FAJAR BALI EDISI SELASA, 9 JULI 2013

Page 2

METROKOTA

2 DENPASAR-Fajar Bali Komisaris Utama PT Bali Consultan Life Insurance (Balicon) I Made Paris Adnyana yang kembali diseret ke Pengadilan Negeri (PN) Denpasar akhirnya oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ida Bagus Made Argita Candra dituntut lima tahun penjara. Mantan boss Balicon ini dituntut lima tahun penjara karena dianggap terbukti bersalah melakukan tindak pidana pencucian uang. Jaksa dalam amar tuntutanya menyatakan, terdakwa Parisadnyana telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana pencucian uang. Perbuatan terdakwa sebagaimana tertuang dalam Pasal 3 Ayat (1) Huruf a,b,c dan e Undang Undang Nomor 15 tahun 2002 sebagaimana telah diubah pada Undang Undang No.25 tahun 2007 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. "Memohon kepada majelis hakim untuk menghukum terdakwa dengan pidana perjara selama lima tahun dan denda Rp100 juta atau subsider dua bulan kurungan," katanya. Selain itu, dalam tuntutan Jaksa juga menyebut, sejumlah uang yang berada di beberapa rekening bank di Bali harus dikembalikan kepada para nasabah Balicon. Uang yang besarnya mencapai Rp.330 juta, dikembalikan kepada nasabah melalui Kurator Marsanulina Manurung. Mendengar tuntutan itu, Parisadnyana hanya tertunduk tanpa menunjukan ekspresi apa-apa. Seperti diketahui Paris Adnyana sebelumnya telah divonis hukuman 15 tahun penjara atas tindak pidana yang dilakukannya untuk kasus berbeda. W-007

Belasan Saksi Kuatkan Keterlibatan Tiga Tersangka

TABANAN-Fajar Bali Polisi kembali memeriksa 15 orang saksi dalam kasus pengrusakan rumah Made Gunung (70) di Banjar Payangan Gereseh, Desa Payangan, Kecamatan Marga. Pemeriksaan 15 saksi itu untuk menguatkan keterlibatan tiga tersangka yang telah ditahan. Ketiga tersangka yakni Putu Arsa dijerat pasal 160 KUHP karena menghasut warga untuk melakukan gerakan melempari rumah Made Gunung pada Kamis (27/6) malam. Sementara Sukarma dan Budiarta dijerat pasal 170 KUHP atas pemilikan senjata tajam. Ketiga tersangka telah ditahan sejak, Rabu (3/7) lalu. “15 saksi telah kami mintai keterangan untuk menguatkan keterlibatan ketiga tersangka,” jelas Kasatreskrim AKP Eko Kurniawan, Senin (8/7) kemarin. Seperti pemberitaan sebelumnya, rumah keluarga Made Gunung (70) di Banjar Payangan Gereseh, Desa Payangan, Kecamatan Marga diamuk massa, Kamis (27/6) malam. Warga bertindak anarkis karena menduga Made Gunung yang telah kasepekang (dikucilkan) dari banjar menggembok pintu Pura Pucak Megada. Buntutnya, warga melempari rumah Made Gunung dengan batu serta merobohkan tembok penyengker di depan rumah. Massa yang anarkis juga memotong berbagai tumbuhan di pekarangan rumah korban. Termasuk memotong berbagai tumbuhan di tegalan korban yang berbatasan dengan Pura Pucak Megada. Tak ada korban jiwa dalam amuk massa tersebut. Namun tiga bangunan rumah, satu bangunan piyasan di sanggah serta tiga buah motor ikut rusak. W-004

