EDISI 544 - 17 DESEMBER 2009

Page 14

14

FINANSIAL

Kamis 17 DESEMBER 2009

Pinjaman

%

Simpanan

Pinjaman

%

BNI Griya12bln

14,50

Taplus BNI 50-100jt

2,25

BNI Fleksi

12,00

Taplus Utama BNI 50-100jt

4,50

Mandiri KPR*

BNI Multiguna

15,00

BNI Deposito 1bln <100jt*

5,75

Mandiri KPR Multiguna*

BNI Cerdas

13,00

BNI Deposito 1bln 100jt-1M*

6,00

Mandiri KPM (Mobil Baru)*

BNI Oto

7,00

BNI Deposito 1bln USD*

3,00

* Berlaku efektif Agustus 2009

Mandiri KPM (Mobil Bekas)*

Sumber: Div. Kom Perusahaan BNI

Kredit Modal Kerja

%

Simpanan

%

Tabungan Rp 14.50 5jt-50jt 15.00

Tabungan USD ≥100

Deposito Rp 1 Bln 14.25 50 jt-100jt Deposito USD 1 Bln 17.25 <US$100 Ribu 13.50

Giro Rp 50jt-500jt

Pinjaman*

%

KORAN JAKARTA

Simpanan**

%

Pinjaman

2.25

KPR Ekspress Debt Baru

12,49

Tabungan BII Rupiah

3,00

2.00

KPR Ekspress Debt Lama

13,49

Tabungan Gold BII

3,00

5.75

KPR Maxima Debt Baru

15,49

KKP Intensifikasi Pangan

18,00

KPP Peternakan

18,00

2.00 1.50

*Efektif 1 Juli 2009

Deposito Rupiah 1bln Deposito Dollar AS 1bln Deposito Euro

Pinjaman Modal Kerja Rp Pinjaman Modal Kerja USD KPM Kendaraan Baru 1th KPM Kendaraan Baru 2th KPM Kendaraan Baru 3th

6,00 0,75 0,50

%

Simpanan

%

Pinjaman

%

Simpanan

%

Sinarmas >100 13,00 Tabungan ribu

3,50

Kredit Griya Mukti ≤50jt*

15,75 Tabungan Batara 5-50jt

2,75

9,00 Simas Gold ≥10jt

6,75

Kredit Swa Griya*

16,00 Giro Dollar USD

0,50

5,25

Kredit Griya Sembada*

Prima Perorangan 16,00 Batara 5-100jt*

4,50

0,15

KMK-Kontraktor*

Tabungan e’Batarapos 15,00 1jt-10jt*

3,00

2,75

Kredit Investasi*

15,00 Deposito USD 3bln

1,50

5,90 Sinarmas saving plan 6,90 Rekening Koran USD >500 7,90 Deposito USD ≥10rb 6bln

Sumber:www.bii.co.id

Sumber: www.banksinarmas.com

* Berlaku efektif 23 Juni 2009 * Berlaku 25 Agustus 2009

®

Sumber:www.btn.co.id

KOMENTAR ASAS RESIPROKAL I Direktur Utama PT Jamsostek Hotbonar Sinaga (kanan) menyaksikan Direktur Utama Bank BNI Gatot M Suwondo (kiri) mendemonstrasikan penggunaaan kartu kepesertaan Jamsostek di salah satu mesin tarik tunai BNI di Jakarta, Rabu (16/12). Jamsostek berjanji akan membeli obligasi subordinasi yang diterbitkan BNI tahun depan. Jamsostek meminta asas resiprokal dan meminta perusahaan penerbit subdebt untuk ikut dalam program jaminan tenaga kerja.

