edisi 6 juni

Page 2

MINGGU 6 JUNI 2010

Sudah 3 Bulan

KISAH TAHUN 1943 KETIKA berkunjung ke rumah cewek kenalannya, Lae Togar menyempatkan bercerita dengan kakek si cewek. Kebetulan, cewek yang mau diajaknya jalan itu, meminta Lae Togar menemani kakeknya sembari menunggunya mandi dan berdandan. Selama cerita, si kakek mengisahkan perjalanannya semasa perang sebelum kemerdekaan pada tahun 1943. Kala itu, si kakek berusia 30 tahun. Dia bercerita tentang kekejaman penjajah dan penderitaannya selama pelarian di hutan. Di tengah asiknya bercerita tiba tiba si kakek menangis tersedu-sedu di iringi dengan rintihan yang memilukan. Merasa terbawa suasana, Lae Togar memberikan saputangannya yang bertuliskan angka 8182 sembari menghiburnya. “Sudahlah kek, memang tempo dulu itu sangat menyedihkan, tapi kan sekarang kita udah merdeka,” hibur Lae Togar. Dengan nada agak menyedihkan si kakek menjawab “Bukannya kakek sedih karena itu, tapi anu kakek terjepit di kursi rotan ini,” ucap kakek yang memang duduk di kursi rotan saat bercerita pada Lae Togar.(*)

Jadi Dukun Cuma Modal Nipu awal ayah 3 anak ini jadi dukun palsu. Ditemui di balik jeruji besi Polsek Binjai Selatan, Dodos mengaku semuanya itu berawal sekedar ingin coba–coba saja. Berhasil mengelabui konsumennya, membuat pria nyaris uzurini,ketagihanhinggamenipulagi. Dibeberkan pria yang punya 3 anak dari istri pertamanya di Dolok Sanggul–Taput, setelah bercerai, Dodos menikah lagi dengan janda asal Lubukpakam.Tapidaripernikahanini, pasutri ini tak membuahkan keturunan. Tak puas dengan pernikahan kedua itu, Dodos menikah untuk kali ketiga denganseorangjandadariTanjungJati. “Dari yang ketiga ini, anak saya satu orang baru tamat SMP,” aku Dodos. Pria asal Pulau Jawa, tepatnya Kebumen, Dodos mengaku pertama kali datang ke Sumatera Utara dalam rangka ikut program Transmigrasi, yang digelar Pemerintah Pusat sekira Tahun 1970 an. Transmigran yang ditempatkan di Tapanuli Utara itu, mengaku tak pernah menimba ilmu soal perdukunan. “Muncul tiba-tiba saja idenya, sekedar ingin coba–coba saja,” ujarnya. Disinggung soal uang hasil perdukunan palsunya, digunakan

untuk mengambil kredit sepeda motor dari PT Adira. Angsurannya selama 3 tahun, dengan Dp sebesar Rp2 juta. “Tiap bulan aku bayar Rp400 ribu,” sementara sisanya, dipergunakan untuk membuat sumur. Awal ketertarikannya menggeluti perdukunan palsu, sekitar 5 bulan lalu. Tapi Dodos mengaku, hanya itu saja korbannya. “Nggak ada ilmu hipnotis atau apapun. Cuma niat mau cobacoba,” katanya lagi. Ditanya soal jimat yang pernah disebutkannya tahan bacok, dengan mahar sebesar Rp300 ribu, Dodos mengaku itu hanya akal–akalannya saja, berharap ada orang yang percaya lalu membelinya. “Jimat itu sebenarnya nggak ada apa–apanya. Aku sendiri nggak tau apakegunanaannya.Karenaituhanya coba – coba tadilah, makanya sekarang aku menyesal. Aku juga udah minta maaf dengan korban, aku mau tobat” ungkap dukun palsu ini. Kapolsek Binjai Selatan AKPAKP J Sembiring Meliala, melalui Kanit Iptu Mulyono ketika dikonfirmasi mengaku, tersangka masih menjalani pemeriksaan guna mencarui tahu, apakah ada korban–korban yang lainnya. (aswin)

