ePaper | METRO SIANTAR

Page 22

SABTU

1 September 2012

Tender Pembangunan SMPN 3 Dilaksanakan Sambungan Halaman 8 nilai penawaran Rp.4.914.024.000, PT Reskarya dengan nilai penawaran Rp.3.993.433.000, PT Cendana Indah Karya dengan nilai penawaran Rp.4.585.594.000, PT Karya Nusa Indah dengan

nilai penawaran Rp.4.892.474.000 dan PT Citra Sudara dengan nilai penawaran Rp.4.143.074.000 dari nilai pagu anggaran senilai Rp.4.994.281.000. Ir Basarullah Lubis dari panitia tender mengatakan, dari 21 perusahaan yang

Tewas Disambar Petir Petani Batal Panen Ikan Sambungan Halaman 8 di kolamnya. Tak berapa lama di sana, cuaca terlihat gelap dan mulai gerimis. Bersamaan dengan itu suara petir juga terdengar keras. Melihat kondisi cuaca itu, Heguel mengajak korban kembali pulang ke rumah. Tanpa sepengetahuan Heguel, korban kembali ke kolam karena khawatir benteng kolam jebol karena hujan sangat deras. Sementara Heguel yang juga masih saudara dengan korban mengira korban ikut pulang. Asti br Simamora (32) istri korban yang memiliki dua orang anak, yaitu Laura (3) dan Noel (2) malam itu tidak begitu mencari keberadaan suaminya, karena terkadang korban diketahui pergi ke tempat temannya dan tidak kembali pulang ke rumah. Keesokan harinya Jumat (31/ 8) sekira pukul 07.00 WIB, seperti biasa Heguel pergi ke kolam guna memberi makan ikannya. Ketepatan jalan menuju kolamnnya sama dengan jalan menuju kolam korban. Heguel sontak terkejut, ketika melihat korban sudah tak bernyawa di bahu jalan menuju kolam itu. Di sana juga terlihat kreta Honda Astrea Prima BK 3703 BR warna hitam milik korban berada tepat di sampingnya dengan posisi terjatuh. Melihat jasad korban, Heguel langsung memberitahu Sutris yang kebetulan melintas di jalan tersebut untuk menjaga jasad korban. Sementara dia memberitahu hal tersebut kepada keluarga dan warga. Selang berapa saat, polisi yang mendapat infomasi tiba di lokasi kejadian bersama keluarga korban, karena diduga kamatian korban disambar petir, pihak keluarga tak bersedia korban dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi, melainkan langsung disemayamkan di tempat kediamannya di Simpang Nagori Pardomuan Nauli. Setelah jenazah korban disemayamkan, warga kampung satu per satu mendatangi rumah duka untuk melayat. Amatan METRO di rumah duka, warga perempuan yang datang

melayat ke sana membawa 2 tumbak beras beserta uang Rp4 ribu sebagai tanda rasa bela sungkawa. Tradisi itu mereka lakukan setiap ada warga yang meninggal di kampung tersebut. Warga yang melayat, khusunya ibu-ibu hampir seluruhnya menangis histeris ketika melihat jenazah korban. Namun beberapa orangtua kampung tampak berada di teras rumah korban, membicarakan tentang pribadi korban semasa hidupnya. *Batal Bongkar Kolam Menurut adik korban, T br Samosir (33), rencananya Minggu (2/9) nanti korban bersama Heguel akan membongkar kolam ikan lele dumbo dan hasilnya akan dijual. Satu ekor lele itu biasanya dijual seharga Rp1.000, melihat ukuran bibit yang dipanen nanti. “Setahu saya hari Minggu nanti Leo dan Heguel akan membongkar kolam, karena kejadian ini terpaksa rencana batal,” kata T br Samosir. Dia menambahkan, saat ditemukan, dari telinga kanan korban mengeluarkan darah. Melihat kondisi itu, pihak keluarga memastikan korban meninggal akibat disambar petir. “Kami tidak bersedia si Leo diotopsi, karena kami yakin kematiannya akibat disambar petir,” katanya. Rencana pihak keluarga, jenazah korban akan dikebumikan hari ini, Sabtu (1/9) di pemakaman Huta Simpang Pasar. Kapolsek Perdagangan AKP Aron Siahaan, saat dikonfirmasi METRO soal kejadian tersebut mengatakan, dari kondisi korban, tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Diduga kematian korban akibat terkejut mendengar suara petir yang keras malam itu, dan sudah dipastikan pihak keluarganya tidak bersedia jenazah diotopsi. “Kalau melihat kondisi korban tidak ada bekas kekerasan, dan soal otopsi kami sudah menawarkannya. Namun keluarga korban tidak bersedia jenazah korban diotopsi,” terang kapolsek. (mag-4)

