HARIAN SEMARANG
POLISI Kepolisian
110
Polwiltabes Semarang
844 4444
Polresta Semarang Timur
671 0205
Posek Semarang Utara
354 5162
Polsek Sidodadi
671 6191
Polsek Semarang Tengah
354 5175
Polsek Genuk
658 1470
Posek Pedurungan
672 5088
KPPP
354 5193
Polresta Semarang Barat
761 0698
Polsek Tugu
760 4166
Polsek Kalibanteng
760 4153
Polsek Ngaliyan
761 7969
Polsek Mijen
(0294) 571 566
Polresta Semarang Selatan
831 5123
Polsek Gunung Pati
693 2110
Polsek Banyumanik
7461314
Polsek Sultan Agung
764 6983
Polsek Gajah Mungkur
600 6758
Polres Semarang
962 1110
Polres Salatiga
(0298) 326 115
Polres Kendal
(0294) 381 512
Polres Demak
(0291) 686 171
Satlantas
354 5157
Tersangka pencurian Catur Gunadi saat diamankan petugas
RSUP Dr Kariadi
841 3764
RS St. Elisabeth
831 0076
RS Telogorejo
844 6000
RS Islam Roemani
844 4623
RSUD Kota Semarang
671 1500
RS Panti Wilasa Citarum
354 2224
RS Banyumanik
749 8218
RS Islam Sultan Agung
658 0019
RSU Tugurejo
760 5297
RS Permata Arjuna
658 0737
RS Bhakti Wiratamtama
355 5944
RSU Pelita Anugerah
672 5555
RS Tugurejo
7609022
RSU Ungaran
692 1006
RSU Ambarawa
(0298) 591 020
PMI Daerah Jateng
358 1424
Unit Transfusi Darah Daerah
358 4957
PMI Cabang Kota Semarang
354 1237
Unit Transfusi Darah Cabang
354 2752
(UTDC)
3515050
PMI Cabang Kab. Semarang
692 1651
PMI Cabang Kab. Kendal
(0294) 381 139
UTDC
(0294) 381 433
Belasan Motor Disita Sebanyak 17 kendaraan bermotor roda dua, dua di antaranya sepeda motor yang rencananya akan dipergunakan untuk mengikuti kompetisi Drag Race di Sirkuit Tawangmas berhasil diamankan oleh aparat Polsek Pedurungan. perasi yang dilakukan secara rutin ini, dilakukan mulai pukul 01.00 hingga pukul 04.00, dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan dan ketertiban di Kota Semarang. “Operasi ini dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan dan ketertiban di Kota Semarang, terutama di sepanjang Jalan Arteri Sukarno-Hatta yang kerap digunakan oleh kawula muda untuk beradu nyali dengan melakukan balapan liar,” terang Kapolsek Pedurungan, AKP Wahyuni Sri Lestari, kemarin. Dikatakan, kondisi Jalan Alteri Sukarno-Hatta yang lurus dan sepi saat malam hari, menjadi salah satu tempat favorit para pemuda untuk mengadu “kuda besi”, dan bahkan tidak jarang saat melakukan adu balap para pemuda saling taruhan. “Kita akan tetap selalu melakukan operasi selama masih ada balapan liar,” tegas kapolsek. Lebih lanjut dikatakan, seluruh sepeda motor yang berhasil diamankan akan diproses sesuai dengan undang-undang yang berlaku. “Setelah melalui proses sidang kendaraan baru bisa diambil,” tegasnya. “Kami berharap masyrakat turut andil untuk penertiban para pembalap liar yang cukup meresahkan dengan melaporkan kepada pihak berwajib jika menemukan ada warga yang melakukan balap liar,” harap kapolsek. (andik)
RABU 4 November 2009
OB Mencuri di Kantor Sendiri
HARSEM/ANDIK
RUMAH SAKIT
O
& KRIMINAL
C
ATUR Gunadi (29), warga Wonodri Sendang I RT 09/RW 05 Wonodri, Semarang Selatan, yang sehari-hari bekerja sebagai office boy (OB), kemarin diamankan aparat Polsek Pedurungan. Ia diamankan karena diduga melakukan pencurian sebuah laptop dan sejumlah uang di tempat kerjannya PT Asuransi Eka Lloyd Jaya, Jalan Majapahit 316 M1 Semarang. Dari tangan tersangka, petugas berhasil mengamankan sebuah laptop merk Accer warna hitam, uang tunai Rp 3.441.000,
