Lampung Post Edisi Senin, 03 Juni 2013

Page 2

SENIN, 3 JUNI 2013

LAMPUNG POST

TER 2

PONG

A GROBISNIS

Budi Daya Ubi Jalar Organik Diminati BUDI DAYA ubi jalar secara organik masih tetap dipertahankan petani di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, karena hingga saat ini potensi pasar masih menjanjikan. “Tanaman ubi jalar dengan pola organik masih tetap dipertahankan para petani di Kuningan karena kebutuhan pupuk organik masih melimpah, selain itu pertumbuhannya cukup baik,” kata Uye, salah seorang petani di Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Sabtu (1-6). Budi daya ubi jalar makin diminati para petani di Kuningan, kata dia, selain potensial untuk dikembangkan di lereng Gunung Ciremai, permintaan pasar cukup menjanjikan. Ditambah harga jual bertahan tinggi sehingga menguntungkan mereka. Uye menuturkan ubi jalar perawatannya sederhana, selain itu bisa tumbuh di lereng Gunung Ciremai meskipun pasokan air terbatas sehingga dalam satu tahun petani bisa tiga kali tanam. Para petani di Kuningan, kata dia, sudah terbiasanya mengembangkan ubi jalar secara alami karena lahan pertanian mereka subur dan limbah ubi jalar tersebut dimanfaatkan untuk pupuk. Sementara itu, Junaedi, petani lain, mengaku tanaman menjalar itu sudah dikem bangkan para petani di Kuningan. Pola tanam tetap dipertahankan organik meskipun sebagian sudah konvensional karena tingginya permintaan pasar.

Hasil panen ubi jalar Ku ningan mudah diserap pasar. Selain dijadikan bahan utama tepung untuk bahan kue, aneka olahanya makin berkembang sehingga membuka peluang bagi petani. Bagi petani yang memanfaatkan panen jelang Ramadan, kata dia, harganya cukup tinggi karena permintaan pasar meningkat dibandingkan sebelumnya. Pesanan ubi jalar berdatangan dari pasar tradisional dari Kabupaten Cirebon, Bandung, dan Jakarta. Muhammad, salah seorang ahli pertanian di Kuningan, menjelaskan ubi jalar yang diminati oleh petani Kuningan yakni ubi berumbi putih, kuning kemarahan (jingga), dan ungu. Yang paling diminati pasar yaitu berwarna kuning jingga karena kaya kandungan bakarotennya. Menurut dia, kandungan betakaroten merupakan provitamin A dan bersifat antioksidan. Kandungan kimia pada ubi jalar cukup kaya antara lain protein, lemak, karbohidrat, kalori, serat, abu, kalsiu, fosfor, zat besi, karoten, vitamin B1, B2, C, dan asam nikotinat. Ubi juga berkhasiat sebagai tonik (meningkatkan stamina) dan menghentikan pendarahan. Dia mengatakan ubi jalar dapat digunakan sebagai obat penyakit kuning, pengbengkakan, rematik, asam urat, pegal linu, dan rabun senja, sehingga permintaan pasar cukup tinggi. (ANT/E-1)

LAMPUNG POST/DOK. DEPTAN

AREAL PERTANAMAN. Budi daya ubi jalar membutuhkan air yang cukup sehingga sebaiknya dibuat parit untuk suplai air ke tanaman.

Ubi Jalar Mulai Rambah Industri JIKA melintas di jalan lintas Sumatera, tepatnya di daerah Bandarjaya, Lampung Tengah, terdapat banyak lapak di pinggir jalan yang menjajakan aneka hasil pertanian, seperti ubi jalar, bengkuang, labu kuning, dan lainnya. neka hasil pertanian tersebut telah menjadi buah tangan bagi pelintas di daerah tersebut. Daerah Lampung Tengah dan sekitarnya memang terkenal sebagai penghasil ubi jalar, bengkuang, maupun labu. “Pasti kalau melintas di Bandarjaya, banyak teman yang nitip untuk dibawakan ubi jalar ungu. Sepertinya memang sudah khas oleh-oleh dari sini,” kata Radian, warga Bandar Lampung, yang sering keluar kota ini. Banyak yang memilih ubi jalar ungu karena selain warnanya memikat, rasanya juga lebih manis dan saat ini sudah banyak dijadikan aneka panganan, mulai dari es krim hingga bolu. Untuk ubi jalarnya sebetulnya ada beragam jenis yang bisa dilihat dari warna daging buahnya, yakni oranye, putih, dan ungu. Ubi jalar atau mantang juga sudah masuk ke dunia industri rumah tangga dengan maraknya pembuatan keripik ubi jalar sebagai oleholeh khas Bumi Lampung. “Kirain oleh-oleh dari Bogor,

