Manado Post

Page 7

9

Layout: Max Mangimbulude

Johan.... Sambungan dari hal 1

pungut daerah. Dan, KPK mendapatkan informasi berharga dari penjelasan dan klarifikasi SHS. “Jadi tidak benar kalau KPK memeriksa SHS karena terkait kasus upah pungut. Yang benar SHS memberikan keterangan berharga bagi KPK,” ujarnya. Sikap kooperatif yang ditunjukkan SHS dengan membeberkan data tentang pengelolaan rekening pemerintah di Depdagri ini diapresiasi KPK. “Siapa saja penyelenggara negara yang bersikap kooperatif dalam membuka fakta sebenarnya harus kita apresiasi. Karena mau membantu KPK

Harus.... Sambungan dari hal 1

masih perlu banyak belajar dari para senior,” kata Denny yang dekat dengan artis ibukota Sandra Dewi, Marzela Zaliyanti dan Agnes Monica ini. Meski begitu, dia mengaku akan mempertimbangkan suara-suara kader yang memintanya maju merebut kursi Ketua PG Sulut itu. “Saya menghargai aspirasi ini dan akan dipertimbangkan untuk melihat kemungkinan nanti,” paparnya. Denny oleh sejumlah kader

Tak.... Sambungan dari hal 1

menjalin hubungan dengan seorang cewek asal Swiss. Dari hasil hubungan keduanya, lahirlah seorang anak perempuan. “Kami keluarga hanya berpikir, jangan-jangan ibunya memberi nama Alex-sandra supaya mengingatkan ayahnya yang bernama Alexander. Kami hanya terpanggil untuk membantu saja, tidak lebih dari itu. Apalagi kami baca di koran sudah lama mencari ayahnya,” tutur salah satu anak Elfrida. Ditambahkannya, cerita Nicole di koran ini memang connect dengan apa yang dialami anaknya. “Ceritanya (Nicole, red) kena di hati. Apalagi anak kami pernah menjadi guide di Bali cukup lama,” ungkap wanita yang sudah berusia lanjut ini.

Tak.... Sambungan dari hal 1

ribuan peserta yang terdiri para Ketua Jemaat, Ketua Wilayah, Ketua BIPRA jemaat, Ketua BIPRA wilayah, Komisi BIPRA Sinode, dan Badan Pekerja Sinode GMIM. Sementara yang tampil sebagai pembicara, Pnt Ir Marhany Pua (Ketua DPD-RI), Stefanus Vreeke Runtu (Bupati Minahasa), Pdt Meiva Salindeho-Lintang STh (Ketua DPR Sulut), Robert Lahindo (Wakil Wali Kota Bitung), Jeremia Damongilala (Wakil Bupati Mitra), dan Jefferson Rumajar (Wali Kota Tomohon). Ketua Badan Pekerja Sinode GMIM Pdt Dr AO Supit STh dalam pengantarnya, mengingatkan agar warga GMIM harus bediri tegak membangun sukacita dalam pemilihan Gubernur Sulut nanti. “Semua harus mengambil bagian untuk memilih karena Yesus Kristus pun pernah diperhadapkan dalam dunia politik, selayaknya kita juga harus mensukseskan,” saran Pdt Supit. Ia juga menganjurkan bahwa GMIM harus terus masuk dalam segala bidang kehidupan Ipoleksusbudhankam. Selanjutnya pemaparan penalis pertama Ir Marhany Pua. “GMIM harus meletakan pembaharuan dalam partisipasi pemilihan kepala daerah, sebab ini adalah panggilan teologia untuk membangun masyarakat ke depannya,” jelas mantan Ketua Pemuda GMIM ini. Ia menilai trend di dunia politik saat ini sudah dimulai sejak

ManadoPost,Kamis12November2009 dalam pemberantasan korupsi,” tandasnya. Ditanya apakah SHS masuk katagori sebagai seorang penyelenggara negara yang melawan korupsi, Johan Budi mengatakan, “Ya, kan kemarin waktu deklarasi anti korupsi, salah satu yang ikut dalam barisan itu Gubernur Sulut Sarundajang. Otomatis itu menunjukkan kalau gubernurnya memang berkomitmen untuk memberantas korupsi dan menciptakan pemerintahan yang bersih serta berwibawa.” “Kami justru mengapresiasi kampanye Membangun Tanpa Korupsi yang sementara digalakkan di Sulawesi Utara oleh gubernur,” tandas Johan Budi. Di sisi lain, Peneliti Senior Max Wilar mengatakan,