mendaftar ikut tender hanya ada 5 perusahaan yang lolos dan ikut dalam pelaksanaan tender. “Untuk langkah selanjutnya, pengumuman pemenang tender akan dilakukan paling lama tanggal 7 September mendatang,” kata Basarullah.

Terpisah, Sekretaris LSM Kupas Tuntas SibolgaTapteng, Juan Ferry Lumbangaol mendesak Dinas Pekerjaan Umum selaku satuan kerja proyek tersebut, agar segera menetapkan pemenang dan merealisasikan pembangunan atau rehab berat gedung SMP

Negeri 3 Kota Sibolga tersebut, mengingat kondisi kantor sementara kurang memadai. “Lagipula, hanya lima perusahaan yang memasukkan penawaran, dan PT Reskarya dengan nilai terendah. Jadi dari sisi efesiensi, sudah sewajarnya panitia menetapkan

pemenangnya dengan nilai terendah. Jadi kita minta panitia tidak main-main dalam penetapan pemenang tender,” tegasnya. Ia mengatakan, jika molor dalam proses pembangunan, hal tersebut tentu saja akan merugikan Pemko Sibolga

sendiri. “Misalnya bisa saja akan ada penambahan anggaran untuk sewa gedung sementara, jika gedung yang dibangun atau direhab belum selesai. Jadi kita minta panitia tender segera tetapkan pemenang secara objektif,” tandasnya. (tob/nasa)

Jamarlin Purba Dikecam Sambungan Halaman 8 Menurutnya, sebagai wakil rakyat, Jamarlin tak sepantasnya memberikan pernyataanpernyataan yang bisa menimbulkan asumsi negatif di masyarakat, khususnya terkait penggunaan air yang dipakai oleh PLTA Sipan Sihaporas dan air Sungai Sarudik, sungai Mela oleh PDAM Tirta Nauli. “Artinya, bapak rakyat itu tidak terlebih dahulu memikirkan apa dampak dari pernyataan yang disampaikan. Apalagi menyangkut soal sungai yang jelas-jelas menyangkut hajat hidup orang banyak,” tukas Poltak.

Seharusnya, kata Poltak, Jamarlin tidak perlu memperbesar masalah dengan mengungkapkan soal pengamanan aset Pemkab Tapteng yang ada di Sibolga, apalagi sampai menyinggung soal sungai yang jelas-jelas milik negara dan dikelola oleh negara sesuai dengan undang-undang 1945. “Kita kecewa dengan pola pikirnya yang sempit dan tidak memahami apa substansi maupun penjabaran undang-undang tersebut. Kita kecewa dengan dibesar-besarkannya persoalan yang sebenarnya bisa diselesaikan secara baik-baik ini,” imbuhnya sembari tertawa. Jika berbicara aset, sambung

Poltak, sesuai informasi yang diketahuinya bahwa Pemko Sibolga juga memiliki aset di daerah Tapteng, bahkan aset itu sebenarnya sangat menguntungkan Kabupaten Tapanuli Tengah. “Disinilah Jamarlin harus dengan jeli menyikapi persoalan ini agar tidak asal bercuap-cuap saja. Kalau Jamarlin mau jujur, seharusnya Pemkab Tapteng berterimakasih kepada Pemko Sibolga yang telah menyediakan sekolah-sekolah serta masih mau mengucurkan dana di sekolah-sekolah itu meskipun berada di wilayah Tapteng,” tukasnya. Artinya, lanjut Poltak, Jama-

