Radar Tegal 19 Mei 2011

Page 7

SAMBUNGAN

KAMIS 19 MEI 2011

7

RADAR TEGAL

Ansyaad Mbai: Panji Gumilang Itu ... dari halaman 1 Dia menyebutkan Panji Gumilang memiliki posisi utama di NII. Kebetulan di Komisi VIII kemarin (18/5), Ansyaad duduk bersebalahan dengan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali (SDA). Pengakuan Ansyaad tadi, melunturnya pernyataaan SDA jika ia sulit mengakitkan antara Ma’had Al Zaytun yang dipimpin Panji dengan NII. Ansyaad mengatakan, BNPT sudah sering dikunjungi oleh menteri-menteri NII. Baik itu yang sudah lama berhenti, maupun yang masih aktif menjadi anggota NII. Dalam kunjungan tersebut, Ansyaad menerima laporan jika Panji Gumilang itu adalah ketua NII KW (Komandemen Wilayah) IX. “NII KW IX ini ya NII,” tegas purnawirawan jendral polisi bintang dua itu. Namun, Ansyaad menegaskan dirinya belum berani mengkaitkan sosok pribadi Panji dengan keberadaan Al Zaytun. Apakah Al Zaytun juga terseret di kegiatan NII? Ansyaad masih menunggu kepastian data lagi. Ini terkait dengan keterangan dari SDA setelah berkunjung ke pondok yang terletak di Indramayu itu. Setelah kunjungan itu, SDA mengatakan jika ia sulit mengkaitkan antara NII dengan Al Zaytun.

Titik mula keterlibatan Panji di NII adalah ketika ia dilantik oleh Adah Djaelani menjadi ketua NII KW IX pada 1993. Panji ketika itu juga dikenal dengan sebutan Abu Toto Abdus Salam. Saat itu, selain Adah Djaelani, NII juga digerakkan oleh Abdullah Sungkar dan Ajengan Masduki. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perpecahan antara Abdullah Sungkar dan Ajengan Masduki yang melahirkan Jamaah Islamiyah (JI). Setelah dugaan menguat, kenapa Panji tidak ditindak? Ansyaad mengatakan landasan hukum masih lemah. Upaya membentuk negara Islam di Indonesia, masih belum menyentuh tindakan makar. Untuk itu, dalam forum kemarin Ansyaad meminta ada undang-undang baru atau amandemen dalam UU Tindak Pidana Anti Terorisme. “Intinya bisa menangkap sebelum gerakan radikalisasi itu muncul kepermukaan,” tandasnya. Selain itu, Ansyaad juga meminta kepada dewan untuk menghadirkan orang-orang yang masih aktif atau sudah mundur dari NII. Termasuk juga menghadirkan Panji ke Senayan. Ansyaad menjelaskan, para anggota NII yang masih aktif siap bersaksi asalkan ada jaminan keamanan dari negara.

Diantara orang-orang NII yang sudah “akrab” dengan BNPT adalah pimpinan militer NII yang berkedudukan di Jakarta dan Bekasi. Selain itu, Ansyaad mengatakan orag-orang yang bertugas mengumpulkan emas hingga berton-ton juga masih ada. “Termasuk disetorkan ke siapa harta tadi, juga masih ada,” tantang Ansyaad. Ansyaad menjelaskan, beberapa oknum di NII juga terlibat aksi terorisme di tanah air. Menanggapi keterangan yang dibeber Ansyaad tadi, SDA menyerahkan sepenuhnya penanganan Panji Gumilang ke polisi. “Jika memang ada bukti, silahkan diselidiki lebih dalam,” kata dia. Menteri asal PPP itu mengatakan, bukan wewenang Kemenag untuk mengeksekusi Panji Gumilang. Namun, SDA tetap berpendirian jika belum menemukan titik singgung antara pendidikan di Al Zaytun dengan gerakan NII. Meskipun Asnyaad sudah menyatakan jika Panji itu adalah pimpinan NII KW IX. SDA juga menegaskan, merebaknya kasus radikalisasi seperti NII tadi, belum merubah kurikulum di lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenag. “Kalau ada perubahan kurikulum, itu murni untuk perbaikan pendidikan,” tandasnya. (wan)

