Jambi Independent edisi 17 Maret 2009

Page 18

selasa, 17 maret 2009

Jambi Independent

Hari Ini Baperjakat Hearing di DPRD KOTABARU - Hari ini (17/3) Komisi A DPRD Kota Jambi bakal meminta keterangan kepada Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) terkait prosedur pengangkatan pejabat di Kota Jambi. Dede Firmansyah mewakili Komisi A menerangkan, hearing merupakan lanjutan rapat dengar pendapat sebelumnya. “Yang jelas ini masih membahas masalah pengangkatan kepala sekolah yang lalu dicopot. Termasuk pengangkatan sejumlah pejabat lainnya di Pemkot,” terang Dede tadi malam. Politisi PKS itu menyatakan, Baperjakat pada hearing sekitar dua pekan lalu mengakui bahwa sejumlah pejabat di Pemkot ada yang belum layak menduduki jabatannya sekarang. Dan saat itu Pemkot berjanji akan melakukan evaluasi. Hal serupa juga dikatakan Wali Kota Jambi Bambang Priyanto. Terpisah, Kabid Pariwisata Disporabudpar Sukarman yang disebut masuk dalam daftar pejabat yang belum layak membantah. Melalui ponselnya tadi malam, ia berpegang pada UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Ia mengatakan,

dok/jambi independent

HEARING KEMBALI: Kepala Sekolah saat hearing bersama DPRD kota Jambi. Hari ini, dewan kembali menggelar rapat dengar pendapat membahas persoala serupa.

pasal 26 menyatakan bahwa guru yang diangkat pemerintah dapat ditempatkan pada jabatan struktural. “Apalagi jabatan itu hanya eselon III-B, sejajar dengan jabatan pengawas SMA,” kata mantan Kabid Dikmen itu.

Untuk diketahui, sejumlah pejabat Pemkot dipandang belum waktunya menyandang jabatan yang kini diduduki. Yang paling tampak adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Sahlian Lubis serta Kepala Badan Perpustakaan,Ar-

sip, dan Dokumentasi Jufriono. Sebelumnya, Ketua Komisi A DPRD Kota Jambi Abdullah Jufri mengaku, Dewan sangat menyayangkan sikap yang diambil Wali Kota dalam penempatan pejabat. Politisi Partai

Golkar itu tak membahas soal kentalnya unsur politis dalam pengisian kabinet. “Jadi ini jelas merugikan pejabat karier. Itu mematikan pejabat karier. Kasihan mereka yang sudah layak,” paparnya.(dra)

KPPN. “Jadi tinggal menunggu SK, baru bisa dicairkan,” ungkapnya, Senin (16/3). Ia memerkirakan, pencairannya akan dilakukan pertengahan April nanti. Soal jumlah penerima tunjangan, mengacu data tahun 2008, sebanyak 2.131 guru di Provinsi Jambi. Hanya saja, untuk tahun ini ia belum tahu

pasti jumlahnya. “Untuk tahun 2009 jumlahnya akan terus bertambah. Jumlahnya belum dapat dipastikan karena masih menunggu SK dari pusat. Yang pasti, yang akan menerima tunjangan itu adalah penerima tahun sebelumnya,” ujar Asril. Ditambahkan, dasar untuk menentukan jumlah tunjangan disesuaikan berdasarkan jumlah

gaji pokok yang diterima. Artinya, masing-masing guru akan menerima sebanyak jumlah gaji pokok yang mereka terima. Bukan hanya guru PNS, tunjangan juga berlaku untuk guru non-PNS. Tapi dengan cara in-passing yang disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. “Jadi guru non-PNS akan disesuaikan dengan pangkat/

golongan PNS ditambah masa kerja,” terangnya lagi. Menurut Asril, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) akan mengeluarkan SK yang menetapkan apakah seorang tenaga pengajar berhak atau tidak menerima tunjangan profesi. SK itu nanti ditandatangani oleh Dirjen PMPTK. (cr01)

April, 2.131 Guru Terima Tunjangan Profesi TELANAIPURA – Kabar baik bagi guru yang lulus sertifikasi. April nanti, mereka akan menerima tunjangan profesi yang merupakan hak mereka yang telah lulus sertifikasi. Kepala Bidang MPTK Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Provinsi Jambi, Asril, mengatakan bahwa dana itu telah berada di kas negara atau

