ePaper | METRO SIANTAR

Page 42

JUMAT

28 September 2012

HJ NUR ASBAH SIREGAR:

Masyarakat Pasti Pilih Pemimpin Pintar Sambungan Halaman 9 masyarakat pintar memilih figur pemimpin yang baik ke depan. “Jika masyarakat pintar, pasti memilih pemimpin yang pintar,“ ungkap Rusydi. Ditambahkannya, bahwa ketidak percayaan masyarakat sekarang terhadap pemerintah, khususnya kepada pemimpin daerah (Walikota,red), disebabkan janji-janji yang tidak direalisasi oleh Walikota tersebut. “Kalau kita lihat dengan janji-janji yang diucapkan ketika kampanye pilkada 5 tahun lalu, ternyata tak diindahkan terhadap masyarakat selama ini. Ketika saat menjadi calon, maka para calon Walikota hanya mengumbar-umbar janji, dengan mengatakan akan begini dan akan begitu,“ tandas Rusydi Nasution. Masih kata Rusydi, bahwa anehnya lagi, Kota Psp yang selama ini disebut-sebut sebagai Kota Pendidikan, sedikit demi sedikit mulai terkikis. “Masyarakat harus tahu dengan adanya sekolah Perguruan Tinggi (PT) di Psp akan mendorong perekonomian masyarakat kita. Orang berdagang dari luar kota akan berdatangan. Anak sekolah yang kost makin banyak, sehingga masyarakat mendirikan rumah kos-kosan. Bahkan masih banyak lagi multipler effect yang akan ditimbulkannya. Termasuk

makin banyaknya uang yang beredar di Kota Salak ini serta menambah penghasilan warga, yang pada akhirnya dapat membuat kesejahteraan makin meningkat,“ terangnya. Selain itu, lanjut Rusydi, bahwa Kota Psp juga adalah pusat perdagangan dari berbagai daerah di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) ini. “Tentunya hal ini akan dapat meningkatkan perekonomian kita keseluruhan warga Psp,“ lanjutnya lagi. Sehingga, kata dia, para pemimpin juga harus tetap menjaga serta mengambil kembali ikon Kota Psp tersebut. “PAD Kota Psp saat ini cukup untuk melakukan pembangunan diberbagai bidang, jika peruntukannya tepat sasaran. Namun permasalahan pada masyarakat selama ini, baik pembangunan pendidikan, kesehatan serta akses permodalan bagi pedagang. Saya bersedia dan siap untuk memberikan jawaban dan melayani permasalahan tersebut, jika masyarakat Kota Psp memberikan amanah itu,“ tutur Rusydi. Untuk itu, pungkus Vice Presidennya Bank CIMB ini, kiranya masyarakat harus lebih pintar dalam menentukan sikap dan melihat figur, kualitas dan kapasitas pemimpin 5 tahun yang akan datang, untuk memajukan Kota Psp ke depan, serta harus ada tolak ukurnya. (tan)

