WAWASAN 24 April 2013

Page 16

Jalur Lingkar Selatan Parah Rabu Pon, 24 April 2013

PEMALANG- Jalur lingkar selatan Pemalang sampai saat ini masih dalam kondisi rusak parah. Jalur ini menjadi penyangga jika jalur lingkar utara macet, sampai kini belum tertangani kerusakannya. Sejumlah lubang menganga lebar, sehingga

kendaraan besar truk dan bus harus berjalan merambat pelan, dan terseok-seok. Berbeda dengan kondisi jalur lingkar utara, yang sudah diperbaiki dan diaspal, sehingga kondisinya lebih layak. ■ Obo-Tj

Korban Tanah Bergerak Bertahan di Pengungsian BANJARNEGARA - Sebanyak 17 rumah di Dukuh Bawang, Desa Aribaya, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara mengalami kerusakan akibat tanah yang mereka tempati labil. Bahkan, karena kondisinya sudah tidak memungkinkan lagi ditempati, ke-17 rumah tersebut dikosongkan. Untuk sementara ini mereka tinggal di rumah sanak saudara terdekat. “Di sebagian besar rumah, pada bagian dinding juga sudah retak, sehingga rumah tersebut terpotong menjadi dua bagian. Kondisi ini sangat membahayakan keselamatan warga,’‘ ungkap Kepala Desa Aribaya, Karyawan Teguh Hudiyono saat dihubungi wartawan, kemarin. Menurutnya, intensitas tanah bergerak memuncak pada akhir pekan kemarin saat hujan deras turun dengan waktu yang lama. Menjelang waktu Subuh pada Minggu (24/4), terdengar suara gemuruh yang berasal dari

bawah tebing yang merupakan kebun salak milik warga. ‘’Sekitar jam empat pagi rumah warga tersebut masih utuh, belum miring. Namun sekitar dua jam kemudian, warga mulai mendengar suara yang keluar dari tembok yang retak dan rumah menjadi miring. Ada 51 jiwa yang kini tidak memiliki tempat tinggal, dan untuk sementara ini mereka tinggal di rumah sanak saudara terdekat,’‘ kata dia. Bahkan, selain membuat tanah retak, akibat pergerakan tanah tersebut juga dapat berpotensi membelah Dukuh Bawang. Warga berharap kepada pemerintah untuk membantu dan memberikan jalan keluar terhadap pergerakan tanah yang meningkat dan mengakibatkan rumah warga rusak. Karena untuk menanganinya, pemerintah desa jelas tidak mampu lantaran ketiadaan anggaran yang dimiliki.■ ito-Tj

Optimistis UN SLTP Lebih Baik PEKALONGAN- Meski ada bayang-bayang UN SLTA 2013 lalu bermasalah, namun UN untuk tingkat SLTP yang sedang berlangsung bakal berakhir sukses tanpa masalah. Optimisme tersebut terlihat dari dua hari pertama penyelenggaran UN pantura barat yang secara umum berlangsung lancar. Pelaksanaan Ujian Nasional di Kota Pekalongan yang diikuti 4.605 siswa tingkat SMP/ MTs/ SMPLB lancar, Selasa (23/4. Selain itu sebanyak 256 siswa dari pendidikan kejar paket B juga mengikuti UN yang tersebar di 244 lokasi. Sementara untuk pengawasan diterjunkan 488 orang. Walikota Pekalongan dr HM Basyir Ahmad yang melakukan pemantaun secara langsung, mengakui lega lantaran semuanya berjalan lancar. Meski semula sempat diliputi rasa was-was bakal terjadi masalah seperti UN SLTA, namun hal itu tidak terjadi. Jika di luar daerah sempat beredar bocoran jawaban UN via SMS, hal tersebut tidak terjadi di Kota Pekalongan. Sementara Kabid SMP, SMA, dan SMK pada Dindikpora, Drs Soeroso MPd menuturkan, selama ini belum ditemukan adanya laporan melalui posko pengaduan UN terkait temuan