rlin tidak pernah mau tahu atau pura-pura tidak tahu berapa banyak aset pemko Sibolga misalnya sekolahsekolah yang seluruhnya memamng digunakan oleh warga Tapanuli Tengah (Tapteng). “Sebaiknya Jamarlin sebagai pejabat publik koreksi diri sebelum bicara, apalagi sampai menyangkut hajat hidup orang banyak. Jadi mari sikapi persoalan ini dengan bijak serta dengan kepala dingin, jangan justru membuat pernyataan di media massa sehingga menimbulkan keresahan bagi masyarakat,” tegas Poltak. Sebagai warga, ia menyarankan agar kedua belah pihak

Warga Perbaiki Jalan Rusak Sambungan Halaman 8 kegiatan memperbaiki jalan ini merupakan aksi spontanitas masyarakat yang pendanaannya dilakukan secara swadaya. “Melalui gotongroyong ini, kita dapat memperkuat silaturahmi dan rasa kebersamaan. Hingga jalan di lingkungan warga yang sudah cukup rusak ini dapat segera teratasi dengan baik, menunggu perbaikan permanen yang akan dilakukan pemerintah kota (Pemko) Sibolga,” ungkap Marajahan. Menurut Marajahan, kerusakan Jalan Dolok Tolong itu memang sudah cukup lama dan hal itu sudah disampaikan dalam Musrenbang tingkat Kota Sibolga beberapa waktu lalu, dan bahkan Wali Kota Sibolga Drs HM Syarfi Hutauruk pun respon dan langsung melakukan peninjauan terhadap jalan yang rusak. “Kegiatan ini bermula dari inisiatif beberapa tokoh masyarakat dan disampaikan kepada aparat pemerintah di Kelurahan. Setelah itu, akhirnya masyarakat Jalan Dolok Tolong menyepakati kegiatan perbaikan badan jalan dengan cara mengecor

badan jalan yang rusak dengan menggunakan semen,” tukasnya lantas menyampaikan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan masyarakat. Senada itu tokoh masyarakat setempat diantaranya st Syarif Siregar, P Hutahaean, Ramses Panggabean, tokoh pemuda Frans Si-

hombing, Raja Lontung Situmorang menyampaikan upaya perbaikan sementara kerusakan Jalan Dolok Tolong ini dilakukan guna meminimalisir terjadinya kecelakaan pada pengguna jalan, terlebih masyarakat setempat. “Kalau tidak silap, kerusakan jalan ini sudah sekitar 15 tahun dan belum pernah mendapat perbaikan sama sekali. Sehingga kami selaku warga sepakat untuk memperbaikinya dengan swadaya masyarakat menunggu perbaikan oleh Pemko Sibolga,” tukas st Syarif Siregar yang melayani di HKBP Sibolga Julu ini. Dalam hal ini, sambungnya,

menunjukkan bahwa kesadaran warga Jalan Dolok Tolong umumnya warga Hutabarangan sudah cukup tinggi. “Semangat bergotong-royong warga cukup membanggakan dimana warga menyadari betapa pentingnya bergotong royong. Warga menyadari bahwa akses jalan ini sangat diperlukan dan manfaatnya untuk kepentingan bersama. Warga merasa senang dan sangat mendukung karena ke depan jalan adalah juga merupakan kebutuhan utama warga sekitar sini ataupun warga dari luar,” tandasnya. Terpisah, Muchtar Nababan anggota DPRD Sibolga menyambut baik upaya gotongroyong yang dilakukan warga dan hal itu perlu terus ditumbuhkan dan dilestarikan di setiap waktu dan kesempatan dalam upaya membina persatuan dan kesatuan. “Pada masa kini, gotong-royong masih banyak dilakukan di daerah perkampungan dan pedesaan sebagai bentuk kerukunan dan kekeluargaan. Bagi masyarakat di wilayah kota, boleh dikatakan telah terkikis oleh kemajuan teknologi dan nilainilai kebersamaan yang mulai surut. Dan harus disadari, Indonesia merdeka karena adanya semangat gotong-royong, kebersamaan dan bahu membahu,” tandas politisi Partai Golkar ini. (tob/nasa)

yang terlibat dalam persoalan itu untuk duduk bersama membicarakan hal tersebut, sebab segala aset baik tanah, hutan, air dan lainnya yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara yang fungsinya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, termasuk Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah. “Gak usah recoklah, mari semua pihak sama-sama menehan diri dalam persoalan ini, bukan berwacana atau memberikan pernyataan di media massa yang akhirnya membuat masyarakat resah,” tandasnya. (tob/nasa)

