertambangan tanpa izin. Ini dilakukan masyarakat baik di darat maupun di Sungai. ”Pekan ini kami telah mengamankan mesin jek yang digunakan menambang emas di Sungai Jemelak. 25 pekerja beserta pemilik hasil Operasi Polres Sintang di Sungai Jemelak telah diamankan,” tegas Kapolres. Sebelumnya, lanjut Budi, Polres Sintang telah melakukan sosialisasi terhadap bahaya pertambangan tanpa izin ini. Bahkan, tambah Budi, berkenaan pencemaran Merkuri pada air sungai Kapuas diambang menghawatirkan. ”Untuk peredaran Merkuri di Sintang kami akan koordinasikan ke Disperindag. Sebab telah ada aturan gubernur mengenai tata niaga Merkuri,” imbuhnya. Dapat dipastikan, ujar Budi, hadirnya merkuri dari Pontianak. Nmun pihaknya masih akan melakukan penyelidikan sehingga dapat menghambat perkembangan PETI di Sintang. ”Masyarakat diminta untuk tidak bekerja menambang emas secara ilegal, jika masih melakukan tetap akan kami tindak tegas sesuai ketentuan berlaku,” imbau Kapolres.(far)

LINTAS TIMUR BOS, Cegah Putus Sekolah DIGULIRKANNYA program bantuan operasional sekolah (BOS) dalam rangka membantu meringankan anak didik dari biaya pendidikan. Keberadaan BOS ini diharapkan dapat membantu dalam pelayananan pendidikan bagi segenap masyarakat Indonesia dalam rangka menukseskan Wajib Belajar (Wajar) 9 tahun. “Dalam rangka percepatan penuntasan wajib belajar dan amanat undang-undang, maka pemerintah tetap harus melanjutkan program BOS bagi SD/Mi,SDLB dan SLTP sederajad baik yang statusnya negeri maupun swasta, serta pesantren ataupun sekolah non Islam yang menyelenggarakan Wajar 9 tahun,” ujar Chairuddin pemerhati pendidikan. Menurutnya, agar pelaksanaan BOS dapat terlaksana dengan baik dan masyarakat dapat memahami keberadaan program BOS tersebut, perlu adanya sosialisasi secara rutin dan menyeluruh. Sehingga dalam implementasinya nanti tercipta kesepahaman dan persamaan persepsi. “Tentunya tidak boleh menyimpang dari aturan yang berlaku baik juklak (petunjuk pelaksanaan) maupun juknis (petunjuk teknis) yang ada,” ujarnya mengingatkan. (An)

Gawat! Tujuh Jembatan Rusak Berat ANTO WINARNO/KAPUAS POST

JANGAN TUNGGU LAGI: Salah satu ruas jalan di Kabupaten Sanggau yang mengalami kerusakan.

Banyak Jalan Rusak di Sanggau

Pemerintah Tak Mampu Ngurus Jalan? SANGGAU–Hampir sebagian besar ruas jalan di Kabupaten Sanggau kondisinya sudah rusak. Dibutuhkan dana yang cukup besar untuk perbaikan. Mengingat kerusakannya hampir menyeluruh di semua klasifikasi jalan. Panjang jalan yang dimiliki Kabupaten Sanggau yakni 1.314,59 kilometer, sebagian besarnya alami kerusakan. Terdiri dari klasifikasi jalan negara sepanjang 352,95 kilometer, jalan provinsi sepanjang 94,29 kilometer dan jalan kabupaten sepanjang 867,34 kilometer. Ruas – ruas jalan tersebut menyebar di seluruh wilayah hukum Kabupaten Sanggau. Hingga tahun 2007 lalu, kondisi jalan negara yang dikategorikan masih baik hanya sepanjang 175,86 kilometer dan yang kondisinya telah mengalami kerusakan sepanjang 78,38 kilometer. Selanjutnya untuk jalan provinsi, kondisinya tidak ada lagi yang