adanya bocoran soal, atau jawaban yang diterima oleh para siswa. “Tahun ini, kami menargetkan peningkatan kualitas dan kuantitas kelulusan” katanya. Sementara itu, belajar dari raihan kelulusan (UN) tahun 2012 yang belum menggembirakan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pekalongan optimistis peringkat Kabupaten Pekalongan untuk tahun 2013 ini naik, baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA sederajat. Kabid Dikdas Dindikbud Kabupaten Pekalongan, Rissa Sumarsyanto, Selasa (25/4) menyatakan rasa optimisnya jika peringkat kelulusan UN di Kabupaten Pekalongan di tahun 2013 ini akan lebih baik. Dikatakan, untuk target SD/ MI, pihaknya menargetkan peringkat untuk tingkat Jateng naik dari posisi 29 di tahun 2012 menjadi peringkat 25. Untuk SMP/MTs, ditargetkan naik dari peringkat 30 menjadi 26 se Jawa Tengah. Sedangkan, untuk SMK naik dari peringkat 24 menjadi 23. Untuk SMA/MA IPA, ditargetkan naik dari 12 menjadi 11, IPS naik dari 20 menjadi 19, bahasa tetap di peringkat 3, dan keagamaan naik dari posisi 6 menjadi 5.■ K.28/haw-Tj

MENGUNGSI DI TANGGUL : Sejumlah pengungsi banjir bandang di Mijen Demak, sempat ada yang bertahan di tanggul-tanggul Kali Wulan yang menurut mereka masih aman. Keberadaan mereka dicoba untuk dievakuasi ke wilayah yang lebih aman sampai Selasa (23/4) kemarin. ■ Foto : ist/dis

2.000 Jiwa Masih Mengungsi ■ Warga Welahan Buka Dapur Umum JEPARA- Sejak Sabtu (20/4) malam hingga Selasa (23/4) kemarin, pengungsi korban banjir asal Demak yang membajiri wilayah Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, mencapai 2.000 lebih. Banjir bandang kedua akibat jebolnya kembali tanggul Kali Wulan di perbatasan Demak-Jepara memaksa mereka harus kembali meninggalkan rumah mereka. Situasi ini menimbulkan kesibukan tersendiri bagi masyarakat Jepara di wilayah perbatasan. Mereka harus kembali berbagi dengan saudara mereka dari Demak. Melihat situasi di lapangan, mulai Selasa (23/4) kemarin BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Jepara, secara resmi menggelar

Hari ini Ratusan Angkutan Umum Mogok Massal PURBALINGGA – Sedikitnya 700 kendaraan angkutan umum berbahan bakar solar di Purbalingga berencana menggelar aksi mogok massal, Rabu (24/4) hari ini. Aksi mogok itu terkait dengan kelangkaan solar yang terjadi beberapa minggu ini. “Kesepakatan Organda (organisasi kendaraan angkutan darat) dengan pengusaha dan awak angkutan di wilayah eks Karesidenan Banyumas dan eks Karesidenan Kedu, kami akan mogok hari Rabu besok,” tutur Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Purbalingga, M Wachyono SH, Selasa (23/4) kemarin. Wachyono menyebutkan, dalam aksi mogok itu, ratusan kendaraan berbahan bakar solar akan berkumpul lebih dahulu di

sekitar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kali-manah. Selanjutnya berkonvoi melalui jalan lingkar menuju alun-alun Purbalingga. Selanjutnya, beberapa perwakilan akan menghadap Bupati Purbalingga, Drs Heru Sudjatmoko MSi. “Kami akan meminta Bupati menyampaikan aspirasi kami ke pemerintah pusat. Yakni kuota solar dikembalikan seperti semula,” ujar Wachyono. ■ Dirugikan Pemerintah Wachyono menambahkan, aksi mogok terpaksa dilakukan karena pengusaha angkutan umum berbahan baku solar sangat dirugikan dengan kebijakan pemerintah dan Pertamina mengurangi pasokan solar ke SPBU.

