H U lingkar Jabar Edisi 205

Page 11

KHUSUS

Edisi 205 - Tahun 1 - Senin 17 Desember 2012

12

Semifinal IIC 2012

PSSI Segera Tetapkan Regulasi Pelaksanaan Kompetisi BOGOR - PSSI membeberkan salah satu kebijakan terkait pelaksanaan kompetisi musim 2012-2013 yakni regulasi Deposit Partisipasi dan Salary Cap (standarisasi gaji). Deputi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Bidang Kompetisi, Saleh Mukadar mengatakan hal tersebut bertujuan agar tidak lagi terjadi permasalahan penunggakan gaji pemain. “Kami mencoba melindungi hak-hak para pemain dan tim pelatih. Kami berusaha lebih baik dan profesional,” terangnya seperti dikutip laman resmi PSSI, kemarin. Dikatakannya, sistem deposit mewajibkan sebuah klub untuk menyetorkan sejumlah dana ke operator kompetisi, PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS) sebelum musim pertandingan dimulai. Tujuannya, apabila terjadi permasalahan finansial seperti penunggakan gaji pemain, PT LPIS bisa menggunakan dana tersebut dan diberikan kepada pemain bersangkutan. “Jumlah deposit yang sempat dicanangkan sebesar Rp5 miliar. Tapi, mayoritas klub merasa keberatan. Akibatnya, banyak terjadi penunggakan gaji pemain,” terangnya. Saleh menambahkan, segera melakukan komunikasi dengan para klub terkait penerapan regulasi tersebut. Sayangnya, Saleh belum bisa memberikan kepastian berapa jumlah deposit yang nantinya ditetapkan. “Minimal klub harus menyetor deposit sebesar dua bulan gaji pemain dan tim pelatih,” pungkasnya. Q CPS

Persisam Redupkan Bintang-Bintang Persib

KPSI Juga Apresiasi Kesempatan yang Diberikan FIFA BOGOR - Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), kubu pembangkang yang kontra PSSI, menyambut baik kabar keputusan FIFA yang tidak memberi sanksi kepada Indonesia. La Nyalla berharap masalah dualisme kepengurusan segera selesai. “Kita menyambut baik apapun keputusan FIFA. Seluruh anggota KPSI, menyatakan bahwa kita akan tetap solid,” ungkap Ketua Umum KPSI, La Nyalla Mataliti, melalui pesan singkat kepada wartawan, akhir pekan kemarin. “Jalan panjang yang tersedia di depan mata, seterang maupun sesulit apapun, tak pernah ragu kita arungi. Insya Allah sepakbola Indonesia bisa kita selamatkan,” sambungnya. Dengan adanya putusan FIFA tersebut, La Nyalla berharap pemerintah tetap menjadi penengah untuk menyelesaikan konflik sepakbola Indonesia. “Bebas dari sanksi bukan berarti kita bisa bebas. Masalah harus diatasi dan yang terpenting adalah pemerintah mampu penengah dalam permasalahan dualisme ini sesuai dengan surat FIFA,” ucapnya. Pelaksana Tugas Kemenpora (Plt) Agung Laksono menyambut baik kabar putusan FIFA yang tidak menjatuhkan sanksi ke Indonesia. Ia pun akan segera berkoordinasi dengan FIFA dan AFC. Agung mengaku Task Force yang telah dibentuk akan tetap berjalan. Ia akan segera melakukan komunikasi dengan FIFA dan AFC. “Nanti akan kita koordinasikan dengan Ibu Rita Subowo untuk membicarakan langkah selanjutnya. Kita harap berbagai persoalan ini bisa segera diselesaikan,” imbuhnya. Q CPS

SOLO - Tampil dengan skuad bertabur bintang dan diunggulkan menang, tim Maung Bandung justru tak mampu meredam serangan balik cepat yang diperagakan Persisam Samarinda dalam laga semifinal Inter Island Cup (IIC) 2012 di Stadion Manahan Solo, Minggu 16/12). Persib kecolongan dua gol tanpa mampu membalas sampai akhir pertandingan, sehingga membuat Persisam yang diasuh pelatih Sartono Anwar melaju ke final IIC. Dalam pertandingan itu, Maung Bandung sebenarnya mengawali pertandingan dengan baik di awal-

awal babak pertama. Tony Sucipto berhasil menciptakan peluang saat pertandingan memasuki menit ke3. Beruntung tendangan Toni masih mampu diantisipasi Usman Pribadi. Nama terakhir kembali menjadi aktor gagalnya peluang Persib. Kali ini giliran Atep yang masih harus mengakui ketangguhan kiper Persisam tersebut. Memanfaatkan sebuah umpan dari Firman Utina, Atep yang tanpa kawalan di dalam kotak penalti masih gagal menaklukkan kiper dengan ciri khas rambut kuncir tersebut. Kendali permainan mulai berubah ketika pertandingan memasuki menit 25.