kehadiran SHS ke KPK dalam kapasitas sebagai mantan Irjen Depdagri dan memberi klarifikasi dan penjelasan soal tata laksana upah pungut, justru sangat dihargai kalangan akademisi dan praktisi hukum. Hal itu menunjukkan sikap negarawan SHS yang patut diteladani. “SHS telah menjelaskan tata laksana upah pungut yang dilaksanakan berdasar pada ketentuan dan peraturan sebagai hukum positif yang berlaku,” kata Wilar, komunitas Peneliti Garuda/KPG Yogyakarta. Informasi dihimpun, payung hukum upah pungut diatur dalam UU 34/2000, PP 65/2001, dan sejumlah Kepmendagri. Kontribusi daerah ke Depdagri itu juga dinikmati

Polri, karena sesuai ketentuan. Di Depdagri, seluruh pejabat eselon I memperoleh yang besarannya bervariasi. Khusus Itjen Depdagri, setiap tahun mendapat Rp300 juta. Selama empat tahun (2001-2004) banderolnya mencapai Rp1,2 M. Dana tersebut digunakan untuk biaya operasional Itjen, biaya penunjang perjalanan pimpinan ke daerah-daerah, tugas ke luar negeri, bantuan kesehatan para staf, kesejahteraan staf, dan lain-lain. Selain itu, digunakan un-tuk kegiatan penanggulangan penyelesaian konflik di Maluku Utara dan Maluku. Karena SHS selain menjabat Irjen Depdagri juga Penjabat Gubernur di dua daerah tersebut yang dilanda konflik horisontal.(esy)

PG dinilai berhasil memimpin PG Manado dan Dekot Manado di masa sulit. Hal ini menjadi salah satu alas an dari sekian banyak indikator yang membuatnya dirasa cocok sebagai calon alternatif, sekaligus menjaga kesolidan PG menjelang pilkada mulai tahun depan. Kemungkinan untuk Denny menerima ‘bola muntah’ dari permainan para seniornya bisa terjadi. Yang pasti, Denny sangat berharap kader yang akan terpilih dalam Musda PG Sulut Jumat hingga Sabtu (13-14/11)

nanti adalah yang berpengalaman, visioner, dan memiliki kemampuan manajemen yang baik. “Yang terpilih nanti harus kredibel, dan punya kemampuan untuk mendiagnosa setiap indikator permasalahan,” tutur putra mantan Gubernur Sulut dan Ketua PG Sulut (alm) Drs AJ Sondakh ini, kemarin. Ia menambahkan, pemimpin PG Sulut harus bisa meminimalisir konflik tiap kali menghadapi masalah. Akan lebih baik jika memiliki kemampuan memfilter setiap

persoalan. “Kemampuan ini yang mutlak dibutuhkan,” tuturnya. Perpecahan mengenai siapa yang didukung dalam musda tidak boleh terus dibawa. Ketua terpilih tidak boleh memandang pendukung calon lain sebagai kubu lawan sepanjang masa tugasnya. “Ketua harus mampu merangkul semua anggotanya,” paparnya, sembari juga menyebut nama Marlina Moha Siahaan, Jefferson Rumayar dan Elly Lasut berpotensi memimpin PG Sulut ke depan.(sto/ddt/*)

Alexander sudah berada di Bali duduk di bangku SMP. Tapi saat duduk di kelas dua SMA, ia balik ke Amurang dan tamat di SMA 1 Amurang tahun 1985. Setelah itu Alex langsung kembali ke Bali dan menjalani profesinya sebagai Tourism Guide. “Pernah bule asal Swiss ia perkenalkan pada kami sekeluarga,” kenang Elfrida yang dibenarkan suami, Yan Alfrets Repi. Saat ini Alex juga tinggal di Swiss dan menikah dengan perempuan lain. “Belum lama menikah. Sekarang mereka belum punya anak,” sambungnya sembari memperlihatkan album yang berisi banyak foto Alex dengan seorang cewek bule. Sayang, nama Alexander Repi tidak mix dengan inisial

