Radar Tegal 20 September 2011

Page 20

CMYK

KOMBIS

SELASA, 20 SEPTEMBER 2011

20

RADAR TEGAL

Operator Sambut Baik Keinginan Pemerintah Agar RIM Bangun Pabrik di Indonesia

ROCHMAN GUNAWAN/RATEG

LAYANAN TERBAIK – NSC Finance Tegal memberikan layanan terbaik kepada seluruh konsumen yang datang.

NSC Finance Tegal Beri Layanan Prima

PROSES CEPAT,

SYARAT MUDAH

TEGAL - Nusa Surya Ciptadana (NSC) Tegal memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan dana tunai dalam waktu cepat. Persyaratan yang mudah dan proses dalam hitungan jam serta bebas potongan menjadi nilai lebih kepada konsumen. Delima Panegoro SPd, Kepala Cabang NSC Finance Tegal, Senin (19/ 9) mengatakan, kehadiran NSC diharapkan bisa memberikan solusi bagi

masyarakat yang membutuhkan dana segar. Dengan jaminan BPKB sepeda motor semua merek tahun 2000 ke atas, konsumen bisa mengajukan aplikasi secara langsung atau melalui SMS dan petugas akan datang ke alamat konsumen. “Jangka waktu pinjaman hingga 3 tahun sehingga tidak memberatkan konsumen dalam mengangsur setiap bulannya,” terangnya. Konsumen juga tidak dibebani

potongan sehingga tidak memberatkan dan semua sepeda motor konsumen diasuransikan. Bagi konsumen tangan pertama, pihaknya juga memberikan potongan angsuran antara Rp 5 sampai Rp 10 ribu per bulan. Tidak hanya itu, konsumen juga mendapatkan 1 kali potongan angsuran untuk jangka waktu pinjaman 1 sampai 3 tahun. Untuk itu, pihaknya memberikan kesempatan kepada masyarakat Tegal dan sekitarnya

yang membutuhkan dana segar agar tidak ragu datang ke NSC Finance Jalan Yos Sudarso Kota Tegal dan semua akan dilayani dengan cepat dan ramah. Konsumen cukup datang membawa KTP dan persyaratan lain bisa menyusul sehingga kebutuhan dana tunai yang mendesak bisa segera diatasi. “Kami memberikan layanan terbaik untuk kepuasan seluruh konsumen,” katanya. (gun)

ADB Sediakan Hibah USD 500 Ribu untuk Infrastruktur

DOK.RATEG

TIDAK NAIK - Bagi pelanggan listrik yang masuk kategori kurang mampu, pemerintah berjanji untuk tidak menaikkan tarif tenaga listriknya.

Alokasi Subsidi Pelanggan 450 VA Capai Rp 18,55 T PEMERINTAH terus mematangkan rencana kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) pada 2012 mendatang. Khusus untuk pelanggan listrik yang masuk kategori kurang mampu, pemerintah berjanji untuk tidak menaikkan TTL. Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Djarman mengatakan, dalam Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2012, pemerintah memang sudah menyusun skema kenaikan TTL tanpa mengikutkan pelanggan kecil dengan daya 450 volt ampere (VA). “Untuk itu, pemerintah mengalokasi subsidi pelanggan 450 VA sebesar Rp 18,55 triliun,” ujarnya saat ditemui di Komisi VII DPR kemarin (19/9). Menurut Djarman, subsidi tersebut dialokasikan untuk lima jenis pelanggan dengan daya 450 VA, yakni pelanggan sektor sosial, pelanggan rumah tangga, pelanggan bisnis, pelanggan industri, dan pelanggan dari sektor pemerintahan. “Tapi, subsidi terbesar untuk

CMYK

pelanggan 450 VA tetap diserap oleh pelanggan rumah tangga,” katanya. Data Kementerian ESDM menunjukkan, dari total alokasi subsidi Rp 18,55 triliun untuk pelanggan 450 VA, sekitar Rp 18,28 triliun diantaranya diserap oleh pelanggan rumah tangga yang berjumlah 19,70 juta pelanggan. Sisanya, 563 pelanggan sosial menyerap Rp 5,36 miliar, 333 ribu pelanggan bisnis menyerap Rp 256,39 miliar, 157 pelanggan industri menyerap Rp 100 juta, dan 15 ribu pelanggan pemerintahan menyerap Rp 12,40 miliar. “Artinya, alokasi subsidi sudah tepat, karena porsi terbesarnya diserap oleh pelanggan kecil rumah tangga atau masyarakat yang kurang mampu,” kata Djarman. Setiap tahun, porsi terbesar subsidi listrik memang diserap oleh pelanggan rumah tangga kecil dengan daya 450 VA. Pada 2010, 19,5 juta pelanggan rumah tangga 450 VA menyerap subsidi Rp 14,00 triliun. (jpnn)

