Kabare Magazine edisi Maret 2014

Page 33

Mr. Christian Gerhard Bradach

Memperbaiki CitraIndonesia

Teks: FA Herru; Foto: Budi Prast

M

asyarakat barat umumnya senang melihat kebiasaan timur yang tentunya berbeda dengan budaya mereka. Indonesia, misalnya, orang barat terkesan budayanya yang unik dan beragam. Setidaknya hal ini terungkap dari pria berkebangsaan Austria, Christian Gerhard Bradach, ini. Christian Gerhard Bradach adalah salah satu dari sekian juta masyarakat barat yang punya hati dengan budaya Indonesia. Ia sendiri sudah cukup lama mengenal Indonesia. Paling tidak, hal itu dibuktikannya dari kedekatannya dengan masyarakat Jawa. “Saya suka banyak hal di sini. Mulai dari alam, budaya, sampai fashion Indonesia seperti batik. Saya pun suka bergaul dengan orang di sini. Menurut saya, Indonesia salah satu negara yang sangat menarik dan punya prospek yang menarik pula,” ungkap Christian. Karena terkesan dengan budaya Indonesia, Christian lantas membuka usaha dengan mendirikan Java House di Kota Klagenfurt, Provinsi Carinthia, Austria, pada tahun 1997. Perusahaan yang didirikannya itu bergerak di bidang perdagangan furnitur. Ia membawa aneka furnitur dari Jawa ke negara asalnya. “Saya juga berdagang cinderamata, kain batik, dan sebagainya dari Indonesia. Memang, sejak dulu saya sangat tertarik dengan batik. Kebetulan juga, saya pernah tinggal lama di Solo dan sempat melihat bagaimana caranya membuat batik,” ujarnya. Pada setiap kesempatan, Christian memang lebih senang berpakaian batik. Apalagi sang istri, Hj. Baningsih Tedjokartono, adalah seorang perempuan yang berasal dari Solo, sebuah kota di Jawa Tengah yang sangat kental dengan budaya batiknya. Pastinya, bersama sang istri itulah, Christian Bradach menjalani dan mengembangkan usahanya, serta tentu saja mengenal lebih dalam tentang adat dan kebiasaan masyarakat Jawa di Solo. Sebagai pengusaha, Christian Bradach memiliki sepak terjang yang cukup baik di negeri asalnya. Christian tercatat sebagai anggota beberapa organisasi bisnis atau perdagangan di Carinthia. Berbagai kalangan bisnis dan perdagangan dalam negeri, negara Eropa lainnya, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pekerjaannya, tentu telah menjadi bagian dari dunianya. Dan dari dunia itu juga, Christian kemudian dapat bertemu dan kenal dengan duta besar Indonesia di Austria. “Sejak saat itu, saya kemudian sering menyelenggarakan acara Indonesian Night di sana. Dan ketika Indonesia membutuhkan warga Austria untuk menjadi wakilnya, lantas Kedutaan Besar Indonesia di Austria mulai mendekati saya dan akhirnya meminta saya untuk mau diangkat sebagai Konsul Kehormatan Indonesia di Austria,” ujar Christian.

Memang tidak salah pemerintah Indonesia memilih Christian Bradach. Dialah seorang Austria yang cukup lama berbisnis dengan Indonesia dan mengenal kebudayaannya. Seorang yang memiliki kecintaan terhadap budaya, serta dapat membantu masyarakat pengusaha di Indonesia menangkap peluang di Eropa. Pada 8 Februari 2005, Christian Gerhard Bradach diangkat sebagai Konsul Kehormatan Republik Indonesia untuk Carinthia oleh Duta Besar Indonesia untuk Austria, TA Samoedra Sriwidjaja. “Ini terjadi karena memang saya senang dengan negara dan masyarakat Indonesia. Dan sebuah kehormatan besar buat saya karena dipilih sebagai konsul. Di seluruh dunia, Indonesia punya sekitar 70 konsul, dan di Austria hanya ada 1,” katanya lagi. Sebagai seorang yang dipercaya sebagai wakil Indonesia, menurutnya, hal utama yang jadi Pastinya, bersama sang tujuannya adalah memperbaiki citra istri itulah, Christian Indonesia di Eropa. Bradach menjalani dan Berbagai masalah mengembangkan dalam negeri, seperti usahanya, serta tentu saja terorisme dan isu mengenal lebih dalam sara, yang seringkali menjadi berita di tentang adat dan media-media Eropa, kebiasaan masyarakat menjadi ganjalan dan Jawa di Solo kekhawatiran masyarakatnya untuk berhubungan dengan Indonesia, baik untuk berbisnis ataupun sekadar sebagai wisatawan. Karena itulah, dengan kapasitasnya sebagai Konsul Kehormatan, Christian mau berusaha memberi kesaksian bahwa Indonesia tetap menjadi salah satu negara paling aman untuk berbisnis ataupun wisata meskipun ada beberapa masalah intern. “Dengan ini, saya pun dapat lebih sering membawa tamu dari Austria baik sebagai turis atau untuk mencari kesempatan bisnis. Itu juga salah satu niat konsulat, mempromosikan negara di Eropa,” ujarnya. Di tahun 2014 ini, Austria-Indonesia akan merayakan 60 tahun hubungan diplomatik. Sejak tahun 1954, Austria dan Indonesia telah menjalin kerjasama yang baik. “Yang pasti, tahun ini akan ada aktivitas yang sangat penting bagi kita. Duta besar di Austria sudah meminta saya untuk menyelenggarakan acara yang topiknya hubungan diplomatik Austria-Indonesia,” tutupnya.+ Maret 2014

33


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.