METRORIAU 02/04/2012

Page 12

12

PELALAWAN

METRO RIAU

Merangkai Kampung Membangun Negeri

SENIN

Advertorial Publikasi Pembangunan Kabupaten Pelalawan

2 April 2012

MAKLUMAT

Layani Masyarakat dengan Maksimal

PEGAWAI Negri Sipil (PNS) Pemerintah Kabupaten Pelalawan harus meningkatkan kinerjanya untuk memberikan pelayanan yang maksimal pada masyarakat. PNS juga harus bekerja dengan tidak memikirkan kepentingan pribadi. Saya menilai, orientasi pemikiran bahwa menjadi PNS untuk kepentingan pribadi itu merupakan faktor yang paling menghambat produktifitas dan efektivitas lembaga-lembaga pemerintahan daerah di

Kabupaten Pelalawan saat ini. Sekarang berusaha sekuat tenaga untuk merubah pola pikir seperti ini ke arah yang benar. Bahwa akibat cara berpikir yang demikian itu maka setiap pekerjaan tidak bisa diselesaikan secara cepat. Akibatnya, proses pengambilan keputusan dalam sistem birokrasi pemerintahan daerah jadi lamban. Meskipun memang ada sistem yang berbelit sehingga administrasi dan pelayanan kepada masyarakat

masih lambat. Dibandingkan kultur birokrasi pemerintahan dengan birokrasi perusahaan swasta maka memang terdapat perbedaan yang sangat besar di berbagai banyak aspek. Dalam hal etos kerja, misalnya, karyawan perusahaan jauh lebih beretos ketimbang PNS. Jarang sekali perusahaan swasta yang performa birokrasinya sama, apalagi tidak lebih baik dari instansi pemerintah.

Untuk mencapai produktifitas yang optimal serta maksimal maka dirinya meminta pada seluruh PNS di jajaran Pemkab Pelalawan untuk meniru pola berpikir swasta. Saya minta semua PNS bekerja dengan pola pemikiran yang lebih baik. Dalam melaksanakan pekerjaan, kita harus mau berkorban. Korban tenaga, korban pikiran dan korban waktu. Kalau bisa seperti ini saya yakin birokrasi pemerintahan kabupat-

en Pelalawan akan lebih baik. (andy)

HM Ha Har arr rrris

RIS PNPM

Rp3 Miiliaar Daanaai Peembaanguunaan 9 Deesa Penulis: Andy,y Pelalawan

PELALAWAN - Tahun ini, duit sebesar Rp3 miliar Rural Infrastructure Support Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (RIS PNPM) Mandiri akan digunakan untuk mendanai pembangunan di sembilan desa di enam kecamatan di Kabupaten Pelalawan. Masing-masing desa mendapat alokasi dana sebesar Rp250 juta. Demikian disampaikan Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pelalawan Tengku Farhan Redwan ST melalui Kepala Bidang Teknik H Syafrial BE kepada wartawan di Pangkalan Kerinci, kemarin. “Desa-desa yang menjadi sasaran program ini pada tahun 2012 yakni Desa Kiyab Jaya (Kecamatan Bandar Seikijang), Kelurahan Ukui I dan II Kecamatan Ukui, Desa Sialang Bungkuk (Kecamatan Petalangan), Desa Delik (Kecamatan Pelalawan), Desa Sialang Kayu Batu (Kecamatan Bunut), tiga desa di Kecamatan Teluk Meranti yakni Desa Petodaan, Segamai dan Teluk Meranti,” ungkap Syafrial. Dia menjelaskan desa tersebut ada yang baru dan ada juga yang sebelumnya sudah pernah masuk program ini, namun tetap dilanjutkan lagi. “Rencananya, masing-masing desa dialokasikan dana Rp250 juta. Jumlah dana tersebut jauh lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2011 lalu yang berkisar Rp175 juta tiap desanya,” katanya. Tahun lalu, sambung Syafrial, dana RIS PNPM sebesar Rp7 miliar. Namun, desa penerima dana ini lebih banyak dibandingkan tahun ini, yakni 44

desa. “Ya tentu karena desanya sedikit tentu jumlah alokasi dana tahun ini menjadi besar,” jelasnya. Karena itu, lanjutnya, agar program ini dapat terlaksana dengan baik dan bantuan langsung itu bermanfaat untuk masyarakat maka pemerintah juga telah menyediakan fasilitator atau pendamping program. “Fasilitator ini nantinya ikut bersama menyusun program yang akan dilaksanakan. Fasilitatornya malah sudah di-SK-kan oleh Pemprov Riau dan di Kabupaten Pelalawan ada delapan pendamping yang akan mendampingi masyarakat di tiap kecamatan yang masuk RIS PNPM ini,” ungkapnya. Ditambahkan Syafrial, RIS PNPM Mandiri ini sudah sejak 2009 lalu dan telah berhasil dilaksanakan dengan sangat memuaskan. Dengan kata lain, program ini hampir 99 persen dinikmati dengan baik oleh masyarakat, termasuk satu persen lainnya tetap dinikmati masyarakat namun belum memuaskan. “Dana program ini digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan desa 60 persen, air bersih 30 persen dan 10 persen lainnya dimanfaatkan untuk MCK,” jelas Syafrial. *