Diimingi Kerja, Aku Nyaris Diperkosa Peristiwa pemerkosaan yang nyaris aku alami itu terjadi, Sabtu sore (5/ 6), di kawasan semak–semak, Jalan Titi Pahlawan, Gang Pringgan, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan. Diusiaku yang genap 34 tahun ini, aku ditawari kerja oleh Bud jadi pembantu di rumah orang. Ridwan (43) suamiku, hanyalah nelayan tradisional yang terkadang lumayan penghasilannya. Namun terkadang juga tak ada sama sekali. Keadaan ekonomi morat-marit inilah yang membuatku setuju bekerja jadi pembantu.Apalagi selama 12 tahun berumah tangga dan dikaruniai 3 anak, kami selalu hidup dalam keprihatinan alias pas-pasan untuk makan saja. Bud kukenal dari tetanggaku. Kepada tetangga inilah kuceritakan, kalau aku ingin bekerja jadi pembantu. Kebetulan Bud mencari pembantu untuk dipekerjakan di Marelan, aku pun dikenalkan padanya. Dalam pertemuan kami di rumah si tetangga itu, Bud mengatakan gaji yang akan kuterima jika diterima jadi pembantu sebesar Rp900 ribu, itu pun jika pulang. Tapi bila tinggal di rumah majikan, gajiku sebesar Rp700 ribu. Tawaran itu langsung kuterima. Sebelum aku diperkenalkan dengan majikan yang ingin menerima aku kerja sebagai pembantu, aku terlebih dahulu meminta izin dengan

suami. Mengira Bud berniat baik, suamiku pun memberi izin. Tak sebersit pun dibenakku kalau Bud mempunyai niat jahat terhadapku. Aku dan Bud pergi naik angkot menuju rumah majikan yang akan dikenalkan padaku. Kami turun di kawasan Jalan Titi Pahlawan, lalu masuk ke Gang Pringgan. Melintasi kawasan semak-semak yang jauh dari rumah penduduk, mendadak Bud berhenti. Tiba–tiba dia memegang tanganku dan langsung memeluk. Dia mengancam akan membunuh jika aku melawan. Tapi aku berusaha melawan. Begitu ada kesempatan, saat Bud membuka bajunya, aku langsung lari. Setelah dapat jalan umum, aku lalu naik angkot dan pulang ke rumah. Namun begitu tiba di rumah dan menceritakan apa yang kualami pada Bang Ridwan, dia malah marahmarah padaku. Sedih kali hatiku suami malah tak mempercayaiku. Suaranya keras membentak agar aku melapor ke polisi untuk membuktikan ucapanku. Disebabkan itulah, aku mendatangi Mapolsek Labuhan dan melaporkan Bud atas percobaan pemerkosaannya terhadapku. Aku menganggap ini satu pelajaran, agar aku tak mudah memercayai orang yang mengimingkan kerja padaku. (Curhat Lina pada Fachril)

Tewas Diserang Lebah bengkak.Peristiwaamuklebahyang merenggut nyawa ayah tiga orang ini, terangKapolsekBarusJahe,AKPMA Ritonga, terjadi setelah Marudin yang sehari hari bekerja sebagai petani ini, hendak mengambil madu dari sarangnya. Baru saja Marudin mengganggu sarang berisi madu itu, lebah-lebah yang tak terhitung jumlahnya, tiba-tiba menyerang dengan bertubi-tubi sengatan. Seketika itu juga, Marudin berteriak minta tolong. Mendengar teriakan Marudin, warga sekitar langsung berhamburan ke areal perladangan milik P Sembiring, warga setempat. Namun usaha yang dilakukan, sia-sia belaka. Serangan kumpulan lebah yang tak terhitung jumlahnya itu, tak bisa dihentikan. Tanpa ampun, seluruh tubuh Marudin diserang sengatan lebah. Hanya beberapa saat, Marudin

tak lagi mampu mengeluarkan suara. Tubuhnya pun tak lagi bergerak. Perlahan dia jatuh lemas, lalu tewas dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Dari ujung kaki hingga kepalanya bengkak-bengkak. Masih dari peristiwa itu, pertolongan yang diberikan warga, bukannya berhasil, tetapi malah menimbulkan korban baru. Meski tak separah Marudin, sebagian warga yang terimbasseranganseranggapenyengat itu, menderita sakit disunut lebah. Kapolsek Barus Jahe, AKP MA Ritonga kepada POSMETRO MEDAN memastikan, kematian Marudin akibat tak sanggup menahan sakitnya serangan sengat lebah. “Karena kita tak menemukan bekas penganiayaan,” ujar kapolsek seraya mengatakan, korban diboyong ke rumah duka di Desa Barus Jahe. (nanang/amry)

