Pontianak Post

Page 19

Pontianak Post

Opini

Jumat 3 April 2009

gagasan

19

Saking Rindunya dengan Qiyamul-Lail

Jangan Politisi Musibah Longsor IBU pertiwi kembali berduka. Tanggul Situ Gintung di Tangerang yang dibangun pemerintah kolonial Belanda pada 1932-1933 jebol pada Jumat dini hari (27/3). Sedikitnya 99 korban tewas. Belum termasuk kerugian harta benda. Musibah itu wajib ditanggulangi bersama. Pihak-pihak yang berkepentingan harus membantu secara profesional. Untuk sementara, mereka harus menomorsatukan kepentingan korban. Jangan mengambil keuntungan di balik derita mereka. Terlebih, para politikus yang menarik simpati dengan melakukan kegiatan kampanye berkedok kemanusiaan. Langkah-langkah solutif harus segera diambil para pimpinan yang terlibat, jangan malah sibuk kampanye demi kepentingan politik pragmatis, yang sering terjebak kepada paradigma hedonis-oportunis itu. Mukani.

Qiyamul-Lail, salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah, bahkan juga dikuatkan oleh Al Quran. Rasul SAW sendiri mewajibkan qiyamul-lail atas dirinya sendiri, sehingga beliau tidak pernah meninggalkannya, dalam keadaan dan suasana bagaimanapun, termasuk saat beliau sakit, saat dalam perjalanan, bahkan dalam suasana peperangan sekalipun. Para sahabat, tabi’in dan kaum salafush shalih juga rajin mengerjakan qiyamul-lail. Bukan hanya karena qiyamul-lail itu dianjurkan oleh Rasulullah, tetapi karena mereka telah menemukan hikmah, manfaat, keajaiban, dan keagungan pahala yang tidak pernah mereka temukan dalam praktik ibadah manapun. Karenanya, mereka senantiasa menunggu datangnya malam, laksana menunggu datangnya sang kekasih. Bukan untuk segera beranjak istirahat ke tempat tidur dan pulas dalam belaian malam, melainkan untuk bangun, bemunajah, berdialog dan bercengkerama dengan Sang Kekasih Sejati (Allah SWT) dalam hening dan syahdunya kidung malam (Buku Nikmatnya

Qiyamul Lail oleh Muhammad bin Shaleh Ali Ishaq). Yusuf Ath-Thawil bercerita, “Saya pernah mendengar Tsabit Al-Bunani, salah seorang penggemar Tahajjud dari kalangan Tabi’in bertanya kepada Hamid Ath-Thawil, alim besar waktu itu. “Wahai Syekh, pernahkah kamu mendengar bahwa ada orang yang melaksanakan salat di dalam kuburnya selain para Nab ? “ Jawab Hamid, ”Belum“. Kemudian ahli ibadah itu berdoa, “Ya Allah, jika Engkau memperkenankan seseorang melaksanakan salat di dalam kuburnya, maka perkenankanlah hamba melaksanakannya.“ Tsabit Al-Banani, yang terkenal zuhud ini selalu menghidupkan malam-malamnya dengan ta’abbud kepada Allah SWT dan menempuh jalan ketakwaan. Ia selalu rindu dengan salat dan sujud yang lama dihadapan Allah, sehingga ia tidak lagi memiliki keinginan dari materi dunia. Terkait dengan kecintaannya dengan salat ini, Amru bin Muhammad pernah mengatakan bahwa Tsabit Al-Bunani menceritakan pengalamannya. “Saya telah menahan penderitaan untuk

Oleh Uti Konsen UM

melaksanakan salat selama dua puluh tahun dan saya dapat me­ nikmati salat itu selama dua puluh tahun“. Syu’bah menutur­kan, “Tsabit selalu membaca Al Quran pada setiap malam dan siang serta rajin berpuasa sepanjang hari. Saya pernah mendengar Tsabit berkata, ‘Aku tidak menemukan hal apapun di dalam hatiku yang lebih lezat daripada qiyamul-lail. Aku juga tidak pernah meninggalkan satu tiang pun di masjid kecuali telah aku khatamkan Al Quran dan menangis di dekat­ nya“. Anak perempuan Tsabit Al Bu­nani berkata, “Sudah sejak lima puluh tahun yang lalu ayahku melaksanakan qiyamul lail. Ketika menjelang waktu sahur, beliau berdoa, Ya Allah, jika

