Dibalik Pencalonan Agus Marto

Page 51

profil Bosowa pekan olahraga, turnamen golf, dan aksi sosial. Perayaan grup usaha dari Indonesia Timur itu dipusatkan di Makassar, kota tempat Bosowa didirikan. Bosowa bermula dari sebuah usaha di bidang perdagangan umum bernama CV Moneter di Makasar, Sulawesi Selatan. Perusahaan didirikan oleh HM Aksa Mahmud, 22 Februari 1973. Lima tahun kemudian Moneter mendapatkan hak eksklusif sebagai dealer resmi mobil Datsun untuk kawasan Indonesia Timur. Pada 2006, Aksa Mahmud mempercayakan jabatan chief executive officer (CEO) kepada putra sulungnya, Erwin Aksa. Ada semacam adagium di lingkungan dunia usaha di Makassar bahwa perusahaan di kota itu hanya mampu bertahan seusia pendirinya. Namun Aksa berhasil mematahkan anggapan tersebut. Buktinya, ketika pertama kali menjadi dealer mobil, Bosowa baru menjual dua unit mobil per bulan. Kini, di bawah komando generasi kedua, Erwin Aksa, Bosowa mampu menjual 800 unit per bulan. Hingga 2012, asset Bosowa diperkirakan sudah mencapai Rp 10 triliun. Targetnya, hingga akhir 2014, aset Bosowa sudah berbiak menjadi Rp 20 triliun. Sudah menjadi takdir Erwin dilahirkan sebagai anak seorang pengusaha. Oleh sebab itu, sejak kecil ia memang sudah dipersiapkan oleh ayahnya untuk menggantikan dirinya sebagi pengusaha. Yang menarik,

« Sudah menjadi takdir Erwin dilahirkan sebagai anak seorang pengusaha. Oleh sebab itu, sejak kecil ia memang sudah dipersiapkan oleh ayahnya untuk menggantikan dirinya sebagi pengusaha. »

Pada awal kepemimpinanya di Bosowa, yang dilakukan Erwin adalah mengubah budaya perusahaan yang diwariskan ayahnya dari yang cenderung one man show menjadi menejemen kolektif dengan menyebarkan risiko bisnis kepada seluruh karyawan. ayahnya mengarahkan Erwin sebagai pengusaha melalui kegiatan olahraga. Belakangan baru diketahui, ada keinginan yang ingin ditanamkan Aksa kepada anaknya. Yakni, keinginan untuk selalu menjadi pemenang dengan menjunjung tinggi sportivitas. Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, Erwin sudah menyukai olah raga selancar angin dan menjadi anggota salah satu klub selancar angin di sana. Mau tidak mau, di klub tersebut ia harus bersaing dengan anggota klub lainnya yang lebih dewasa. Diakui oleh Erwin, di klub ini ia banyak menimba ilmu secara otodidak, termasuk di dalamnya belajar cepat beradaptasi. “kemampuan ini penting dalam mengarungi dunia bisnis,” kata Erwin.

Menjadi musuh keluarga Kegiatan olahraga selancar angin digeluti Erwin hingga tingkat SMP. Ia pun sering mengikuti kegiatan lomba selancar angin, mulai dari tingkat daerah, nasional hingga internasional. Namun berbagai kegiatan itu membuat Erwin terpaksa sering meninggalkan bangku sekolah. Itu sebabnya, ketika masuk SMA, Erwin dipindahkan orang tuanya ke SMA 5 Bandung. Kota ini memang tidak ada pantainya. Selepas SMA, mantan Ketua Umum Hipmi (2008-2011) ini melanjutkan sekolah di University of Pittsburgh, Pennsylvania, USA. Selepas menyelesaikan pendidikannya di Amerika pada 1997, Erwin baru mendapat kepercayaan untuk terlibat langsung dalam bisnis. Jabatan pertama yang diserahkan kepadanya adalah deputi proyek Bosowa. Di proyek ini, Erwin yang masih berusia 20-an tahun harus mengurusi ribuan orang buruh dengan segala macam persoalannya. Pada 2005, secara perlahan tapi pasti, jabatan dan kariernya naik sebagai direktur utama PT

inilahREVIEW 27 Tahun II | 4-10 Maret 2013

Bosowa Energi. Kariernya terus melesat hingga dipercaya sebagai CEO Bosowa Corporation. Di bawah komandonya, kini Bosowa Group difokuskan pada tiga bisnis utama. Yakni bisnis otomotif, industri semen dan financial services. Jika dulu hanya sebuah dealer mobil, sekarang Bosowa telah menekuni 10 bidang bisnis melalui 43 anak usahanya (subsidiary companies). Perusahaan–perusahaan itu bergerak di berbagai bisnis di antaranya logistik & transportasi, pertambangan, properti, jasa keuangan, infrastruktur, energi dan juga media. Pada awal kepemimpinanya di Bosowa, yang dilakukan Erwin adalah mengubah budaya perusahaan yang diwariskan ayahnya dari yang cenderung one man show menjadi menejemen kolektif dengan menyebarkan risiko bisnis kepada seluruh karyawan. Sementara CEO hanya mengambil keputusan yang sifatnya sangat strategis. Gesekan pun terjadi, dari pihak karyawan dan keluarga, termasuk ayahnya yang memprotes tindakannya. Sampai-sampai Bosowa, menurut Erwin, pernah mengalami krisis pekerja di level menengah karena banyak yang tidak tahan dengan kebijakan yang diterapkannya. Karyawan yang tidak perform langsung ganti. Waktu itu sang ayah sempat marah karena Erwin dianggap telah mengubah nilai-nilai budaya perusahaan yang ia tanamkan. “Saya juga dianggap membuat musuh dalam keluarga,” katanya. Namun, untunglah, semua pihak akhirnya bisa menerima gaya kepemimpinan Erwin. Ia pun dianggap membawa perubahan yang signifikan terhadap kemajuan Bosowa karena berhasil melakukan transformasi, profesionalisme, dan efisiensi. Kini, di bawah Erwin, Bosowa mencanangkan era lepas landas menuju Bosowa Excellence 2015. n

51


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.