PENYELESAIAN kasus-kasus hukum yang berlarut-larut berpotensi mengganggu proyeksi pertumbuhan dan stabilitas sektor keuangan tahun depan (Koran Jakarta, 16/12). Penyelamatan Century justru yang menyebabkan munculnya risiko sistemik. Maka lebih baik dibiarkan tutup saja dulu. 081314501xxx

DISKONTO BNI Gabungkan ATM dan Kartu Kepesertaan JAKARTA – Bank BNI dan PT Jamsostek bekerja sama menerbitkan kartu tanda kepesertaan jaminan sosial pekerja yang juga berfungsi kartu tarik tunai. Direktur Utama Bank BNI Gatot M Suwondo dalam acara konferensi pers co-branding Kartu Kepersertaan di Jakarta, Rabu (16/12), mengatakan kartu anggota Jamsostek ini dapat digunakan untuk bertransaksi di 4 ribu mesin tarik tunai atau ATM milik BNI, 10 ribu ATM Link, dan 15 ribu ATM Bersama. “Untuk langkah awal kartu Jamsostek ini baru bisa melihat saldo dan ke depannya bisa digunakan untuk mengetahui record medis para anggotanya,” kata Gatot. Dia berharap dengan kerja sama ini dapat menjaring para anggota Jamsostek menjadi nasabah Bank BNI. “Kerja sama ini bisa menambah database nasabah,” katanya. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Jamsostek Hotbonar Sinaga, mengatakan kerja sama ini sebagai upaya peningkatan layanan para anggota karena selama ini kartu kepesertaan Jamsostek saat ini tidak bisa digunakan. xav/E-4

The Fed Diharap Tidak Berubah WASHINGTON – Ekonom mengharapkan bank sentral AS atau Federal Reserve tetap melanjutkan stimulus demi pemulihan ekonomi AS. Keputusan terkait dengan stimulus yang diambil setelah pertemuan dewan gubernur selama 2 hari dinilai penting di tengah perdebatan mengenai strategi keluar dari krisis. Federal Open Market Committee (FOMC) diharapkan konsisten dengan kebijakan suku bunga rendah di sekitar nol persen. Komite tersebut juga diminta untuk membuat berbagai program sehingga sistem keuangan dibanjiri dana untuk memperbaiki kredit. Tetapi pejabat Fed memberi sinyal bahwa institusi tersebut telah menyiapkan rencana keluar dan akan menerapkan jika dirasa perlu. Hal itu dilakukan untuk meredam spekulasi tentang perubahan kebijakan mendadak. Menurut analis, Gubernur Fed Ben Bernanke berusaha menghilangkan pandangan tentang semakin dekatnya Fed pada kenaikan suku bunga pekan lalu. “Dengan ketahanan terhadap pemulihan yang masih diragukan, kami tidak melihat hal yang mendorong Fed melakukan perubahan di titik ini, khususnya mendekati akhir tahun, ketika pasar keuangan sedang tidak likuid, mungkin sangat signifikan tahun ini,” urai Kepala ekonom Deutsche Bank, Joseph LaVorgna, Rabu (16/12). AFP/xav/E-4