Simpan Sabu 0,80 Gram, Terancam 4 Tahun Penjara

DENPASAR – Fajar Bali Seorang pria bernama I Nyoman Wiratma (31) akhirnya harus menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar karena ketangkap basah menyembunyikan sabu-sabu di dalam kamar mandi. Karena itu, pria yang beralamat di Βr. Kukub Desa Perean Tengah, Baturiti, Tabanan, pun terancam minimal empat tahun penjara. Dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Cokorda Intan Merlany Dewie yang dibacakan dihadapan majelis hakim pimpinan Dewa Puspa menyatakan pria tamatan SMA itu ditangkap usai mengkonsumsi sabu. Tapi JPU tetap menjerat terdakwa dengan pasal 112 ayat (1) Undang Undang RI. No.35 tahun 2009 tentang Narkotika sebagaimana tertuang dalam dakwaan kesatu. Sehingga terdakwa terancam hukuman penjara minimal empat tahun. Meski begitu, dalam dakwaan kedua, JPU menjerat terdakwa dengan pasal yang ancaman hukumanya lebih ringan yaitu Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang Undang Rΐ. No. 35 tentang Narkotika yang ancaman hukuman maksimalnya empat tahun penjara. Sebagaimana tertuang dalam dakwaan, terdakwa ditangkap polisi pada hari Minggu tanggal 10 Maret 2013 sekira pukul 21.20 wita di penginapan Teduh Ayu Kamar No.2 Jl. Kebo Iwa Denpasar. Penangkapan terdakwa berawal dari adanya informasi masyarakat yang mengatakan bawah di penginapan tersebut ada pesta sabu. Berbekal infomasi itu petugas sat narkoba Polresta Denpasar langsung melakukan penyelidikan. "Saat itu petugas langsung melakukan penggeledahan dan berhasil menangkap terdakwa," ujar jaksa. Petugas langsung melakukan penggeledahan terhadap terdakwa, namun saat itu petugas tidak menemukan apa-apa. Pun dalam penggeledahan di kamar tidak ditemukan narkoba. “Namun dipenggeledahan di dalam kamar mandi, petugas menemukan 1 buah bong (alat hisap) yang didalamnya berisi kristal bening yang diduga sabu seberat 0,80 gram," imbuh jaksa yang bertugas di Kejari Denpasar itu. Terdakwa mengakui jika sabu-sabu itu miliknya didapat dari seseorang yang juga menjadi terdakwa.W-007

Sidang Dugaan Korupsi LPD Banyualit

Terungkap, Ada Rp 4,2 M Tak Bertuan DENPASAR – Fajar Bali Setiap persidangan kasus dugaan korupsi digelar, ada saja hal-hal baru dan menarik yang terungkap. Tak kecuali pada persidangan kasus dugaan korupsi LPD ini. Pada persidangan kasus yang merugikan Rp 2,3 miliar itu, ada fenomena manarik dalam dunia LPD. Ternyata terungkap bahwa Jero Tapakan Gede Budiasa, juga memainkan neraca pembukuan. Sehingga muncul angka Rp 4,2 miliar. Dalam sidang di Pengadilan Tipikor Kemarin, hadir saksi Pembina LPD Buleleng Gde Suniara dan Auditor Publik dari kantor K Gunarsa bernama Toni. Dihadapan hakim Gunawan Tri Budiono dkk, keterangan kedua saksi sangat menyudutkan terdakwa dan terkesan terdakwalah sebagai otak dari kacaunya LPD Banyualit. Suniara menjelaskan, jika sudah menjadi LPLPD (Lempaga Pembina LPD) sudah sejak tahun 1995. Tahun 2009 sudah memberikan rekomendasi dan peringatan – peringatan, atas penyimpangan – penyimpangan yang muncul. Saksi pun mengaku sudah pemaparan, dan memberikan catatan rekomendasi karena tahun 2009 mulai muncul masalah. "Kas LPD tidak sesuai dengan aturan berlaku, sehingga sempat kacau,” ujarnya. Dikatakan pula,saat itu sampai ada pembatasan pinjaman

yang hanya boleh Rp 100 sampai Rp 500 ribu. “Namun adakah pelanggaran, tetap ada pinjaman saat itu yang besar?,” tanya Jaksa Suwardi dengan nada keras. Ditanya begitu, Suinara menjawab memang ada. Hingga akhirnya semakin kacaunya pola pengelolaan LPD membuat semakin kacau juga LPD Banyualit. Dijelaskan pula, hasil pemeriksaan LPD Banyualit oleh LPLPD, menunjukan ada kerugian Rp 2,3 miliar atas permainan Jero Budiasa. Dengan membuat pinjaman ganda atas nama dirinya jumlahnya puluhan pinjaman atas nama dirinya dan meminjam nama orang lain, namun uangnya diambil. Angka ini totalnya Rp 2,3 miliar. Selain itu, dia juga mengatakan, ada temuan dana tak bertuan Rp 4,2 miliar. Dana yang sangat fantastis ini dibuat oleh Jero Budiasa untuk menutupi borok LPD Banyualit untuk menutupi borok LPD Banyualit. Pola dana tak bertuan ini, dengan cara membuat pembukuan bahwa pembayaran bunga oleh peminjam sudah dilakukan. “Bunga belum dibayar, tapi dikatakan sudah. Kemudian dilawankan dengan pinjaman, pola ini membuat LPD terlihat sehat dan untung. Namun setelah dilacak ada yang tak bertuan Rp 4,2 miliar,” ujarnya. Dia juga merinci, Rp 128 juta lebih untuk pinjaman harian dan Rp 4,1 miliar adalah pinjaman