EMPAT KEKUATAN PEMIMPIN SIDIMPUAN KE DEPAN Sambungan Halaman 9 Pemimpin untuk Psp tidak boleh coba-coba. Maju sebagai calon juga tidak boleh mengandalkan spekulasi atau untung-untungan. Tak boleh juga maju untuk berharap uang mundur. Niatnya memang harus serius untuk membangun, menata dan melayani. Kalau sekarang, keseriusan itu harus ditunjukkan dengan intensitas pertemuan dengan warga, sebanyak mungkin bertemu dengan masyarakat, menyerap kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Tidak segansegan dan tidak sungkan mendatangi mereka hingga pelosok kampung. Keseriusan itu juga bisa dilihat dari visi-misi dan program, tim yang dibentuk, anggaran dan dana, karena pemilukada memang butuh biaya yang tidak sedikit. Keseriusan itu juga akan tercermin dari penampilan, cara berpakaian dan cara bertutur sapa. Jika lebih lama di kota lain atau lebih sering bercengkerama dengan anak istri dan keluarga, berarti keseriusannya masih disangsikan. Jika tak berani muncul di masyarakat dan berbicara di depan umum tidak punya konsep atau nutnat atau lebih suka ‘bersembunyi’ di pinggiran kampung atau di kota lain, maka tak salah juga jika keseriusannya masih diragukan. K e k u a t a n kedua, penguasaan wilayah. Pemimpin Psp harus tahu dan harus menguasai wilayah yang akan dipimpinnya. Artinya, ia harus tahu kondisi wilayah, permasalahan dan kebutuhan masyarakat yang berdiam di wilayah itu dan juga potensi masing-masing kawasan. Pemimpin itu juga harus punya konsep apa yang harus dilakukan di kecamatan A, begitu juga dengan kecamatan B dan sebagainya. Jadi, harus mengetahui karakteristik masing-masing kawasan. Penguasaan wilayah ini bisa dilihat dari kehadirannya ke kelurahan-kelurahan, ke desadesa hingga ke gang-gang. Ketika si calon rajin turun ke bawah, berarti ia berkeinginan untuk memahami permasalahan dan kebutuhan masyarakat. Dan sebaliknya, ketika si calon jarang kelihatan turun ke masyarakat, berarti ia memang tak menguasasi wilayah yang akan dipimpinnya. Kekuatan ketiga, Memiliki Jaringan. Hingga hari ini, Kota Psp belum lepas dari beragam

persoalan. Dari masalah infrastruktur, penyediaan lapangan pekerjaan, pelayanan birokrat, hingga pengembangan kota. Bahkan belum lama ini, Psdp juga dinilai sebagai salah satu kota yang terancam bangkrut karena anggarannya lebih banyak untuk belanja pegawai daripada pembangunan. Nah, untuk mengatasi beragam persoalan itu, diperlukan pemimpin yang memiliki jaringan luas bukan hanya untuk tingkat Sumut, tapi juga sampai ke tingkat nasional atau pusat. Membangun Psp tidak bisa hanya mengandalkan APBD, tapi juga harus bisa sebanyak mungkin melobi anggaran dari provinsi dan pusat untuk pembangunan Psp. Selain itu juga harus melibatkan pihak ketiga seperti investor. Untuk ini, makanya diperlukan pemimpin yang memiliki jaringan luas. Pemimpin yang memiliki Jaringan luas itu bisa dilihat dari keberadaan si calon dan juga orang-orang di sekelilingnya, termasuk orang tuanya sendiri. Jika orang tuanya memiliki jaringan luas hingga ke pusat sana atau ke beberapa negara tetangga, bisa diartikan jaringan itu akan bisa dimanfaatkan juga untuk pembangunan Psp. Tapi, kalau jaringannya cuma kampungkampung, maka itu tidak akan banyak membantu menyelesaikan beragam persoalan yang ada. Kekuatan keempat, Mau Berbagi . Masyarakat Psp dikenal suka tolongmenolong. Solidaritasnya sangat tinggi. Jika ada anggota masyarakat yang membutuhkan bantuan, dengan segera anggota masyarakat lainnya akan segera membantu. Dalam konteks ini, Psp harus dibangun dengan kebersamaan. Jadi, pemimpin Psp ke depan harus memiliki kekuatan yang mau berbagi, mau membantu, tidak makan sendiri dan juga tidak membiarkan saudaranya dalam kesulitan. Intinya, pemimpin Psp itu bukan orang pelit atau dalam kalimat lain; orang pelit sebaiknya jangan jadi pemimpin di Psp. Sekarang pertanyaannya adalah; apakah ada calon Walikota Psp yang memiliki 4 kekuatan itu? Jawabannya pasti ada. Masyarakat Psp adalah masyarakat yang cerdas dan pintar. Mereka pasti sudah tahu siapa calon yang memiliki 4 kekuatan itu guna membangun dan melayani Psp yang lebih baik ke depan. (***)