Pekan Depan BLT -------------- dari hal 17 “Untuk pencairan, kita perlu koordinasi dengan pemda serta aparat keamanan,” tambahnya. Kemarin siang Kantor Pos telah berkoordinasi dengan Pemprov. Adapun Pemkot, menurut Kabag Humas Infokom Setda Kota Subhi, telah mendengar kabar rencana pencairan BLT. “Tapi kita masih menunggu koordinasi dari Kantor Pos dan Provinsi,” katanya. BLT tahun ini oleh pemerintah pusat hanya dijatah dua bulan, Januari dan Februari, sehingga RTS akan menerima Rp 200 ribu. Jumlah itu akan dibayarkan keseluruhan. Disinggung keyakinan bahwa Kantor Pos bakal tepat menyalurkan BLT pekan depan, pria berkacamata itu mengaku optimis. “Berdasarkan pengalaman, kita optimis. Apalagi kita komitmen memberikan pelayanan terbaik,” tuturnya. Lebih jauhAkhmad menerangkan, optimisme itu didukung adanya perubahan kupon BLT. Bila tahun lalu kupon dicetak di

pusat, kali ini Kantor Pos diberi kewenangan untuk itu. Ditemui di ruangannya, Akhmad kemarin sedang mempersiapkan penyaluran BLT. Ia sempat memperlihatkan data nominasi penerima BLT untuk Kecamatan Jambi Selatan. Ia menyebut, pada 18 hingga 20 Maret Kantor Pos akan mencetak kupon dan berkoordinasi dengan pemda. Soal prosedur pencairan, kata pria yang sebelumnya bertugas di Lampung itu, sama seperti yang sudah-sudah. RTS cukup datang dengan membawa identitas diri seperti KTP asli serta kopiannya. Begitu pun Kantor Pos yang ditunjuk sebagai tempat pencarian. “Nanti warga kita beri kuitansi penerima,” terangnya. Hanya saja Akhmad tidak bisa menyebutkan batas akhir pencairan. Ia mengaku belum menerima petunjuk pelaksanaan (juklak) pencairan. “Sampai kapan uang bisa dicairkan, kita belum tahu,” tandasnya. (*)

Terpisah Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Jambi melansir terjadi penurunan warga miskin di Kota Jambi pada 2008 lalu. Hanya saja perbandingan yang digunakan adalah 2005, yakni data yang digunakan untuk Kantor Pos dalam menyalurkan BLT. Kepala BPS Kota Jambi Maypen Heri melalui Kasi Sosial Ardiansyah mengatakan, melalui PendataanProgramPerlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2008, BPS mencatat sebanyak 20.527 kepala keluarga (KK) yang masuk dalam kategori miskin. Hanya saja BPS tidak menyebut miskin, mereka

menggunakan kata rumah tangga sasaran (RTS). “Pendataan kita lakukan tahun 2008 dan datanya baru keluar pada 2009,” ujar Ardiansyah kemarin. Ia mengatakan, ada penambahan RTS pada data tersebut. Awalnya melalui PPLS mereka hanya mencatat 17.672 RTS. “Tapi setelah ada penambahan seiring penyaluran raskin, menjadi 20.527 RTS,” terangnya. Soal penyaluran BLT, pria berkecamata itu mengaku sudah mendapatkan informasi. Hanya saja kapan dan data mana yang digunakan, ia mengatakan tidak tahu. (dra)