Nunun Anggota Tim Sukses Mega ... dari halaman 1 Memang, Arie adalah orang yang mendapat tugas dari Nunun untuk membagi-bagikan empat kantong berisi cek perjalanan kepada empat fraksi di Komisi IX. Kata Arie, pembagian itu dilakukan di rumah makan Bebek Bali, Taman Ria Senayan, Jakarta Selatan. Dia juga mengakui, perwakilan dari PDIP yang mengambil bungkusan berisi cek perjalanan itu adalah Dudhie Makmun Murod yang merupakan bendahara Fraksi PDIP. Apa Anda tidak bertanya ke Nunun untuk apa bingkisan itu? “Saya nggak tanya, saya kira untuk keperluan pilpres. Kan bu Nunun sibuk ngurusi pilpres,” jawabnya enteng. “Saya nggak kepikiran kalau

itu untuk pemenangan Miranda,” imbuhnya. Di bagian lain, mantan Ketua Komisi IX DPR 1999-2004 Emir Muis kemarin juga dihadirkan dalam sidang cek perjalanan dengan terdakwa Panda Nababan cs. Dia dalam sidang tersebut, Emir menegaskan, Tjahjo Kumolo, ketua Fraksi PDIP saat itu, hadir dalam pertemuan antara Miranda dan anggota Komisi IX dari fraksi PDIP di Hotel Dharmawangsa. “Seingat saya beliau (Tjahjo) hadir,” katanya. Padahal, seminggu lalu, saat Tjahjo dihadirkan sebagai saksi mengaku dirinya tidak hadir dalam pertemuan tersebut. Dan menyerahkan pertemuan tersebut sepenuhnya kepada anggotanya. Selain itu Emir mengatakan bahwa Panda Nababan-lah yang

memimpin pertemuan tersebut. Namun, dalam pertemuan itu, tidak ada deal-deal khusus untuk memenangkan Miranda. Selain itu, Emir mengatakan bahwa beberapa waktu setelah Miranda terpilih, Dhudie membagi-bagikan cek perjalanan kepada sejumlah anggota PDIP di ruangannya. “Teman-teman ada rezeki nih, siapa tahu bisa buat kampanye,” kata Emir menirukan Dudhie kala itu. Emir pun sebenarnya menerima, namun beberapa waktu kemudian dia mengembalikan cek perjalanan tersebut. Alasannya, Emir telah berjanji tidak akan menerima uang sogokan apapun. Namun beberapa hari kemudian dirinya menerima uang Rp 200 juta dari keuangan fraksi melalui Panda. “Ini untuk bina konstituen,” kata Panda saat itu. (kuh/agm)

Rumah Ibunda SBY Kemalingan dari halaman 1 Istrinya, Shinta, masih terhitung keluarga dengan Ibunda SBY, Ny Habibah Soekotjo. Dia bersama sang istri tinggal di rumah yang menghadap ke utara itu agar ada yang merawat rumah tersebut. Sebab, ibunda SBY telah lama diboyong ke Cikeas, Bogor. Selama setahun ini, pasutri yang telah dikaruniai anak perempuan tersebut tinggal di rumah itu. Selama itu mereka tidak pernah kemalingan. Raibnya empat ban mobil tersebut diketahui sekitar pukul 05.30. Saat itu, salah seorang anggota piket di rumah dinas Kapolres Blitar AKBP Wahyono sedang joging di jalan raya. Rumah tempat kejadian perkara (TKP) tersebut hanya berjarak sekitar 50 meter dari rumah dinas Kapolres. Dia curiga melihat mobil yang diparkir di bawah kanopi. Empat bannya sudah tidak ada dan diganti paving. “Yang tahu teman suami saya. Katanya, ban mobil itu amblas,” ujar Shinta saat ditemui di kediamannya kemarin. Doni pun langsung keluar untuk mengecek. Ternyata benar, empat ban mobilnya sudah raib dan diganti paving. Setelah berkoordinasi dengan keluarga, dia melaporkan kejadian ter-

