Kendari Pos Edisi 16 April 2011

Page 3

3

Sabtu, 16 April 2011

XL Tambah 3000 Menara BTS Bagikan Dividen Rp 911 M

Jakarta, KP Pemegang saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah menyetujui rencana untuk membagikan dividen tahun buku 2010 senilai Rp 911,48 miliar. Itu setara dengan 31,5 persen dari laba bersih 2010 yang mencapai Rp2,89 triliun. “RUPS tahunan menyetujui penetapan laba bersih 2010 sebesar Rp2,89 triliun dengan pembagian dividen tunai Rp911 miliar,” ujar Head of Corporate Communication EXCL, Febriati Nadira dalam keterangan resminya. Bagian laba bersih senilai Rp 100 juta (0,003 persen) dialokasikan sebagai cadangan umum, dan sisanya Rp 1,979 triliun ditempatkan dalam saldo laba ditahan untuk mendukung pengembangan usaha perseroan. Dalam RUPS tersebut juga disetujui rencana penerbitan Saham Insentif tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang termasuk dalam Program Insentif Jangka Panjang perseroan (Long Term Incentive) periode 2010-2015. “Saham ini akan dibagikan kepada anggota direksi dan karyawan untuk jenjang tertentu. Pendistribusian saham insentif akan dilakukan dalam enam

ist/kp

XL berencana memperbesar Komposisi BTS 3G dari sebelumnya. Tahun ini rencananya sebanyak 3000 BTS XL akan dibangun. Tampak salah satu pengguna XL Grant Date dengan persyaratan dan ketentuan yang ada,” tuturnya. Saham insentif yang akan diterbitkan dalam Grant Date I, II, dan III, dengan jumlah sebanyak-banyaknya 85 juta saham (Rp100 per saham) dan

harga pelaksanaan sebesar Rp5.600 per saham. Selain itu, pemegang saham menyetujui juga pengunduran diri Dato Yusof Annuar bin Yaacon sebagai Komisaris dan mengangkat M Chatib Basri se-

bagai Komisaris serta Yasmin S Wiryawan sebagai komisaris Independen. Sementara susunan dewan direksi tidak mengalami perubahan. Untuk strategi bisnis ke depan, EXCL menyiapkan dana investasi Rp5 triliun untuk pengembangan jaringan dimulai tahun ini. Pendapatan ditarget mencapai Rp 19,19 triliun pada tahun ini atau tumbuh 10 persen dari tahun 2010. Pendapatan EXCL sepanjang tahun lalu Rp 17,458 triliun atau naik dari sebelumnya hanya sebanyak Rp 13,706 triliun. Pertumbuhan juga berlaku untuk jumlah pelanggan yang hingga Desember 2010 menyentuh angka 40,4 juta. “Pendapatan tahun ini bisa melebihi dari industri 89 persen, bisa di atas 10 persen. Jumlah pelanggan juga sama bisa tumbuh 9 sampai 10 persen,” ungkap Direktur Utama EXCL, Hasnul Suhaimi. Direktur EXCL, Dian Siswarini, mengatakan perseroan akan melakukan investasi sebesar Rp 5 triliun itu sebagian besar untuk peningkatan jaringan, anak usaha, dan penambahan jumlah menara BTS hingga sebanyak 3 ribu unit di tahun 2011. Penambahan ini meningkat dari tahun sebelumnya 2800 BTS. “Komposisi BTS 3G akan kita perbesar dari sebelumnya. Kita rencanakan 45 persen dari penambahan adalah 3G,” paparnya. (asw)