FB/Eliazar

bulanan. Ini rekayasa dari terdakwa. Sementara saksi kedua Toni, lebih banyak membantah pertanyaan – pertanyaan kuasa hukum terdakwa. Yang menyatakan ada nama dobel dalam penghitungan kerugian. Bagi Toni yang memang melakukan audit LPD banyualit mengatakan memang Rp 1,8 miliar, namun jika dihitung total termasuk bunga memang Rp2,3 miliar. Semua sanggahan terdakwa dipatahkan oleh Toni. Seperti diberitakan sebelumnya, mantan Ketua LPD Banyualit Gde Budiasa didakwa tidak pernah mengikuti prosedur yang

Satpam Hotel Pencuri Motor

FB/Hence

Tersangka Ida Bagus Sudarma diamankan setelah mencuri sepeda motor rekannya.

KUTA – Fajar Bali Ida Bagus Sudarma (40), salah seorang satpam di Hotel Grand Whiz di Jalan Kartika Plaza Kuta, ditangkap jajaran Polsek Kuta pada 5 July lalu di rumah kosannya di Jalan Uluwatu II Gang Tambak Sari nomor 4 Jimbaran. Tersangka asal Jembrana ini nekad mencuri sepeda motor temannya sendiri, I Dewa Wiastika (28) yang juga bekerja di hotel tersebut. Pencurian dilakukan tersangka di Basement Hotel Grand

Whiz Jalan Kartika Plaza Kuta, pada Senin (01/07) sekitar pukul 03.01 dini hari. Awalnya sepeda motor korban Honda Supra 125 mendadak hilang diparkir di basement. Korban kemudian mengecek melalui rekaman CCTV dan terlihat pelakunya menggunakan jas hujan dan helm warna hitam. Namun wajah pelaku tidak terlihat. Korban asal Karangasem dan tinggal di Jalan Mahendradatta Denpasar itu melaporkannya ke Polsek Kuta. Penyelidikan pun dilakukan jajaran buser Polsek Kuta dan mencurigai pelakunya adalah rekan korban sendiri yakni Ida Bagus Sudarma asal Jembrana. Tersangka Ida Bagus Sudarma kemudian diamankan di rumah kosannya di Jalan Uluwatu II Gang Tambak Sari nomor 4 Kuta, Jimbaran pada 5 July lalu. Setelah diinterogasi, tersangka mengakui perbuatannya dan menyebutkan bahwa sepeda

motor korban masih diperbaiki di bengkel di Jimbaran. “Motornya korban disembunyikan di bengkel untuk dirubah catnya,” jelas Kapolsek Kuta Kompol Agus Tri Waluyo didampingi Iptu Muhamad Agustiawan, kemarin. Namun, saat dikeler ke bengkel, plat motor ternyata sudah dibuang. Tersangka kemudian dibawa ke Polsek Kuta untuk menjalani pemeriksaan. Dalam pengakuannya, tersangka membuat kunci duplikat sepeda motor kemudian digunakan mengambil sepeda motor tersebut di basement di Hotel. Sementara polisi telah mengamankan barang bukti berupa 1 buah kunci kontak Honda duplikat, 1 lembar STNK, 1 lembar SIM, 1 satu jas hujan, 1 buah helm. Sebagai ganjaran atas perbuatannya tersangka dikenakan pasal 363 KUHP ancaman 7 tahun penjara. R – 005

DENPASAR – Fajar Bali Setelah kurang lebih tiga hari tanpa aktifitas karena sedang pesta hari Adyaksa, Kejati Bali lembali bekerja dan kembali fokus dalam pemeriksaan beberapa kasus dugaan korupsi. Kali ini giliran empat ibu – ibu PKK di Bangli yang dimintai keterangan terkait kasus Anggota DPRD Bali Hening Puspitarini. Selain itu kasus IHDN yang menyeret tersangka Pembantu Rektor Puspitarini dan Art Center dengan tersangka Mantara Gandi, kemarin juga memeriksa saksi – saksi. Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Bali Putu Gede Sudharma didampingi

