Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto

Page 342

7. MENJALIN CERITA BARU

pasukan dan perwira yang terlibat dalam aksi ini. Sepanjang pagi para perwira Kostrad menyelidiki kekuatan militer G-30-S dan memeriksa kesetiaan perwira-perwira kunci di ibu kota, terutama Mayor Jenderal Umar Wirahadikusumah. Jika G-30-S ternyata lebih kuat dan setidaktidaknya menerima dukungan bersyarat dari presiden pagi hari itu, Suharto mungkin akan tetap pasif. Ia hanya mempunyai satu batalyon di Jakarta yang berada langsung di bawah komandonya (Batalyon 328 dari Jawa Barat), yang bisa ia gunakan untuk melancarkan serangan balik seketika. Melihat rentannya G-30-S, ia merasa mempunyai cukup waktu untuk mengerahkan pasukan-pasukan lain (seperti misalnya RPKAD, dari markas mereka di selatan kota) dan memperoleh dukungan cukup dari rekan-rekan perwira sesamanya untuk melakukan serangan. Begitu Suharto pagi itu menyatakan tekadnya untuk menghancurkan G-30-S, ia memutuskan untuk tidak menghiraukan perintahperintah Sukarno, apa pun bunyinya. Bentrokan dengan PKI yang sudah lama ditunggu-tunggu terjadilah. Suharto tidak akan membiarkan presiden memberikan perlindungan kepada para pengikut G-30-S atau para anggota partai. Penolakan Suharto untuk memberi izin Pranoto dan Wirahadikusumah pergi ke Halim dan desakan dia agar Sukarno meninggalkan Halim memperlihatkan bahwa Suharto sudah bertekad untuk mengabaikan kemauan Sukarno. Seorang jenderal tanpa rencana yang sudah dipersiapkan sebelumnya pasti akan tunduk terhadap Sukarno. Suharto menanggapi G-30-S atas pertimbangan sendiri, tanpa banyak berunding dengan panglima tertingginya. Sejak pagi 1 Oktober ia sudah tahu bahwa G-30-S sangat mungkin dipakai sebagai dalih yang sudah lama ditunggu-tunggu untuk mengantar Angkatan Darat ke mahligai kekuasaan. Kecepatan Angkatan Darat mempersalahkan PKI, mengorganisasi kelompok-kelompok sipil antikomunis, dan merancang kampanye propaganda memberi kesan adanya persiapan. Jenderal-jenderal itu telah menyiapkan rencana untuk menghadapi peristiwa yang mungkin akan terjadi. Sepak terjang Angkatan Darat dalam masa pasca-G-30-S tidak bisa diterangkan sebagai serangkaian jawaban-jawaban improvisasi semata-mata. Para perwira militer dalam G-30-S yang berkumpul di Halim (Untung, Latief, Soejono) sudah siap menghentikan operasi sebelum mereka mengetahui tentang rencana serangan balasan Suharto. Sukarno

316


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.