PELAYANAN PUSKESMAS - Bupati Pelalawan HM Harris didampingi Kepala Dinas Kesehatan Drs H Darwis Alkadam MSi, Ketua Komisi B DPRD Eka Putra, Camat Bandar Petalangan Jacky foto bersama staf dan jajaran karyawan Puskesmas Bandar Petalangan, belum lama ini. Bupati meminta petugas Puskesmas melayani warga dengan baik. (andy)

Dermaga Kuala Kampar Telan Rp1,4 Miliar PELALAWAN - Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Pelalawan mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,4 miliar untuk membangun dermaga apung di Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Kampar. “Tahun ini kita memang ada kegiatan pen-

gadaan ponton atau dermaga apung di Kuala Kampar dengan anggaran sekitar Rp1,4 miliar,” kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Pelalawan, Drs T Ridwan Mustafa, akhir pekan lalu. T Ridwan menjelaskan kegiatan ini memang

ada pada mata anggaran Dishub, tapi proses lelang pengadaan dilakukan oleh LPSE. “Ya, proses lelangnya sudah kita serahkan ke LPSE Pelalawan,” imbuhnya. Meski tak menyebutkan kapan proyek miliaran rupiah itu dimulai, na-

Pelatihan Pengolahan Limbah Kelapa

4 Warga Berpeluang ke Filipina

PELALAWAN - Empat orang perwakilan dari Kabupaten Pelalawan telah mengikuti pelatihan peningkatan kuantitas dan mutu sabut kelapa binaan CV Indonusa Makmur Sentosa di Hotel Royal Perintis Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Sumatera Utara, pada akhir Maret lalu. Keempatnya masih berpeluang untuk diikutsertakan dalam studi banding ke pabrik pengolahan kelapa terpadu di Filipina. Operational Manager CV Gajahmada Nusantara Agri Resources, Sony Wicaksono, mengatakan empat warga Pelalawan itu mengikuti pelatihan selama dua hari, yakni 28-29 Maret. Pelatihan diikuti 20 peserta dari empat provinsi yaitu Aceh, Sumut, Riau dan Sumsel serta 12 kabupaten dan satu kota. “Terpilihnya empat peserta dari Pelalawan yang merupakan peserta terbanyak dibandingkan daerah lainnya ini memang merupakan bagian dari rencana terintegrasi GNAR dalam membina alih teknologi dan informasi di bidang pengolahan limbah kelapa serta kelapa sawit terpadu di Pelalawan,” ujarnya kepada wartawan di Pangkalan Kerinci, akhir pekan lalu. Sebelum pelatihan ini dimulai, lanjutnya, beberapa waktu lalu telah didatangkan mesin pengolahan limbah lidi sawit ke Pangkalan Kerinci.

Sony menerangkan keempat orang perwakilan dari Pelalawan itu di antaranya Tasrib dari Desa Sokui Pelalawan, Erfandy dari Pangkalan Kerinci, Jumri dari Pangkalan Kerinci dan Bambang dari Pangkalan Kerinci. “Mereka mendapat komposisi pelatihan teori 40 persen dan praktek 60 persen,” katanya. Dalam pelatihan yang dibuka oleh Direktur Ekspor Hasil Pertanian dan Kehutanan Kemendag RI, Drs Marjoko MBA itu, sambungnya, tindaknlanjutnya akan diseleksi peserta untuk diikutsertakan dalam studi banding ke pabrik pengolahan kelapa terpadu di Filipina. “Di sana, perwakilan itu akan mengikuti simposium dunia tentang kelapa di India serta akan ada pendampingan kemitraan dengan pihak Lembaga Pembiayaan ekspor Indonesia,” ungkapnya. Pada kesempatan itu, para peserta diberi penjelasan oleh narasumber bahwa sampai saat ini produksi buah kelapa Indonesia rata-rata 15,5 miliar butir per tahun. Dari produksi tersebut diperoleh bahan baku ikutan sebesar 3,75 juta ton air, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut, dan 3,3 juta ton debu sabut. “Dari data itu, menunjukkan bahwa potensi ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan kelapa dan produk iku-

