Kendari Pos Edisi 26 April 2011

Page 13

Kendari Pos |Selasa, 26 April 2011

Edukasi

Minimalisir Kesalahan Pengawas Harus Tanggap Kendari, KP Tak dapat dipungkiri, dalam pelaksanaan ujian nasional (UN), banyak risiko yang harus ditanggung siswa. Bukan hanya jawaban yang harus benar, cara menhitamkan jawaban pun harus benar-benar jelas dan bersih. Lebih penting lagi, biodata yang diisi harus sesuai, utamanya paket soal yang tertera. Di SMPN 1 Kendari, pengisian biodata menjadi yang utama dan harus diwaspadai. Untuk meminimalisir kesalahan, Kepala SMPN 1 Kendari, Mahdin, M.Pd memiliki kiat khusus, yaitu menggunakan sistem ceklis biodata peserta ujian pengawas. “Kami tak dapat pungkiri, ujian kan semakin ketat dengan jumlah paket soal yang terdiri lima macam. Namun penulisan biodata lebih penting karena jika terjadi kesalahan satu huruf saja, bisa fatal akibatnya, sehingga kami merancang sistem ceklis,” katanya.

Sistem ceklis berupa absen yang berisi kolom-kolom. Di dalamnya bersisi nama peserta, nomor peserta, tanggal lahir, bulan lahir, tahun lahir, mata pelajaran, paket soal, nama sekolah, tanggal ujian, dan tanda tangan. Seluruh pengawas dari tiap-tiap bilik memiliki tugas untuk memeriksa biodata siswa di 30 menit pertama saat pengisian biodata. Jika data yang ditulis siswa telah benar, maka pengawas haru memberikan tanda ceklis pada setiap kolom yang tertera. Dengan begitu bisa dipastikan siswa dapat mengisi biodata dengan benar, dan juga bagi yang salah dapat segera diarahkan oleh pengawas. Tak hanya sampai di situ, pengawas I dan II juga harus bertanda tangan, sesuai dengan bilik yang ditanganinya. Dengan begitu, secara tidak langsung pengawas yang bertugas memeriksa biodata siswa ikut bertanggungjawab terhadap kelasnya. (p1)

15

Antisipasi Gempa Susulan, Peserta UN Diamankan Kendari, KP Meski terjadi gempa yang cukup kuat hingga 6,0 SR, SMPN 17 Kendari tetap melaksanakan ujian nasional (UN). Agenda negara itu berlangsung aman dan tertib, meskipun berulang kali siswa terpaksa berlarian keluar ruangan, ketika terjadi guncangan. Kepala SMPN 17 Kendari, Milwan M Pd mengatakan, gempa yang terjadi memang cukup menyita perhatian masyarakat. Lebih-lebih banyak warga yang sudah berupaya mengungsi ke daerah aman untuk menyelamatkan diri. Namun, mengingat agenda nasional yang harus dilaksanakan, pihaknya tetap berusaha menyelenggarakan kegiatan tersebut, dengan antisipasi mengarahkan siswa keluar ruangan ketika ada guncangan. “UN tetap jalan, tapi siswa kami arahkan keluar ruangan untuk mencari aman, ketika ada gempa susulan. Olehnya itu, kami menambah waktu ujian sebanyak 10 menit, untuk menyesuaikan dengan agenda yang dijadwalkan di POS” terangnya. Mantan Wakasek SMPN 9 Kendari itu menjelaskan, hari pertama UN, tidak semua siswa yang terdaftar sebagai peserta, hadir di ruang ujian. Dari 185, hanya 182

saja yang mengisi absensi kehadiran, selebihnya itu tidak ada keterangan yang jelas. Siswa menggunakan 10 bilik ujian, dan diawasai secara ketat oleh pengawas. “Pelaksanan UN berlangsung dengan aman dan lancar. Meskipun sesekali, kami harus berhamburan ke halaman, tetapi itu tidak mengganggu kelancaran proses UN,” terangnya. Sebagai pimpinan sekolah, ia berharap penuh gempa tidak mengganggu konsentrasi peserta ujian. Pasalnya, UN merupakan salah satu indikator yang menentukan keberhasilan siswa. (fya)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.