59 Mudasir (45), telah melewati 20 tahun mengajarkan Al-Quran pada masyarakat di pegunungan lereng Wilis, Jawa Timur. Ia berdakwah dari sejak masyarakat mengkultuskan animisme, hingga tercerahkannya masyarakat pada Islam sesungguhnya, sejak 10 tahun terakhir. Tak cukup disitu, lahan sepetak warisan mertuanya, juga diwakafkan untuk masjid dan madrasah. Mudasir kokoh mendakwahkan AlQuran sampai kini. Demikian pula Eri Ernita (47), seorang ustadzah di Ampek Angkek, Agam, Sumater Barat. Sebagian hidupnya berdakwah mengajarkan Al-Quran pada para santri Minangkabau. Meski hidup numpang di rumah orang lain, jalan dakwah Quran sabar dijalani. Pun, para dai-dai hebat lain seperti Aeri di Bali, dan Zainullah di Situbondo. Mereka para pengajar Al-Quran yang ketulusannya nyaris tak tercatat dalam goresan kisah yang digubah manusia. Tapi, mereka bukan yang ing in kebajikÂannya dicatat manusia itu. Kita yang sesungguhnya perlu keteladanan, dari kisah hebat dakwah-dakwah mereka. Mengawali Ramadhan tahun ini, PPPA Daarul Quran membuat program Benah Rumah Quran untuk Dai. Menurut Direktur Eksekutif PPPA Daqu, Tarmizi, program ini tanda apresiasi pada para dai yang sudah mengajarkan Al-Quran pada masyarakat minimal 10 tahun. Mereka tersebar di perbagai pelosok dan kawasan dakwah kaum marginal. Para wali santri ikut terlibat dalam renovasi rumah dai ini. “Mereka banyak yang mengajarkan AlQuran di serambi rumah yang sederhana, bahkan ada pula yang bangunan rumahnya nyaris roboh. Program ini semata memperkuat www.pppa.or.id
Jejak Daqu
peran dakwah yang sudah mereka lakukan. Kita semua bisa terlibat untuk memikirkan perbaikan hidup para dai itu. Meski, saya yakini mereka pribadi-pribadi zuhud yang istiqomah�, terang Tarmizi. Program yang tengah berjalan ini, sudah mulai berjalan untuk para dai di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan NTB. Semoga, kita bisa ambil peran dalam program untuk memuliakan para dai ini. D Edisi: 003 Tahun V/Juli 2012/Ramadhan 1433