AR yang diberikan Nicole kepada koran ini. Koran ini kembali mewawancarai Nicole untuk memastikan apakah nama ayah yang sekarang ia cari memang bisa digaransi kebenarannya, ia menjawab dengan penuh keyakinan. “Yes. There is a document he signet in Switzerland when I was one or two years old that he is my father. He Signet with that name (AR) (betul. Ada sebuah doumen yang ia tandatangani di Swiss saat saya berusia sekitar satu atau dua tahun, bahwa ia ayah saya. Ia menandatangani dengan nama itu (AR),” tegasnya. Sesuai cerita Nicole, AR pernah ke Swiss untuk meminta ibunya menikah, tapi permintaan tersebut ditolak. Nicole sendiri saat ini bera-

da di Bali. Ia mencari sejumlah jejak sang ayah, seperti tempat studi yang dijadikan tempat AR untuk menuntut ilmu, sebelum bertemu ibunya di Bali. “After I check about that, there’s no name (AR) in the registration (Tapi setelah tidak ada namanya (AR) di register),” ujarnya. Nicole tak patah semangat. Soal foto Alexander Repi dan cewek bule yang koran ini kirim lewat email, Nicole sama sekali tidak memberikan tanggapan positif. Nicole mengaku akan berada di Bali sampai 30 November. Tapi jika ada perkembangan dan informasi seputar ayahnya, cewek murah senyum ini menyatakan langsung balik untuk bertemu lelaki yang begitu ia rindukan. (lee/vif)

otonomi daerah 1999, makanya GMIM harus mengantisipasi supaya tidak ketinggalan dalam front politik baru itu. Di sisi lain SVR mengatakan, diskusi ini bukan bermaksud mengatakan GMIM tidak berdaya dalam dunia politik. “GMIM selaku gereja kedua terbesar di Indonesia harus menjadi penentu dalam dunia politik dalam mengambil langkah untuk menjadi seorang pemimpin,” katanya. Tapi ia mengingatkan menjadi pemimpin itu harus memiliki rendah hati selaku pimpinan politik. Menurutnya warga GMIM harus memilih calon gubernur bukan melihat dari partainya saja tapi kemampuan personal yang dimiliki. “Apakah nanti ia bisa melakukan tugas-tugas selaku kepada daerah atau tidak, bukan hanya karena menang dari partai saja,” tambahnya. Ia pun menganjurkan agar bakal calon dari GMIM yang akan maju, BPS harus melakukan kunjungan pastoral dan berdoa khusus untuk prose pemilihan itu. Banyak lagi yang dikatakan Vreeke menyangkut potensi kekuatan GMIM, tetapi sayangnya ia meminta wartawan tidak menulisnya. Di pihak lain, Ketua DPRD Sulut Pdt Meiva Salindeho Lintang mengakui bahwa gereja adalah lembaga pelayanan, bukan politik. “Warga GMIM harus jadi pelaku politik yang santun,” ujarnya. Pdt Meiva pun mengingatkan jika GMIM nanti akan mengutus salah satu kandidat calon gubernur, maka perlu adanya dukungan lewat doa bersama.

“Karena dengan doa pasti lebih besar kuasanya daripada kita harus melakukan politik praktis, jika bisa kunjungan hamba-hama Tuhan harus mengalir terus mendoakan perjuangan setiap calon,” sarannya. Di sisi lain Wakil Wali Kota Bitung Robert Lahindo pun sangat setuju jika GMIM punya calon. Hal ini yang terungkap dalam diskusi bahwa GMIM harus punya calon, meskipun hasil ini bukanlah sebuah keputusan melainkan hanya pemikiran seseorang. “GMIM jangan dilema dengan dua hal memilih partai politik atau memilih orang GMIM,” tuturnya. Ia menganjurkan jika caloncalon dari warga GMIM begitu banyak, sebaiknya dibuat tim khusus untuk menjaring mana calon yang terbaik untuk dipilih. Sementara Damongilala menilai peranan GMIM dalam politik tidak bisa diragukan lagi. “Banyak yang sudah berhasil menduduki satu jabatan dalam pemerintahan itu juga merupakan dukungan dan doa dari semua warga GMIM,” akunya. Begitu pula dengan Jeferson Rumajar yang menyarankan, jangan terlalu banyak warga GMIM yang mencalonkan diri dalam gubernur. “Artinya supaya warga tidak bingung memilih dengan alasan-alasan tertentu, dan harus fokus siapa calon yang berpotensi menjalankan tugas selaku pemimpin daerah,” jelasnya. Imbaunya baik para pendeta maupun BPS harus terus mendorong agar warga GMIM harus tampil dalam pemilihan gubernur nanti. (oes)