Mari Elka Pangestu ribu ton, Perum Bulog sebanyak 20 ribu ton, PT Perkebunan Nusantara (PT PN) X sebanyak 20 ribu ton, dan PT PN XI sebanyak 15.700 ton. Sebagian di antaranya sudah direalisasikan. Perusahaan penerima izin impor gula kristal putih yang lain belum memi-

liki kontrak impor gula kristal putih dan merealisasikannya. Sebelumnya Kementerian Perdagangan sudah mengeluarkan izin impor gula kristal putih sebanyak 450 ribu ton kepada PT PN IX, X dan XI, PT PPI, Perum Bulog, dan PT Rajawali Nusantara Indonesa (RNI). Alokasinya berturut-turut, untuk PT PN IX sebanyak 70 ribu ton, PT PN X sebanyak 90 ribu ton, PT PN XI 90 ribu ton, PT RNI 50 ribu ton, PT PPI 90 ribu ton, dan Perum Bulog sebanyak 60 ribu ton. Pemerintah meminta perusahaanperusahaan tersebut merealisasikan impor gula kristal putih mulai 1 Januari-15 April 2011, sebelum masuk musim giling tebu. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh sebelumnya mengatakan, walaupun tidak semua izin impor bisa direalisasikan, stok gula kristal putih nasional diperkirakan masih aman sampai

musim giling tebu yang biasanya tiba sekitar Mei. Menurut Mari, pada Januari 2011, stok gula kristal putih nasional sebanyak 781.840 ton. “Konsumsi rata-rata per bulan sekitar 250 ribu ton, stok yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan gula sampai musim giling yang diperkirakan tiba Mei mendatang. Apalagi selama bulan ini juga sudah ada beberapa pabrik gula di Lampung yang sudah mulai giling,”kata Mari. Harga gula sendiri, menurut dia relatif stabil, meskipun masih bertahan tinggi. Menurut laporan pemantauan harga dan distribusi bahan pokok Kementerian Perdagangan, harga rata-rata gula pasir yang selama Januari 2011 mencapai Rp 11.178 perkilogram, turun menjadi Rp 11.093 perkilogram pada Februari dan Rp 10.986 per kilogram pada Maret. Pada pekan pertama April, harga komoditas itu kembali turun menjadi Rp 10.884 per kilogram.(jpnn/awl)

Kartu Fasilitas BBM Mulai Diberlakukan Pangkal Pinang, KP Pemberlakuan kartu fasilitas Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di provinsi Bangka Belitung saat ini sudah di mulai. Namun, permberlakuan kali ini sifatnya masih uji coba. Hal tersebut di tandai dengan acara launcing kartu fasilitas di SPBU 24.331.76 Kampung Dul, Bangka Tengah. Hadir dalam acara tersebut kepala BPH Migas, Tubagus Haryono dan juga wakil Gubernur Bangka Belitung, Syamsuddin Basari. Pantuan di lapangan, bahwa saat ini di setiap SPBU yang ada di Bangka Belitung di lengkapi dengan perangkat teknologi (perangkat computer-red) yang on line ke seluruh Babel, sehingga bisa melacak seluruh jenis kendaraan yang mengisi BBM ke SPBU. Dari hasil pantauan kemarin, dari SPBU Kampung Dul tersebut, petugas berhasil melacak satu buah kendaraan yang melakukan pengisian BBM berulang kali di salah satu SPBU di Bangka Barat. Bahkan, dari sana juga petugas bisa mengetahui kalau kendaraan tersebut juga mengisi melebihi kuota yang telah di tentukan. Tubagus Haryono, kepala BPH Migas menjelaskan bahwa dengan adanya kartu kendali tersebut, maka pemerintah bisa mengetahu berapa sebenarnya kebutuhan BBM untuk Bangka Belitung sendiri. “Kuota BBM untuk Bangka Belitung saat ini setiap tahunnya mencapai 476.065 kiloliter. Namun, masih saja kurang. Oleh karena itu dengan diberlakukannya kartu fasilitas ini diharapkan kita semua mengetahui berapa sebenarnya kebutuhan BBM di Babel ini,” jelasnya. (jpnn/awl)