satu lembar STNK sebuah mobil Nopol B 7928 AE, satu buku rekening, sebuah sepeda motor Supra X warna biru dan sebuah obeng yang digunakan tersangka untuk menjalankan aksinya. Kapolsek Pedurungan, AKP Wahyuni Sri Lestari mengatakan, pengungkapan kasus pencurian tersebut setelah adanya laporan dari perwakilan perusahaan Ang Mei Tjoe (38) yang melaporakan bahwa telah terjadi pencurian di kantornya. Tim dari Polsek Pedurungan yang dipimpin langsung kapolsek, langsung melakukan
olah TKP untuk melakukan peyelidikan dan berhasil mengungkap kasus tersebut. Pelaku pun langsung diamankan saat itu juga. Kapolsek mengatakan, dalam menjalankan aksinya tersangka datang ke kantor pada malam hari dan membuka rolling door kantor. Setelah itu, pelaku masuk dengan membuka pintu kaca dan langsung naik ke lantai dua. Untuk mengelabuhi petugas, tersangka merusak pintu belakang kantor dengan mencongkelnya. Ini dilakukan supaya terkesan, seakan-akan pencuri masuk melalui pintu belakang. Hal yang sama juga dilakukan pada pintu di lantai dua. “Di lantai dua untuk mengelabuhi penyidikan, tersangka mencongkel pintu dengan menggunakan obeng hingga rusak,” tambahnya. Setelah itu, dengan menggunakan clip atau penjepit kertas, ia membuka laci meja dan berhasil mengambil sejumlah uang dan laptop milik Ida Ayu Wibowo, teman kerja tersangka. Kepada petugas, tersangka mengaku melakukan pencurian karena terdesak kebutuhan untuk membayar hutang. ”Saya punya utang di bank yang setiap bulan harus dibayar sekitar Rp 600 ribu,” ujarnya. Tersangka yang sudah bekerja 8 tahun di perusahaan tersebut, sangat mudah melakukan aksinya, karena seluruh kunci pintu perusahaan dia yang memegang. “Setiap ruangan dan pintu masuk saya yang memegang kuncinya,” terangnya. Tersangka dijerat pasal 363 KUHP tentang pencurian. “Kasusnya hingga kini masih dalam penyidikan lebih lanjut,” jelas Kapolsek. (andik)
Kasus Bansos Segera Dilimpahkan
K
EJAKSAAN Negeri (Kejari) Semarang segera menyelesaikan penyusunan rencana dakwaan (rendak) kasus dugaan penyimpangan dana bantuan sosial (bansos) Pemprov Jateng 2008. Pekan ini, rencananya kasus bansos yang ditangani penyidik kejari akan dilimpahkan ke Pengadilan Negeri (PN) Semarang. Ada dua kasus bansos yang sedang disusun rendaknya, yaitu dugaan penyimpangan dana bansos untuk bantuan rehab Masjid At-Taqwa di Kelurahan Podorejo, Ngaliyan. Dalam kasus ini penyidik sudah menetapkan HS sebagai tersangka. Selaku bendahara panitia pekerjaan rehab masjid tersebut diduga telah memotong dana bansos sebesar Rp 95 juta dari total bantuan Rp 100 juta. Sedangkan Rp
5 juta diserahkan ke panitia. Satu kasus lagi yaitu dugaan penyimpangan proyek pengaspalan di Jalan Dr Ismail RE 03/RW 04 Kelurahan Bongsari Semarang Barat. Tersangka kasus bansos ini adalah ES yang merupakan panitia pekerjaan pengaspalan. Proyek yang diduga diselewengkan ES adalah Bantuan Fasilitas dan Stimulan Perbaikan Kualitas Perumahan dan Lingkungan Rumah Tangga Miskin Berbasis Pemberdayaan Masyarakat. Dana bersumber dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bappermas) Jateng, tahun 2008. Nilai bantuan pengaspalan tersebut sebesar Rp 60 juta, dan seluruhnya masuk ke kantong ES. Sejumlah saksi dan para tersangka kasus bansos ini juga telah dimintai keterangan oleh penyidik. Menurut Plh Kasi Pidsus Kejari Semarang, Erry