2013 Direhab Total Sambungan Halaman 8 “Jadi untuk mengatasi kebocoran atap tersebut, sementara kita terpaksa melakukan penyisipan dengan menggunakan terpal dan triplek. Hal ini dilakukan agar aktifitas pedagang yang berjualan tidak terganggu,” ujarnya. Menurutnya, usulan perbaikan atap Pasar Sibolga Nauli itu tinggal menunggu persetujuan DPRD Sibolga. “Kita tunggu saja persetujuan DPRD,” bilangnya. Saat disinggung soal kios di lantai III Pasar Sibolga Nauli yang masih kosong (tidak berfungsi) sejak dibangun beberapa tahun silam, Ichwan Simatupang menjelaskan bahwa pihaknya saat ini sedang mencari pengusaha yang bersedia mengontrak lokasi tersebut. “Kita merencanakan lokasi tersebut akan menjadi tempat permainan anak-anak atau tempat jualan makanan. Jadi apabila ada pengusaha yang berminat un tuk mengontrak tempat itu menjadi tempat hiburan anak-anak maupun tempat jualan makanan, makan akan kita kontrakkan kepada mereka,” terangnya. Ichwan Simatupang juga mengakui, akibat kosongnya kios di lantai III tersebut, target pendapatan asli daerah (PAD) khususnya sewa kios dan pelataran dari Pasar Sibolga Nauli tidak tercapai seratus persen. (son/nasa)

Dapat Order Pejabat, Bisa Beli Laptop Sambungan Halaman 1 anak berkebutuhan khusus. “Ya..Allah yang maha mengabulkan. Kabulkanlah harapan anak-anak Indonesia. Untuk mendapatkan pendidikan terbaik, terlindungi dan mendapatkan keadilan. Agar anak Indonesia menjadi penerus bangsa yang disempurnakan,” ujar Hakim Baihaqi Marwa dari kursi rodanya. Melihat kondisi fisiknya tentu cukup membuat perih hati. Anak yang duduk di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Pacitan itu terlahir tidak sempurna. Kaki dan tangannya tidak terbentuk lengkap. Fungsinya tidak dapat diharapkan. Dengan postur tubuh yang juga relatif lebih kecil dari anak seusianya. Untuk menunjang aktivitasnya, putra pasangan Umi W Marwa dan Siti Kun Farida itu hanya bertemankan kursi roda. Kendaraan ‘beroda empat’ itulah

yang mengantar anak sulung tersebut berkeliling ceramah. Meski terbatas kemampuan fisiknya, Hakim Baihaqi Marwa tak pernah berkecil hati. Hatinya selalu gembira. Bibirnya terus mengumbar senyum. Bahkan sekali-kali celoteh nakal terucap. “Hakim gak mau pulang,” katanya dengan logat medok Jawa Timur. Menariknya lagi setiap ceramah, Hakim tak pernah membawa teks. Semua materi yang disampaikan dihapal sebelum tampil. Mulai judul ceramah sampai doa penutupnya. Padahal Hakim Baihaqi Marwa ini belumbegitupulafasihmembacaAlquran. Bahkankemampuannyamembacahuruf arab itu baru setingkat Iqro VI. Namun hafalannya sejumlah surat-surat dalam Alqurancukupdiandalkan. “Lho..dia itu belum bisa baca Quran kok. Hanya menghafal. Kalau kemampuannya baru sampai Iqro VI,” ujar