Pemimpin Harus Jujur SIDIMPUAN- Menja d i pemimpin tidaklah mudah. Namun harus bisa mengayomi, melindungi dan menampung seluruh aspirasi rakyatnya dengan baik, berperilaku jujur, amanah dan adil serta mengedepankan kepentingan umum dibanding kepentigan golongan, keluarga, bahkan pribadi. Hal ini dikatakan Hj Nur Asbah Siregar, Nyonya almarhum Burhanuddin Napitupulu yang juga mertua dari Calon Walikota Psp nomor urut 6, Ir H Chaidir Ritonga MM saat berbincang dengan METRO, Minggu (24/ 9) lalu. “Yang terpenting, jabatan pemimpin janganlah dijadikan objek untuk mencari harta kekayaan, menghimpun kekuasaan. Akan tetapi jadilah sebagai pelayan di tengah masyarakat untuk

mewujutkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,” ungkapnya. Dikatakannya, berdasarkan pengalaman hidupnya dengan tokoh kader Partai Golkar Nasional almarhum Burhanuddin Napitupulu, dimana sejak menjabat jabatan politis sangat banyak menghabiskan waktu, tenaga dan materi untuk kepentingan umum kemasyarakatan, berbeda jika dibandingkan sebelum terjun ke dunia politis. Jadi pada hakikatnya jabatan politis itu bukanlah wadah untuk mengumpulkan harta, menghimpun kekuasaan untuk golongan, keluarga atau pribadi, akan tetapi mempersiapkan diri menjadi pelayan, pengayom dan pelindung masyarakat yang baik. Dan pada diri Chaidir sendiri sikap tersebut telah ada dan tinggal

sosialisasi terhadap masyarakat harus lebih ditingkatkan karena masyarakat pemilih jugalah yang menentukan siapa pemimpinnya dimasa mendatang. “Insya Allah, dia (Chaidir) telah siap dan memiliki kriteria pempimpin itu. Mudahmudahan masyarakat mendukung dan Tuhan mengizinkan,” ungkapnya mengakhiri. Untuk diketahui, Chaidir Ritonga yang saat ini masih menjabat sebagai pimpinan di DPRD Provinsi Sumut, maju sebagai Calon Walikota bersama Calon Wakil Walikota Maragunung Harahap SE MM yang juga adalah Wakil Walikota Psp saat ini. Keduanya merasa terpanggil untuk membangun dengan pola bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja tuntas. (ran)

(FOTO:AMRAN POHAN)

Hj Nur Asbah Siregar, mertua Chaidir Ritonga berikan doa restu untuk kemenangan pasangan Chaidir-Maragunung.

6 Calon Sepakat Tak Lakukan Isu SARA Sambungan Halaman 9 OKP, Ormas, dan alim ulama, dalam rangka mewujudkan pemilukada Kota Psp tahun 2012 yang aman dan kondusif. Acara berlangsung di auditorium Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Psp, di Sihitang, Kecamatan Psp Tenggara, Kamis (27/9). “Semua pasangan calon saya minta tetap menjaga kondusifitas kamtibmas. Jangan sampai memunculkan konflik horizontal di tengah masyarakat, dan tolong kendalikan setiap pergerakan massa pendukung dan tim suksesnya,” harap Kapoldasu. Disebutkannya, konflik biasanya terjadi pada masa kampanye, karena ada pengerahan massa besarbesaran oleh setiap kandidat. Pada masa tenang, karena momen ini sering digunakan pasangan calon untuk melakukan serangan fajar. Saat perhitungan suara dan penetapan pemenang pemilukada oleh KPU juga berpotensi konflik tinggi. “Saya sangat berharap pilkada ini bisa berlangsung dengan lancar dan damai.