PM, penyusunan rendak terus dikebut. “Pekan ini juga akan kami limpahkan ke PN Semarang,” ujarnya, kemarin. Dikatakan Erry, kedua tersangka didakwa dengan UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). ES maupun HS akan dijerat dengan dakwaan primer pasal 2 dan subsider pasal 3 UU No 31/1999 yang telah diubah dan ditambah dengan UU No 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Khusus pasal 2, ancaman hukuman penjara paling singkat empat tahun, dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp 200 juta, dan paling banyak Rp 1 miliar. Sedang untuk pasal 3, penjara paling sedikit satu tahun, dan paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 1 miliar. (tri)
Peristiwa Kebakaran Menurun
K
EPALA Dinas Kebakaran Kota Semarang, Prasetijo, kemarin mengatakan, jumlah peristiwa kebakaran di Kota Semarang hingga akhir Oktober mencapai 166 kejadian. Dibanding periode yang sama tahun lalu, berarti ada penurunan kejadian, yang saat itu mencapi 183 kejadian. Penurunan kejadian tersebut diperkirakan karena meningkatnya kesadaran warga. “Untuk itu, kami sangat berterima kasih kepada semua warga yang turut berpartisipasi dengan meningkatkan kepedulian menghindari terjadinya kebakaran,’’terangnya. Peristiwa kebakaran di Kota
Semarang kebanyakan terjadi di Kecamatan Semarang Tengah, Semarang Barat, Semarang Utara, dan Tugu. “Daerah permukiman padat penduduk lebih berisiko terkena kebakaran dibandingkan kawasan industri,” kata Prasetijo. Kawasan padat penduduk di Semarang, seperti di Kecamatan Semarang Tengah, berpotensi tinggi terjadinya kebakaran. Sementara itu, rumput ilalang dan kawasan padat industri dinilai relatif aman. Diungkapkannya, kasus kebakaran itu antara lain terjadi di Kelurahan Pekunden dan Pandean Lamper, Semarang Tengah, yang menghanguskan
CITRA 3 : 12:00 13:50 15:40 17:30 19:20 21:10 PLAZA 1 : 12.30 14.20 16.10
CITRA 2 : 12:00 13:50 15:40 17:30 19:20 21:10
empat rumah. Juga di Randusari (Semarang Selatan) melalap sembilan kios PKL, di Barito (Semarang Timur) sembilan kios dan satu rumah, serta di Muktiharjo (Genuk) berupa gudang tiner. “Selama Lebaran, ada dua kasus kebakaran di daerah Mijen dan Puspowarno,” imbuhnya. Untuk kebakaran rumput ilalang menurut Prasetijo sampai saat ini masih bisa diatasi. Berdasarkan pantauan dinasnya, rumput ilalang di daerah Kalilangse, Tembalang, dan Gunungpati juga perlu diantisipasi secara khusus. Dia memperkirakan, musim kemarau masih berlangsung
CITRA 4 : 12:00 13:50 15:40 17:30 19:20 21:10 PLAZA 3 : 12:30 14:20 16:10 18:00 19:50 21:40
HARSEM/ANDIK
4
HUKUM
Prasetijo Kepala Damkar
sampai akhir tahun ini. Potensi kebakaran pun bisa terjadi setiap saat. “Untuk itu partisipasi aktif dari masyarakat untuk meminimalisir munculnya kebakaran, sangat dibutuhkan,” tandasnya.(andik)
“Bom Meledak” di Simpang Lima “19 Tewas” SEMARANG kemarin pagi diguncang sebuah “bom” yang meledak di kawasan Simpang Lima. Sedikitnya 19 orang tewas yang terdiri dari warga pribumi dan warga negara asing (WNA). Akibat ledakan tersebut, seluruh korban langsung dilarikan ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi.
