Epaper andalas edisi selasa 20 agustus 2013

Page 15

SAMBUNGAN

Selasa 20 Agustus 2013

Taksi Resmi KNIA Pakai 'BK' Palsu .........(Dari Halaman 1) ada izin dari BPPT dan yang sudah mengurus registrasi di Ditlantas Polda Sumut baru 2 operator, yakni Nice taksi dan Blue Bird. Namun, hingga sekarang, pengurusan di Ditlantas tersebut, belum selesai dan masih berjalan," ujarnya seraya berjanji akan menindak tegas pengemudi dan operator tersebut apabila terjadi kecelakaan. Dikatakannya, bahwa terungkapnya penggunaan plat palsu oleh ke 7 operator taksi tersebut lantaran armada taksi mereka menggunakan plat BK 66xx xx. Dimana, angka tersebut (66, red) merupakan angka untuk kendaraan roda dua. "Masalah ini sudah dibicarakan ditingkat FKPD dan dihadiri para operator taksi. Mereka (operator taksi, red) sadar bahwa mereka telah melanggar hukum, tapi sampai saat

ini belum ada solusi terkait permasalahan tersebut," jelasnya. Joas menambahkan, pihaknya telah menghimbau para operator tempat armada taksi itu bernaung untuk segera mengurus registrasinya di Dit Lantas Polda Sumut. "Kalau memang (registrasi, red) belum selesai, jangan dioperasionalkan. Karena dapat membahayakan penumpangnya," timpalnya. Rencanya, kata Joas, tanggal 21 Agustus 2013 Ditlantas Poldasu akan menggelar rapat di Poldasu untuk membicarakan hal tersebut. "Hari Rabu besok kita rapat untuk membicarakan hal tersebut. Keputusan itu akan ditindaklanjuti atau tidak kita akan ambil tindakan untuk armada angkutan KNIA. Kita meminta untuk tidak beroperasi jika operator taksi tidak mengajukan untuk registrasi," tegasnya. THA

Warga Malaysia Selundupkan Morfin ke KNIA .........(Dari Halaman 1) Tersangka yang beralamat di Jalan Raja Musa Mahadi Rapat Setia 31350 Ipoh Perak Malaysia No.16 itu, menyimpan BB di dalam saku celana sebelah kanan. Kemudian pukul 16.00 WIB, tersangka dan BB diserahkan ke Dit Narkoba Poldasu guna proses penyidikan lebih lanjut maupun pengembangan jaringan. Petugas BC Bandara Internasional Kuala Namu yang coba dikonfirmasi, enggan memberikan keterangan terkait penangkapan tersangka pembawa morfin tersebut. Penyeludupan narkoba ini, merupakan kedua kalinnya setelah

sebelumnya petugas Bea dan Cukai mengamankan 10,3 Kg sabu-sabu pada 30 Juli lalu. Saat itu, petugas juga penumpang yang membawa narkoba tersebut yang berasal dari Malaysia di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Kuala Namu Airport. Informasi yang dihimpun wartawan koran ini dari petugas BC di Bandara KNIA, kurir narkoba diketahui berinisial W (41), warga Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan. Tersangka merupakan penumpang pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan AK1350 yang terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia dan tiba di KNIA pukul 07.45 WIB. (RIL)

Pria Diduga Pengebom Vihara Ekayana Ditangkap .........(Dari Halaman 1) S bersama keponakannya yang masih balita, membeli permen di warung pinggir Jalan Raya Kemranjen. Menurut seorang saksi mata, S sudah diintai dua hari personel Densus. Pria yang identitasnya belum diketahui ini ditangkap berdasarkan pengembangan penangkapan kelompok Saeful di Yogyakarta. Sebelumnya diberitakan, dua bom meledak di Vihara Ekayana Graha, Kebun Jeruk, Jakarta, Minggu (4/8) malam lalu. Suara ledakan pertama terdengar sekitar pukul 19.00 WIB sementara ledakan kedua terdengar sekitar pukul 23.00 WIB. Polisi memastikan suara tersebut berasal dari ledakan bom. Ledakan bom itu melukai tiga orang.Saat kejadian berlansung terdapat aktivitas di dalam vihara. Setelah ledakan tersebut, polisi langsung