tannya sangat besar,” katanya. Sampai saat ini, masih kata Sony Wicaksono, mengutip pernyataan narausmber, bahwa Provinsi Riau masih menjadi salah satu daerah sentra produksi utama kelapa di Indonesia bersama Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. “Dari data Kemendag RI di tahun 2010, untuk kelapa Provinsi Riau memiliki luas 540,958 hektar dengan produksinya sebesar 554,690 ton. Dan ini merupakan potensi yang besar usaha kelapa di daerah ini,” ujarnya. Dikatakannya, dari jumlah total produksi kelapa nasional maka sebagiannya digunakan untuk konsumsi nasional dan industri pengolahan. Dengan demikian, 49 persen dari produksi kelapa nasional atau 7,57 miliar butir buah kelapa diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan 29 unit industri pengolahan kelapa dengan kapasitas 1 juta butir/hari. “Buah kelapa dapat dikembangkan berbagai industri yang menghasilkan produk pangan dan non pangan mulai dari produk primer yang masih menampakkan ciri-ciri kelapa hingga tidak lagi menampakkan ciri-ciri kelapa,” bebernya. Ditambahkannya, ada empat komponen dasar dari buah kelapa yang dapat diolah men-

jadi berbagai macam produk di antaranya sabut. Produk primer dari pengolahan sabut kelapa terdiri atas serat atau serat panjang, bristle atau serat halus dan pendek dan debu sabut.

“Dengan kondisi ini, maka negara ini ke depan sekiranya memikirkan program-program diversifikasi pengembangan produk ikutan kelapa secara maksimal,” tutupnya. (andy)

HIV/AIDS - Kasi P2PL Dinas Kesehatan Pelalawan, Sri Wahyuni, saat memberikan materi soal HIV/AIDS pada karyawan perusahaan PT Sarikat Putra dalam acara KPA Pelalawan di perusahaan tersebut, beberapa waktu lalu. (andy)

mun menurut T Ridwan, pembangunan dermaga yang terletak di ibukota Kecamatan Kampar, Kelurahan Teluk Dalam itu sebagai upaya memperbaiki fasilitas publik yang telah ada dan sangat vital di kecamatan paling pesisir tersebut.

“Kondisi dermaga apung yang lama kan sudah tua dan kondisinya juga sudah seharusnya dibangun yang lebih refresentatif lagi. Apalagi dermaga apung itu tiap hari terus dimanfaatkan masyarakat dari berbagai daerah,” pungkasnya. (andy)

PENGHULU

Normalisasi Sungai g Kerinci Sangat Mendesak PELALAWAN - Kepala Desa Makmur, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Suparno meminta Pemerintah Kabupaten Pelalawan melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk melakukan normalisasi Sungai Kerinci. Menurutnya, normalisasi Sungai Kerinci sangat mendesak untuk menyelamatkan pemukiman warga dari terjangan banjir. “Setiap hujan ratusan rumah warga terendam banjir dan itu sudah berlangsung sangat lama, terutama di lokasi Perum Graha Pelalawan dan sekitarnya. Kasihan, sampai-sampai tempat tidur warga juga terendam,” kata Suparno kepada sejumlah wartawan di Pangkalan Kerinci, Minggu (1/4). Suparno menerangkan satu-satunya alternatif untuk menghindari banjir yang menyusahkan masyarakat, yakni Sungai Pangkalan Kerinci yang selama ini menjadi urat nadi pembungan air harus dinormalisasi. “Kuncinya kalau Sungai Kerinci dinormalisasi, pasti pemukiman warga aman dari banjir. Makanya warga berharap agar dinas terkait melakukan normalisasi,” tandasnya. Saat ini, lanjutnya, kondisi Sungai Kerinci terkadang tidak mampu menampung debit air sehingga membuat sejumlah pemukiman tidak saja di Desa Makmur, tapi sejumlah desa lainnya di Kecamatan Pangkalan Kerinci ikut terendam. “Sungai Kerinci itu banyak rumputnya, belum lagi sampah, sehingga dangkal. Kita harapkan sepanjang aliran sungai dibersihkan, lalu kedalamannya ditambah,” kata Suparno. “Kita harapkan normalisasi Sungai Kerinci ini bisa dilakukan sesegera mungkin mengingat ancaman banjir bisa saja datang tiap saat dan itu sangat menyulitkan warga,” tutupnya. (andy)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.