S
ebelum melakukan otopsi, tim DVI (Disaster Victim Identification) melakukan pengarahan untuk menangani korban yang sebentar lagi masuk ke RS. Beberapa saat kemudian, korban ledakan datang yang dibawa sebuah ambulance. Dari sinilah tahapantahapan DVI dilakukan. Sebelum mayat dimasukkan ke ruang otopsi, mayat terlebih dahulu didata untuk mengetahui jenis kelamin dan kewargaanegaraannya, WNA atau WNI. Setelah itu, mayat dimasukkan ke ruang otopsi setelah dilakukan penamaan (labeling). Karena mayatnya banyak, setiap mayat diberi label dan ditaruh di meja masing-masing. Karena ruangan otopsi terbatas, maka tim DVI membuat jadual melakukan otopsi (post mortem). Saat proses identifikasi berlangsung, tim DVI yang lain melakukan tahapan selanjutnya yakni ante mortem (pengumpulan data semasa hidup). Ante mortem ini bisa ditempuh dengan meminta data dari kerabat keluarganya yang datang ke rumah sakit. Data-data itu bisa dari ijasah (sidik jarinya), surat nikah, rekam medik gigi, foto dan lain sebagainya. Namun kebanyakan, para keluarga datang ke rumah sakit dalam kondisi panik, histeris sehingga banyak yang tidak membawa data. Dinilai terlalu berbelit-belit, keluarga pun marah karena ingin sekali melihat korban yang tewas tersebut. Namun oleh tim DVI, mereka ditenangkan untuk mengikuti prosedur yang ada sehingga proses identifikasi berlangsung lancar. Dari ante mortem tersebut, tim DVI melakukan tahapan selanjutnya yakni rekonsiliasi untuk mencocokkan ante mortem dan temuan saat post mortem. Setelah mendapatkan kecocokkan antara ante mortem dan post mortem, kemudian tim melakukan de briffing untuk melakukan evaluasi sebelum adanya pemberitahuan kepada pihak keluarga. Kalau ante mortem dan post mortem ada kecocokkan, berarti mayat tersebut telah teridentifikasi, dan mayat bisa langsung dibawa oleh pihak keluarganya. Tapi untuk yang belum teridentifikasi, maka siapa pun tidak boleh melihatnya kecuali petugas DVI. Itu semua terlihat dalam simulasi penanganan korban bencana dengan jumlah korban massal yang diikuti oleh seluruh kabid dokkes se-Indonesia yang mengikuti pelatihan DVI (Disaster Victim Identification) Jakarta Centre For Law Enforcement Cooperation (JCLEC) Mabes Polri yang berlangung mulai tanggal 26 Oktober hingga 6 November 2009. AKBP Anton RC, salah seorang instruktur pelatihan DVI didampingi instruktur yang lain Kompol Summy Hastry Purwanti, yang juga dokter spesialis forensik Polda Jateng menyatakan pelatihan tersebut diikuti sedikitnya 20 orang kabid dokkes seluruh Indonesia untuk kepentingan manajemen DVI. Karena di Indonesia seringkali terjadi bencana, sehingga dengan pelatihan ini, diharapkan kabid dokkes sudah siap memimpin operasional DVI di lapangan. “Pelatihan DVI tersebut sebagai salah satu bentuk pelatihan dalam menangani kasus-kasus besar yang menimbulkan korban massal,” ujar AKBP Anton RC kepada wartawan. (andik)
CITRA 1 : 12:15 14:25 16:35 18:45 20:55
PLAZA 2 :
PLAZA 1 : 18:00 19:50 21:40
13.00 15.10 17.20 19.30 21.40