BANK Pembangunan Asia (ADB) memberikan bantuan teknis senilai USD 500 ribu untuk mengembangkan mengembangkan proyek-proyek infrastruktur melalui pola Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS). Bantuan teknis itu disediakan Pemerintah Jepang melalui Dana Pemerintah Jepang untuk Pengurangan Kemiskinan (Japan Fund for Poverty Reduction/JFPR) yang dikelola ADB. Setelah krisis keuangan melanda Asia pada paruh akhir 1990an, Pemerintah telah membatalkan dan menangguhkan proyek-proyek infrastruktur publik dan swasta yang telah direncanakan. Investasi untuk pembangunan infrastruktur sejak itu anjlok dari sekitar 6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 2

persen dari PDB di 2000, sebelum kembali membaik menjadi 4 persen PDB pada saat ini. Investasi untuk infrastruktur masih rendah menurut standar internasional yang rata-rata mencapai 6-7 persen di kalangan perekonomian Asia yang mengalami pertumbuhan tinggi. “Bantuan teknis ini akan meningkatkan kapasitas Pemerintah untuk mengembangkan, melaksanakan dan memantau proyek-proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta,” kata Bob Finlayson, Pejabat Kepala Kantor Perwakilan ADB di Jakarta. Ia berharap bantuan ini membantu tujuan Pemerintah untuk meningkatkan jumlah dan nilai proyek-proyek KPS yang secara komersial menarik dan berkelanjutan yang akan ditawar-

kan kepada pihak swasta. Pemerintah berupaya untuk menggalang investasi USD 140 milyar di bidang infrastruktur dalam lima tahun mendatang. Sekitar 60 persen dari rencana pembiayaan infrastruktur yang dibutuhkan akan berasal dari sektor swasta. Proyekproyek tersebut belum menarik minat besar dari pasar karena sejumlah kekhawatiran diantaranya tentang desain, perencanaan dan pelaksanaan proyek. Bantuan Teknis ini akan dilaksanakan pada tahun 2011. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) merupakan lembaga penanggung jawab dari bantuan teknis ini. PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) akan menjadi lembaga pelaksana dari kegiatan bantuan teknis ini. (jpnn)

Tiongkok Siap Olah Nikel Indonesia MINAT investor untuk mengolah bahan baku nikel di Indonesia kian meningkat. Apalagi setelah indonesia mengeluarkan ketentuan tentang larangan ekspor bahan baku alam pada 2014 termasuk nikel. Tsingshan Steel Pipe Co. Ltd berencana membangun pabrik pengolahan nikel dengan nilai investasi total bisa mencapai USD 5 miliar. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan perusahaan tersebut akan membangun smelter yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. “Untuk tahap awal dia ingin membangun smelter terlebih dulu. Kemudian, memproduksi beberapa produk stainless steel. Karena, dia ingin menyikapi policy pemerintah tentang pelarangan ekspor bahan mentah,” katanya kemarin (19/9). Disebutkan, pada tahap pertama investasi yang disiapkan sebesar USD 1 miliar. Dilanjutkan dengan tahap kedua

dengan membangun industri pengolahan terintegrasi senilai USD 4 miliar. Sedangkan mengenai lahan pembangunan pabrik cenderung mendekati sumber bahan baku dengan alternatif pilihan di Sulawesi. Diperkirakan sebelum 2014 pabrik tersebut siap beroperasi. Terkait insentif pajak atas investasi tersebut, Menperin menjanjikan akan melakukan penyikapan fiskal. Bentuk insentif pajak dapat berupa tax holiday maupun tax allowance sesuai implementasi Peraturan Pemerintah 62/2008. Untuk itu, investor asing tersebut harus menggandeng perusahaan lokal. “Mereka harus joint dengan local partner dan memiliki konsesi,” tandas Hidayat. Dalam pertemuan Menperin dengan pihak Tsingshan Steel diketahui bahwa mereka telah menunjuk partner lokal, yakni Bintang 8 Group. Menurut