ulfah/kp

PT Satria Nusantara Sultra

REI Expo yang dihelat di lapangan MTQ Square menjadi ajang promosi yang menguntungkan bagi para developer. Tidak heran kegiatan yang baru pertama kali dihelat ini, diharapkan sesering mungkin dilakukan atau dapat menjadi kalender tahunan. Manager PT Satria Nusantara Sultra, Muh Ali yang ikut REI Expo menjelaskan Ajang promosi seperti ini sudah lama mereka nantikan. ‘’Karena itu kami berharap dapat dilaksanakan tiga kali setahun. Ratusan pengunjung telah melihat-lihat contoh perumahan dan rumah toko (Ruko) yang kami tawarkan,” ungkap Muh Ali. Lebih lanjut dirincinya perumahan dan Ruko yang ditawarkan pihaknya yaitu untuk Kota Kendari terdapat perumahan Graha Satria Nusantara, Ruko tiga lantai di Jalan Supu Yusuf sebanyak 11 unit dan Ruko tiga lantai di Jalan Saranani sebanyak delapan unit. Sedangkan di Konawe terdapat perumahan Satria Nusantara. “Type yang kami tawarkan mulai dari type 45/105, 54/120, 70/120 hingga 36/126. Selama pameran berlangsung, kami berlakukan diskon,” rincinya. (fas/awl)

Bangun Perumahan Khusus Polri UntUK yang pertama kalinya Real Estate Indonesia (REI) Sultra melaksanakan Diklat pengembangan perumahan skala menengah dan kecil. Kegiatan yang masih rangkaian REI Expo itu dihadiri Kepala Badan Diklat Pusat, H Sujadi. Ketua Panitia Diklat, M Yunus P Jaya berharap dengan adanya diklat, developer yang tergabung dalam REI Sultra, dapat lebih cerdas dan profesional. Sementara itu Kepala Badan Diklat Pusat, H Sujadi menuturkan hidup akan maju dengan berilmu. Karena itulah Diklat ini sangat dibutuhkan, untuk memberikan kiat-kiat yang baik bagaimana menjadi developer yang handal dan profesional. “Diklat ini sangat penting mengingat anggota REI se-Indonesia cukup banyak yaitu 2.500 orang dan 40 persen merupakan anggota baru. Meningkatnya jumlah anggota baru terjadi karena banyak pengembang musiman, misalnya baru memiliki satu hektar lahan, telah menjadi developer. Selain itu menjadi anggota REI karena persyaratan saja,” tutur Sujadi. Pria paruh baya ini juga mengingatkan jika properti dan real estate, merupakan lokomotif perekonomian yang sangat besar, mengingat tidak kurang dari 130 industri ikutan yang bergerak kalau perumahan maju, seperti industri kecil hingga pabrikan, yang tentunya mempengaruhi sektor tenaga kerja. Ia berharap pemerintah tidak menjadikan retribusi pembangunan sebagai tulang punggung PAD. Tetapi seharusnya lebih melihat efek domino yang ditimbulkannya. Karena itu sistem perizinan jangan dipersulit. Selain itu mengingat belum terdapatnya perumahan TNI/ Polri di Sultra, padahal merupakan prospek yang bagus, maka setiap developer yang berminat boleh menghubungi REI setempat. Pasalnya REI pusat telah menandatangani MoU dengan Kapolri. Menanggapi hal itu Kepala BTN Cabang Kendari, Kasmawati mengungkapkan BTN telah berpengalaman dalam melayani perumahan Asabri TNI/Polri aktif maupun yang telah pensiun. “Dengan begitu kami sangat respon jika REI Sultra juga berinisiatif demikian, diharapkan Diklat ini dapat menjadi inspirasi bagi pencapaian target tersebut. Sekaligus menjadi pekerjaan rumah mewujudkan pembangunan perumahan TNI/Polri bagi kepengurusan REI yang baru,” ungkap Kasmawati. (fas)

suwarjono/kp

Pelabuhan kontainer sangat dibutuhkan pedagang untuk mengirim hasil-hasil produksi ke daerah lain. Di Pelabuhan Kendari aktivitas bongkar muat cukup padat. Makanya Pemerintah berencana mewujudkan pelabuhan khusus Kontainer di Bungkutoko. Tampak aktivitas bongkar muat di pelabuhan kontainer Kendari. Gambar diambil beberapa hari lalu