VALAS BCA Jual

BNI Beli

Jual

MANDIRI Beli

Jual

Beli

AUD

8.598

8.425

8.649

8.449

8.646

8.422

EUR

13.924

13.677

13.885

13.685

13.918

13.657

GBP

15.568

15.268

15.557

15.257

15.542

15.265

HKD JPY (100) CHF

1.235

1.214

1.273

1.173

1.267

1.179

10.713

10.450

10.739

10.439

10.764

10.397

9.207

9.036

9.211

9.011

9.257

8.966

SGD

6.861

6.730

6.871

6.721

6.874

6.709

SAR

2.561

2.502

2.629

2.429

2.639

2.423

USD

9.570

9.420

9.550

9.410

9.540

9.420

CAD

9.036

8.851

9.037

8.837

9.043

8.827 Hingga 16/12

PREDIKSI RUPIAH Tekanan Belum Berakhir JAKARTA – Nilai tukar rupiah diperkirakan belum akan bisa menguat dalam waktu dekat. Selain kasus Bank Century, ada beberapa faktor yang menekan kurs mata uang Indonesia. Rupiah diperkirakan akan berada di kisaran 9.450 – 9.480 per dollar AS. Perusahaan semakin agresif mengumpulkan dollar AS pada dua pekan terakhir tahun ini untuk membayar utang mereka. “Kebutuhan dollar AS semakin meningkat dalam 2 minggu terakhir, apalagi ada momen libur panjang. Perusahaan akan semakin agresif mencari dollar sekarang mengantisipasi tutupnya bank dan pasar uang,” tutur analis Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, di Jakarta, Rabu (16/12). Tekanan pada rupiah semakin berat di tengah kemungkinan penguatan dollar AS. Keputusan Dewan Gubernur The Fed akan berdampak pada pergerakan dollar AS. Jika tetap mempertahankan bunga induk, maka akan berimbas positif pada dollar AS. Besarnya kebutuhan dollar AS tersebut terbukti sebagai faktor utama yang menggerus kurs kemarin. Rupiah melemah 8 poin ke posisi 9.480 berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia. Padahal, mata uang beberapa negara mengalami penguatan sejalan dengan pelemahan dollar AS dan melambungnya harga minyak mentah. Harga minyak mentah menembus 71 dollar AS disebabkan oleh data cadangan minyak AS yang ternyata mengalami peningkatan hingga 920 ribu barel. Analis memperkirakan stok minyak AS turun 2 juta barel. xav/E-4

KORAN JAKARTA/M FACHRI

Strategi Pendanaan l Belum Diputuskan Alokasi Dana untuk “Subdebt” BRI

Jamsostek Serap Obligasi BUMN Jamsostek akan menyerap penerbitan obligasi perusahaan milik negara jika mereka bersedia mengikutkan pegawainya pada program jaminan sosial tenaga kerja. JAKARTA – Raksasa asuransi tenaga kerja milik negara tetap diandalkan untuk menyerap surat utang yang diterbitkan oleh koleganya sesama perusahaan pelat merah yang membutuhkan pendanaan. Meski demikian, PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) menginginkan adanya persyaratan resiprokal agar perusahaan tersebut mencatatkan pegawainya dalam program penjaminan pekerja. Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga menyatakan komitmennya untuk membeli obligasi dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), Bank BNI,

dan Bank Mandiri, serta tengah mempertimbangkan akan melakukan hal serupa pada BRI. “Dengan adanya komitmen dari PLN untuk menyertakan pegawainya pada program Jamsostek, kami akan sanggup untuk membeli obligasi mereka. Mungkin di atas (50 persen),” katanya di Jakarta, Rabu (16/12). Tahun depan, rencananya PLN akan menerbitkan surat utang 1,5 triliun rupiah sampai 2 triliun rupiah. Apabila peminatnya cukup banyak, maka jumlah obligasi bisa ditambah menjadi 3 triliun rupiah. Jamsostek berharap tenor surat utang PLN lebih dari 5 tahun.

Selain PLN, Jamsostek pun berkomitmen membeli obligasi subordinasi yang rencananya akan diterbitkan oleh Bank Negara Indonesia tahun depan. Institusi pengelola dana superbesar itu juga telah membeli subdebt Bank Mandiri sebesar 1,05 triliun rupiah atau sekitar 30 persen dari total kebutuhan dana. Bank Mandiri akhir tahun ini menerbitkan Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 senilai 3,5 triliun rupiah. Imbal hasil (yield) sebesar 11,85 persen menjadi daya tarik bagi Jamsostek untuk berinvestasi ke bank BUMN tersebut. Selain faktor imbal hasil dan jangka waktu, dalam berinvestasi Jamsostek juga mempertimbangkan asas timbal balik atau resiprokal. Jamsostek meminta kepada BUMN yang melakukan emisi obligasi untuk mengikutsertakan pegawainya

dalam program mereka. Petinggi PLN diminta menulis surat yang menyatakan bersedia mengikutsertakan seluruh karyawannya ke dalam penjaminan sosial. “Mereka mengonfirmasi 1 Januari akan memasukkan seluruh pegawai, sekitar 39 ribu orang lebih, ke jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Selanjutnya bertahap ke jaminan hari tua,” jelas Hotbonar. BRI Belum Sebelumnya, Bank Mandiri sudah menyanggupi tenaga outsorcing dan vendor akan diikutkan dalam program Jamsostek. Sementara BRI belum jelas apakah bersedia mengikuti persyaratan resiprokal tersebut. Hal ini menjadi pertimbangan Jamsostek untuk menyerap subdebt BRI, selain imbal hasil yang dianggap kurang menarik.

