Lampungpost Edisi Minggu, 16 Desember 2012

Page 22

±

I

22

CMYK

lampung post

n ILMU

±

±

CMYK

Ilmu & & Teknologi

±

Minggu, 16 Desember 2012

Isolator Tripleks Hemat Waktu Pembakaran Ikan

±

SRI Waluyo memasangkan tripleks ukuran sedang di sela seng kotak pembakar ikan. Papan tipis ini tidak hanya sebagai isolator panas, tapi juga menyaring jelaga. Berkat inovasinya, ikan asap di Pasirsakti, Lampung Timur, kini menjadi incaran. foto-foto: lampung post/dok. K reasi dosen teknik pertanian Universitas Lampu n g ( Un i l a) i n i sangat sederhana. Hanya menambah papan tipis di antara dua seng kotak pembakar ikan, tapi sangat efek t i f da l a m meng hemat waktu pembakaran dan menyaring jelaga pembakaran. Penemuan ini mengobati keluhan para pengusaha kecil di Pasirsakti karena selama i n i pema k a ia n k ay u bakar sangat boros. Untuk membakar 100 kg ikan bandeng, mereka membutuhkan berikatikat kayu bakar. Waktu pembakaran juga lebih lama, sekitar 4—5 jam. “Lamanya waktu pembakaran ini yang mem-

±

buat boros kayu bakar,” kata Sri, ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (11—12). Menurut Sri, lamanya waktu perbakaran disebabkan tidak ada isolator penahan panas sehingga banyak panas yang terbuang. Sri menggunakan t r iplek s u nt u k meng i solasi panas dengan memasangnya di antara dua seng di kotak pem bakaran i kan. T r iplek s inilah yang berfungsi sebagai penghalang panas keluar. Hasilnya, pengasapan ikan hanya perlu waktu 2—3 jam saja. Lebih cepat dibandingkan alat yang dipakai sebelumnya. Ikan yang sudah diasap juga mel i k i warna cerah. Sebab, selain menjaga panas terkumpul dalam kotak, tripleks juga menyaring jelaga dari kay u bakar. Pembuangan jelaga memiliki saluran khusus melalui cerobong asap di bagian atas kotak pembakar ikan. “Jelaga juga

tidak bai k untuk kesehatan jika terserap dalam makanan. Meskipun tidak sepenuhnya jelaga dibuang, jumlahnya bisa diminimalkan sehingga tidak terserap pada ikan,” kata dokter lulusan University of Missouri, Amerika Serikat. Kapasitas kotak pengasapan ikan rancangan Sri ini bisa menampung hingga 200 kg ikan. Tanpa tambahan pengawet, ikan asap yang dihasilkan tahan hingga tiga hari. Tampilan ikan asap yang cerah dan bebas bahan pengawet ini meningkatkan permintaan pembeli. Semakin banyak orang yang memesan ikan dari Pasirsakti, bahkan beberapa datang dari Jakarta. Sri berharap kotak pengasapan ikan buatannya bisa membantu meningkatkan produktivitas usaha kecil di pesisir Lampung Timur. Namun, kendalanya sekarang adalah pasokan ikan yang kurang lancar.

Kadang ikan sedikit sehingga produksi ikut menurun. Harga ikan mentah dijual Rp16 ribu per/kg, setelah diasap harga jual mencapai Rp50 ribu/ kg. “Bila dihitung di atas kertas, dalam satu tahun seorang pengusaha ikan asap bisa mengantongi keuntungan hingga ratusan juta. Dengan catatan pasokan ikan mentah lancar dan kapasitas produksi mencapai 200 kg per hari,” kata magister lulusan IPB ini. Pembuatan kotak pengasapan ikan merupakan bagian dari program ilmu pengetahuan dan teknologi daerah (iptekda) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang bekerja sama dengan Unila. Kini, daerah usaha ikan asap di Pasirsakti menjadi tujuan studi banding pemerintah daerah. Pada saat kampanye makan ikan, Pasirsakti menjadi daerah percontohan pengelolaan ikan asap. (PADLI RAMDAN/M-2)

±

±

±

±

CMYK

±

CMYK

±


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.