Hidayat, pengembangan smelter harus mendapat dukungan pemerintah. Apalagi, belum banyak perusahaan yang menggarap industri pengolahan nikel. “Saya akan bicara dengan BKPM, Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan. Karena, ini bentuk investasi baru dalam membangun smelter. Nah, bagaimana pemerintah memberikan dorongan agar mereka bisa melakukan proses pengolahan dengan partner di sini,” tutur dia. Ditambahkan Dirjen Basis Industri Manufaktur Panggah Susanto kapasitas produksi pabrik tersebut akan meningkat secara bertahap. Pada tahap pertama sejumlah 50 ribu ton. Kemudian meningkat menjadi 100 ribu-150 ribu ton. “Saat ini potensi cadangan bahan baku nikel di Indonesia sebanyak 1,4 miliar. Di Sulawesi dan Maluku mencapai 485 juta ton,” sebutnya. (jpnn)

OPERATOR telekomunikasi menyambut baik keinginan pemerintah agar Research In Motion (RIM), produsen Blackberry, membangun pabrik handset di tanah air. Karena dengan berinvestasi di dalam negeri bisa mendorong peningkatan layanan operator telekomunikasi pada pelanggan. General Manager Corporate Communications Telkomsel Ricardo Indra mengatakan pihaknya mendukung keinginan pemerintah tersebut. Apalagi kalau investasi itu bermanfaat bagi pelanggan. “Silahkan saja, selama membawa manfaat lebih bagi pelanggan Telkomsel pengguna BlackBerry di Indonesia kami akan mendukungnya. Kami berharap, pelanggan dapat menggunakan layanan data melalui handset kapan dan dimana saja” katanya kemarin (18/9). Sedangkan terkait pengenaan pajak atas barang mewah untuk smartphone diyakini tidak akan mempengaruhi pertumbuhan pelanggan Blackberry. Menurut Richardo, pasar smartphone tanah air tidak termasuk price sensitive. Bahkan, cenderung mengikuti tren perkembangan gadget. Seperti diketahui, Kementerian Perindustrian berencana mengusulkan pengenaan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) bagi produk yang tidak diproduksi di dalam negeri. “Bila nanti kebijakan tersebut memang diimplementasikan oleh regulator, kami sebagai operator akan menghormati kebijakan tersebut. Kendati demikian, tetap fokus pada penyediaan layanan dan jaringan berkualitas,” tandasnya. Secara terpisah, Direktur

Marketing XL Joy Wahyudi mengatakan, pengenaan pajak untuk barang mewah termasuk di dalamnya Blackberry pasti berdampak terhadap pertumbuhan pelanggan. “Dampak pasti ada, tapi pengaruhnya bakal besar. Saya tidak yakin karena mengingat segmen yang selama ini dibidik RIM,” katanya Menurutnya, produk blackberry cenderung membidik segmen menengah ke atas. Sebab dari segi harga, produk paling murah pun masih dipatok sekitar Rp 2 jutaan. “Bila dikenai pajak, sehingga ada selisih Rp 200 ribu lebih mahal. Misal, dari Rp 2 juta jadi Rp 2,2 juta per unit. Nah, tinggal mereka sensitif atau tidak,” jelas Joy. Sedangkan terkait pembangunan server di dalam negeri, lanjut dia, dipastikan bisa menurunkan tarif layanan. Seperti diketahui, RIM berencana membangun Regional Network Aggregator di lokasi yang belum disebutkan. Regional Network Aggregator ini akan mengurangi biaya secara signifikan untuk carrier partner (para penyelenggara telekomunikasi) dan meningkatkan kinerja untuk para pengguna BlackBerry. Carrier partner Indonesia hanya perlu untuk menunjang trafik pengiriman data ke regional node. Mengenai prediksi pasar tahun depan, dia optimistis, minimal bisa tumbuh dua kali lipat seperti tahun ini. Bahkan, kalau RIM berani membidik segmen menengah ke bawah dengan menjual handset seharga Rp 1 jutaan diyakini bisa makin mendongkrak jumlah pengguna Blackberry. “Karena, pertumbuhan pelanggan termasuk ditentukan oleh harga. nah kalau mereka masuk di harga Rp 1 jutaan, tentu lebih baik (pertumbuhan pelanggannya),” tutur dia. (jpnn)

DOK.RATEG

NIKMATI LAYANAN - Pelanggan corporate Telkomsel sedang menikmati layanan BlackBerry Telkomsel.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.