Ismi, nenek Hakim Baihaqi Marwa ini. Ismi yang biasa dipanggil mbah itu menjadi teman lain bagi Hakim. Hampir ke berbagai lokasi ceramah, nenek berusia lebih dari 60 tahun itulah yang mendampingi. Tanpa merasa lelah harus mengunjungi berbagai tempat. Lantas siapa yang mengajarkan ceramah? Ismi mengaku semua materi ceramah itu didapat dari dirinya. Hakim cukup mendengarkan apa saja materi yang perlu disampaikan. Selanjutnya Hakim berusaha improvisasi saat di hadapan penonton. “Ya..kulo sing ngajari ini. Mboten wonten sing lain. Yo...kulo niki (Ya saya ini yang mengajari. Tidak ada yang lain, ya saya ini,” kata Ismi sambil tertawa. Ditanya sejak kapan Hakim mulai belajar ceramah, Ismi menuturkan kemampuan itu didapat Hakim saat belajar di Taman Pendidikan Alquran (TPA). Materi yang ada selama belajar

tersebut coba diolah dan disampaikan ulang pada masyarakat. Lama kelamaaan, lanjut Ismi, kabar kemampuan Hakim berceramah mulai dikenal. Banyak warga kampung tempat Hakim tinggal di Pacitan mengundangnya tampil sebagai penceramah. “Sejak itulah Hakim mulai dikenal sebagai dai cilik di kampung. Mulai keliling untuk berceramah,” imbuh Ismi yang sempat berprofesi sebagai guru itu. Dia mengakui kondisi Hakim yang kurang beruntung itu sempat membuatnya kecil hati. Hakim pun merasakan hal serupa. Hingga tak merasa nyaman tinggal di rumah orang tuanya di Bekasi. Hakim, kata Ismi, lebih nyaman berada di Pacitan. Karena hidup di Bekasi seperti diasingkan banyak orang. Akibatnya Hakim merasa minder tak percaya diri. “Sejak tinggal di Pacitan selalu saya

bawa keliling. Mulai ke pasar, ketemu orang sampai ke kota pun saya bawa,” paparnya. Waktu itu, dia mengenang usia Hakim baru sekitar 2 tahunan. Hakim kecil masih bisa digendong ke manamana. Tanpa merasa berat dan kesulitan. Seiring beranjaknya usia, dia mengakui tubuh Hakim semakin berat. Tak bisa lagi digendong untuk menemani. Terpaksa menggunakan kursi roda. “Sak niki sampun boten kuat kulo. Abot temen rasane. Yo..nganggo kursi roda mawon (Sekarang sudah tidak kuat saya. Berat sekali rasanya. Ya pakai kursi roda saja),” katanya sambil tertawa. Sudah sering tampil di mana saja? Ismi menyebutkan kemampuan Hakim berceramah memang belum baik. Masih perlu terus ditingkatkan. Tapi sudah banyak yang senang mendengarkan Hakim berceramah.

Paling tidak, lanjut dia, sudah banyak pejabat berkeinginan mendengar ceramah Hakim. Terakhir M Nuh yang secara langsung mengundangnya untuk berceramah. “Sekarang di depan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari ini,” ujarnya. Hakim kalau besar mau jadi apa? Hakim Baihaqi Marwa langsung menjawab jadi dai. Alasannya kalau jadi tentara harus punya tangan dan kaki. Apa hasil dari ceramah selama ini? Dia mengaku telah membeli laptop untuk kebutuhan sehari-hari. Termasuk dua buah telepon genggam yang digunakan untuk berkomunikasi dengan ayah-ibunya. “Hakim juga hobi memelihara hewan. Di rumah Pacitan itu banyak sekali hewan peliharaannya. Saya yang mengurusnya,” pungkas Ismi. (*)

SOPIR NGANTUK, XENIA MASUK JURANG Sambungan Halaman 1 SITAHUIS- Satu unit mobil pribadi jenis Daihatsu Xenia BB 927 FA masuk ke jurang sedalam 50 meter di sisi Jalinsum TarutungSibolga Km 19 Lobunagor, Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis, Tapteng, Jumat (31/8) sekira pukul 06.30 WIB. Dua penumpangnya yang merupakan ibu dan anak mengalami luka lecet. Sopirnya juga selamat tanpa luka. Namun, kondisi mobil tersebut ringsek berat pada bagian depan dan belakang. “Kejadiannya sekitar jam 06.30 pagi tadi. Mobilnya datang dari arah Medan lalu masuk ke dalam jurang,” kata Master Gultom, salah seorang warga sekitar yang ikut mengevakuasi para korban dalam dalam jurang itu, sesaat setelah kejadian.