Hingga saat ini, Jamsostek belum memutuskan alokasi dana yang akan diinvestasikan dalam obligasi subordinasi bank yang fokus pada UMKM itu. BRI menargetkan bisa melakukan emisi subdebt senilai 1 triliun – 3 triliun rupiah. Kabarnya subdebt bank pemerintah tersebut sudah terserap 2 triliun rupiah. Pada 2010, Jamsostek menargetkan bisa meningkatkan dana kelolaan menjadi 91 triliun rupiah dari 80 triliun saat ini. Porsi penempatan dana perusahaan tersebut di obligasi sebesar 50 persen, deposito sekitar 30 persen, saham 20 persen, dan sisanya berupa reksadana serta investasi lain. xav/E-4 Komentar/saran/kritik berita ini via e-mail: redaksi@koran-jakarta.com, faks: 021 315 5106 SMS: 0813 8181 7227

Sektor Keuangan

Asing Tunggu Penyelesaian Century JAKARTA – Kondisi sektor keuangan tahun depan diperkirakan akan mendapat gangguan dari ketidakjelasan arah penyelesaian krisis Bank Century di saat ekspektasi pertumbuhan kredit dan stabilitas kurs tinggi. Kalangan ekonom mengatakan kasus Century jangan dibelokkan ke arah yang tidak jelas dan membingungkan masyarakat serta investor karena dikhawatirkan akan mengganggu proyeksi ekonomi. Pengamat ekonomi yang dekat dengan pemerintah M Chatib Basri mengungkapkan bahwa investor asing mulai mempertanyakan keseriusan Indonesia menyelesaikan kasus Bank Century. “Sekarang belum mulai kelihatan dampak ke ekonomi tetapi

yang jadi masalah sudah mulai banyak investor asing yang tanya sejauh mana keseriusan penanganan kasus ini,” kata Chatib di Jakarta, Rabu (16/12). Dia menyebutkan investor asing yang mempertanyakan hal itu sebagian besar investor sektor finansial. “Sektor finansial yang banyak bertanya, kalau ritel tidak terlalu,” kata Staf Khusus Menteri Keuangan itu. Investor asing meningkatkan penempatan dananya di instrumen keuangan dalam negeri dan meningkatkan nilai tukar rupiah karena tingginya selisih bunga yang bisa didapatkan di Indonesia. Dana asing di Sertifikat Bank Indonesia hingga Desember mencapai 48 triliun rupiah dari 200 triliun rupiah lebih yang

« Kalau berpikir cara neolib itu pasti dibiarkan saja. » M Chatib Basri STAF KHUSUS MENTERI KEUANGAN

beredar. Sementara di Surat Utang Negara dana asing mencapai 105,5 triliun rupiah dari 581,7 triliun rupiah yang diperdagangkan. Pertanyaan para investor, lanjut Chatib, yakni jika kondisi krisis kembali menerpa Indonesia dan sebuah bank terancam kolaps, apakah pemerintah berani menyelamatkan bank itu. Bank Century, akhir tahun lalu, mendapat suntikan dana pemerintah secara bertahap

mencapai 6,7 triliun rupiah dan dianggap terdapat kesalahan kebijakan karena alasan bahaya sistemik yang digunakan otoritas masih bisa diperdebatkan. Menurut Chatib, investor saat ini berpikir jika pemerintah tidak melakukan tindakan yang berani, maka dinilai tidak ada usaha untuk menyelamatkan sektor keuangan. “Kalau berpikir cara neolib itu pasti dibiarkan saja. Kalau kemudian tidak ada yang bisa protect orang yang menyimpan uang pasti akan bertanya kenapa harus disimpan di Indonesia, sementara di Singapura dikasih blanket guarantee (penjaminan menyeluruh) 100 persen, jadi lebih baik menyimpan uang di luar negeri,” katanya.