dan waktu untuk bermain bersama teman-temannya. Tapi tumor ganas menghalanginya. Bocah penderita tumor ganas yang diidapnya sejak tiga bulan lalu, mengharuskan Wirya hanya bisa terbaring lemah di ruang perawatan di RSUP H Adam Malik Medan, tepatnya ruang rindu B anak lantai I. Saat melihat kondisi Taufik di ruang perawatannya, Sabtu (5/6) siang, terlihat jarum infus yang tertusuk di tangan mungil sang bocah serta kantung darah yang belum terpakai masih tergantung di atas kepalanya. Terdengar rintihan halus dari bibir sang bocah, pertanda ketidakberdayaannya menahan rasa sakit yang luar biasa akibat penyakit ganas itu. Di situ, terlihat juga sang bundaAlfrida Nuriana (35), menangis dan sesekali mencium kening sang bocah sambil mengharapkan keajaiban untuk kesembuhan putra ketiga dari empat bersaudara ini. Dari kisah yang diceritakan sang bunda, buah hati pasangan Syafaruddin (40) dan Alfrida Nuriana (35) ini awalnya hanya mengalami benjolan di bagian pipi kanannya. Namun saat diperiksakan ke klinik yang tak jauh dari tempat tinggalnya dokteryangmenanganibocahtersebut

mengatakan jika Taufik hanya mengalami pembengkakan pada bagian gusinya. Seiring waktu berjalan, benjolan yang berada di pipi Taufik bukannya mengempis melainkan semakin membesar.Halinitentusajamembuat keluarga semakin panik dan memutuskan untuk membawa sang bocah ke Rumah Sakit. Dengan menggunakan Asuransi Kesehatan tempat suaminya bekerja, Taufik akhirnya di bawa ke rumah sakit Imelda untuk menjalani perawatan. “Selama delapan hari sudah taufik menjalani perawatan di rumah sakit Imelda,bahkanbagianpipinyasempat diopsi (dibelah) untuk mengambil sample.DisitulahbarutahujikaTaufik mengalami tumor yang terrbilang ganas,” ujar sang ibu. Pasca menjalani perawatan di rumah sakit tersebut, hati sang bunda semakin teriris dan terluka. Pasalnya penyakit yang diderita Taufik adalah jenispenyakitkronisyangtidakmasuk dalam hitungan pembiayaan askes, sehingga Taufik harus menjalani perawatan di rumah. “Berhubung kami tidak memiliki biaya,makanyakamitidakmembawa Taufik untuk menjalani perawatan di

rumah sakit, mengingat jenis penyakit yangdialaminya,adalahjenispenyakit yang membutuhkan biaya sangat besar, sedangkan suami saya hanya bekerja sebagai buruh di perusahaan,” sebutnya. Selama sebulan Taufik hanya menjalaniperawatandirumah,dengan benjolan yang semakin membesar serta berat badan yang terus menurun dari 14 Kilogram dan kini hanya 10 kilogram, kecemasan keluarga seakan menambah getirnya sebuah kehidupan. Jerit kesakitan dan raung tangis kepedihan saat penyakit sang bocah kambuh, selalu mengisi hari-hari keluargaAlfridayangmenambahluka mendalam bagi keluarga. Tetesan darah sang bocah yang sering keluar pasca pengambilan sampel di RS Imelda beberapa waktu lalu menambah daftar kesengsaraan keluarga Alfrida. “Setiap dia menjerit berjuang menahan rasa sakit, aku selalu menangis, gak ada yang bisa tahan melihat dia ketika menahankan rasa sakit yang luar biasa dari tumor yeng mengerogoti pipinya,” ucap sang bunda sambil berlinang air mata tak kuasa menahan tangis. Seakanpasrahdantaktahulagiharus

