Lampungpost Edisi Minggu, 16 Desember 2012

Page 12

± ±

I

12

CMYK CMYK lampung post

± ±

± ±

CMYK CMYK

Dunia Anak

Minggu, 16 Desember 2012

n Cerita Anak

Si Jago Berkokok

± ±

±±

Oleh: Izzah Annisa ANGIN siang bertiup dengan sangat perlahan. Di sebuah peternakan yang asri, sebutir telur ayam yang belum juga menetas tiba-tiba berderak. Krrrkkk… Klak! Seekor anak ayam yang tampan akhirnya berhasil keluar dari cangkangnya. Bu Ayam dan keempat anaknya yang sudah terlebih dahulu menetas bersorak gembira. Anak ayam bungsu itu kemudian di beri nama Jago. Sesuai dengan namanya, dari hari ke hari Jago tumbuh menjadi anak ayam yang gagah. Bulunya halus dan mengilap. Sorot matanya tajam seperti seekor burung elang. Semua penghuni peternakan kagum pada sosok Jago. “Jika sudah dewasa, dia akan menjadi seekor ayam jantan yang hebat!” puji mereka. Sayang nya, sebagai seekor ana k ayam jantan, Jago sangat malas belajar berkokok. Padahal, berkokok adalah keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap ayam jantan. Ketika Pak Ayam hendak mengajari anak-anak ayam cara berkokok, Jago malah memilih mematut diri di depan cermin. Mengagumi bulubulu indahnya. “Untuk apa aku belajar berkokok? Toh tanpa berkokok pun, aku sudah terlihat mengagumkan,” kilah Jago, saat saudara-saudaranya mengingatkannya tentang pelajaran berkokok. “Lagipula, kokok kalian terdengar aneh,” Jago mencibir sambil berjalan melewati pagar peternakan. Di padang rumput, Jago melihat serombongan kambing sedang makan dengan lahap. Sesekali terdengar kambingkambing itu mengembik. Jago mendekat.

± ±

Dia tertarik pada suara kambing-kambing itu. Sepertinya, mengembik jauh lebih mengasyikkan dibanding berkokok, batin Jago. Jago pun mencoba menirukan suara kambing. “Embweeeeek, embweeeeek…!” Teriak Jago. Jago terlonjak mendengar suaranya. Wow, ternyata mengembik itu sangat keren! Jago begitu senang dan dia mengembik berkali-kali. Tapi, lama-kelamaan Jago merasa bosan. Ah, apa enaknya mengembik? Hanya mem buang-buang wak t u ku saja! Pikir Jago. Jago pun meninggalkan rombongan kambing-kambing itu dan dia bertemu dengan serombongan sapi. Jago mengamati sapi-sapi itu dan mendengarkan bagai mana mereka bersuara. “Mooo… Mooo!” sapi-sapi itu melenguh panjang. Jago lalu naik ke atas sebuah batu. Dia membusungkan dada dan menarik nafas panjang. “Emmooooh …! ” Jago men i r u k a n suara sapi dengan sangat keras. Begitu kerasnya sehingga beberapa sapi mendengarnya dan mereka menoleh padanya. Sapi-sapi itu merasa heran melihat ada seekor anak ayam yang melenguh seperti mereka. “Apa?” Jago tergagap. Dia barus sadar bahwa dia sedang diperhatikan. “Aku tidak sedang melenguh, kok. Aku hanya menguap!” katanya sambil berlalu meninggalkan sapi-sapi itu. Berjalan di bawah terik matahari membuat Jago kepanasan. Jago pun melangkah cepat menuju ke sebuah kolam dan berteduh di bawah pohon yang rindang. Di kolam, Jago melihat Bu

Bebek sedang mengajari anakanaknya berenang. “Ayo anak-anak, berlatihlah dengan giat agar kalian bisa berenang sebaik ibu!” Kata Bu Bebek menyema n gat i a na kanaknya. Anak-anak Bu Bebek berenang ke sana kemari. Terkada ng merek a menyel a m k a n kepala ke dalam air kemudian mengangkatnya kembali sambil berteriak gembira, “Kweek, kweek, kweeeek!” Jago memandangi Bu Bebek dan anak-anaknya dengan mata berbinar. Pasti seru dan menyena ng k a n sek a l i ji k a a k u bersuara seperti bebek dan ikut berenang d i kolam bersama mereka, batin Jago. Perlahan, Jago berjalan menuju tepian kolam. Dia mengepakngepakkan sayap kecilnya seraya berteriak menirukan suara bebek, lalu menceburkan dirinya ke kolam. “Uweek, uweek, uweeek!” Byuuuur… Tapi betapa terkejutnya Jago. Bukannya mengambang di permukaan kolam, tubuhnya malah seperti akan tenggelam! Jago berteriak-teriak panik. Dia mencoba mengepak-ngepak kan sayapnya. Tapi tubuhnya malah semakin berat. Apalagi beberapa teguk air kolam sudah tertelan dan masuk ke perutnya. “Tolooong!” Untunglah Bu Bebek yang melihat kejadian itu langsung berenang cepat ke arah Jago dan membawanya ke te-