melakukan penyidikan dan melakukan olah TK. Garis polisi langsung pasang di dalam vihara. Berdasarkan informasi yang dihimpun, bom tersebut meledak di dua tempat terpisah. Pertama di depan pintu masuk kebaktian. Dan yang kedua di pintu masuk sebelah dalam. Terdapat tiga orang yang terluka akibat insiden ini. Polisi menemukan adanya banyak serpihan gotri di sekitar lokasi. Tiga orang yang terluka itu adalah Elisa yang menderita luka pada telinga, lalu Rice menderita luka ringan pada tangan dan Ling Lung menderita luka pada telinga. Kabareskrim Polri Komjen Sutarman menyatakan terdapat dua bom yang ditelakkan terpisah di Vihara Ekayana, Kebon Jeruk. Salah satu meledak dengan daya ledak kecil, yang kedua batal meledak. (STARBERITA.COM/BS/MA)

Siput Laut Menetas

di Lutut Bocah .........(Dari Halaman 1) empat tahun itu, tiba-tiba mengeluarkan siput berwarna hitam. Ibu Rachel, pada awalnya mengira luka di dengkul putranya adalah luka biasa. Sehingga ia hanya mengibatinya dengan antibiotik dan perban. Seperti dilansir Huffingtonpost, setelah beberapa hari, lutut Paul semakin membesar dan berwarna hitam. Saat disentuh, Paul akan merasakan sakit. Merasa khawatir, Rachel langsung membawa Paul ke rumah sakit. Dokter mengatakan, lutut Paul telah terinfeksi, sehingga rasa sakit yang dirasa semakin kuat. Meskipun dokter mengatakan lutut tersebut tidak perlu diri-

saukan karena akan sembuh dengan sendirinya, Rachel malah semakin takut akan kondisi putranya. Ia yakin ada sesuatu di dalam lutut putranya dan benda itu harus dikeluarkan. Rachel meminta Paul untuk memijat lututnya secara perlahan dan kemudian meremasnya. Tak lama setelah Paul meremas dengkulnya, seekor spiut kecil bewarna hitam keluar dari lututnya. Menurut ayahnya, Paul pernah terjatuh di sarang siput laut. Kemungkinan telur siput masuk ke dalam dengkulnya dan menetas. Paul berencana tidak akan membuang siput tersebut, meski telah membuat lututnya bengkak. Ia akan memelihara siput kecil tersebut. (VI/BS/IN/MA)

harian andalas | Hal.

15

Aktor Kerusuhan LP Labuhan Ruku Diselidiki .........(Dari Halaman 1) Polisi masih menyelidiki aktor utama kerusuhan dan pembakaran LP tersebut. Saat ini, polisi dan aparat gabungan masih fokus pada evakuasi napi. Rencananya, 500-an napi akan ditempatkan di sejumlah Lapas dan Rutan di Sumut. "Ada kendala di sarana transportasi. Tapi pasti, napi akan dipindahkan. Saat ini sedang berlangsung," kata lulusan Akpol 1982 ini. Sementara itu Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol R Heru Prakoso, kepada sejumlah wartawan saat menggelar konfrensi pers di Ditlantas Polda Sumut, Senin (19/8) sore menjelaskan tim investigasi tersebut terdiri dari 30 personil. "Saat ini, Polda Sumut telah membentuk tiga tim dengan jumlah 30 orang untuk melakukan lidik dan sidik terkait kerusuhan dan pembakaran di Lapas Kelas II Labuhan Ruku. Petugas Labfor Mabes Polri Cabang Medan juga hingga kini masih melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) disana," terang Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol R Heru Prakoso, kepada sejumlah wartawan saat menggelar konfrensi pers di Ditlantas Polda Sumut, Senin (19/8) sore. Ketiga tim tersebut, kata Heru, akan melakukan pemeriksaan secara estafet terhadap sejumlah narapidana yang berhasil ditangkap kembali setelah melarikan diri dari Lapas. Selain para napi, petugas sipir serta pegawai administrasi Lapas juga akan dimintai keterangan untuk mengetahui penyebab kerusuhan itu. "Motif sementara, karena ada lima napi dari Lapas Lubuk Pakam, merasa kesal dipindahkan ke Lapas Labuhan Ruku.