Menurut pengakuan sopirnya, Nuh Nasution (34), warga Kelurahan Padangmatinggi, Kecamatan Sidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan, mobil yang dikemudikannya itu adalah milik abangnya, juga warga Padangsidimpuan. Mobil itu digunakannya nyambi mengangkut penumpang, sebagai mobil ekstra saat libur Lebaran ini, yang mengambil jurusan Medan-PadangsidimpuanSibolga. Nuh sendiri mengakui dirinya mengantuk berat sesaat sebelum mobil yang dikemudikannya itu masuk ke jurang. “Bercampurlah itu lae, ngantuk dan capek juga. Tiba-tiba saja mobilnya menabrak gundukan tanah di pinggir itu lalu masuk ke jurang, sempat terguling beberapa kali sampai ke bawah,” tutur Nuh di salah satu warung yang berjarak tak jauh dari lokasi kejadian. Nuh terlihat

tidak mengalami luka. Namun, dia kelihatan agak lemas dan seperti orang yang trauma. Dikatakannya, saat itu dirinya membawa dua orang penumpang, seorang ibu paruh baya bersama anaknya yang masih bocah. Keduanya adalah warga Desa Batu Mundom, Kecamatan Siais, Tapsel. Tujuan mereka dari Medan hendak ke Sibolga. “Mereka tadi sudah diobati bidan sini, terus dibawa berobat ke rumah sakit di Sibolga. Lukaluka lecet sama memar,” kata Nuh. Dari ketrangan bidan yang menangani awal, korban perempuan itu mengalami bengkak di kepala kiri, luka lecet di atas bibir kiri, dan pipi kirinya lebam. Sedangkan anaknya, mengalami luka lecet di kening, luka ringan lutut kanan, dan luka lecet tangan kanan. Sementara itu, Br Tobing, pemilik warung

dekat lokasi, mengaku sempat melihat mobil tersebut sesaat sebelum jatuh ke jurang. Br Tobing juga mengaku sempat mendengar suara klakson mobil itu sebelum masuk ke dalam jurang. “Tadi kulihatnya mobil itu sebelum jatuh. Masih sempat klakson terus jatuh meluncur pelan ke jurang. Kata sopirnya tadi, dia seperti melihat sesosok perempuan berbaju abu-abu. Perempuan itu sudah diklakson, tapi tidak mau menyingkir,” tukas Br Tobing seraya mengatakan sosok perempuan itu makluk halus penghuni jurang itu, yang merupakan korban tewas di jurang itu juga. Salah seorang warga sekitar, Halim Simatupang mengatakan, jurang Lobunagor Desa Mardame tersebut sudah langganan mobil jatuh. Anehnya, seluruh mobil yang jatuh ke

jurang itu adalah mobil yang datang dari arah Medan. Selain karena di titik itu tepat tikungan manis, di sisi jalan pun tidak ada beram atau plat pembatasnya. “Sudah banyak yang jatuh ke jurang itu, sudah langganan itu. Maunya, pemerintah membangun pembatas jalan dari beton di pinggir jalan sepanjang jurang itu,” katanya. Sekitar 3,5 jam setelah kejadian, mobil naas itu berhasil dievakuasi dari dalam jurang. Mobil ditarik pakai kabel sling oleh truk dengan bantuan beberapa warga sekitar. Kondisi mobil itu ringsek berat pada bagian depan dan belakangnya. Beberapa petugas kepolisian dari Pos Polisi Sitahuis dan Satlantas Polres Tapteng juga berada di lokasi melakukan penyelidikan terkait kecelakaan tersebut. (mora)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.