Majalah Sagang 176

Page 27

“Kalian resmi bercerai.” Hakim bertanya ke pasutri ketiga, “Alasan apa yang mendasari perceraian ini?” “Aku ingin menceraikanmu karena kamu selalu berselingkuh dengan pekerjaanmu.”

Mengecar Copet Aku duduk-duduk di pasar sambil mencecap dawet ireng khas Purworejo. Ketika puluhan orang mengejar seseorang sambil menyerapahi anjing, maling, juling, copet. Aku ikut saja berlari dan mengejarnya. Napasku terengah-engah karena keseringan merokok satu bungkus satu hari. Baru di pojokan mal pencopet itu tertangkap. Langsung dipukuli dengan besi, linggis, dan clurit. Wajahnya sudah tidak berupa manusia. “Apa yang dicurinya, Pak?” “Lihat saja sendiri!” Aku mengamati tetapi tidak menemukan tas, dompet atau barang bawaan yang biasa dicopet. “Lihat saja, mereka sudah mencuri kepala kami.” Baru kusadari mereka sejak tadi lari tanpa kepala.

Sungai Guttah Aku pernah ‘jajan’ di pelacuran. Beberapa gadis kenes dan bernas di ranjang. Hanya saja satu gadis yang selalu kuingat dengan adegan ranjang paling menantang. Aku kelelahan kemudian aku mandi berdua di sungai guttah. Kau tahu sungai guttah itu apa? Aku senang, karena sungai itu dari cairan nanah yang membanjir dari selangkangan semua penjaja ketidaksusilaan.

Syuruq di Eden Adam terbangun. Lehernya begitu lelah semalaman melengkung di atas bantal. Bulir-bulir keringat bergerombolan tergiring ke pokok leher. Diusap dengan kain sulam yang melilit badan. Seberkas cahaya masih berpendar di tengah diafragma dan sisi kanan Adam. Rusuknya diraba. Masih utuh dua belas. Adam menengadahkan tangan, berdoa “Tuhan jadikan cahaya ini kekal. Jadikan sinar ini sinar untuk meniti tangga cahaya.”

halaman 25


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.