Tapi, tim investigasi akan memeriksa sejumlah napi yang berhasil ditangkap secara estafet, termasuk sipir yang berjaga sewaktu kejadian, untuk mengetahui penyebab kerusuhan itu," timpal Heru seraya menyebutkan, saat ini telah dibangun posko terpadu untuk mengumpulkan informasi yang berkembang. Terkait tetang penangkap para sejumlah napi LP Labuhan Ruku yang kabur saat kerusuhan berlangsung, Heru mengatakan, sebagian ada yang ditangkap dan menyerahkan diri ke Lapas. Napi yang ditangkap ada di Polsek Labuhan Ruku, Polsek Lima Puluh, dan beberapa Polres sejajaran Poldasu. (lihat tabel). Nainggolan menjelaskan, peristiwa kerusuhan di dalam Lapas Labuhan Ruku terjadi pada saat jam istirahat. Dimana, sore itu, lima napi kiriman dari Lapas Lubuk Pakam mendatangi Danru Jaga, L Nababan, yang berada di Pos I. Setibanya di pos tersebut, salah seorang napi langsung menyerang Nababan menggunakan kursi yang ada di pos itu. Nababan berusaha melarikan diri dan para napi langsung berteriak untuk menyerang. Beberapa napi langsung masuk ke Pos I dan langsung melakukan pembakaran. "Saat itu petugas jaga hanya berjumlah 5 orang. Dugaan sementara keributan dipicu napi yang kecewa dipindahkan dari Lapas Lubuk Pakam," jelas Nainggolan sembari menyebutkan napi yang melarikan diri pada saat kejadian jumlahnya berkisar 25 sampai 30 orang dari 866 napi seluruhnya. Pada saat kerusuhan, kata Nainggolan, ada 26 tahanan wanita yang dievakuasi dengan rincian, 22 orang dibawa ke Lapas Tanjung Balai, 1 orang

yang hamil diboyong ke Tanjung Balai, 1 dirawat di Rumkit Bina Kasih Medan dan 2 orang dirawat di Puskesmas Labuhan Ruku. "Saat ini, kita juga menyiagakan 350 personil untuk melakukan penjagaan di Lapas Labuhan Ruku. 100 orang berasal dari Polres Batu Bara, 150 personil dari Polres Asahan, 25 personil dari Polres Tebing Tinggi, 45 personil dari Brimob Tebing Tinggi dan 30 dari Kodim Asahan," ungkapnya. Mantan Kapolres Nias itu juga menambahkan, akibat peristiwa itu kondisi bangunan rusak berat. Seluruh gedung kantor dibakar para napi, termasuk Blok C, Blok Wanita, Ruang Tipikor, Dapur dan Pos Komandan Jaga. "Untuk memadamkan api, kita mengerahkan 6 unit mobil Damkar," bebernya. Rencananya, 500 tahanan yang berada di dalam Lapas Labuhan Ruku akan dievakuasi ke sejumlah Lapas dan Rutan yang ada di Sumut. Dikesempatan itu, Heru Prakoso juga menegaskan, sebelum kerusuhan di Lapas Labuhan Ruku, atau persisnya sebelum pelaksanaan HUT RI pada 17 Agustus 2013 kemarin, Kapolda Sumut, Irjen Syarief Gunawan telah menginstruksikan Kasatwil sejajaran Polda Sumut untuk berkordinasi dengan Kalapas maupun Karutan yang berada di wilayahnya untuk membantu pengamanan pada saat pembagian remisi 17 Agustus 2013 apabila diperlukan. Namun, saat itu tidak ada masalah termasuk di Lapas Labuhan Ruku. "Sebelum 17 Agustus 2013, seluruh Kasatwil telah diinstruksikan untuk berkordinasi dengan Kalapas maupun Karutan di wilayahnya untuk memberikan

