Pontianak Post

Page 5

Pontianak Post

ekonomi bisnis

Jumat 3 April 2009

5

Elektronik Lokal Mampu Bersaing

MUJADI/PONTIANAK POST

LAKU KERAS: Seiring meningkatnya penggemar sepeda “onthel”, replia sepeda dan becak yang dijual pada Nusantara Expo 2009 di Pontianak Convention Center (PCC) laku keras. Bahkan stoknya langsung menipis. Harga ukuran besar dibandrol Rp.160.000.

PONTIANAK--Provinsi Kalimantan Barat mewarisi budaya serta kerajinan-kerajinan di bidang kain tenun yang bermutu tinggi dan bernilai estetik. Produk hasil kain tenunnya pun tidak kalah dibandingkan dengan produksi kain tenun dari daerah lain, baik dari segi hasil maupun kualitasnya.Salah satunya, kain tenun ikat Dayak dari Kabupaten Landak. Kain tenun ikat Dayak ini memiliki hasil tenunan yang bagus. Alat pembuatnya pun cukup sederhana hanya diambil dari hasil alam di hutan, seperti bambu, kayu nibung, kayu belian, kayu pulai, serta kayu

HTM :

PONTIANAK—Di tengah gempuran produk resmi bermerek asing ‘menbanjiri’ Kota Pontianak, elektronik lokal (dalam negeri) ternyata masih mampu bertahan, bahkan penjualannya cenderung meningkat. Untuk merebut pasar, elektronik produksi dalam negeri terus memperbaiki kualitas, mutu, serta standar yang berskala internasional. Riko Haryono, pemilik Toko Erisen Elektronik di Jalan Nusa Indah III mengungkapkan, produk elektronik dalam negeri masih mampu bersaing dengan produk luar negeri. “Merek-merek Polytron, seperti kulkas, dispenser, mesin cuci, serta speaker dirakit menjadi barang utuh di Indonesia, tapi suku cadangnya memang diimpor dari luar negeri. Untuk ta-

hun 2009 ini, daya beli masyarakat terhadap produk elektronik dalam negeri bisa dikatakan meningkat,” katanya. Hal ini lanjutnya, disebabkan harga jual produknya lebih rendah dibandingkan dengan produk luar negeri. Selain itu, kurs rupiah yang semakin lemah memberikan potensi bagi produk elektronik dalam negeri untuk bisa berkembang. Rudimenjelaskan,antaraproduk elektronik dalam negeri dengan luar negeri saling komplementer dan melengkapi. “Kalau barang impor, kebanyakan didominasi oleh produk Hi-end dari Jepang dan Korea. Jenisnya ada kulkas berukuran jumbo, kamera digital, serta TV Plasma,” ungkap dia. Hal senada juga disampaikan oleh karyawan Toko Duta

Elektronik juga di Jalan Nusa Indah III. Menurut dia, walaupun banyak produk elektronik luar negeri yang membanjiri Kota Pontianak, barang-barang elektronik dalam negeri juga banyak diminati oleh masyakat kota ini. “Bisa dikatakan persentasenya dalam penjualan setiap tahunnya hampir seimbang. Masyakat kan kalau membeli suatu barang, jelas mutunya yang lebih diutamakan. Nah, produk elektronik dalam negeri ini akan bisa bersaing kalau dari segi mutu, kualitas, produk, serta modelnya sudah memenuhi standar,” katanya. Lebih lanjut, dia menambahkan, barang elektronik dalam negeri seperti merek Polytron, Maspion, serta Rinnai (kompor gas, Red) merupakan produk elek-

tronik unggulan yang kualitasnya sudah teruji, dan masyarakat tentunya sudah paham. Yongki, karyawan toko elektronik Surya Jaya dikawasan Nusa Indah dengan tegas mengatakan, produk elektronik dalam negeri saat ini sudah bias ‘melawan’ produk luar negeri. Contohnya merek Polytron, dari segi kualitas perkembangannya cukup bagus. Selain harganya lebih terjangkau, mutunya juga sudah dikatakan standar internasional. “Kalau produk dalam negeri jika mengalami kerusakan, cara memperbaikinya lebih mudah dicari. Sedangkan produk luar negeri jika mengalami kerusakan, harganya untuk mereparasi bisa dua kali lipat dari harga sebelumnya,” katanya. (skl)

Kain Tenun Ikat Perlu Binaan batang dari enau. ”Bahan bakunya dari kapas, benang jari, pewarnanya (bahan alami) dari bahan kayu dan bahan kimia. Pengerjaannya memang membutuhkan keterampilan yang seimbang, agar mendapatkan hasil yang sempurna,” kata Yuliana, selaku penenun ketika ditemui di pameran Nusantara Expo, Kamis (2/4). Hasil tenunannya ini bisa berupa taplak meja, kain sarung, selendang, serta kain

meteran untuk baju. Di samping itu, kain tenunan yang dihasilkan adalah kain jenis manik-manik. ”Untuk bahan bakunya dari dalam negeri, sebab kalau impor memerlukan anggaran yang cukup besar,” ujarnya. Proses pembuatannya pun selama dua Minggu dan bisa menghasilkan dua helai kain tenunan, tapi kalau satu bulan bisa empat helai kain tenunan. Yuliana menjelaskan, ia mulai menenun kain dari tahun 1995. Bakat tersebut

(•) Senin s/d Jum’at : Rp. 20.000,-/ Tiket (•) Sabtu, Minggu & Hari Libur : Rp. 25.000,-/ Tiket

TENUN: Yuliana sedang menyelesaikan tenunannya. agus s pontianakpost

Informasi Film dari Bioskop : Ketik: AYANI Kirim SMS ke : 2121 dari Ponsel Anda atau www.cineplex21.com

AYani Megamal Lt.3 Pontianak Telp. 0561-763 666

1

Jam : • 12:45 • 14:30 • 16:15 • 18:00 • 19:45 • 21:30 WIB [ 6X SHOW ]

muncul dari kedua orangtuanya yang mengajarinya cara menenun kain yang baik, serta menghasilkan hasil tenunan yang bermutu. Tahun 2004, mulai membuat kelompok usaha Tuna Sedia Raya di daerah Senakin dengan bantuan dana dari PNPM mandiri. ”Untuk sekarang, saya dibina oleh Pupuk Kaltim secara pribadi bukan lagi secara kelompok. Kami untuk sekarang, berjalan sendiri-sendiri untuk memulai sebuah usaha. (skl)

3

2

Jam : • 12:30• 14:15 • 16:00 • 17:45 • 19:30 • 21:15 WIB [ 6X SHOW ]

Jam : • 12:30 • 14:40 • 16:50 • 19:00 • 21:10 WIB [ 5X SHOW ]

4 3

Jam :12:15 • 14:25 • 16:35 • 18:45 • 20:55 WIB [ 5X SHOW ]


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.