Jong Indonesia Edisi 5 - Januari 2011

Page 39

39

Menghipnotis Bangsa dengan Etos Kerja “Agama” Oleh Cucu Surahman Ajaran agama, diyakini mampu memberikan energi positif untuk membangun karakter bangsa guna keluar dari keterpurukannya. Max Weber dalam bukunya, “Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism” (1930), menjelaskan bahwa ajaran Protestan telah membangkitkan etos kerja bangsa Jerman sehingga menjadi bangsa yang maju dan patut diperhitungkan dunia. Ajaran Protestan diyakini mengandung unsur-unsur seperti: bertindak rasional, berdisiplin tinggi, bekerja keras, berorientasi pada kekayaan material, suka menabung dan berinvestasi, hemat, bersahaja, dan tidak mengumbar kesenangan, yang semua itu merupakan faktorfaktor yang mendorong munculnya etos kerja. Demikian pula dalam ajaran Islam, memberikan banyak nilai-nilai yang dapat membangkitkan semangat etos kerja, misalnya dengan memberikan penghargaan yang sangat tinggi kepada para pekerja dan menghargai sekecil apapun nilai pekerjaan itu. Itu sebabnya, ajaran Islam (Al-Quran dan Hadits) memerintahkan kaum muslim untuk produktif. Dalam al-Qur’an, Allah Swt mengatakan, ”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Al-Jumu’ah:10). Dalam ayat lain Allah berfirman, ”Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (AlInsyirah: 7-8) Kedua ayat di atas mengandung arti bahwa Allah menyuruh hambaNya untuk produktif, yaitu bekerja dengan giat dan bersungguh-sungguh. Para nabi sendiri, sangat menghargai sekecil apapun nilai pekerjaan itu. Misalnya, Nabi Nuh A.S, memahat/ membuat sendiri sebuah kapal. Nabi Daud, yang dkenal sebagai pandai besi, mampu membuat sebuah perisai sendiri. Semangat kerja tanpa mengenal perasaan gengsi ini, juga dicontohkan oleh Nabi Musa A.S, dimana selama sepuluh tahun, ia rela mengembala kambing milik Nabi Syu’aib A.S. sebagai mahar pernikahannya. Nabi Muhammad SAW. mengembala kambing dan memperdagangkan harta Siti Khadijah R.A. yang kemudian menjadi istrinya. Selain itu, ajaran Islam juga, sarat dengan nilai-nilai transformatif. Disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib manusia sebelum mereka mengubah apa yang ada pada dirinya. (QS Ar-Ra’d [13]: 11). Dan ayat lain: ”Seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS Al-Najm [53]: 39). Kedua ayat di atas mengandung semangat perubahan (the spirit of change). Manusia harus mengubah diri, keluarga, dan lingkungan masyarakatnya sendiri kearah yang lebih baik, karena itu semua tidak akan berubah bila mereka sendiri

tidak mengubahnya. Diharapkan, dengan nilai-nilai semangat kerja yang tertera dalam ajaran agama, dapat ‘menyulap’ perilaku manusia Indonesia menjadi lebih baik, seperti yang disebutkan Mochtar Lubis dalam bukunya, “Manusia Indonesia” (2001) bahwa beberapa sifat yang dimiliki bangsa Indonesia, yakni munafik, tidak bertanggung jawab, feodal, percaya pada takhyul, dan berwatak lemah. Dikatakan pula bahwa bangsa Indonesia memiliki budaya loyo, budaya instan, dan banyak lagi karakter negatif lainnya. Sikap pengusaha yang memanipulasi kewajibannya membayar pajak, penguasa menggelapkan uang rakyat, tokoh masyarakat yang ingin senantiasa dihormati lingkungannya, masyarakat rela menggadaikan imannya dengan mengambil jalan singkat, seperti mendatangi dukun untuk meraih keuntungan bisnis, dan lain-lain, merupakan gambaran kecil atas perilaku bangsa Indonesia selama ini. Indonesia dengan mayoritas berpenduduk muslim, seyogyanya lebih maju dengan bangsa-bangsa lain, khususnya di kawasan Asia. Selain itu, diharapkan pula, budaya konsumerisme yang saat ini dianggap sebagai salah satu gaya hidup masyarakat Indonesia, dapat tersulap menjadi budaya yang senantiasa produktif. Cucu Surahman, Mahasiswa Master in Islamic Studies, Universitas Leiden

No. 5 - Januari 2011 - Tahun II - JONG Indonesia


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.