A

ternyata di Lampung juga banyak lo keripik ubi jalar, renyah dan manis lagi,” ujar Supardi, warga Palembang yang bertandang ke Bandar Lampung, pekan lalu. Prospek ini membuat budi daya ubi jalar lebih menguntungkan sehingga luas areal tanamannya juga terus bertambah. Pada tahap awal untuk budi daya ubi jalar, kita harus mengolah tanah yang akan dipakai untuk lahan tanam karena faktor tanah sangat berperan penting dalam setiap pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah sama halnya seperti pengolahan tanah untuk tanaman lain, tujuannya agar tanah gembur, bebas dari hama, dan subur. Gemburkan tanah supaya sirkulasi air dan udara menjadi baik dan lancar. Air dan udara dibutuhkan oleh tanaman, termasuk umbi jalar. Pada tanah yang gembur, bibit mudah tumbuh bertunas, akar mudah berkembang dan menembus tanah, serta umbi-umbi pun akan tumbuh tanpa kesulitan. Langkah kedua, mematikan gulma dan mengusir hama yang bercokol di dalam tanah. Dalam mengolah tanah, rumput-rumputan dan gulma hendaknya dibersihkan dan dipendam di dalam tanah. Langkah ketiga, saat mengolah tanah sebaiknya sekaligus diberi pupuk awal, yaitu mencampurkan pupuk kandang

atau kompos dengan pasir. Tanah yang cocok untuk tanaman ubi jalar adalah tanah yang bercampur pasir. Pasir dicampur dengan kompos dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2:2. Penanaman ubi jalar dapat dilakukan pada tanah jenis tegalan maupun sawah, karena kedua jenis tanah tersebut berbeda, jadi cara pengolahannya pun berbeda juga. Cara pengolahan lahan tegalan adalah tanah dicangkul dan dicampur dengan pupuk dan pasir, buatkan larikan-larikan dalam bentuk bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 50 cm dengan panjang disesuaikan dengan lahan yang ada serta tinggi dari dasar selokan 40 cm. Kemudian, antara bedengan dibuatkan selokan dengan lebar 30 cm, panjang sesuai dengan panjang bedengan, dan tinggi 40 cm. Setelah menjadi bedengan, biarkan bedengan-bedengan tersebut antara 1 sampai 3 hari agar tanah terkena sinar matahari dan angin dan embun sehingga tanah lebih kesat dan pecah menjadi agak lembut. Setelah itu barulah tanah ditanami. Pada lahan sawah, tanah dibiarkan supaya agak kesat dan tidak terlalu basah, kemudian tanah dibajak terlebih dahulu supaya jerami bekas padi tertimbun dan dibiarkan tanah mengalami proses penguapan, biarkan proses itu selama seminggu. Setelah tanah tersebut kesat dan kadar air sudah mengurang, lakukan pencangkulan. Ini untuk menghancurkan tanah yang menggumpal karena dibajak sekaligus membersihkan sisa jerami. Setelah tanah gembur dan longgar, lakukan pencangkulan kedua dengan tujuan mencampurkan antara pupuk dan pasir pada lahan dan sekaligus membuat bedengan-bedengan dengan ukuran yang sama seperti di lahan tegalan. * Pemupukan awal Pemupukan awal sebetulnya sudah dilakukan pada tahap pengolahan tanah, tetapi untuk memaksimalkan pemberian pupuk bisa dilakukan kembali setelah bibit ditanam selama seminggu. Pupuk yang diberikan adalah untuk merangsang tumbuh akar dengan dosis 1/4 dari dosis pemakaian normal. Pemupukan dilakukan dengan penyemprotan, tentunya dengan pupuk cair yang dicampur air, tetapi yang perlu diperhatikan pada saat penyemprotan tanah jangan sampai terlalu basah karena akan mengakibatkan lembab dan

busuk pada pangkal bibit. Jika tanaman umbi jalar dalam waktu seminggu sudah tampak bersemi segar dan tampak pucuk batang mulai menampakan tunas baru, pemupukan awal tidak usah dilakukan. * Pemilihan Bibit Bibit ubi jalar bisa berupa potongan-potongan umbi dan dapat berupa batangnya. Jika bibit dari umbi dibutuhkan umbi yang besarnya seukuran bola tenis. Namun, jika bibit yang akan ditanam berupa batang, hendaknya sudah dibuat potongan-potongan sepanjang 25 cm—35 cm, dengan ruas sekitar 5—6 ruas. Sisakan 2 atau 3 helai daun pada bagian pucuk. Umbi maupun batang yang akan dijadikan bibit harus bebas dari jamur, hama, dan penyakit. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pilih bibit dari varietas yang memiliki kualitas unggul, seperti varietas Borobudur atau Prambanan dan varietas Samarinda atau nanas putih. Bibit ubi jalar yang berupa batang sebaiknya dipilih batang yang masih muda, diambil dari ujung batangnya. Jika batang sudah tua hasilnya kurang bagus karena pertumbuhan lambat dan batang lekas mengering. * Penanaman Waktu penanaman ubi jalar bisa kapan saja, tetapi lebih baik disesuaikan dengan kondisi iklim. Untuk penanaman di tanah tegalan waktu yang baik adalah Februari dan akan di panen pada Juni. Penanaman kedua dilakukan pada Juli dengan masa panen Oktober. Sementara untuk penanaman di lahan sawah, waktu yang tepat adalah Maret atau April dengan masa panen sekitar Juli atau Agustus. Sebelum penanaman bibit, sebaiknya pada tanah kering, selokan diisi air terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar tanah pada bedengan mendapat resapan air dan menjadi lembab. Setelah lemab, bedengan-bedengan dibuat alur atau lajur dengan membuka beberapa sentimeter cekungan dengan jarak antara lajur sesuai dengan aturan tanam. Setelah lajur jadi, bibit dimasukkan sebagian bagian pangkalnya dan ditimbuni dengan tanah yang mawur (campuran kompos, pupuk kandang, dan pasir). Jarak antara bibit 30 cm. Setelah penanam selesai, sebaiknya air dalam selokan dibuang untuk menghindari lahan terlalu lembab dan basah, yang dapat mengakibatkan kebusukan pada bibit. (SRI AGUSTINA/E-2)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.