Kado Pahit di Ultah Alea Bersamaan hari ulang tahunAlea itu pula, video mesum kedua artis papan atasini,mencuatkepermukaan.Hanya saja belum bisa dipastikan, apaka mantan suami sarah Amalia itu merayakan ultah sang anak, seperti tahun-tahun sebelumnya. Terpisah, pascadiberitakan di berbagai media soal video mesum mirip dirinya, Luna Maya dikabarkan jatuh sakit. Kesehatan cewek berparas cantikasalPulauDewataituterganggu, diduga lantaran kaget. Pantauan wartawan, saat membawakan acara ‘Dahsyat’ di salah satu TVswastanasionalkemarin(5/6)pagi,

wajah mantan modeling ibukota ini terlihat sedikit pucat. Bahkan bintang iklan sabun mandi itu, terpaksa meminta izin pulang cepat.“Dia minta Izin pulang duluan karena agak sakit. Dia pulang setengah sebelas,” kata produser‘Dahsyat’,OkeJahja,kepada wartawan di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (5/6). Lanjut Oke, mungkin Luna sakit karena kaget melihat pemberitaan tentang dirinya di media massa. “Cuma mungkin karena ada berita ini diaagaksedikitkaget.Yahtapidiapasti bisa menghadapinya,” harap Oke. Seperti diketahui, di dunia maya

beredar dua buah video kedua insan mirip Luna Maya-Ariel sedang beradegan seks, Jumat (4/6). Video pertama berdurasi 2 menit 37 detik, sedangkanvideoyangkeduamemiliki durasi lebih lama, yaitu 6 menit, 39 detik. Video mesum yang diposting di forum Kaskus ini dibuat 23 Maret lalu di sebuah hotel di Bali. Saat video dibuka, tampak seorang wanita tampak mirip Luna Maya sedang berada di bawah dan melakukan oral terhadap pria di atasnya. Adegan seks tersebut dilakukan di dalam kamar.(int)

berbuat apa-apa, keluarga sempat pasrah dengan nasib sang bocah. Namun melalui masukan dari beberapa keluarga dan tetangga

akhirnya Taufik di bawa ke RSUP H Adam Malik dengan mengupayakan dana Jamkesmas yang masih dalam pengurusan.(smg)

Gelas McDonalds Beracun kandungan racun itu ada di cat yang digunakan sebagai gambar tokohtokoh film ‘Shrek’. Padahal, McDonalds yang menjual setiap gelas dengan harga US$ 2, cukup laris manis. Zat beracun ini ditemukan oleh Komisi Keamanan Produk bagi Konsumen AS (CPSC). Tidak hanya di negeri Paman Sam, namun penarikan juga dilakukan di Kanada. “Kandungan cadmium dalam jumlah yang sedikit bisa muncul ke atas permukaan gelas dan untuk melindungi anak-anak, CPSC dan McDonalds bekerjasama untuk penarikan ini,” kata juru bicara CPSC

Scott Wolfson. Scott menambahkan, kandungan cadmium dapat menyebabkan efek gangguan kesehatan. Sebab, zat tersebut dikenal sebagai carcinogen yang dikenal oleh para ahli sebagai perusak tulang dan bisa menimbulkan masalah ginjal. Menurut pihak McDonald, sudah ada 7 juta gelas yang terjual dan 7 juta lainnya yang masih disimpan. Belum ada laporan korban atau kerugian akibat peredaran gelas tersebut. lau bagaimana dengan Indonesia, khususnya Kota Medan? Apakah Anda ingin keracunan.(dtc)

Penikam Mahasiswa Nommensen Tersangka penikaman itu berinisial Da (23) alias Koko. Penangkapan warga asal Nias itu digelar Unit Reskrim PolsektaMedanTimur,diDsSikijang, Kec Bandar, Kab Pelalawan Riau. Penangkapan Koko, berawal dari adanya informasi yang diterima pihak Polsekta Medan Timur. Posisi Koko ‘dinyanyikan’ sedang berada di kawasan Riau. Berkat info itu, personil Polsek Medan Timur memburu tersangka hingga ke Riau. Sesampainya di Riau, personil berpakaian preman yang dipimpin Kapolsek AKPYatim S ini, tak terlalu kesulitan mengendus keberadaan Koko. Begitu tempat persembunyiannya, di Perumahan Sidomukti Surya Indah, Kab Pelalawan Riau sempat berusaha kabur. Tapi aksi Koko langsung diketahui polisi, sehingga terjadi kejar-kejaran. Alhasil, sekira pukul 01.00 wib, Koko ditangkap di hutan di Pelalawan Riau. Selanjutnya, tersangka diinterogasi untuk mencari seorang rekannya yang masih buron.