Saya yakin masyarakat Kota Psp tingkat pola pikirnya sudah sangat maju, sehingga pilkada ini berlangsung dengan baik sebagaimana Pilgub DKI Jakarta baru-baru ini,” katanya. Lebih lanjut jenderal bintang dua ini berharap, pasangan manapun yang terpilih di pemilukada nantinya, semoga itulah pemimpin terbaik pilihan hati nurani rakyat untuk kota ini. Bagi calon yang tidak terpilih, diminta untuk bersabar dan silahkan persiapkan diri untuk maju di pemilukada lima tahun berikutnya. Terkait penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama (MoU) pilkada damai antara KPU, Panwaslu, dan enam pasangan calon, di akhir acara temu ramah tersebut, Kapoldasu minta seluruh pasangan calon untuk tidak menganggapnya seremonial belaka. Jika terjadi pelanggaran MoU, maka pihak yang melanggar kesepakatan akan dituntut pertanggungjawabannya. Adapun isi MoU itu antara lain, seluruh pasangan calon berjanji melaksanakan

tahapan kampanye secara jujur, adil, dan tidak mengangkat isu SARA. Menjaga kondusifitas kamtibmas, fasilitas umum dan ketertiban lalulintas. Ikuti tahapan kampanye tanpa kekerasan dan aksi anarkisme, siap dipilih dan tidak dipilih, serta bersinergi dengan Polri menciptakan pilkada aman, tetib dan damai. Pada kesempatan itu, Kapoldasu mengatakan, untuk pengamanan pemilukada ini pihaknya mengerahkan 495 personel Polri. Diakuinya, personel di Polres Psp tidak mencukupi untuk memenuhi jumlah itu. Karenanya, akan dilakukan penambahan pasukan dari Poldasu dan Polres tetangga. Sementara Kapolres Psp, AKBP Andi Syahriful Taufik SIK MSi sebelumnya berterimakasih kepada seluruh undangan yang hadir. Karena telah meluangkan waktu dan pekerjaannya untuk bertemu ramah dengan Kapoldasu. Sekaligus menyaksikan penandatanganan MoU pilkada damai oleh KPU, Panwaslu dan seluruh pasangan calon.

Adapun pasangan calon yang hadir dan menandatangani MoU di hadapan Kapoldasu adalah pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Nomor 1, Mohammad Habib NasutionH Soripada Harahap, Calon Wakil Walikota Nomor 2, Ir Riswan Daulay MM, Calon Wakil Walikota Nomor 3, Muhammad Isnandar Nasution SSos. Pasangan Nomor 4, Dedi Jaminsyah Putra Harahap SSTP MSP-H Affan Siregar SE, pasangan Nomor 5, H Amir Mirza Hutagalung SE–H Nurwin Nasution, Calon Wakil Walikota Nomor 6, H Mara Gunung Harahap SE MM. Sedangkan Walikota Psp, Drs Zulkarnain Nasution MM dalam sambutannya mengimbau seluruh masyarakat agar pada hari pemungutan suara nanti beramai-ramai menggunakan hak suaranya di TPS. Jangan apatis untuk memilih pemimpin, karena ini semua demi kebaikan kota ini ke depan. “Perbedaan dukungan itu sah-sah saja, tapi tolong jaga keamanan kota kita ini.

Pilihlah pemimpin kota ini sesua hati nurani dan bukan karena paksaan. Kepada pasangan calon, tim sukses, dan pendukung, kami tuntut tanggungjawabnya untuk menciptakan pilkada damai di kota tercinta kita,” pesan Walikota. Turut hadir dalam acara temu ramah tersebut, Kabiro Ops dan Wadir Intel Poldasu, Ketua DPRD, H Aswar Syamsi MM, Dandim 0212/TS, Letkol Inf Edi Hartono, Kaden C Brimobdasu, AKBP Antoni Surbakti, Wakapolres Tapsel, Kompol Zainuddin, mewakili Danyonif 123/RW, Kajari Psp, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Psp, Ketua Pengadilan Agama (PA) Psp dan ratusan undangan lainnya. Usai acara silaturahmi dan penandatangan MoU pemilukada damai, Kapoldasu didampingi Walikota Psp, Zulkarnaen Nasution, Kapolres Psp, AKBP Andi Syahriful Taufik SIK MSi dan Panwaslukada mengunjungi tiap Posko Pemenangan Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota di pemilukada 18 Oktober mendatang. (ran/ neo)