n ferial

pian kolam. “Ya ampun, Jago. Kau ini kan seekor ayam? Bukankah sebaiknya kau berada di rumahmu dan belajar berkokok?!” Omel Bu Bebek. Jago tidak menjawab. Dia masih sedikit gemetar dan sibuk mengibas-ngibaskan bulunya yang basah. Saat itu, Jago mulai merasa bahwa yang terbaik baginya adalah berkokok. Bukan mengembik, melenguh, ataupun bersuara dan berenang seperti bebek. Jago pulang setelah mengucapkan

terima kasih pada Bu Bebek. Dalam hati Jago berjanji, bahwa dia tidak akan meniru suara binatang lain dan akan belajar berkokok dengan baik bersama Pak Ayam dan saudara-saudaranya. Sejak saat itu, Jago semakin terkenal di peternakan. Tak hanya karena tubuhnya yang gagah, bulunya yang halus dan mengilap, tapi juga karena suara kokoknya yang begitu kuat dan lantang. “Kukuruyuuuuuk…!” n

n Sahabat Kita

±± Banyak Hafal Hadis Pendek

Suka Coret-Coret

KECIL-KECIL cabai rawit. Begitulah sahabat kita satu ini, Muhammad Sayyid Hilmi. Meskipun baru berumur 4 tahun, tapi sudah banyak menghafal hadis-hadis pendek. Bahkan, Sayyid pernah menjadi juara favorit dalam lomba menghafal hadis pendek. Wah hebat ya. Sayyid lahir di Bandar Lampung pada 28 Mei 2008. Dia hobi sekali mewarnai dan bermain bola. Bila ditanya soal cita-cita, dia akan menjawab ingin menjadi pemain bola dan polisi. Semoga kedua cita-cita Sayyid bisa tercapai ya. (KAK

SIAPA yang suka mewarnai? Teman cilik kita kali ini hobi dengan coret-coret dan mewarnai. Namanya, Muhammad Farhan Syakur. Bila diberi buku gambar, dia akan mewarnai sesuka hati. Semua warna akan ditumpahkan pada buku gambar yang diberi ayah dan ibu. Bila tidak buku gambar, Farhan mencoret-coret apa saja yang yang ditemui di hadapannya. Wah, sedang melatih kreativitas ya Farhan. Ayah dan Ibu tidak melarang dia mencorat-coret dinding. Farhan lahir di Bandar Lampung pada 23 Oktober 2010. Bila kelak sudah besar, dia ingin menjadi seorang dokter.

PADLI/M-2)

(KAK PADLI/M-2)

n Tahukah Kamu

Kalender Suku Maya: Bukan Kiamat

± ±

n INT

KETENTUAN: - Masukkan gambar kalian ke sehelai amplop yang sudah ditempeli kupon Mari Mewarnai Lampung Post. - Sertakan juga data diri secara lengkap (nama, alamat, sekolah, tanggal lahir, dan nomor telepon) termasuk foto ukuran 3R terbaru. - Kirim ke bagian promosi Lampung Post Jalan Soekarno-Hatta No. 108 Bandar Lampung paling lambat 4 hari dari tanggal terbit - Disediakan bingkisan untuk tiga p­ emenang berupa : a. Orikids b. Komik Kreative c. Kotak pensil creative d. Oil Pastel Pascola (Standard).

± ±

CMYK CMYK

B

ER DA SA R K A N k a lender su k u Maya disebutkan tentang awal mula sebuah siklus yang oleh banyak orang diartikan terjadinya kiamat. Saat ini banyak masyarakat di belahan dunia yang mempersiapkan diri menyambut kiamat pada 21 Desember ini. Ada yang memborong makanan, membuat rumah bawah tanah, dan membeli kapal Nuh senilai Rp7 miliar. Benarkah di tahun ini akan terjadi kiamat?

± ±

“Hanya ada satu tanggal monumental bagi suku Maya di 2012,” ujar cendekiawan suku Maya, Ricardo Agurcia. “Itu tentang kelahiran kembali dan awal mula sebuah siklus, bukan kematian (kiamat),” kata dia. Prediksi Agurcia ini diperkuat dengan temuan arkeolog William Saturno. Saturno mendapat biaya penelitian dari National Geographic untuk mengamati lukisan dinding di kompleks suku Maya di Guatemala pada 2011 lalu. “Suku Maya kuno memprediksi bahwa bumi akan terus berjalan hingga 7.000 tahun dari sekarang,” kata dia. Menurut Saturno, orang-orang zaman sekarang banyak yang mencari tahu kapan dunia akan berakhir. Sementara suku Maya justru mencari jaminan bagaimana segalanya tidak akan berubah. “Ini sebuah pola pikir yang sangat berbeda,” ujarnya. Dalam perjalanannya ke Guatemala, Saturno menemukan sebuah ruangan tempat para astronom Maya menuliskan hasil pemikirannya. Pada dinding ruangan itu ada sebuah tabel kalender matahari dan sebuah cincin yang berisi aneka angka. Cincin ini dikenal sebagai kitab suku Maya untuk menghitung mundur siklus perputaran planet. Suku Maya memperkirakan bumi bertahan hingga 7.000 tahun. “Ramalan itu dibuat sekitar tahun 813 dan 814 setelah Masehi,” ujar Saturno dalam liputan yang dimuat majalah National Geographic edisi Juni 2012. (TEMPO.CO/M-2)

CMYK CMYK

±±

± ±


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.