Hingga berita ini diturunkan, polisi masih melakukan pengembangan di Riau. Kapolsekta Medan Timur AKP Yatim S Nasution saat dikonfirmasi POSMETRO MEDAN, kemarin siang, membenarkan adanya penangkapan terhadap tersangka. “Tersangka ditangkap setelah adanya keterangan saksi-saksi dan informasi dari masyarakat tentang keberadaannya. Saat ini tersangka masih di Riau untuk dilakukan pengembangan, untuk mengejar pelaku lainnya,” tegas Yatim. Sekedar mengingatkan, Jumat (28/ 5) sekira pukul 23.30 wib, dua mahasiswa UHN, Denius Bu’ Lolo dan Putra Zebua, sedang bermain gitar bersama rekan-rekannya di salah satu kos-kosan sembari minum tuak. Begitu larut malam, para mahasiswa ini ditegur pemuda setempat. Teguran itu membuat perang mulut di kedua pihak, hingga berujung penikaman terhadap Denius Bu’ Lolo dan Putra Zebua di Jalan Pelita II Kecamatan Medan Perjuangan. (fitra)

Mantan Ajudan Kapoltabes Ditangkap Kombes Pol Imam Margono yang ditemui POSMETRO MEDAN, kemarin sore, terlihat begitu berang. Merasa telah dikhianati bekas orang kepercayaannya, Imam Margono dengan tegas mengatakan, Brigadir Saiful dipastikannya sebagai pelaku tunggal. Hal itu disebutkan Kombes Pol Imam Margono saat ditemui di pelataran parkir Unit Jahtanras, Poltabes Medan. “Tersangkanya cuma satu orang. Namanya, Brigadir Saiful. Dia sudah mengakui soal pembobolan laci Bensat Poltabes Medan,” kesal Imam bernada tinggi. Dijelaskan Kombes Imam, yang kemarin didampingi Kasat Reskrimnya, Kompol Jukiman Situmorang, terdeteksinya perbuatan aib sang mantan ajudan kapoltabes itu, setelah pemeriksaan intensif sejak 1 Juni lalu. Mantan Dan Yon Resimen Pelopor Mabes

Polri tahun 1998 hingga 2000 itu menjelaskan, sejak kasus itu sampai di meja penyidik Unit P3D, 21 orang telah dimintai keterangan sebagai saksi. Dari keterangan mereka yang diperiksa, seluruhsaksiitumencatutnamaBrigadirSaiful. “Memangpadawaktukejadian,BrigadirSaiful sedang lepas piket. Namun malam itu, (Rabu malam-red), pelaku datang ke Poltabes tanpa tujuan pasti,” ujar Kombes Imam. Diterangkannya berdasarkan keterangan sejumlah saksi, Brigadir Saiful terlihat dudukduduk di sekitaran ruang Unit Provost, tepatnya di lantai dasar Poltabes Medan. Masih disebut Mantan Kapolres Asahan ini, berdasarkan keterangan para saksi, juru periksa lalu menitikberatkan pertanyaan pada Brigadir Saiful. Akhirnya, mantan ajudan kapoltabes itu mengaku.

Alasan Brigadir Saiful, cukup miris. Dia sedang terlilit biaya untuk persalinan sang istri yang akan melahirkan anak ketiga mereka. “Untuk sementara, alasannya demi keperluan istri yang mau melahirkan,” jelas Kombes Imam.Seperti dirinci perwira lulusan PTIK TA 1998 lalu itu, perbuatan Brigadir Saiful sudah direncanakan dengan matang sejak Selasa (1/ 6) malam. Sekira pukul 20.00 wib, memaksakan diri datang ke Poltabes Medan, meski sedang lepas tugas. Malam itu, Brigadir Saiful memantau situasi menuju brankas utama Poltabes Medan, yang terletak di ruang Bensat. Niatnya, pembobolan itu mau dilaksanakan saat itu juga. Namun lantaranbanyaknyapersonilyanglalulalang,membuat Brigadir Saiful menunda hingga dinihari. Dinihari sekira pukul 02.00 Rabu (2/6), Brigadir Saiful memulai aksinya. “Mulai jam