sebut ke kantor polisi terdekat. Laporan tercatat nomor LP/148/ V/2011/SPK. Tak lama kemudian, polisi pun melakukan olah TKP. Diduga, para pelaku bertelanjang kaki saat beraksi. Buktinya, ada bekas telapak kaki orang dewasa di lantai teras rumah itu. Diperkirakan, para pelaku beraksi sekitar pukul 04.00. Mereka jelas lebih dari seorang karena mengangkat ban mobil tersebut tidak cukup satu orang saja. Sebab, berat ban lengkap dengan velegnya sekitar 15 kilogram. Saat kejadian, korban barada di dalam rumah dan terlelap tidur. Para pencuri itu masuk dengan cara melompat pagar setinggi 1,5 meter dari pintu masuk timur. Pagar tersebut mudah dipanjat karena dirasa tidak berbahaya. Sedangkan

pagar di bagian barat dinilai cukup riskan karena bagian ujungnya lancip. Jarak antara pintu pagar dan tempat parkir mobil sekitar tujuh meter. Mobil diparkir menghadap ke selatan dan dalam keadaan on alarm. Hingga kini polisi maupun korban tidak mengetahui persis kronologi pencopotan ban mobil tersebut. Namun, ada yang menduga pelaku menggunakan dongkrak khusus lengkap dengan pencopot mur dan telah dipersiapkan matangmatang. Itu terbukti dari adanya pengganjal atau pengganti ban berupa paving. Padahal, di lokasi kejadian tidak ada paving. Sangat mungkin, paving tersebut dibawa sebelum mereka beraksi. Di lokasi kejadian, mur veleg masih dibiarkan berserakan di pinggir mobil. (ziz/jpnn/c3/end)

Walkot Siap Bayar Aang dari halaman 1 Persatuan Pedagang Pasar Pagi (Pepsagi) Hakim berharap Pemkot untuk secepatnya menyelesaikan masalah Pasar Pagi. Sebab, imbas dari kasus yang berlarut-larut pedagang yang jadi korban. “Pedagang selalu dalam ketidaktenangan karena sudah bertahun-tahun kasus ini tidak kunjung selesai dan tidak ada solusi,” ujarnya. Soal jumlah ganti rugi yang

harus dibayar pada PT Sinar Permai, pihaknya yakin bisa dilakukan negosiasi. Apalagi hasil public hearing yang dilaksanakan DPRD hasilnya jelas, mayoritas peserta public hearing meminta Pemkot secepatnya menyelesaikan kasus ini dengan membayar ganti rugi pada investor PT Sinar Permai. “Bukan hanya pedagang yang dikorbankan, tapi imbas tak kunjung selesainya kasus ini, beban Pemkot akan semakin

berat, karena bunga akan terus bertambah. Karena itu, kami minta Pemkot untuk secepatnya menyelesaikan kasus Pasar Pagi secepatnya, agar anggaran ganti rugi tidak terus membengkak,” ungkap Hakim. Sebelumnya, Direktur PT Sinar Permai Aang Gunawan menyatakan, pihaknya minta ada kepastian dan ketegasan Pemkot tentang pembayaran ganti rugi kepadanya, sesuai putusan Peninjauan Kembali

(PK) Nomor 423 PK/Pdt/2004. Karena dalam putusan PK MA, jelas memenangkan dirinya, dan Pemkot diminta membayar ganti rugi Rp5.526.049.519 dan bunga 6 persen setiap tahun atau sekitar Rp11.090.000.000. “Untuk itu, supaya masalahnya cepat selesai, kami minta ketegasan dan kesiapan Pemkot. Sebab putusan PK MA merupakan putusan hukum tertinggi, dan memiliki kekuatan hukum tetap,” ujarnya. (hun)