Kasipenkum Ashari Kurniawan, menjelaskan kasus yang sudah menetapkan Anggota Komisi IV DPRD Bali Hening Puspitarini sebagai tersangka itu, kemarin pihaknya telah memeriksa empat ibu – ibu PKK. Sudharma mengatakan pemeriksaan dilakukan di Kejari Bangli dengan tim dari Kejati Bali. “Dalam memeriksa ini kami jemput bola. Periksaan kami lakukan di Kejari Bangli, tapi tetap dengan tim dari Kejati,"ujarnya. Dia mengatakan Hening belum diperiksa dengan alasan masih menunggu proses pemeriksaan saksi – saksi yang lain.

berlaku di LPD saat mengajukan atau mencairkan kredit. Pasalnya, terdakwa memakai surat permohonan kredit yang belum diisi tanpa proses verifikasi di bagian kredit dengan alasan itu adalah tanggung jawabnya. Sepanjang 2005 hingga 2010, tercatat 46 kali pengajuan kredit baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain dengan total Rp 1,8 miliar lebih. Uang pelunasan dari para peminjam tidak pernah disetor ke LPD, namun dipakainya sendiri. Budiasa lantas membuat kredit baru memakai namanama orang yang sudah mem-

bayar lunas sehingga seolah-olah masih memiliki kredit. Pria yang menjabat Ketua LPD sejak 8 Juli 2004 ini juga menyuruh orang lain mengajukan kredit untuk membayar kaplingan tanah yang dibuatnya sendiri. Uang hasil kredit 8 warga itu lantas diambil dan dipakainya sendiri sebesar Rp 514 juta. Namun dari segi audit manual ada yang menyebutkan kerugian LPD Banyualit sampai Rp 2,3 miliar. Kecurangan itu mulai terendus, namun sayang ketika nasabah ingin menarik dananya, kas LPD sudah kosong.W-007

NEGARA- Fajar Bali Mencoba loloskan sepeda motor hasil curian, dua pencuri motor, Agus Setyo Putra (39) dan Joko Trimo (27), keduanya asal Mojokerto Jawa Timur, ditangkap jajaran Polsek Kawasan Laut Gilimanuk, pada Minggu (8/7) dini hari kemarin. Keduanya berupaya mengelabui petugas dengan menggunakan nomor polisi dan surat kendaaan palsu. Sebelum masuk pelabuhan Gilimanuk untuk menyeberang ke Jawa, pelaku menggantikan plat atau nomor polisi serta surat-surat kendaraan motor dengan surat kendaraan yang palsu. Ketika jalanan padat, ada tiga motor masuk ke pos. Polisi yang bertugas memeriksa sepeda motor jenis Yamaha Vixion, Suzuki Satria FU dan Yamaha Mio. Dua kendaraan yakni Yamaha Vixion dan Suzuki Satria FU lolos dari pemeriksaan petugas. Sementara dari pemeriksaan, motor Yamaha Mio yang dikendarai Agus Setyo Putra, nomor mesin dan rangkanya berbeda.

Lantaran curiga, polisi kemudian mengamankan Agus sepeda motor yang dikendarainya. Saat diperiksa, Agus mengaku motor mio tersebut milik temannya, Joko Trimo yang saat itu mengendaraan motor Suzuki Satria FU yang lolos dari pemeriksaan. Namun karena ada kaitannya, sehingga Joko Trimo juga diamankan. Bahkan Agus mengaku hanya disuruh menyeberangkan saja. Kapolsek Kawasan Laut Gilimanuk, Kompol Made Prihenjagat mengatakan setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif, ternyata sepeda motor mio warna hitam tersebut memiliki nomor polisi yang asli, DK 4067 UH, atas nama Dodi Kurniadi yang beralamat di Asrama Brimob Polda Bali, Denpasar Selatan. Kedua pelaku yakni Agus Setyo Putra dan Joko Trimo diamankan di Polsek Gilimanuk. Selanjutnya akan diserahkan ke Polsek Densel, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. W-003

Seberangkan Motor Curian Dibekuk

FB/Pram

Komisaris Balicon Dituntut 5 Tahun Penjara

FAJA R BALI Selasa, 9 Juli 2013, Tahun XIII

Kedua pelaku curanmor diamankan di Polsek Kawasan Laut Gilimanuk.

