Radar Tegal 2 Nov 2010

Page 8

BREBES & BUMIAYU

8

SELASA 2 NOVEMBER 2010

RADAR TEGAL

Banjir Percepat Kerusakan Pilar Jembatan

PEMERINTAHAN Kades Rengaspendawa Merasa Disudutkan LARANGAN - Kepala Desa Rengaspendawa Kecamatan Larangan, Ismail Idris merasa disudutkan dalam persoalaan mutasi perangkat Sesa Rengaspendawa, Samud dari jabatan semula sebagai Kadus I menjadi Kaur Pemerintahan. Ismail Idris saat ditemui Radar Senin (1/ 11) kemarin mengaku, dalam penyelesaian persoalan tersebut, dirinya saat ini merasa disudutkan oleh kecamatan maupun Pemkab Brebes. Dikatakan, mutasi yang dilakukan terhadap Samud tersebut sudah disesuaikan dengan aturan yang ada yaitu Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2008 sebagai perubahan atas Perda Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan, Pemberhentian Kepala Desa dan Perangkat Desa. Ismail mengaku, selain sudah disesuaikan dengan aturan yang ada, dalam proses mutasi tersebut, pihaknya juga sudah mendapatkan persetujuan dari Inspektorat Kabupaten Brebes. “Sebelum melakukan mutasi perangkat desa, kami pada tanggal 1 Juli 2010 lalu telah melakukan rapat kordinasi dengan pihak Inspektorat, termasuk Camat dan DPMDK terhadap tindakan yang dilakukan perangkat desa yang dimaksud. Selain itu saya juga melakukan kordinasi dengan BPD Desa Rengaspendawa pada tanggal 13 Juli yang mendukung dilakukan mutasi terhadap Samud,” terangnya. Namun demikian, setelah dilakukannya proses mutasi tersebut, muncul gejolak dari warga melalui aksi unjuk rasa yang menolak terhadap pemutasian tersebut. Bahkan pihak kecamatan dan Pemkab Brebes mengelak kalau pernah memberikan dukungan terhadap mutasi perangkat desa tersebut. (cw3)

SOSIAL

TEGUH SUPRIYANTO/RATEG

MENGGANTUNG - Pilar jembatan Kali Keruh Desa Plompong dalam kondisi menggantung akibat tergerus arus sungai.

DOK/RATEG

GALANG DANA – Sejumlah kader PKS saat menggalang dana di Jalur Pantura.

PKS Galang Dana BREBES – Sebagai bentuk aksi kepedulian terhadap korban bencana tsunami Merapi dan gunung Merapi, ratusan kader PKS Kabupaten Brebes menggalang dana. Penggalangan dana itu dilakukan Minggu (31/10) lalu, yang digear di jalur Pantura Brebes. Selain itu juga berasal dari kader PKS sendiri. Sekretaris DPD PKS Kabupaten Brebes Abdullah Syafaat ST mengatakan dana yang terkumpul dari aksi itu mencapai Rp 5 juta lebih. Selanjutnya dana tersebut akan dikirim melalui Pos Penanggulangan Bencana (P2B) PKS Jateng untuk disalurkan secara langsung ke Merapi dan Mentawai. “Aksi ini seterusnya akan dilanjutkan di kecamatan-kecamatan melalui struktur DPC yang ada, sehingga hasilnya nanti lebih maksimal,” kata Syafaat. Selain menggalang dana, pihaknya juga akan mengirim tenaga relawan ke lokasi bencana. Hal itu dilakukan karena di lokasi bencana masih membutuhkan banyak relawan, khususnya untuk membantu korban di pengungsian. “Ini sudah sering kami lakukan, ketika ada bencana terjadi di Indonesia,” tandasnya menambahkan. Dia juga berharap masyarakat bisa menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu para kroban bencana tersebut. Sehingga kepedulian antar sesama itu bisa terus dirasakan, termasuk warga Brebes. (riz)