tenaga pengamanan apabila diperlukan. Namun, tidak ada masalah, termasuk disana (Lapas Labuhan Ruku, red). Kerusuhan itu terjadi saat jam istirahat. Dimana para napi hendak masuk ke dalam blok, terjadi pemukulan. Saat ini, tim sedang mendalami apakah apakah sudah terencana atau tidak," terang Heru seraya mengaku hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa pada kerusuhan di Lapas Labuhan Ruku. Di lokasi terpisah, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumut, Budi Sulaksana yang dihubungi Antara di Labuhan Ruku, Senin (19/8) juga membenarkan adanya 23 narapidana yang telah diamankan. "Hingga hari ini tercatat sudah 23 tahanan yang ditangkap pihak berwajib," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumut, Budi Sulaksana yang dihubungi Antara di Labuhan Ruku, Senin (19/8) Puluhan warga binaan tersebut, menurut dia, saat ini masih dititipkan sementara waktu di Polsek Labuhan Ruku dan Polsek Lima Puluh di jajaran Kepolisian Resor (Polres) Batubara. Selain diringkus aparat berwenang, kata Budi, narapidana (Napi) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Labuhan Ruku, juga ada yang menyerahkan diri ke institusi hukum tersebut. "Napi yang menyerahkan diri itu adalah dengan iktikad baik dan kesadaran sendiri, karena tidak ingin menghadapi masalah hukum karena terus dicari oleh petugas kepolisian," ucap dia. Budi menyebutkan, para napi yang menyerahkan diri secara baik-baik itu, perlu diberikan apresiasi, dan menjadi catatan bagi pihak Kementerian Hukum dan HAM Sumut. "Ini menjadi pertimbangan

bagi Kementerian Hukum dan HAM Sumut," ujarnya. Bahkan, jelasnya, tujuh orang lagi tahanan yang belum tertangkap dan masih buron, akan terus dicari hingga dapat oleh aparat berwenang yang bekerja sama dengan petugas Lapas Labuhan Ruku. "Kita belum mengetahui dimana keberadaan tujuh lagi napi yang melarikan diri tersebut," kata Budi. Lapas Kelas II A Labuhan Ruku di Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara berjarak lebih kurang 140 Km dari Kota Medan. Data yang diperoleh menyebutkan, bahwa Lapas Labuhan Ruku hanya dapat dihuni 251 orang napi, namun saat ini ditempati sebanyak 874 warga binaan dan terjadi melebihi kapasitas. Wamenkumham Sebut Empat Penyebab Rusuh Sementara itu di Jakarta, Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana menyebut empat penyebab kerusuhan dan pembakaran di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Labuhan Ruku, Kabupaten Batubara, Minggu (18/8). "Ada pemindahan narapidana dari Lubuk Pakam, perselisihan antara napi dengan petugas. Pemicu lain remisi yang kurang memuaskan dan secara umum persoalan kelebihan kapasitas juga berkontribusi," kata Wamenkum HAM di Gedung Kementerian Hukum dan HAM Jakarta, Senin kemarin. Wamenkum HAM mengatakan persoalan pengamanan dan penertiban di lembaga-lembaga pemasyarakat cenderung rentan menjelang pengumuman remisi, baik remisi khusus saat hari raya ataupun remisi umum saat HUT Republik Indonesia 17 Agustus. (THA/ANT/BS/MA)

Pemprovsu Siap Bantu Lahan Untuk Lapas Baru .........(Dari Halaman 1) Gatot Pujo Nugroho usai mengikuti Rapat Paripurna Pandangan Umum LPJP APBD 2012 di DPRD Sumut, Senin (19/8). Kepada wartawan Gubsu mengutarakan, sebenarnya, over capacity bukan hanya jadi masalah Lapas/Rutan di Sumut tapi juga menimpa hamper seluruh Lapas/ Rutan di Indonesia itu. Gubsu menjelaskan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumut untuk mengatasi masalah ini. Kerusuhan Lapas Labuhanruku, Kabupaten Batubara menurutnya juga tak lepas dari over

kapasitas penghuni Lapas. Untuk mewujudkan hal di atas, Gubsu mengusulkan pemakaian lahan eks HGU PTPN. Pemilihan lokasi tentunya akan dikoordinasikan kepaa Menkumham dan melibatkan Pemkab/ Pemko. Lapas dengan areal lebih komprehensif diharap Gubsu dapat mengatasi over kapasitas. Karena Lapas modern ini nanti dapat menampung kelebihan napi-napi dari Lapas-lapas di Kabupaten/Kota. Sehingga over kapasitas di Lapas Kabupaten/ Kota bisa diminimalisir. "Untuk mewujudkannya kita bisa pakai lahan eks HGU PTPN, akan kita koordinasikan dengan