Perlahan Persisam mulai mampu mengendalikan permainan dengan mengandalkan umpan-umpan cepat lewat kedua sayap. Satu peluang dari Pierre Njanka Beyaka pada menit ke34 masih mampu digagalkan I Made Wirawan. Persib yang mendapatkan dukungan langsung dari ribuan Bobotoh yang hadir di Stadion Manahan harus tersentak pada menit ke-55. Sebuah serangan balik dari sisi kiri pertahanan Persib mampu dimaksimalkan dengan baik oleh Aldair. Umpan silang dari Bayu Gatra mampu menaklukkan

I Made Wirawan dan membawa Persisam sementara unggul. Persib Bandung mencoba membalas dengan meningkatkan intensitas serangan. Namun penampilan cemerlang dari Usman Pribadi mampu membuat frustasi barisan penyerang Maung Bandung. Terus melakukan serangan ke pertahanan Persisam belum mampu menyamakan kedudukan. Sebaliknya Persisam kembali memberikan kejutan saat gol indah Lancine Kone membawa Persisam menjauh pada menit ke-75. Di sisa pertandingan Maung Bandung berusaha untuk mengejar ketertinggalan. Namun ketangguhan Usman Pribadi dalam mengawal gawang Persisam mampu menggagalkan peluang dari Airlangga dan Abanda Herman. Skor 2-0 untuk keunggulan Persisam pun bertahan hingga pertandingan usai. Dengan hasil tersebut, tim Pesut Mahakam berhasil mengamankan satu tempat di partai final IIC. Persisam akan menghadapi pemenang pada laga semifinal lainnya, yakni Arema Indonesia dengan Sriwijaya FC. Sementara itu, menurut pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman dalam jumpa pers setelah pertandingan, para pemainnya memang tidak menunjukan kualitas seperti saat babak penyisihan,karena kurang disiplin para pemainnya. “Selain pemain Persisam yang tampik bagus, para pemain kita kurang disiplin dan hal tersebut bisa dimanfaatkan oleh lawan,” kata Djadjang. Kunci kemenangan Persisam Samarinda, menurut pelatih Sartono Anwar adalah kerjasama dan koordinasi antar lini. “Tidak dipungkiri Persib adalah tim berkualitas, kita dikurung pada babak pertama, namun kita berhasil memnfaatkan peluang di babak kedua” kata pelatih yang pernah membawa PSIS Semarang itu menjadi juara Kompetisi Divisi Utama PSSI di dekade 90-an itu. Q CPS

Kesempatan Terakhir Tuntaskan Konflik Sepakbola Nasional BOGOR - Presiden FIFA (organisasi sepakbola dunia) Sepp Blatter, menjelaskan, bahwa sanksi atau hukuman benar-benar sudah membayangi sepakbola Indonesia. Maka kalau kini Indonesia masih diberi waktu, hal itu ia sebut layaknya seperti sebuah, “kado akhir tahun”. Indonesia untuk sementara terhindar dari sanksi dari FIFA, setelah diberikan tambahan waktu untuk menuntakan kekisruhan berkepanjangan di dalam sepakbola. “Saya pikir ini seperti sebuah hadiah Natal atau kado akhir tahun untuk Indonesia, bahwa mereka belum terkena sanksi,” kata Blatter seperti dikutip Reuters, akhir pekan kemarin. “Tapi kini mereka harus bekerja karena sesuatu jelas-jelas keliru,” tegasnya. Pada awalnya FIFA memberi tenggat waktu sampai dengan 10 Desember buat PSSI untuk mencari solusi sehubungan adanya dualisme sepakbola Indonesia. Namun, sampai

dengan tenggat itu berakhir, masalah belum juga tuntas. Pada Rapat Komite Eksekutif FIFA di Jepang, Jumat (14/12) lalu, PSSI masih diberi waktu tambahan sebanyak tiga bulan ke depan untuk segera bisa menuntaskan polemik yang ada. Blatter sendiri mengakui sebenarnya ia cenderung memilih untuk menjatuhkan sanksi saja kepada sepakbola Indonesia. Tetapi Komite Eksekutif akhirnya membuat keputusan akhir jadi berbeda. “Menurut saya, sudah waktunya untuk bilang ‘hentikan saat ini juga’ tapi komite eksekutif berpendapat untuk memberikan waktu tiga bulan lagi,” ujarnya. “Bisa Anda bayangkan bahwa di Indonesia mereka punya dua kelompok yang mengurusi sepakbola (PSSI dan KPSI), mereka punya liga yang bagus tapi para pemain dari liga itu tak boleh main di timnas. Kenapa ini bisa terjadi?” tambah Blat-

ter. “Mereka (PSSI) telah menyerahkan sebuah road map dan mereka sudah diberikan waktu sampai dengan rapat komite eksekutif FIFA pada 20-21 Maret tahun depan untuk bisa membuat semuanya kembali teratur. Jika tidak, saya angkat tangan,” tegas Blatter seraya mengharapkan tidak ada campur tangan dari pemerintah yang justru akan membuat suasana makin kisruh. Lolos dari sanksi FIFA tak lantas membuat pengurus PSSI bisa berleha-leha. Masih ada sejumlah agenda yang harus diselesaikan otoritas tertinggi sepak bola Indonesia itu. “Tugas besar masih menunggu, PSSI akan terus menegakkan statuta, mengembangkan dan terus berusaha memegang supervisi sepakbola di Indonesia,” ujar Sekretaris Jenderal PSSI, Halim Mahfudz, yang dihubungi wartawan.

“Rapat Exco FIFA melihat bahwa upaya PSSI untuk menyelesaikan masalah menghasilkan kemajuan positif. Karena itu, kelanjutan masalah yang terjadi di Indonesia cukup diselesaikan di tingkat Asian Football Confederation (AFC) sebagai induk organisasi di kawasan Asia, tak sampai harus ditangani FIFA,” ujar Halim. Lebih lanjut, Halim juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang mencintai sepakbola nasional. Menurutnya lagi, semua ini tak lepas dari doa masyarakat Indonesia, yang tak ingin sepak bola Indonesia disanksi FIFA. “Kami akan berbuat yang terbaik untuk menuntaskan masalah yang terjadi sekarang ini,” pungkasnya. CPS “Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan kepada delegasi dan sepak bola Indonesia,” dia menandaskan. Q CPS

photo : ALI & NDA

LINTAS


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.