RESES DEWAN KeberadaanTengkulakMerugikanNelayan TANJUNG - Banyaknya tengkulak di TPI Krakahan, Kecamatan Tanjung menjadi persoalan tersendiri bagi nelayan setempat. Banyak nelayan yang terpaksa menanggung rugi lantaran hasil tangkapnya tidak bisa dibayar kontan. Para nelayan terpaksa menjual hasil tangkapannya ke para tengkulak. Namun, dari proses penjualan tersebut, nelayan merasa dirugikan lantaran proses pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil (bertahap,red). Hal tersebut disampaikan beberapa nelayan Krakahan saat berlangsungnya reses anggota DPRD Wahidin Kamis (28/10) lalu. Selain itu, akses nelayan untuk menuju TPI Krakahan juga sangat terganggu. Para nelayan mengaku saat ini Sungai Soga yang menjadi sarana lalu-lintas kapal kondisinya sangat memprihatinkan. “Hampir sepanjang sungai tersebut terjadi pendangkalan, akibatnya kapal nelayan sangat kesulitan untuk bisa masuk ke TPI,” ujar salah satu nelayan dalam acara reses tersebut. Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Brebes Wahidin mengaku lemahnya sarana di Desa Krakahan jelas sangat menyulitkan para nelayan. Untuk itu perlu ada penanganan serius dari pemerintah agar persoalan yang dihadapi oleh nelayan Krakahan bisa diselesaikan. “Dalam jaring aspirasi ini, hasilnya akan saya rapatkan di Dewan,” ujarnya. (cw3)

BUMIAYU - Terjadinya insiden tabrakan karambol yang diakibatkan sebuah truk mengalami rem blong pada Sabtu (30/ 10) lalu, mendapat perhatian dari sejumlah kalangan. Ini mengenai perlunya kelengkapan sarana pendukung utamanya di ruas-ruas jalan yang rawan terjadinya kecelakaan, untuk menghindari terjadinya peristiwa serupa. Sepeti yang disampaikan Untung Imam Subagyo, aktivis LSM yang menyatakan bahwa kejadian seperti itu bukan kali pertama terjadi di ruas jalan yang sama. Terhitung sejak tahun 2008, sudah lebih dari 10 kali insiden truk mengalami rem blong terjadi di jalan utama Tegal-Purwokerto ruas Paguyangan-Bumiayu. “Selain menyebabkan korban jiwa, sejumlah sarana baik milik warga maupun pemerintah yang ada di sepanjang jalan itu

juga pernah mengalami kerusakan akibat tertabrak kendaraan yang mengalami rem blong,” kata Untung, Senin (1/11). Ruas jalan dari arah selatan (Paguyangan) menuju utara Bumiayu sepananjang ku rang lebih 3 kilometer dalam kondisi menurun, keadaan tersebut dinilai sangat rawan memicu terjadinya insiden rem blong utamanya bagi truk-truk dengan beban muatan tinggi. “Dengan kondisi itu, diperlukan adanya sarana jalur penyelamat bagi kendaraan yang mengalami rem blong,” kata Untung. Lebih jauh dia mengatakan, jalur penyelamat dapat di bangun sebelum memasuki kantor pembantu Samsat. Bentuknya berupa sebuah lajur jalan ke arah barat dengan bagian ujung jalur menanjak. “Panjang jalur penyelamat bisa di buat sekitar 100 meter dengan ujung jalur di buat lebih tinggi. Dengan begitu sopir yang kendaraannya mengalami

matan maupun pusat perekonomian lainnya. Sehingga dengan adanya jembatan tersebut kami sangat merasa terbantu,” ungkap Badjuri. Dengan kondisi kerusakan yang terjadi saat ini, warga mengkhawatirkan pilar jembatan yang telah menggantung tidak akan kuat menahan arus sungai. Terlebih di dalam musim hujan seperti saat ini. “Kami khawatir jika tidak segera mendapat penanganan maka kondisinya akan bertambah parah, bisa jadi malah roboh,” kata Makhnuri (51) warga lainya. Dikatan, sungai Keruh memiliki karakter banjir yang sangat dahsyat. Selain volume air yang meningkat, juga arus yang kuat hingga membawa material sungai seperti batubatu besar. “Kami takut pilar itu terus tergerus, apalagi sekarang ini musim hujan di mana kali Keruh jika banjir sangat dahsyat. Jika pilar itu sampai terhantam batu yang dibawa arus mungkin kondisinya akan tambah parah,” kata Makhnuri. Ikhya Ulumudin, Kades Plompong membenarkan kondisi yang terjadi pada bagian pilar jembatan tersebut, pihaknya telah sejak lama melaporkan kerusakan yang terjadi. ”Kami telah sampaikan usulan perbaikan jembatan tersebut, kondisi kerusakan juga dipercepat akibat seringnya terjadi banjir di aliran sungai,” kata Ikhya. (pri)

