Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto

Page 309

DALIH PEMBUNUHAN MASSAL: GERAKAN 30 SEPTEMBER DAN KUDETA SUHARTO

Seperti analisis Gedung Putih pada pertengahan Februari 1966 menyatakan, Nasution dan Suharto sesudah “membinasakan PKI … menggunakan pengaruh politik yang telah diperolehnya untuk melawan Sukarno.”92 Demonstrasi-demonstrasi mahasiswa dan pelajar (yang sebagian dibiayai Kedutaan Besar AS) memperlihatkan gelagat ketidakpuasan massa rakyat terhadap kepresidenan Sukarno. Sesudah disusutkan menjadi sekadar perlambang – yang tak lebih dari tanda tangan di atas dokumen, potret di dinding, boneka pajangan berseragam di upacara – Sukarno selanjutnya didiskreditkan sebagai pendukung PKI dan Gerakan 30 September. Angkatan Darat, yang merencanakan stabilitas kekuasaannya berumur panjang, berusaha menyandarkan perebutan kekuasaannya pada prosedur-prosedur konstitusional. Semua tindakan Suharto disahkan melalui instruksi-instruksi yang ditandatangani presiden: pengangkatannya sebagai Panglima Angkatan Darat pada 2 Oktober, pengesahannya sebagai panglima militer keadaan darurat baru yang disebut Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) pada 1 November, dan pembentukan Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) pada 4 Desember. Suharto bahkan menggunakan instruksi presiden sebagai pembenaran untuk menahan lima belas menteri anggota kabinet Sukarno dan mengangkat menteri-menterinya sendiri. Sukarno, tentu saja, memprotes bahwa perintah yang diberikannya pada 11 Maret 1966 bukan merupakan pemindahan kekuasaan, tapi kata-kata saja tidak mampu menghentikan langkah Suharto terus ke depan.93 Suharto sangat cermat dalam mengolah prosedur konstitusional, seperti misalnya sidang MPRS yang memilihnya sebagai pejabat presiden pada Maret 1967 (parlemen yang telah dipadati dengan wakil-wakil pilihannya sendiri), sehingga perebutan kekuasaan negara oleh Angkatan Darat tidak akan menampak seperti apa yang sejatinya: kudeta. Penggabungan yang lihai elemen-elemen berikut – teror massa melawan musuh yang diibliskan, kesepakatan sipil dalam aksi kekerasan anti-PKI, demonstrasi-demonstrasi pelajar-mahasiswa anti-Sukarno, cara-cara perang urat syaraf melalui media massa, permainan-permainan prosedur legalistik – mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana merebut kekuasaan negara. Dibanding dengan kup-kup lain di dunia, kup Angkatan Darat Indonesia merupakan kup yang luar biasa canggih. Suharto bisa berkuasa sepanjang tiga puluh dua tahun

283


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.