Pemerintah hanya menjamin deposito maksimal 2 miliar rupiah per rekening jika mendapatkan bunga wajar berdasarkan Lembaga Penjamin Simpanan 7 persen. Artinya, rekening dengan jumlah lebih besar tidak akan diganti pemerintah jika bank tersebut ditutup atau kolaps. Sementara itu, menanggapi proyeksi ADB tentang pertumbuhan ekonomi Asia sebesar 6,6 persen, Chatib memperkirakan akan lebih tinggi dari angka itu. “Saya kira akan lebih dari itu. Kalau global sekitar 3,0 persen, kalau Asia di atas 6 persen masih sangat mungkin karena pertumbuhan China, Jepang, India, Vietnam masih cukup tinggi,” katanya. aji/E-4

Kebijakan Moneter

Bunga Acuan Australia Kembali Normal SYDNEY – Bank sentral Australia menyatakan bahwa bunga acuan sudah kembali normal. Hal itu mengagetkan pasar keuangan dan membuat investor mengubah drastis ekspektasi kenaikan bunga tahun depan. The Reserve Bank of Australia (RBA) telah menaikkan bunga acuan sebesar 75 basis poin selama tiga bulan dan investor memprediksi bunga akan menyentuh level 5 persen di akhir tahun 2010. Dollar Australia melorot dan harga surat utang merangkak naik setelah Deputi Gubernur

RBA Ric Battellino mengatakan suku bunga acuan 3,75 persen saat ini setara dengan 4,75 persen. Hal itu karena bank di Australia telah meningkatkan bunga kredit lebih besar dari bunga bank sentral. Komentar Battelino muncul setelah data ekonomi pemerintah menunjukkan bahwa ekonomi Autralia tumbuh hanya 0,2 persen kuartal ketiga karena melemahnya kinerja perdagangan internasional. “Pesannya adalah bahwa suku bunga tidak harus meningkat sebesar yang dipikirkan ba-

nyak orang,” kata ekonom senior di Macquarie, Brian Redican. “Kami masih mengira bahwa RBA akan menaikkan suku bunga di semester pertama tahun depan, tetapi kemudian akan berhenti di kisaran 4,5 persen.” Battellino mengatakan biaya pendanaan pada bank-bank Australia telah meningkat cukup besar karena krisis kredit global dan memperkirakan biaya tambahan sekitar 108 basis poin. Hal ini menyebabkan peningkatan pada selisih bunga pinjaman dan juga bunga kredit perumahan. Ketika RBA me-

ningkatkan bunga acuan sebesar 25 basis poin awal bulan ini, tiga hingga empat bank besar menaikkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) lebih besar. Battellino menekankan bahwa RBA telah memperhitungkan kenaikan bunga kredit yang lebih besar lagi ketika kebijakan bunga acuan ditetapkan. Hal tersebut termasuk bunga KPR, kredit usaha, dan bunga deposit serta bunga surat utang. “Hal lain akan sama, jika suku bunga dalam perekonomian naik sesuai bunga acuan maka bunga acuan tidak terlalu dibutuhkan

untuk naik,” kata Battellino. “Dengan mempertimbangkan perhitungan ini, masuk akal untuk menyimpulkan bahwa keseluruhan arah kebijakan moneter saat ini kembali dalam kisaran normal meskipun dalam tahap ekspansi,” kata Battellino. Perbankan Indonesia tidak mengikuti arah kebijakan bank sentral saat bunga acuan diturunkan hingga 300 basis poin sejak Desember tahun lalu hingga Agustus. Perbankan masih bertahan dengan bunga deposito dan kredit tinggi. Rtr/rif/E-4


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.