Engkau memperkenankan salah seorang hamba-Mu melaksanakan salat di dalam kuburnya, maka perkenankanlah hamba melaksanakannya. ‘ Dan ternyata doa itu tidak ditolak oleh Allah SWT.” Terkait doa Tsabit diatas, Syaiban bin Jasr menuturkan dari ayahnya, “Demi Allah, sayalah yang memasukkan Tsabit Al-Bunani ke liang lahatnya, ketika itu saya bersama Hamid Ath-Thawil. Ketika kami telah memasang batu nisannya, tiba-tiba batu itu runtuh dan saya melihatnya sedang melaksanakan salat di dalam kuburnya“. Ibrahim bin Ash-Shamma berkilah, “Saya diberitahu oleh orang-orang yang pernah melewati sebuah kuburan pada waktu sahur. Mereka menegaskan bahwa setiap kami melewati kuburan Tsabit bin Aslam, kami pasti mendengar bacaan Al Quran.” Tsabit Al-Bunani memang benar-benar penikmat tahajjud. Ia pernah menerangkan bahwa ibadah salat itu adalah rahmat Allah di muka bumi. Ketika sedang sakit menjelang wafatnya, beberapa orang sahabat datang menjenguknya. Tsabit dengan terbata-bata berucap, “ Wahai

saudaraku, tadi malam saya tidak dapat melaksanakan salat seperti biasanya. Saya juga tidak dapat berpuasa, dan menemui sahabatsahabat saya , sehingga saya teringat kepada Allah SWT seperti ketika saya mengingat-Nya bersama mereka “. Kemudian beliau berdoa, “ Ya Allah, jika Engkau menahanku untuk melaksanakan tiga hal, maka janganlah Engkau tinggalkan saya di dunia ini walau sesaat saja.” Setelah berkata demikian, ia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Qiyamul-lail adalah sarana yang efektif untuk meraih kesucian hati dan ketenangan jiwa. Karena di dalamnya seseorang akan dapat menumpahkan segala keluh kesah, kekhawatiran, keinginan dan harapannya secara langsung kepada-Nya. Saat segala kekacauan hidup dan berbagai bencana datang mendera, qiyamul-lail adalah sarana yang tepat untuk memupuk ketenangan dan kedamaian dalam jiwa. Sungguh, orang yang rajin mengerjakan qiyamul-lail akan menemukan nikmat yang luar biasa, saat hati dan jiwa hanyut dalam keheni­ ngan malam seraya bermunajah kepada-Nya. Wallahualam. **

Jangan Ragu Coret Caleg Bermasalah Pojok Kalbar Tetap Tertinggal * Tuh kan……. Laporan Keuangan Belum Memuaskan * Kalau laporan yang lain?

Pawang

Pontianak Post

KPU dikabarkan bersikap te­gas kepada caleg yang tak melaporkan dana awal kampanye hingga batas yang ditentukan. Nama-nama mereka segera dicoret sebagai peserta pemilu. Berdasar informasi dari KPU, mereka yang akan jadi ‘’korban’’ pencoretan itu meliputi sembilan calon DPD (Dewan Perwakilan Daerah) dan caleg dari 23 perwakilan parpol di daerah. Selambatnya 3 April (Jumat besok), sudah harus ada SK pencoretan dari KPU (Jawa Pos 01/04). Kita berharap KPU benarbenar mewujudkan rencana tersebut. KPU tidak perlu gamang

untuk bersikap tegas. Sebab, pada hakikatnya, mereka yang bermasalah itu memang tidak pantas duduk sebagai wakil rakyat. Mereka tidak pantas ikut pemilu dan tidak pantas dipilih! Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan mereka tidak bisa memenuhi ketentuan tersebut. Pertama, soal profesionalisme. Kemungkinan pertama ini sangat terkait dengan kinerja mereka. Mereka bukan tipe orang profesional. Karena itu, meski tahu adanya aturan tersebut, mereka tidak berupaya memenuhinya. Kedua, soal eksistensi. Bisa jadi, mereka tidak menyam-

paikan laporan ke KPU karena memang tidak ada dana awal yang bisa dilaporkan. Dengan kata lain, sebagai calon atau partai, keberadaan atau eksistensi mereka memang tidak memadai. Namun, hampir bisa dipastikan, sangat kecil kemungkinan tersebut terjadi. Itu mengingat dana awal yang harus dilaporkan tidak dibatasi dengan nominal tertentu.Kemungkinan berikutnya adalah keengganan bersikap transparan. Sama halnya dengan kemungkinan kedua, kemungkinan ini semestinya juga relatif kecil. Itu mengingat laporan yang mereka berikan mestinya tidak

