101
kilas
pengabdiannya masing-masing, ada yang bisa mengabdi di pengajaran, ada yang mengabdi kuliah di STMIK dengan beasiswa, ada yang mengabdi di cabang-cabang, dan lain sebagainya.” Ia menambahkan, Daarul Qur’an sekarang dalam masa pertumbuhan. ‘’Pastinya masih banyak kekurangan yang harus disikapi secara cepat, tepat dan tanggap. Daarul Qur’an fleksibel dan pro dengan perubahan zaman, sehingga ritme perubahan terus mengalir deras di tubuh Daarul qur’an ke arah yang lebih positif baik di bagian kepemimpinan, tata kelola dan managerial, semua harus saling berkoordinasi, komunikasi dan terus konsolidasi menuju suksesi generasi anakanak kita ke depan yang lebih baik,” tuturnya dengan penuh semangat. Sementara itu Ustadz Yusuf Mansur dalam tausyiahnya antara lain mengingatkan para hadirin, bahwa dulu Nabi SAW dianggap ‘’lalat’’ oleh kaum kafir semasa hidupnya; dicemooh dan selalu di sepelekan. Namun karena perjuangannya pelan-pelan kemudian ditakuti dan disegani oleh kaum kafir. Dalam Perang Badar pasukan beliau bisa memukul mundur kaum kafir. Menurut Ustadz yang sangat merespek Buya Hamka ini, “Kita ini mengamalkan satu ayat saja dalam Al Qur’an, insya Allah mampu membawa urusan-urusan dunia. Misal, shalat malam fatahajjad bihi naafilatallak… shalat malam aja, sudah cukup, apalagi jika mengamalkan sekian ribu ayat dalam Al Qur’an, apa jadinya dunia ini, wah subhanallah luar biasa.’’ Wisuda berakhir pukul 11.15 WIB, dilanjutkan persiapan untuk shalat Jum’at.
D UR www.pppa.or.id
Edisi: 003 Tahun V/Juli 2012/Ramadhan 1433