Menkumham hal ini. Dan tentu saja melibatkan Pemkab/Pemko. Tapi setelah lahan ketemu tentu pembangunan Lapas diserahkan ke pusat, karena kita nggak sanggup," tegas Gubsu yang berharap kasus kerusuhan Lapas tidak merembet ke Lapas-lapas lain di Sumut. Gubsu berharap kasus Lapas Tanjung Gusta dan L apas Labuhan Ruku tidak terulang lagi di Lapas-Lapas lain di seluruh Sumatera Utara. Pada Minggu (18/8) Gubernur yang juga bersama-sama memperhatikan masalah ini. "Rentetan yang terjadi di dua Lapas ini harus segera diambil langkah-langkah. Jangan berkembang ke Lapas-

lapas lain," tegas Gubsu. Gubsu menyatakan over kapasitas penghuni Lapas adalah salah satu penyebab kerusuhan di Lapas, sehingga Pemerintah dalam hal ini Kementerian Hukum dan HAM hendaklah segera mengambil langkah. Sebagai data sementara dari Kanwil Hukum dan HAM jumlah Napi di Lapas se Sumut saat ini 17.600 orang dan 60 persen adalah dari pelaku narkoba. Jumlah ini tidak sepadan dengan daya tamping Lapas/Rutan yang ada. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota akan siap membantu mencari lahan yang representatif untuk membangun Lapas yang sesuai dengan stan-

dardisasi. Saat kerusuhan dan kebakaran di Lapas Labuhan Ruku kemarin, Gubernur Sumatera Utara meminta Pemkab Batubara dan Asahan ikut membantu upaya pemadaman kebakaran. Gubsu juga meminta aparat keamanan membantu memperkuat keamanan seluruh Lapas di Sumut dan menghimbau penghuni Lapas agar jangan terpancing provokasi dan tetap mengendalikan diri menjadi warga binaan yang baik. Tertib di Lapas dihimbau Gubsu juga dapat terus dilakukan jajaran Lapas di seluruh Sumut. "Peristiwa yang sudah dua kali terjadi ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua," ujar Gubsu.WAN

Tabung Gas Meledak, 1 Pekerja Tewas .........(Dari Halaman 1) Akibat peristiwa itu, seorang karyawan pabrik meninggal dunia dengan kondisi yang mengenaskan. Informasi yang dirangkum wartawan koran ini menyebutkan korban bernama Azis (50) warga

Desa Tanjung Morawa B meninggal dunia seketika saat tabung berisi gas oksigen yang diperbaikinya meledak. Akibat ledakan itu, tubuh korban hancur berserakan di lantai pabrik, sedangkan puluhan tabung gas yang berada di sekitar korban terhempas.

Ledakannya terdengar sampai radius lebih 1 kilometer. Menurut informasi dari rekan kerja korban,peristiwa itu terjasi saat istirahat. Di saat itu masih ada karyawan pabrik yang duduk-duduk dan bersantai di sekitar areal pabrik. Sedangkan korban masih melanjutkan pekerjaan. Namun

entah apa penyebabnya tiba-tiba terjadi ledakan yang mengemparkan karyawan di lokasi pabrik. Pabrik isi ulang gas oksigen tersebut diketahui sudah berdiri sejak 10 tahun lalu memiliki ijin yang dikeluarkan oleh instansi terkait di Pemkab Deliserdang. Namun sayangnya, pihak perusahaan diduga

belum sepenuhnya menerapkan standar keselamatan kerja. Polisi yang mendapatkan informasi seputar kejadian langsung turun ke lokasi pabrik dan melakukan penyidikan untuk mengetahui penyebab perstiwa yang merengut korban jiwa tersebut. (MA/BS/IN)