Korupsi Bansos Bangli, Empat Ibu PKK Diperiksa

021/VI/FB/KTR

Namun dia berjanji Hening nanti pasti bakal diperiksa. “Sabar dulu, sekarang kita periksa saksi-saksi dulu, Hening belakangan lah," ujarnya. Sedangkan kasus IHD, kemari ada tiga saksi dari IHDN. Namun yang diperiksa adalah staf – staf, tidak ada pejabat penting yang diperiksa. Begitu juga dengan kasus Art Center ada 2 saksi yang diperiksa, namun tidak ada pejabat penting seperti sebelumnya. “Pemeriksaan terus kami lakukan, tapi untuk sementara masih dilevel staf,"urainya. Seperti halnya berita sebelumnya, Hening menjadi tersang-

ka karena ada markup pembelian kain dari dana hibah Pemprov Bali. Kain itu untuk para ibu – ibu PKK,atas kondisi ini ditaksir ada kerugian Rp 500 juta lebih. Sedangkan IHDN adalah dugaan pengadaan 14 item proyek, dengan nilai miliaran rupiah dan sudah menetapkan 1 tersangka yaitu Praptini. Sedangkan Rektor IHDN Prof Titib juga terus diperiksa, dia sempat kena apes dengan mengirim uang Rp 450 juta pada jaksa yang mengaku bermarkas di Kejati Bali. Belakangan merasa tertipu jaksa bodong, Titib melaporkan penipuan itu ke POlresta Denpasar.W-007

 Pe mimp in Umu m/P enanggung Jawab: IGMA Wi snu Mataram  P emimpin R edaksi: E manuel D ew ata Oj a  R edaktur P elaksana: Ida B agus P utu B agus  K oor dinator Liputan: A gung P arami ta  Redaktur: Gde Carmyaka, Hence Silalahi, Blasius Besu, Supriyono  Desain Grafis/Tata Letak: Kasturi, Somayasa, Wiadnyana  Staf Redaksi: Eliazar Patun, Heru Prasetya, Hery Subagio, Gde Sarjana, Rony P Bagus, Destya Aryanti, Ketut Suarja  Sekretaris Redaksi: Ketut Tini  Daerah: Putu Puspa Artayasa (Gianyar), IGA Diah (Klungkung), Made Doni ( Ta b a n a n ) , Wa y a n S u m e r t h a (Bangli), Ngurah Maharjana (Karangasem), IB. Wisnaya (Buleleng), Pramono (Negara), Laurensius Leba Tukan (Kupang), Rikar Khandi (Manggarai Barat), Alfan Manah (Manggarai), Hironimus Dale (Manggarai Timur)  Penerbit: PT. Artha Media Fajar Bali Utama Press  Direktris: IGA Galuh Ardhaningrat  Manajer SDM: IGKA Mertha Yoga  Keuangan: IGPA Putri Juliawati  Manajer Marketing dan Pengembangan: IB. Sudarsana  Sirkulasi: Wayan Sumadita  Rekening: Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar No.: 011.02.02.22723.9, Bank BRI KCP Gatot Subroto Denpasar No.: 0572-01-000064-30-0 a/n PT. ARTHA MEDIA FAJAR BALI UTAMA PRESS  Alamat Redaksi Sirkulasi/Iklan: Jl. Indrajaya No. 8, Ubung Kaja, Denpasar. Telepon: (0361) 411283 (hunting), Fax.: (0361) 411283, e-mail: berita_fajar@yahoo.co.id, berita_fajar@fajarbali.co.id. Tarif Iklan: Umum BW: Rp. 35.000 mm/klm, Umum FC: Rp. 55.000 mm/klm, Keluarga/Sosial: Rp. 20.000 mm/klm, Iklan Lelang/Neraca: Rp 15.000,-/mmk, Advertorial: Rp. 15.000 mm/klm, Baris: Rp. 20.000/baris, Tarif Iklan Jaket (Coat Ad): Rp 225.000/mmk. Percetakan: PT. Temprina

WARTAWAN FAJAR BALI DALAM MELAKUKAN KEGIATAN JURNALISTIK SELALU DIBEKALI KARTU PENGENAL DIRI, DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA IMBALAN DALAM BENTUK APAPUN.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.