BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Page 80

“Selamat, kawan!” Hasan, teman semasa SMA, menjabat tangan Zein kuat-kuat. Lelaki berkulit gelap dengan rambut berombak itu sedikit tersipu. Sudah bukan rahasia di kampung mereka, perihal perasaan sahahatnya itu pada Cut Rani, istrinya kini. Istri. Zein membisikkan kata itu dalam hati. Sambil kedua mata menikmati betul pemandangan di sisinya. Cut Rani tampak luar biasa cantik hari itu. Wajahnya tak putus mendulang senyum. Kelopak matanya menyambut ramah tamu-tamu yang mendekat. Ada bintang kecil-kecil menari di sana, dan tertangkap siapa pun yang beradu pandang dengannya. Butiran keringat di pucuk hidung, kian menambah pesona gadis itu. Istrinya. Istri. Zein mengulang-ulang kata itu di kepalanya. Sambil terus menerima uluran ucapan selamat yang tertuju padanya. Sering pemuda itu harus tersenyum malu, saat menyadari perhatian dan wajahnya, beberapa kali tak terfokus pada tamu-tamu yang memberi selamat. Sebab Cut Rani begitu indah. Begitu banyak lelaki mendapatkan perempuan, batinnya, tapi tak semua mendapatkan istri. Dia sungguh beruntung Zein lama di Jakarta selepas kuliah. Atasannya, juga teman-teman satu kantor, kelihatan mudah saja mendapatkan perempuan. Putus satu, sambung satu. Putus. Sambung lagi. Putus, sambung lagi. Bahkan tak perlu ada jeda setelah putus. Seolah panah asmara begitu elastis untuk dibelok-belokkan, ketika target yang dipasang berubah arah. Tapi banyak dari perempuan yang sebagian dinikahi oleh teman-teman sekantornya, jauh dari kriteria lelaki itu. Dandanan, gaya bicara, cara mereka berpakaian. Perempuan-perempuan itu cantik. Dan di mata Zein, itulah yang didapatkan teman-temannya. Mereka mendapatkan perempuan, tapi bukan istri. Tentu saja pendapat itu hanya disimpannya diam-diam. Bisa-bisa diketok kepalanya jika mereka tahu apa yang dipikirkannya. “Apa salahnya dengan perempuan cantik?” protes Iwan, rekannya di kantor. Zein menggelengkan kepala. Bingung juga disergap tiba-tiba begitu. “Bukan itu.” “Ah, jangan munafik, Zein. Bukankah itu yang pertama membuat kita tertarik pada mereka?” Zein ingin menggeleng. Tapi dirasanya percuma. Mereka tak akan mengerti, pikirnya. Betul, percuma.

Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas

71


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.