Nyanyian.... Sambungan dari hal 1

penyidik melakukan rekayasa kasus. “Buat apa penyidik merekayasa dan Ia mengatakan, penyidikan kasus pembunuhan Nasrudin dengan membawa Antasari dan Wiliardi sebagai tersangka melalui proses yang panjang dan tidak datang dalam waktu cepat atau seketika. “Dimulai dengan lokasi kejadian menangkap pelaku di lapangan lalu ada alat bukti hingga menjadikannya sebagai tersangka,” katanya. Nanan juga menunjukkan beberapa potong rekaman yang menunjukkan Antasari dan Wiliardi diperiksa dengan rileks bahkan mereka sambil menghisap rokok. Dalam rekaman itu, Wiliardi melempar rokok ke meja setelah mengambil sebatang rokok untuk dihisap di sela-sela pemeriksaan. Ia juga sering mengangkat tangan sambil memandang ke kanan kiri saat menjelaskan satu perkara. Antasari dalam rekaman itu sempat tertawa terbahakbahak ketika terjadi dialog antara dirinya dengan penyidik. Nanan mengatakan, rekaman itu dapat dibuka ke media massa karena bukan menjadi alat bukti di pengadilan. “Kami tidak ingin berdebat di media tapi demi keseimbangan berita maka hal itu kami sampaikan saja agar ada informasi yang berimbang,” katanya. Nanan menyatakan, bahwa penyidik Polda Metro Jaya yang menangani kasus itu siap dihadirkan di pengadilan untuk menjelaskan kasus itu. (mic)

Gereja..... Sambungan dari hal 1

pelayanan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Nama jemaat dan pendetanya tidak etis ditulis. Jemaat lain sudah mengetahui penyebabnya, yakni sikap protes anggota jemaat terhadap pendeta yang tidak netral dalam pemilihan hukum tua. Sebagian jemaat lain juga sebetulnya sudah tidak ingin lagi mendengar khotbah ketua jemaatnya, tetapi mereka tidak ikut keluar. Ini untuk menjaga perasaan pendeta tersebut. Hal seperti ini banyak terjadi di jemaat-jemaat lain, ketika pendetanya ikut campur dalam politik. Tidak sedikit juga pendeta yang diusir jemaatnya, dengan cara jemaat menyurat ke Sinode GMIM minta pendetanya diganti. Tetapi tentu lebih banyak pendeta yang ditangisi anggota jemaatnya ketika dimutasi ke jemaat lain. Pendeta yang ditangisi jemaatnya ini tentu saja hanyalah pendeta yang betul-betul menjalankan tugas gereja yaitu untuk Marturia, Koinonia, dan Diakonia (bersaksi, bersekutu, dan melayani). Rabu (11/11) kemarin, seluruh 867 Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat dan 97 Ketua Badan Pekerja Wilayah, diundang mengikuti diskusi terbatas dengan topik, ‘Pemberdayaan Partisipasi Politik Warga Gereja dalam Pemilihan Kepala Daerah di Sulawesi Utara’. Diskusi yang dilaksanakan di Aula Kantor Sinode GMIM Tomohon, dihadiri hampir seribu orang. Sudah termasuk Ketua BIPRA dari tingkat jemaat, wilayah, hingga sinode. Membaca topiknya, diskusi itu tak lain bertujuan menyadarkan dan membangkitkan militansi anggota jemaat terhadap GMIM. Agar di setiap pemilihan kepala daerah baik bupati/wali kota maupun gubernur, GMIM harus satu suara. Diskusi yang dijadwalkan dimulai pukul 09.00, baru

Musda.... Sambungan dari hal 1

DPP PG itu kemudian menyatakan niatnya untuk maju. Langkah Theo itu mengubah konstalasi yang telah tersusun secara internal dalam tubuh Partai Golkar. Ini diakui sejumlah elit PG Sulut. Mereka mengaku sudah ada pembicaraanpembicaraan antara sejumlah Ketua DPD II PG di Sulut yang punya lebih dari satu suara. Yaitu, suami istri Elly Lasut danTelly Tjanggulung (PG Talaud dan Mitra), kakak adik Denny Sondakh dan Inggried Sondakh (PG Manado dan PG Minut), serta suami istri Marlina Moha Siaahaan dan Kudji Moha (PG Bolmong dan PG Bolsel) yang didukung penuh Karel Bangko (PG Bolmut) dan Tuty Gobel (PG KK). Inti pembahasan, mendukung sepenuhnya Vreeke sebagai Ketua PG Sulut, dengan catatan dia tidak akan maju baik papan satu maupun dua dalam Pilgub 2010. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung adalah Elly Lasut dan Moha Marlina Siahaan. Masuknya Theo yang diperkirakan kuat akan diusung PG Sulut sebagai calon gubernur itu tidak membuat dukungan bagi Vreeke meluntur. Sejumlah orang yang dekat Elly Lasut menyatakan jago mereka tetap akan mendukung Vreeke sebagai Ketua PG Sulut, dengan catatan tidak akan memecat suami Telly Tjanggulung itu sebagai Ketua PG Talaud, bila dia maju dengan kendaraan lain, baik parpol maupun independen. Langkah Elly ini normatif, karena pengalaman menunjukkan PG selalu berkepala dingin. Tidak pernah ada kader yang dipecat karena maju dalam Pilkada. Sang kader biasanya baru dipecat bila kalah dalam persaingan itu.