BREBES - Hingga saat ini masyarakat Kabupaten Brebes masih membutuhkan sumber daya manusia di bidang kesehatan dengan kualitas yang baik. Apalagi jumlah bidan di Kabupaten Brebes hingga tahun 2009 masih berkisar 673 orang. Jumlah tersebut masih jauh ideal mengingat saat ini jumlah penduduk Kabupaten Brebes telah mencapai 1,7 juta jiwa. “Artinya saat ini satu bidan harus melayani 1.455 penduduk,” ujar Wakil Bupati Brebes, Agung Widyantoro SH saat ditemui saat menyambut TIM Asesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi di Akademi Kebidanan Bhakti Husada, Brebes Senin (1/11) kemarin. Selain itu, tugas bidan juga tidak hanya membantu persalinan dengan selamat semata, namun juga diharapkan dapat berperan sebagai motivator dan pendidik tentang kesehatan yang ideal di tengah masyarakat. Hal tersebut mengingat semala kurun waktu tahun 2004 sampai 2009 angka kematian balita di Kabupaten Brebes mengalami angka fluktuasi yang cukup tinggi dari 0,06 pada tahun 2004 menjadi 2,76 pada tahun 2007. “Bahkan dari paparan program reach beberapa waktu lalu, didapat angka balita kurang gizi

kronis mencapai 48 persen atau tertinggi di Jawa Tengah,” terangnya. Persoalan tersebut merupakan pekerjaan rumah yang harus bisa diselesaikan. Bukan hanya Pemerintah Kabupaten Brebes saja, namun seluruh elemen masyarakat, terutama lembaga pendidikan kebidanan yang ada. Dengan adanya visitasi terhadap Akbid Bhakti Husada kedepan kampus tersebut mampu mencetak generasi berkualitas yang akan mampu menjawab tantangan tersebut. Sementara itu, dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes sejak Januari 2010 ini tercatat tiga penderita gizi buruk dalam kurun meninggal dunia. Mereka adalah penderita gizi buruk dengan kondisi Marasmik (parah). Kepala Dinas Kesehatan Kaupaten Brebes Laode Budiono melalui Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sri Gunadi Purwoko sebelumnya mengatakan, selama tahun 2010 ini ada tiga penderita gizi buruk yang akhirnya meninggal dunia. Berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U), pada bulan Agustus 2010 ini ada 386 penderita. Sementara berdasarkan berat badan menurut tinggi badan terdapat 76 penderita. (cw3)

Warnet Dilarang Pasang Bilik Tertutup Gizi Buruk Masih Tinggi Hindari Penyalahgunaan BUMIAYU - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Bumiayu, melakukan penertiban warnet yang ada diwilayah Kecamatan Bumiayu, Senin (1/11). Penertiban tersebut dilakukan terhadap warnet yang memiliki bilik-bilik tertutup, serta pelajar yang berada di lokasi warnet saat jam pelajaran berlangsung. Kasie Trantibum yang juga kepala Satpol PP Kecamatan Bumiayu, Farikhin mengatakan, penertiban itu didasari banyaknya laporan maupun keluhan dari warga terkait penyalahgunaan bilik warnet tertutup yang diduga dijadikan tempat tindak asusila. “Karena memang berdasarkan aduan yang sering kita terima, beberapa warnet diduga bermasalah, karena bentuk biliknya yang tertutup atau tinggi, sehingga sering disalahgunakan penggunanya,” kata Farikhin. Penertiban yang dilakukan kemarin, dalam bentuk sosialisasi dan sekaligus menyampaikan imbauan dan peringatan kepada para pemilik warnet agar memberikan jasa layanan warnet sesuai dengan kaidah dan batasan standar. Di mana untuk bilik warnet dihimbau agar tidak berbentuk bilik tertutup. “Yang dimaksud adalah tinggi bilik warnet baik yang menggunakan kursi maupun tanpa kursi (lesehan), tidak melebihi bagian kepala atau wajah pengguna. Hal itu juga akan mempermudah pengawasan yang dilakukan oleh pengelola warnet, sehingga tempat usahanya

TEGUH SUPRIYANTO/RATEG

RAZIA - Satpol PP Kecamatan Bumiayu saat memeriksa bilik warnet dalam kondisi tertutup dalam kegiatan penertiban warnet di wilayah Bumiayu.