Surung Panjaitan Jalani Sidang Perdana .........(Dari Halaman 1) (PU) Madina, untuk memberikannya pekerjaan Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) penyabungan di Kabupaten Madina yang bersumber dari dana Bantuan Daerah Bawahan (BDB) pada tahun 2013. Dalam dakwaan tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari KPK Supardi SH dan Irene Putri SH MH, menyebutkan pada tahun 2013 Kabupaten Madina memperoleh BDB dari Pemprov Sumut senilai Rp32.041.446.000 untuk pembangunan RSUD Penyabungan di Madina, yang terbagi dalam tiga paket pekerjaan yakni Unit Gawat Darurat (UGD) senilai Rp1.187.560.116 Unit Poliklinik seniali Rp12.454.536.988 dan Unit Rawat Inap senilai Rp18.399.349.505. Kemudian pada awal tahun 2013 Hidayat Batubara

memerintahkan Khairul Anwar Daulay dan Raja Sahlan Nasution selaku Staf Khusus Pembangunan Kabupaten. Dalam hal ini terdakwa mengetahui adanya rencana proyek pembangunan RSUD Panyabungan. Pada 6 Mei 2013 terdakwa bertemu dengan Ali Mutiara Rangkuti anggota DPRD Madina dan Raja Sahlan untuk menyanyakan kebenaran Proyek tersebut dan meminta agar dapat melihat dan mempelajari rencana kerja anggaran (RKA) proyek tersebut, dan PNS tersebut memberikan kepada terdakwa pada 7 Mei 2013. Kemudian pada 8 Mei 2013 di kediaman rumah Bupati Madina di Jalan Sei Asahan Medan, Raja Sahlan Nasution dan Khairul Anwar melaporkan pembangunan tersebut. Kemudian Raja Sahlan menyampaikan kepada Bupati bahwa terdakwa Surung Panjaitan sanggup menjadi

rekanan untuk mengerjakan proyek RSUD Panyabungan. "Namun, Bupati sempat memperkenalkan seorang rekanan yaitu bernama Yusuf Tirta Sembiring ke Khairul Anwar. Yusuf menawarkan kepada Leonard Sihite dan menemui hidayat dikediamannya. Namun pada saat tanggal 10 Mei 2013 Leonard Sihite mendengar jika terdakwa berkeinginan untuk mengerjakan proyek tersebut. Sehingga Leonard memutuskan mundur dari proyek itu karena merasa tidak enak,"ujar Jaksa Irene. Kemudian setelah mengetahui Leonard Sihite Mundur, terdakwa menemui Khairul Anwar dan Raha Sahlan Nasution di sebuat cafe di Sun Plaza Medan. Bahwa dalam proyek itu terdakwa sanggup memberikan fee sebesar 15% dari nilai proyek. Untuk tahap awal terdakwa memberikan uang sebesar Rp1-Rp1,2 miliar kepada Hidayat Batubara dan

Khairul Anwar Daulay. Setelah itu, pada 13 Mei 2013 terdakwa dan mereka bertemu kembali di parkiran lantai 7 Hotel Arya Duta Medan untuk serah terima uang fee senilai Rp1 miliar. Kemudian setelah bertemu di hotel tersebut, terdakwa yang membawa uang Rp1 miliar dalam dua buah tas plastik warna hitam. Kemudian terdakwa menyerahkan uang kepada Khairul Anwar dengan memerintahkan supir pribadinya meletakkan dijok belakang mobil. Setelah menerima uang Khairul Anwar Daulay langsung menuju rumah Hidayat Batubara sambil menyerahkan uang pemberian terdakwa. Lalu Khairul Anwar Daulay mengambil Rp10 Juta dari dalam kantong plastik itu dan kemudian sisanya senilai Rp990.000.000 di bawa kekamar Hidayat Batubara. Lalu pada 14 Mei 2013

terdakwa bertemu dengan Hidayat Batubara, dan mengatakan "segera asistensi rumah sakit itu diselesaikan dan asistensi BDB lainnya segera diselesaikan"kata Hidayat. Setelah pertemuan itu, tidak berapa lama Khairul Anwar Daulay ditangkap petugas KPK. "Atas perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 5 ayat (1) huruf a dan pasal 13 UU no 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Sebagaiman telah diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,"ujar Jaksa. Usai mendengarkan dakwaan JPU, Majelis hakim yang diketui Agus Setiawan, hakim anggota Lebanus Sinurat dan Achmad Drajat, menunda persidangan hingga pekan depan Rabu 28 Agusutus 2013 dengan agenda\keterangan saksi. (FEL)

Selu di B


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.