Ahli Balistik Antasari Diperiksa KY dari halaman 1 pada 10 Oktober 2009 silam, Maruli yang dihadirkan sebagai saksi ahli tidak menyebut bahwa ada rekayasa dalam pembuhunan tersebut. Namun dalam persidangan itu, Maruli sempat berdebat dengan salah seorang anggota kuasa hukum Antasari. Dari perdebatan tersebut terungkap bahwa jenis senjata dan peluru yang ditemukan tertanam di kepala Nasrudin

berbeda. Sebab, berdasarkan tim dokter forensik menyatakan dua peluru yang ditemukan di kepala Nasrudin, merupakan berupa serpihan peluru 9 mm. Tapi berdasarkan keterangan Maruli, senjata yang digunakan untuk membunuh Nasrudin adalah jenis revolver dengan kaliber 0.38 inchi tertanda SNW (Smith and Wesson). Saat itu dia menyatakan bahwa senjata SNW 38 tersebut tidak bisa diisi dengan peluru berukuran 9 mm. Saat dicecar

mengapa keterangan Maruli dengan tim dokter forensik berbeda, Maruli mengaku tidak mengetahuinya. “Itu bukan urusan saya,” ucapnya kala itu. Di bagian lain juru bicara KY, Asep Rahmat Fajar mengatakan, pihaknya tidak bisa memaparkan apa saja yang disampaikan Maruli dalam pemeriksaan kemarin. Sebab, pemeriksaan tersebut bersifat tertutup. Menurut Asep, pemeriksaan Maruli sama seperti pemeriksaan dua saksi ahli lainnya yang

sebelumnya sudah memberikan keterangan kepada KY. “Dia (Maruli) dimintai keterangan karena yang bersangkutan mengetahui dan melihat persidangan Antasari secara langsung. Ini kan untuk mengetahui apakah ada pelanggaran dalam persidangan atau tidak,” ucapnya. Tapi saat ditanya kapan KY akan memanggil para hakim Antasari, Asep belum bisa memastikan. “Itu (pemanggilan hakim) tergantung pleno KY,” kata Asep. (kuh)

Ultah, Bikin Lagu untuk Anak dari halaman 1 berantem sama anak,” ujar pemilik nama lengkap Hartini Erpi Nurjanah tersebut. Lagu itu tidak hanya menegaskan eksistensinya sebagai penyanyi dangdut papan atas.

Lebih dari itu, Ikke menghadirkannya sebagai persembahan istimewa kepada si buah hati, Siti Adira Kinaya, yang kini menginjak remaja. “Ini bentuk curahan kasih sayang untuk dia (Adira, Red). Ini kado buat dia,” ujarnya.

Memang tak ada kejutan spesial dari orang-orang terdekat pada hari ulang tahun Ikke. Perempuan bertubuh mungil itu pun tak mempersoalkannya karena bukan tipe orang yang terlampau mendambakan surprise.

Namun, biasanya tanpa diduga Dira - panggilan Adira memberikan kejutan yang menyenangkan. “Dia suka banget ngerjain aku. Lihat saja bagaimana jahilnya dia,” katanya lantas tertawa. (ign/c5/any)

Bikin Kolaborasi di Yunani, Juga Konser Tunggal ... dari halaman 1 tahun tersebut selalu mengarah ke panggung. Pada saat-saat tertentu, dia memainkan alatalat musiknya yang khas. Salah satunya adalah sebatang kayu yang dipasangi per mobil. Jika kayu itu diketuk pelan, keluarlah suara gemuruh sayup-sayup. Jika diketuk lebih keras, suara gemuruh yang keluar juga kian keras terdengar. Ingin tahu bagaimana suara petir dihasilkan? Saat itu, Dodong mengangkat sebuah tempat minum berbentuk buah labu. Bagian bawahnya dipangkas, lalu ditambal dengan pelat seperti seng. Di tengahtengah pelat itu dipasang sebuah per kecil namun panjang. Saat labu tersebut digoyang, terdengar suara mirip petir dengan desiran angin kencang. “Ini namanya Tornadong,” kata Dodong seusai pementasan ketika ditanya tentang alat musik yang menghasilkan suara mirip petir itu. Dia menceritakan, dirinya menciptakan tornadong setelah menyaksikan bencana tornado di Amerika Serikat. Selain tornadong, Dodong menunjukkan alat musik lain, yaitu alpedo. Itu adalah semacam alat petik yang dibuat dari alat petik bekas. Di tangan Dodong, alat tersebut dijadikan alat petik serbaguna. “Mau nuansa musik Jepang? Bisa,” ujarnya sambil memetik alpedo. Terdengarlah suara musik khas Jepang. “Mau irama khas Meksiko? Juga bisa,” katanya menantang. Tak lama kemudian, dia memainkan alat petiknya itu,