dimulai sekitar pukul 11.00. Saya ikut hadir dalam diskusi itu. Selain untuk meliput, juga karena diundang selaku Ketua Komisi Pelayanan Remaja (KPR) di Jemaat GMIM Imanuel Kamangta dan Sekretaris KPR Wilayah Kembes. Saya datang agak terlambat. Saat itu Wakil Wali Kota Bitung Robert Lahindo sedang bicara. Artinya saya tidak sempat mendengar materi dari Ir Marhany Pua (Anggota DPD-RI), Stefanus Vreeke Runtu (Bupati Minahasa), dan Pdt Meiva SalindehoLintang STh (Ketua DPR Sulut). Hanya sempat mendengarkan Robert Lahindo, Jeremia Damongilala (Wakil Bupati Mitra), dan Jefferson Rumajar (Wali Kota Tomohon). Setelah itu diberi kesempatan peserta menyampaikan pertanyaan atau masukan. Yang saya ingat ada beberapa pendeta yang menyampaikan argumen. Antara lain Pdt Renata Ticonuwu, Pdt Joy Palilingan, Pdt Lucky Rumopa, dan beberapa peserta diskusi lainnya. Dari 16 peserta yang maju menyampaikan argumen, hanya dua yang menyerahkan semua proses pemilihan kepala daerah itu kepada kuasa Tuhan. Kebanyakan, meminta warga GMIM harus bersatu memilih kepala daerah GMIM. Bahkan salah satu panelis Jeremia Damongilala terang-terangan mengatakan, GMIM harus pilih GMIM. Saya bisa merasakan dari diskusi itu, menginginkan saatnya GMIM harus memimpin. Tetapi saya kurang setuju jika diskusi itu hendak mengarahkan para pendeta dengan maksud para pendeta mengarahkan jemaatnya. Kasihan pendeta. Saya khawatir terulang kejadian jemaat yang meminta pendetanya diganti. Atau lebih parah dari itu, domba keluar kandang cari gembala lain. Saya tidak setuju apa pun cara yang digunakan. Karena gereja tidak bisa disusupi kepentingan politik. Gereja tugasnya melayani jemaat. Kalau mengurusi politik, dikhawatirkan gereja

akan ditinggalkan. Dipastikan akan memunculkan protes dari jemaat. Apakah kita tidak belajar dari sejarah gereja protestan. Apakah kita tidak belajar dari sejarah kenapa berpisah dengan Katolik. Kenapa hanya menga-kui konsili VI saja (konsili Konstatinopel III th 746). Apakah kita tidak belajar bagaiman tim inkuisi mengejar umat Protestan dan bagaimana perang 30 tahun antara Katolik dengan Protestan yang berakhir dengan perjanjian Westphalia. Apakah kita ingin juga menjadi inkuisi. Inkuisisi adalah kejahatan dalam “kesalehan” lembaga gereja. Kejahatan Inkuisisi yang dilakukan gereja-gereja Kristen bukanlah produk ajaran Kristus ataupun cerminan iman Kristen. Inkuisisi adalah produk dari manusia yang bertindak seolah mewakili Allah. Tindakan ini adalah kejahatan individual pemimpin gereja, juga kejahatan struktural dan organisasional yang dilaksanakan oleh struktur kekuasaan organisasi gereja Masih ada catatan sejarah, dimana John Calvin juga membakar seseorang yang dianggap bidat, diantaranya yakni Ichabod Crane pada abad ke 16. Hal itu sebagai gerakan “reformasi” melakukan gerakan pembaharuan “keagamaan Kristen”. Dimana inti dari gerakan ini adalah sikap protes terhadap Gereja Roma yang dinilai otoriter, kaku dan lainlain. Rupanya kita hendak mengulangi sejarah ini. Kita sebagai kaum reformis, justru menyerap kegiatan-kegiatan yang dilakukan Gereja Roma waktu itu. Tentu kita semua berharap, jangan pernah terulang lagi sejarah buruk ini. Politik itu duniawi. Dengan mengutip Yakobus 4:4, “…bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah”. Politik dan kekuasaan politik adalah unsur yang sangat duniawi, sehingga tak perlu didekati. (*)