tidak disalahgunakan,” terangnya. Kegiatan penertiban dilakukan dengan menyisir warnet yang berada di wilayah Desa Dukuhturi, ruas jalan utama Bumiayu dan sejumlah warnet yang ada di ruas jalan utama Bumiayu. Dari penyisiran yang dilakukan terhadap sedikitnya 10 warnet, petugas mendapati dua warnet yang masih menggunaka bilik tertutup setinggi antar 1,5 hingga 2 meter. Selain itu petugas juga menjumpai sejumlah pelajar yang yang berada di dalam warnet saat jam pelajaran sekolah. “Khusus untuk pelajar kita lakukan pembinaan di tempat. Dan kepada pemilik warnet kita meminta agar menyesuaikan ukuran bilik, sebagaimana dimaksud dan tidak mengizinkan pelajar mengakses internet di jam sekolah, kecuali ada surat

izin keluar mengerjakan tugas. Sebab kita takutkan mereka membolos,” ungkap Farikhin. Menurutnya, kegiatan semacam itu akan dilakukan selama empat hari dengan mendatangi setiap tempat usaha warnet di Kecamatan Bumiayu. Dari data yang dia miliki, untuk Kecamatan Bumiayu terdapat sekitar 20 lebih tempat usaha warnet. Penertiban juga dilakukan terhadap warnet yang belum memiliki ijin HO (Hinder Ordonantie, ijin gangguan) serta ijin tempat usaha sesuai dengan Peraturan daerah Kabupaten Daerah tingkat II brebes Nomor 1 Tahun 1991 tentang izin tempat usaha. ”Dari catatan kami, sebanyak 50 persen warnet di Kecamatan Bumiayu belum memiliki perizinan. Kebanyakan masih dalam proses pembuatan,” kata Farikhin. (pri)

Ruas Paguyangan-Bumiayu Perlu Jalur Penyelamat Untuk Hindari Kecelakaan

SIRAMPOG - Jembatan kabupaten sepanjang 6 meter dengan lebar 3 meter yang merupakan sarana penghubung Desa Plompong menuju pusat kecamatan Sirampog dalam kondisi mengkhawatirkan. Hal tersebut disebabkan tergerusnya salah satu pilar jembatan di bagian selatan akibat arus sungai Keruh, terlebih saat ini kondisi sungai sering mengalami banjir karena masih tingginya intensitas hujan, sehingga membuat kondisi pilar jembatan tersebut terlihat menggantung. Badjuri (45) salah seorang warga Desa Plompong mengatakan, kerusakan pada pilar jembatan tersebut telah terjadi semenjak 1998 lalu, akibat banjir besar di sungai Keruh. “Waktu itu jembatan baru saja selesai dibangun, namun karena arus sungai yang kuat maka bagian bawah pondasi jembatan tergerus sehingga terlihat menggantung,” jelasnya. Dikatakan, warga Desa Plompong sangat menyambut baik dengan dibangunnya jembatan tersebut. Sebab dengan melalui jembatan tersebut warga lebih mudah untuk menuju pusat kegiatan perekonomian baik di Kecamatan Bumiayu maupun Sirampog. “Kami ini warga Desa Plompong sebetulnya masuk wilayah Kecamatan Sirampog, jembatan itu menjadi satu-satunya sarana menuju Kantor Keca-

rem blong akan mengarahkan kendaraannya ke sana dan berhenti karena jalur yang menanjak,” ungkapnya. Menurutnya dia, pembangunan jalur penyelamat juga harus diimbangi dengan ketegasan dan tindakan dari pihak yang berwenang mengenai batasan beban muatan serta kelayakan kendaraan. Terpisah Kapolres Brebes melalui Kapolsek Bumiayu AKP Bowo Ciptohadi didampingi Kaposlantas Bumiayu Aiptu Edi mengatakan, pembangunan jalur penyelamat merupakan usulan yang sangat baik untuk menekan korban kecelakaan, namun lebih dari itu perlu juga dilakukan upaya yang bersifat pencegahan. Di antaranya yaitu kedisiplinan pengendara dalam membawa kendaraan termasuk batas muatannya. “Ruas jalan tersebut memang termasuk dalam daerah rawan kecelakaan, sehingga memang perlu adanya upaya pembangunan sarana jalur penyelamat. Sedianya usulan untuk itu

TEGUH SUPRIYANTO/RATEG

RAWAN KECELAKAAN - Kondisi jalan menurun di ruas Paguyangan-Bumiayu rawan terjadinya kecelakaan sehingga dipandang perlu adanya sarana jalur penyelamat.

sudah pernah ada sebelumnya, namun belum dapat terlaksana hingga saat ini. Upaya pencegahan bisa dilakukan dari pemilik kendaraan, sehingga de-

ngan kondisi kendaraan serta muatan yang memenuhi persyaratan maka kecelakaan akan dapat lebih di hindarkan,” urainya. (pri)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.