Karena untukmengangkut barang dari Purbalingga ke semarang, misalnya, biasanya hanya dibutuhkan waktu dua hari satu malam. Tapi karena sulitnya mendapatkan solar, dibutuhkan waktu hingga empat hari. “Itu saja belum tentu dapat solar. Banyak yang tidak bisa pulang. Akibatnya, biaya operasional jadi membengkak,” ujarnya. Terpisah, Winarto (48), pemilik dan sopir bus yang biasa melayani rute Purwokerto Pemalang via Purbalingga, mengaku siap ikut aksi mogok dan berunjukrasa di alun-alun . Menurutnya, aksi itu memang harus dilakukan di semua wilayah Jateng agar pemerintah bisa memahami kesulitan rakyatnya. ■ST-Tj

Bangkitkan Semangat Setara dengan Pria PEKALONGAN– Upacara Hari Kartini ke-134 yang diselenggarakan Pemkot Pekalongan, Selasa (23/4) di lapangan Sekretariat Daerah setempat,

untuk tahun ini cukup unik. Pasalnya, tidak ada satupun peserta dari para pelajar, melain-kan didominasi oleh kaum tua, ibu-ibu dari Gerakan Or-

KARTINIAN : Upacara Hari Kartini di Kota Pekalongan, Selasa (23/4) diikuti para PNS yang tergabung dalam Gerakan Organisasi Wanita (GOW). ■ Foto : Janti Artati-Tj

ganisasi Wanita (GOW) setempat. Walikota dr HM Basyir Ahmad sebagai pemimpin upacara dalam kesempatan itu mengharapkan, agar semuanya khususnya kaum perempuan meneladani cita-cita Kartini yang mampu membangkitkan semangat perempuan setara dengan kaum pria. Bahkan kini terbukti, sebagian besar kaum perempuan di Indonesia mampu menopang ekonomi keluarga, karena berhasil berjuang di segala sektor baik formal maupun informal. ‘’Di sisi lain kini perem- puan mampu sebagai pengerak pembangunan,’‘ ujarnya. Dalam kesempatan itu ibuibu dari GOW dengan bersemangat menyanyikan lagu ’Ibu Kita Kartini’ dan lagu perjuangan lainnya. ■ K.28-Tj

operasi kemanusian. Relawanrelawan mulai dikumpulkan untuk mengatasi keadaan yang belum kunjung membaik. Dapur umum dalam skala kecil sudah mulai dibuka di Rumah Petinggi Welahan, sejak kemarin. Bantuan bahan makanan dan kebutuhan lain bagi pengungsi juga sudah mulai dimobilisasi kembali.

Kepala BPBD Jepara, Lulus Prayetno menyatakan, saat ini pengungsi banjir Demak yang berasal dari Desa Jleper, Mijen, Pecuk, dan Ngelo sudah menempati beberapa titik pengungsian di wilayah Welahan, Jepara. Pengungsi ada yang menempati Ruko Rajawali, Puskesmas Welahan, Rumah Petinggi Welahan, dan rumah-rumah warga di Desa Welahan dan Gedangan. Sejauh ini tidak ada masalah terhadap kondisi mereka. Masyarakat Jepara masih terus memberikan bantuan kepada mereka. ■ Masih Tergenang Satu hal yang menurut Lulus Prayetno menjadi kendala adalah sulitnya mendata keberadaan para pengungsi secara pasti, karena banyaknya titik pengungsian. Rencananya para pengung-

si yang sudah masuk wilayah Jepara akan dipusatkan di beberapa titik saja. Paling utama akan dipusatkan di Aula Klenteng Welahan, yang relatif masih aman dari jangkauan banjir. Lokasi lainnya adalah di Wilayah Gedangan. Sampai Selasa (23/4) siang, ketinggian air di Jalan Raya Jepara-Demak, tepatnya di depan Polsek Mijen dan Koramil Mijen masih tergenang air setinggi sekitar 1 meter. Akses lalu-lintas masih belum dibuka untuk semua kendaraaan. Sementara di Balai Desa Gedangan juga sudah mulai di buka Posko Kordinasi dan Dapur Umum untuk para pengungsi. Para pengungsi sejauh ini membutuhkan bantuan makanan, minuman, dan kebutuhan balita.■ dis-Tj


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.