8 malam sudah diintainya. Tapi laci Bensat kita baru dibongkar, setelah jam 2 pagi, pakai linggis yangsudahdipersiapkannya,”ungkapKombes Imam Margono lagi. Apakah personil yang bertugas malam itu, ada yang dikenai hukuman, setidaknya karena lalai dalam tugas? Sejauh ini, kata Kapoltabes Medan itu, pihaknya belum bisa memastikan. Namun katanya, pascapembobolan laci Bensat itu, seluruh personil Provost Poltabes Medan, telah diberi hukuman secara intern secara wajar. Apa saja bentuk hukumannya? Di antaranya, disuruh Push-Up, berguling di lantai, serta hukuman proporsional lainnya. “Semua personil Provost kita beri hukuman itu.Karenaperistiwainiterjadi,merupakansalah satu bentuk kelalaian dalam menjalankan tugas yang diembankan,” terang Kombes Imam.(elfitra)

bodoh seorang polisi mencuri di instansinya gara-gara biaya bersalin istri. Lagian kok tega kalidiamelibatkanistriatasperbuatanjahatnya,” ketus polisi yang berpangkat setara dengan Saiful itu. Sayangnya, wartawan belum diperbolehkan mewawancaraiBrigadirSaifulsecaralangsung. Berdasarkan keterangan kapoltabes, uang hasil curianitutaksepeserpunbersisa.“Semuasudah dihabiskannya. Nggak tahu kita dikemanakan uang sebegitu banyak,” heran Kombes Imam. Sementara hasil pantauan POSMETRO

MEDAN, Brigadir Saiful terlihat masih diperiksa intensif. Kasusnya dilimpahkan ke Unit Jahtanras Poltabes Medan, di lantai I, Poltabes Medan. Pada pemeriksaan itu, setidaknya 8 personil Provost dari Unit P3D diperintahkan untuk melakukan penjagaan ketat. Tidak satu pun wartawan yang diberi kesempatan untuk mewawancara, termasuk mengabadikan lewat foto. “Tolong dek, jangan dekat. Nanti kapoltabes marah,” ungkap salah seorang personol provost yang tengah berjaga. (fitra)

Brigadir Saiful Menanti Pemecatan Sementara itu, seorang rekan seprofesi Brigadir Saiful yang ditemui secara terpisah, mengaku terkejut soal yang dialami sahabatnya itu. Kata sumber yang tak ingin namanya dikorankan itu, alasan terdesak biaya istri mau melahirkan, dirasanya tidak tepat. “Nggak mungkin dia terdesak masalah ekonomi, hanya lantaran biaya istri yang mau melahirkan. Terlalu bodoh rasanya. Macam betul aja,” ujar personil polisi yang ditemui di sela-sela aktifitasnya di Poltabes Medan. Sumber bertubuh kekar itu menduga, jika

pun Brigadir Saiful benar membobol laci Bensat Poltabes Medan, dipastikannya bukan lantaran terdesak biaya istri bersalin, tetapi faktor lain. Misalnya? Oknum polisi itu membeberkan, Brigadir Saiful termasuk orang yang tergilagila pada judi, khususnya judi bola. “Aku rasa karena terlilit utang judi bola Dia itu. Karena taruhan judi bolanya sangat kuat,” tudingnya. Sumber terpercaya di kepolisian itu juga menilai, alasan yang diucapkan Brigadir Saiful di muka juruperiksa, tak masuk di akal. “Terlalu