baik dan yang telah mengalami kerusakan sepanjang 47,04 kilometer, sisanya kondisinya menuju kerusakan. Sedangkan untuk jalan kabupaten yang kondisinya dilaporkan masih baik sepanjang 80,50 kilometer dan yang telah mengalami kerusakan sepanjang 409,05 kilometer. Khusus jalan provinsi dan jalan negara, bukan menjadi kewenangan Pemkab Sanggau. Ini menjadi tanggung jawab Pemprov Kalbar dan pemerintah pusat. Pemkab Sanggau hanya bertanggung jawab terhadap jalan kabupaten. Sedangkan untuk jalan provinsi dan jalan negara pemerintah kabupaten terlibat hanya dalam situasi tertentu, seperti perawatan dalam situasi krusial/kasuistis. Sebenarnya, masalah kondisi jalan ini juga berdampak langsung kepada kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Banyak potensi kekayaan daerah yang

belum dapat dimanfaatkan secara optimal dan keterisoliran daerah akibat tidak genahnya kondisi jalan. Untuk keluar dari persoalan itu, memang bukan hanya membutuhkan dana yang besar, namun juga pemikiran yang mantap dan berkesinambungan melalui dukungan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam hal memperbaiki kerusakan jalan provinsi dan jalan negara di Kabupaten Sanggau. “Untuk melakukan perbaikan ruas jalan yang rusak, seharusnya tak perlu memperdebatkan status jalannya. Jika kita disibukkan bergunjing masalah klasifikasi jalan, akibatnya banyak jalan rusak yang tak tertangani dan terabaikan. Karena masyarakat hanya membutuhkan perbaikan jalan,” ujar Drs Supardi, Ketua Komisi B DPRD Sanggau ketika diminta komentarnya belum lama ini.(An)

SINTANG-Sedikitnya tujuh jembatan di Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang rusak berat. Jika tak segera diperbaiki, tidak menutup kemungkinan aktivitas menuju kecamatan bisa terhambat. “Kita berharap agar kerusakan jembatan segera diperbaiki,” pinta Camat Kayan Hilir Ulidal Mohtar, (9/12) kemarin. Lokasi jembatan yang rusak itu disebutkannya, di Desa Paoh, Nangan Tikan dan Priang masingmasing satu jembatan. Desa Kelangau dan Nanga Mau masing-masing dua jembatan. “Jadi ada 7 jembatan yang rusak berat untuk saat ini,” beber camat ini. Dia minta, pihak terkait cepat meresponi adanya kerusakkan jembatan yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat khususnya di Kayan Hilir. Menurutnya badan jembatan dibangun sudah cukup lama, dan menggunakan bahan kayu sehingga ketahanannya cukup terbatas. Perawatan dari pihak terkait juga sangat minim. Sementara kondisi jembatan sudah sangat memprihatinkan. “Selain dimakan usia, perawatan jembatan juga kurang maka semakin parahlah kondisinya,” tutur camat. Pria murah senyum ini tidak menyalahkan siapa-siapa. Namun katanya ini menjadi tanggung jawab bersama selaku aparatur pemerintah melayani masyarakat. Artinya, sam-

bung dia, untuk tahun anggaran kedepan kiranya dapat diperjuangkan agar keluhan rakyat akan jembatan ini dapat diatasi dan direalisasikan. “Semoga jembatan ini dapat direspon pihak terkait,” harap camat. Ulidal Mohtar menambahkan, mata pencaharian penduduk setempat masih bergantung pada karet lokal dan unggul. Sedangkan bidang perkebunan lainnya adalah kelapa sawit. “Karet dan sawit cukup primadona, dari itu kami mendukung program pengembangan peningkatan ekonomi rakyat melalui tanaman karet dan sawit. Pemkab Sintang harus fokus akan program pengembangan ini. Kepedulian terhadap kaum kecil yang notabenenya di pedalaman menjadi perhatian khusus. Semoga jembatan itu menjadi perhatian bersama,”tukasnya. Bupati Sintang Milton Crosby melalui Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi (Inforkom) Setda Sintang Henry Harahap mengemukan pemerintah akan memberikan perhatian terhadap kerusakan jembatan yang ada di Kayan Hilir. “Saat berkunjung ke Tebidah baru-baru ini pak Bupati didampingi pimpro sudah langsung meninjaunya. Rencana akan masuk dalam anggaran tahun 2009 nanti,” terang Henry. Jalan dan jembatan, lanjut dia, merupakan program yang menjadi perhatian pemerintah kabupaten.(far)