(FOTO:BORNEO)

Dedi-Affan bersama puluhan masyarakat Lingkungan 7, Kelurahan WEK V, Kecamatan Psp Selatan, di acara silaturahmi Dedi-Affan, Rabu (26/9) malam.

Pemimpin yang Sayang kepada Rakyat Sambungan Halaman 9 lahir menjadi pemimpin Psp ini adalah pemimpin yang betul-betul sayang kepada rakyat, bukan pemimpin yang sombong, bukan pemimpin yang egois, bukan pemimpin yang ingin menang sendiri. Dan sikap pemimpin yang harus kita minta di perubahan yang akan datang bukan pemimpin yang dilayani, tapi pemimpin yang bisa melayani. Turun, jemput bola pada masyarakat, itu yang kita harapkan,” ujar Calon Walikota Psp Nomor Urut 4, Dedi Jaminsyah Putra didampingi pasangannya, H

Affan Siregar SE, di hadapan H Darmansyah Siregar dan puluhan masyarakat lainnya, di acara silaturahmi DediAffan dengan puluhan masyarakat Lingkungan 7, Kelurahan WEK V, Kecamatan Psp Selatan, Rabu (26/9) malam lalu. Dedi Jaminsyah Putra dihadapan masyarakat mengenalkan diri, keluarga, niat dan harapan mereka ikut di pemilukada ini. Lulusan STPDN ini juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua masyarakat yang hadir yang telah menerima mereka dengan baik ditengah-tengah masyarakat. Tidak lupa Dedi

mengingatkan bahwa pesta demokrasi rakyat langsung ini pasti berakhir, dan berharap kiranya silaturahmi antar sesama masyarakat jangan sampai rusak karena pemilukada ini. “Mudah-mudahan, dalam proses pendewasaan berdemokrasi ini, dibutuhkan wawasan yang cerdas. Jangan salah pilih pemimpin, dan jangan coba-coba dalam memilih pemimpin, karena ini menyangkut perubahan masyarakat secara total dan keseluruhan. Telitilah, analisalah. Jangan seperti beli kucing dalam karung,” ungkap Dedi. Alumni S2 Magister Studi

Pembangunan MSP) USU ini mengungkapkan agar masyarakat tetap menganalisa siapa yang akan menjadi calon pemimpin. “Silahkan bandingbandingkan calon pemimpin agar tidak salah pilih. Itu tidak salah itu. Mudah-mudahan pertemuan silaturahmi ini merupakan jalan yang baik,” pungkas putra kelahiran Sitamiang, Kecamatan Psp Selatan ini. Ditegaskan Dedi, bahwa pasangan Dedi-Affan jelas menjadikan Kota Medan sebagai ‘kiblat’ mereka untuk melaksanakan pembangunan Kota Psp ini, jika dipercayakan

rakyat atas ridho Allah SWT memimpin Psp ini periode 2013-2018 nantinya. ‘kiblat’ “Jelas, pembangunan kami adalah pembangunan Kota Medan. Tidak yang jauh-jauh, tapi yang pas di depan mata kami, sistem birokrasinya, perekonomian, pembangunan akan kami salurkan ke Kota Psp, ke kota kelahiran kami Psp ini,” tegas Dedi. Diterangkan Dedi, bahwa hidup itu adalah pilihan, hitam atau putih, dan bukan abuabu. “Kalau suka kepada kami, alhamdulillah,” pungkasnya. (neo)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.