lalu keluarlah irama seperti latar belakang musik film Zorro, pahlawan fiksi asal Meksiko. Dodong juga membuat suara ombak tsunami dari kanvas yang diisi pelor untuk sepeda. Ada juga chicken drum, alat musik drum yang dibuat dari tempat minum ayam. Diminta menyebutkan satu per satu alat musik limbah yang telah dibuat, Dodong menyatakan tidak tahu pasti. Namun, dia memastikan jumlahnya telah lebih dari seratus jenis. Sebagian besar alat itu disimpan di rumahnya di Bandung. Sebagian lagi dipinjam kolega sesama seniman dan mahasiswanya di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. “Saya sendiri nggak ngitung. Tapi, lihat saja yang saya bawa sekarang sudah sembilan,” ujarnya sambil menunjukkan satu per satu alat musik khasnya. Selama 15 tahun Dodong menggeluti alat musik yang diciptakan dari aneka sampah dan limbah. Karya pertamanya adalah seruling dari bambu berukuran lebih besar dari lazimnya ukuran seruling. Saat itu dia penasaran ingin tahu bagaimana suara yang dihasilkan dari seruling yang dibikin dengan ukuran lebih besar. “Karena belum bisa bikin sendiri, saya minta bantuan orang yang biasa bikin seruling dari bambu seadanya. Saya sempat dimarahi karena dianggap aneh,” ceritanya. Setelah seruling jumbo tersebut jadi, ternyata suara yang dihasilkan memang berbeda.

Ketika seruling itu dipamerkan Dodong di sejumlah latihan, seorang seniman Bandung bernama Harry Dim tertarik. Lantas, diajaklah Dodong ke Belgia untuk mengikuti Festival Instalasi Kontainer Sedunia. Festival tersebut merupakan festival seni yang mengeksplorasi musik dari sebuah kontainer. “Alhamdulillah, seruling saya itu dipakai untuk kolaborasi,” ungkapnya. Seruling jumbo milik Dodong tersebut belum diberi nama. Seruling itu baru dinamai ketika ada orang Jepang yang tertarik pada alat buatan Dodong. “Saya asal saja kasih nama sulangsong atau suling asal songsong,” ujarnya lantas terkekeh. Dari situlah Dodong semakin tertarik untuk mengembangkan alat musik dari limbah. Pada 1996, untuk kali pertama dia memiliki rumah sendiri di daerah Cisitu, Dago, Bandung. Ber-

bagai limbah dia bawa pulang untuk dieksplorasi. Namun, namanya rumah baru, sang istri merasa risi dengan ulah Dodong yang suka membawa “sampah” itu. “Saya dimarahi. Ini mau buat rumah atau tempat sampah” Sana di luar,” ungkapnya menirukan istrinya. Tiga anaknya yang sudah dewasa ketika itu, tampaknya, malu karena bapaknya sering mengolah limbah. Penolakan istri dan anaknya tersebut tidak membuat Dodong jera. Berkat kegigihan dan ketelatenannya, alat-alat musik yang diciptakan dari limbah itulah yang mengubah dalam hidup Dodong. Dari sekadar menjadi dosen alat musik tradisional, dia dikenal pula sebagai musikus limbah. Dengan stempel musikus limbah, ternyata Dodong bisa melanglang buana ke sejumlah penjuru negara. (c5/kum)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.