Karsono Petani Sayur yang Sukses di Sintang

Panennya Belum Mencukupi Permintaan Pasar Kebutuhan sayur mayur di Sintang cukup tinggi. Minat masyarakat akan sayur lokal membuat para petani kewalahan, sehingga pasokan sayur mayur didatangkan dari luar yakni Singkawang dan Pontianak. Karsono, salah satu petani sayur asal Sintang yang sukses pun tak sanggup memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi di Sintang.

Syafarman,Sintang PRIA kelahiran Jawa Timur tahun 1967 ini menggeluti pekerjaannnya sejak masih membujang. Pola tanam sayur pertama kali dimulainya di daerah Palembang pada tahun 1984. Meski berhasil di sana ia coba mengadu peruntungan

di Kalimantan Barat. Maka pada tahun 1997, Karsono pindah ke Kalbar untuk melanjutkan usahanya bertani. “Palembang juga daerah yang subur untuk bercocok tanam sayur mayur, di Palembang saya juga cukup berhasil,” kenangnya. Di Kalbar ini kemahiran dan kebiasaannya itu ditekuninya dengan penuh semangat. Berbagai jenis sayur mayur dikembangkannya. Seperti, Kacang Panjang, Ketimun, Gambas dan Cabe Keriting. Bermodalkan peralatan sederhana seperti cangkul ia mengolah lahan yang cukup luas dengan sedikit pupuk kandang dicampur secukupnya pupuk kimia. Walhasil kebun sayur Karsono membuahkan hasil. Hasil jerih payah ini pula, Karsono mampu menyekolahkan anaknya hingga bangku sekolah tingkatan atas. “Puji Tuhan usaha saya berhasil baik. Kami sekeluarga memandang hal ini

suatu rahmat dari Sang Pencipta,” ucapnya bersyukur. Gayanya yang khas dan suaranya tetap mirip jawa, ayah dua anak ini seakan tak pernah lelah dalam membuka usaha. Buktinya, selain bercocoktanam berbagai usaha juga digelutinya. Misalnya, membuka jasa galian sumur bor, pembuatan genting, beternak ayam pedaging, hingga usaha warung kecil dan cuci kendaraan turut dikembangkannya. “Yang penting kita iklas, dan selalu mensyukuri setiap usaha yang kita buat,”ucapnya. Selain itu, Karsono juga menyinggung ekonomi negara ini secara umum, dimana anak bangsa turut merasakan dampak krisis global. Namun, baginya krisis ini tidak menyulitkan usahanya. Buktinya, setiap menjelang panen, ia beserta keluarganya tetap meraup keuntungan yang cukup memuaskan. “Yang penting jangan mudah putus asa. Saya sendiri tanpa ban-

KERJA IKHLAS: Karsono, petani sayur yang sukses di Sintang usai panen timun. Syafarman/ Kapuas Post

tuan modal dari pemerintah bisa berkembang asalkan ada niat yang tulus dan ulet,” terangnya. Sebab itu, Karsono mengajak masyarakat untuk tidak malu bertani atau bercocok tanam. Selain hemat biaya juga membantu negara dalam menekan angka pengangguran. “Kalau semua rakyat sibuk, maka tidak ada yang nganggur. Ini salah satu bentuk kita

menekan angka pengangguran,” imbaunya seraya menambahkan, untuk Kabupaten Sintang sendiri pasokan sayur mayur masih dirasakan kurang. “Warga yang memiliki lahan kosong sebenarnya bisa memanfaatkan dan perlu lebih giat agar sayur mayur lokal terpenuhi dan tidak perlu mendatangkan sayur mayur dari luar Sintang,” imbaunya. **


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.