Tetap Ditembaki Meski Kibarkan Bendera Putih menembak setelah melihat bendera putih saya. Tapi, mereka tetap saja menembaki kami,” ungkapnya seperti dilansir BBC Kamis lalu (3/6). Diserang bertubi-tubi dari musuh yang jauh lebih kuat, para aktivis yang menumpang kapal Mavi Marmara membela diri. Termasuk, Yildirim. “Dalam upaya bela diri, kami berhasil merebut senjata dari sekitar sepuluh serdadu Israel,” kata pria berkebangsaan Turki tersebut dalam jumpa pers di Bandara Internasional Ataturk, Kota Istanbul. Sebenarnya, menurut Yildirim, para aktivis pria yang berhasil merebut senjata serdadu Negeri Yahudi itu bisa saja melepaskan tembakan. Lalu, tembakan tersebut akan dianggap sebagai upaya bela diri. Namun, atas imbauansebagianbesaraktivisdiMavi Marmara,aktivispriayangmemegang

senjata tidak melakukannya. “Kami berteriak kepada mereka, “Kita akan mati dan menjadi martir. Tapi, jangan sampaikitamenjadiorang-orangyang menggunakan senjata”,” papar Yildirim. Sesuai dengan imbauan sebagian besar aktivis lain, mereka yang telanjur memegang senjata serdadu Israel pun memilih tidak menembak. Bahkan, mereka kemudian melemparkan senjata yang berhasil mereka rebut itu ke laut lepas. Karena itu, Yildirim membantah keras laporan resmi militer Israel yang menyatakan bahwa pasukan mereka hanya membela diri setelah diserang sejumlah aktivis. “Tidak ada satu peluru pun yang kami tembakkan dari senjata mereka,” tegas pria bercambang tersebut. KeteranganIsraelbahwaparaaktivis lebih dulu menyerang dengan pisau, tongkat, dan dua pistol yang direbut dari personel militernya dimentahkan

oleh Yildirim. Sebagai saksi mata sekaligus korban, tokoh masyarakat itu mengatakan, pasukan Israel-lah yang lebih dulu menyerang. “Begitu naik ke kapal, mereka langsung menembakkan peluru karet dari jarak yang sangat dekat ke arah kami. Sesaat kemudian, mereka menembakkan peluru asli,” ungkapnya. Sebagai aktivis kemanusiaan, para penumpang Mavi Marmara pun tidak tega melihat para serdadu Israel yang terluka. Sejumlah dokter di sana, termasuk seorang dokter asal Indonesia, berusaha menolong. “Saat terjadi bentrok di dek atas, kami di dek bawah merawat serdadu Israel yang terluka. Kami memberi mereka air minum. Tapi, seorang serdadu malah menembak dokter Indonesia yang merawatnya di bagian perut,” kata Yildirim. Kamis lalu, Israel menyerahkan sembilan mayat korban insiden Gaza

Freedom Flotilla kepada pemerintah Turki. Delapan orang di antaranya adalah warga Turki. Sedangkan seoranglainnya,meskiberdarahTurki, tercatatsebagaiwargaAmerikaSerikat (AS). “Kami menerima sembilan mayat. Tapi, rekan kami yang hilang masih banyak,” tutur Yildirim. Menurut dia, nasib belasan aktivis kemanusiaan asal Turki yang ditawan Israel belum jelas. Kengerian yang sama diungkap jurnalis dan fotografer asal Australia, Paul McGeough dan Kate Geraghty. Untung, dua pekerja media yang tercatat sebagai karyawan Sydney Morning Herald tersebut selamat meski menyaksikan koleganya ditembak dari jarak dekat. “Kapalkapal Israel itu mengitari Mavi Marmara layaknya hyena yang memburu mangsa pada malam hari. Sejurus kemudian, serdadu-serdadu Israel menaiki kapal kami. Sungguh

insiden yang sangat buruk,” ucap McGeough. Bentrok tak imbang antara serdadu Israelyangbersenjatalengkapdanpara aktivis sipil itu juga dialami McGeough dan Geraghty. Dalam kesaksian yang mereka unggah ke situsresmiSydneyMorningHerald,dua warga Australia itu menyatakan pernah berada di tengah bentrok. “Saya dan Kate (Geraghty, Red) didorong ke sana kemari. Situasinya sangat tegang,” tulis McGeough seperti dilansir Agence France-Presse. Terpisah seperti dilansirAFP,Sabtu (5/6), kapal Rachel Corrie yang membawa bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Palestina di Jalur Gaza ini, tengah disergap tentara Israel karena enggan bekerja sama. Merekayangditahan berjumlah15, termasuk aktivis dari Irlandia dan Malaysia, dan 4anakbuahkapalyang warga negara Indonesia.( jpnn/dc)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.