Makanya ia menyarankan siapa pun menuntut ilmu. Ia mengutip hadis Nabi bahwa menuntut ilmu itu dari ayunan sampai liang lahat. Jadi, kata dia, siapa pun harus menuntut ilmu. Ditemui kemarin, kepsek yang sempat menjadi guru di SMAN 1 Sungaipenuh itu sempat menuturkan motto hidupnya. “Ora it labora, berdoa dan berusaha. Sesudah berdoa dan berusaha masih dak sampai, apalagi tidak sama sekali,” tuturnya sambil tertawa ringan. Memulai pendidikan formal di SD Batusangkar, ia melanjutkan ke PGA empat

tahun di Batusangkar dan PGA enam tahun di Padang. Selanjutnya Hamidi mengenyam kuliah di D-3 di IKIP Padang sebelum menempuh jenjang S-1 di Universitas Terbuka Jakarta. Lulus PNS pada 1 Februari 1982, ia pertama kali bertugas di SMAN 1 Sungaipenuh dari 1982-1988 sebagai guru bahasa Indonesia. Lalu ayah empat anak itu pindah tugas ke SMAN 8 Kota Jambi. Selanjutnya ia menjadi wakil kepala SMAN 4 Kota Jambi, 1992-2006, sebelum dipercaya menjabat kepala SMAN 9 Jambi.(kin)

Tak banyak perbedaan pada keduanya. Yang satu bernama Mely Photo Expres, satunya Linda Photo Expres. Begitu tulisannya. Siapa sangka, sepuluh tahun lebih usaha itu dijalankan. “Persisnya saya sejak 1997,” kata Awi, pemilik Mely Photo Expres. Sempat jaya di awal, kini usaha Awi tepengarauh era kamera digital. Belum lagi studio foto terus bermunculan. Bapak empat anak itu menyebut pengaruhnya mencapai 60 persen. “Ya, tapi ada orang yang cuci cetak di sini,” kata pria yang belum pernah banting setir ke usaha lain tersebut. Ia mencatat, saat ini hanya tinggal sekitar sepuluh orang yang mencari nafkah dengan usaha tersebut. Bersama seorang rekan, Awi sempat menghitung di ingatannya soal jumlah usaha cuci kilat di kawasan itu. Lantas mengapa mereka masih bisa bertahan? Pria kelahiran 44 tahun lalu itu menjawab dengan sederhana. “Eksis karena ini tuntutan ekonomi, dan inilah profesi kami,” katanya sambil memegang foto pesanan pelanggannya. Ia menerangkan, keunggulan mereka adalah lebih cepat dalam mencuci cetak foto hitam-putih. Hanya setengah jam. Itu menurutnya berbeda dengan di studio yang harus menunggu ramai. Para tukang cuci kilat memiliki tarif yang seragam. Hal itu dibenarkan Khairul, pemilik Linda Photo. Untuk pasfoto hitam-putih per lembar mereka

banderol Rp 1.000. “Kalau warna Rp 1.500 dan jika 3R Rp 1.000,” rinciAwi menerangkan. Tapi dari situ Awi mampu menghidupi keluarganya. Bahkan anaknya sudah ada yang menamatkan kuliah. Keterbatasan sarana membuat para tukang cuci kilat itu tidak bekerja sendiri. Jika ada order untuk mencuci cetak foto warna, mereka akan mencucinya di studio foto. Bahkan untuk mencuci pasfoto hitam-putih, mereka memakai ruang khusus yang berada di Pasar Tanah Pilih. Di sana, menurutnya, ada ruang gelap milik Pemkot. Simbiosis mutualisme dengan studio foto ternyata tidak sampai di situ. Mereka pun merangkul sejumlah studio foto.Awi, misalnya, join dengan salah satu studio foto di Payoselincah, Jambi Timur. Begitu pun Khairul. “Jadi kami jadi tukang foto atau syuting pada acara seperti pernikahan. Dari situ kami terima fee,” papar pria ramah itu. Dari harga Rp 1 juta, Awi menerima komisi sekitar Rp 100 hingga Rp 150 ribu. Dari nyambi itulah,Awi memiliki tambahan penghasilan. Pembicaraan sempat terpotong ketika seorang pria datang mengambil foto yang ia cuci di tempat Awi. Sejumlah uang disodorkan, Awi menerimanya. Diam-diam Awi cs memiliki harapan pada Pemkot Jambi. Ia mengibaratkan bahwa penjual makanan disediakan tempat berjualan semacam di Ancol. “Kami ingin juga disediakan tempat seperti itu,” ujarnya berharap. (*)

Di Kota Susut Menjadi -------- dari hal 17

Sempat Jadi Dosen ------------- dari hal 17

Nyambi Abadikan Acara ------ dari hal 17


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.