Hanya saja, perkembangan terbaru menyebutkan ada skenario lain, di mana Elly akan berupaya merebut posisi strategis itu. Niatnya itu bisa kesampaian bila dia didukung kubu Bolmong yang ‘dikendalikan’ Marlina. Enam suara DPD II PG (Talaud, Mitra, Bolmong, KK, Bolmut, Bolsel) dari 15 DPD II PG di Sulut itu bisa memuluskan langkahnya menjadi bakal calon ketua. Dia memenuhi syarat didukung minimal 30% DPD II PG di Sulut. Sejauh ini belum diketahui pasti untuk Vreeke Runtu, yang diyakini sebagai kader paling layak menakhodai PG Sulut. Ada yang mengklaim dia sudah didukung 13 DPD II, minus Talaud dan Mitra. Informasi beredar dia dipastikan didukung PG Boltim (Hamdi Paputungan) dan Winsulangi Salindeho (PG Sangihe). Jefferson Rumajar (PG Tomohon) sepertinya condong mendukung Vreeke. Jika itu terjadi, Vreeke berpeluang menjadi calon, tergantung tata tertib musda nanti. Sampai kini, belum ada kepastian ke mana suara JJ Paruntu-Tumbuan (PG Minsel), Denny Tindas (PG Sitaro), dan Baby Wurangian (PG Bitung) akan diberikan. Begitu pula dengan suara Denny Sondakh dan Inggried Sondakh. Hanya saja, nama Denny belakangan dikumandangkan sebagai calon alternatif. Dia diharapkan bisa jadi buffer zone saat perkelahian elit PG mencapai titik membahayakan. Anak mantan Ketua PG Sulut (alm) Drs AJ Sondakh itu bisa saja membuat kejutan. Paling tidak dia mempunyai modal dua suara DPD II PG. Tengara adanya bargainingbaragaining ini dibantah Wakil Bendahara Umum DPP PG, Rene Manembu. “Pemilihan ketua akan dilakukan sesuai mekanisme. Semua calon berkompetisi secara sehat,” tegasnya kepada wartawan koran ini, tadi malam.

Soal Theo, kata Manembu, tak ada deal untuk mengusung waketum itu sebagai cagub. Menurutnya, Vreeke juga bisa ikut mencalonkan diri sebagai bakal calon gubernur (balongub) meski terpilih sebagai ketua. “Semua kader partai berhak mencalonkan diri di pilgub,” tambahnya. Buktinya, lanjut Manembu, Elly Lasut yang masuk bursa kandidat akan maju sebagai cagub PG. “Semua proses sesuai aturan,” tegasnya. Dia juga menjelaskan kandidat yang menang adalah yang bisa meraih 50 persen suara plus satu dari 19 suara yang diperebutkan. Jumlah kandidat tak dibatasi. “Kalau semua dibawah lima puluh persen bisa dua putaran,” terang Manembu. Para pemilik suara dalam musda itu, menurut Wasekjen DPP PG Ricky Rachmadi adalah 15 DPD II PG Se-Sulut, 1 DPP PG, 1 organisasi saya[, 1 organisasi mendirikan, dan 1 organisasi didirikan. “Ada sepuluh organisasi sayap, menddirikan dan didirikan. Suaranya dihitung satu persepuluh,” paparnya baru-baru ini.(sto/ddt)

Urus.... Sambungan dari hal 1

Mengenakan pakaian terusan warna putih dipadu blus hitam, Venna secara lantang meminta agar kekerasan terhadap siswa mendapat perhatian Mendiknas. None Jakarta 1993 dan Putri Indonesia 1994 itu mengamati saat ini kekerasan terhadap siswa belum mendapat perhatian maksimal. Itu pula salah satu alasan Venna untuk berjuang secara gigih menjadi anggota legislatif. “Saya ingin konsen terhadap persoalan ini,” cetus perempuan kelahiran Surabaya, 20 Juli 1972, itu saat rehat di sela raker kemarin. (jpnn)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.