sulit dimanipulasi. Artinya, bila mereka tidak melaporkan apa adanya, tidak mudah bagi KPU, Bawaslu, atau masyarakat umum untuk mengetahuinya. Dan bisa dipastikan, tidak banyak partai atau calon yang malaporkan dana awal kampanye apa adanya. Namun, apa pun alasannya, tidak begitu penting untuk dibahas. Yang layak digarisbawahi di sini, dengan tidak memenuhi aturan itu, berarti mereka bukanlah orang yang taat aturan. Tersimpan dalam diri mereka potensi untuk melanggar, menabrak rambu-rambu, dan mengabaikan komitmen. Jadi, seperti disebutkan di atas, mereka

sesungguhnya bukanlah figurfigur ideal yang pantas dipilih untuk mewakili rakyat. Sangat berbahaya bila orang-orang se­ perti itu diserahi wewenang besar untuk menentukan masa depan bangsa.Mereka bisa mendatangkan bahaya besar bagi bangsa ini. Senyampang belum telanjur, KPU memang harus bersikap tegas. Tak ada alasan bagi lembaga penyelenggara pemilu itu untuk ragu mencoret nama-nama mereka dari daftar calon anggota wakil rakyat. Jangan biarkan mereka menjadikan pemilu ini sebagai ‘’coba-coba’’ untuk mencari peruntungan. (*)

Terbit 7 Kali Seminggu. Izin terbit Menteri Penerangan RI No. 028/SK/Menpen/SIUP/A7. Tanggal 3 Februari 1986. Per­setujuan Peru­bahan Nama No: 95A/Ditjend. PPG/K/1998 Tanggal 11­September 1998. Alamat Redaksi dan Tata Usaha: Jalan Gajah Mada No. 2-4 Pontianak 78121. Kotak Pos 1036. Fax. (0561) 760038/575368. Telepon Redak­si: (0561) 735070.Telepon Iklan/Pema­saran:735071. Hunting (Untuk seluruh bagian) Fax. Iklan 741873/766022. Email: redaksi @pon­tianakpost.com. Penerbit: PT.Akcaya PERTAMA DAN TERUTAMA DI KALIMANTAN BARAT Utama Press Pontianak. Pembina: Eric Samola, SH, Dahlan Iskan. Komisaris Utama: Tabrani Hadi. Direktur: Untung Sukarti. Pemimpin Re­daksi/Penang­gung Jawab: B Salman. Wakil Pemimpin Redaksi : Nies Alantas. Sidang Redaksi: Abu Sofian, H Holdi, Muslim Minhard, Surhan Sani, Mela Danisari, Khairul­rahman, Yulfi Asmadi, Donatus Budiono, Basilius. Sekre­taris Redaksi: Silvina. Staf Redaksi: Marius AP, U Ronald, Efrizan, Aseanti Pahlevy, Budianto, Chairunnisya, Pringgo, Pracetak/Artistik: Karnadi Jawa Pos Group (Koordinator), Abdurahman, Sartika, Ratnawati, Sujarwadi, Muhsinin, Heri S, Sudarmadi, Grafis: A.Riyanto, Ilustrator: Kessusanto, Sigit. Fotografer: Timbul Mudjadi, Bea­ring, Sando Shafella. Biro Singkawang: Zulkarnaen Fauzi, M Khusdarmadi, Hari Kurniathama (Jl. Gunung Raya No.15 Telepon (0562) 631912). Biro Sambas: Mursalin (Jl P Anom Telp (0562) 392683) Biro Sanggau: Anto Winarno (Jl. Sudirman No. 4 Telp. (0564) 21323). Biro Ketapang: Andi Chandra, Andre Januardi (Jl. Gajahmada No. 172. Telp. (0534) 35514). Kabupaten Pontianak: Hamdan, . Biro Sintang: Mustaan, Budiman. Pema­saran/Sirkulasi: -. Iklan: Dewiyanti.S. Percetakan: Surdi. Devisi Event: Budi Darmawan. Kombis: Nurtiman. Jakarta: Max Yusuf Alkadrie, Bank: BPD Kalbar, BEII, Bapin­do. Harga Lang­ganan per 1 Bulan dalam kota Rp 65.000,- (luar kota tambah ongkos kirim). Tarif iklan: Per mm kolom hitam putih Rp 20.000,- spot colour Rp 25.000,- full colour Rp 30.000,- Iklan baris Rp 8.000,- per baris (minimal 2 baris, mak­­si­mal 10 baris) pem­bayaran di muka. Telepon Langganan/Pengaduan: 735071. Iklan: 730251. Perwakilan Jakarta: Jl. Jeruk Purut-Al-Ma’ruf No.4 Pasar Ming­gu, Jakarta Selatan 12560. Telepon: 78840827 Fax. (021) 78840828. Percetakan: PT.Akcaya Pariwara Pontianak. Anggota SPS-SGP ISSN 0215-9767. Isi di luar tanggung jawab percetakan.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.