Harga Gas Industri Naik 15 Persen Jakarta, KP Harga energi kini kian mahal. Seiring dengan melambungnya minyak mentah dunia, harga gas ikut menanjak 15 persen. Kenaikan harga gas industri ini akan memaksa pelaku usaha merogoh kocek lebih dalam karena harga gas industri bakal melonjak. Naiknya harga gas industri itu sebagai konsekuensi meroketnya harga di sektor hulu. “Dalam waktu dekat, harga jual gas PGN ke pelanggan bakal naik 15 persen. Kami sudah mencapai kesepakatan dengan pelanggan industri,” ujar Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Hendi P. Santoso Rabu (13/4) lalu.

Stand PT Satria Nusantara Sultra

Tawarkan Perumahan dan Ruko

Izin Impor Gula Tak Diperpanjang Jakarta, KP Pemerintah tidak akan memperpanjang waktu impor gula kristal putih yang sebelumnya ditetapkan berakhir 15 April 2011. “Impor gula tidak akan diperpanjang. Yang penting pengapalan sampai dengan 15 April (kemarin, red). Dan saya pikir semua sudah masuk dari yang direncanakan,” ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu saat menyampaikan keterangan mengenai perkembangan harga bahan pangan pokok di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (14/4) lalu. Menurut data Direktorat Impor pada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, hingga 13 April 2011 total realisasi impor gula kristal putih mencapai 78.236 ton. Hingga akhir Maret 2011, penerima izin impor gula yang sudah memiliki kontrak impor gula kristal putih terdiri atas PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebanyak 30

Serba-serbi REI Expo

Selain harga dari produsen gas yang naik, lanjut dia, suplai kepada PGN pun sangat terbatas. Karena itu, PGN tidak bisa melayani seluruh permintaan pasokan gas dari pelanggan industri. “Pasokan gas domestik kita masih defisit,” katanya. Data PGN menunjukkan, tahun ini dari kebutuhan gas untuk pembangkit listrik yang mencapai 2.093 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), baru terpenuhi 800 MMSCFD. Sedangkan untuk pelanggan industri, dari kebutuhan 2.700 MMSCFD, baru terpenuhi 500 MMSCFD. Dari sisi harga gas hulu, saat ini PGN memperoleh dari beberapa perusahaan migas. Misalnya PT Pertamina Hulu En-

ergi Offshore North West Java dengan harga USD 5,4 per juta British thermal unit (MMBTU), kemudian dari Medco dengan harga USD 5-USD 5,4 per MMBTU. Berdasar data PGN, harga jual rata-rata gas kepada pelanggan industri per 1 Januari 2011 lalu USD 6,58 per MMBTU. Jika dibandingkan dengan energi lain seperti BBM industri, harga gas memang jauh lebih murah. Hendi mengakui, dengan tren harga minyak yang terus menanjak, ke depan gas bakal terus mengikuti kenaikan energi fosil itu. “Tren tahun lalu kan juga naik,” imbuhnya. Tahun lalu, per 1 April 2010 PGN menaikkan harga gas rata-rata 15 persen, dari USD 5,6 per MMBTU menjadi USD 6,5 per MMBTU. Tarif itu berlaku un-

tuk pelanggan industri yang berada di wilayah Jawa bagian barat, seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. “Tahun ini, rencananya kenaikan harga hanya berlaku untuk pelanggan di Jawa bagian barat,” timpalnya. Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Evita H. Legowo mengatakan, dalam penentuan harga gas domestik, pemerintah hanya bisa ikut campur dalam menetapkan harga untuk kebutuhan rumah tangga dan transportasi, listrik, serta pupuk. Namun untuk industri, pemerintah tidak bisa ikut campur. “Itu B to B (business to business), pemerintah hanya memfasilitasi,” ujarnya. (jpnn/awl)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.