HS Edisi 4 November 2009

Page 4

HARIAN SEMARANG

POLISI Kepolisian

110

Polwiltabes Semarang

844 4444

Polresta Semarang Timur

671 0205

Posek Semarang Utara

354 5162

Polsek Sidodadi

671 6191

Polsek Semarang Tengah

354 5175

Polsek Genuk

658 1470

Posek Pedurungan

672 5088

KPPP

354 5193

Polresta Semarang Barat

761 0698

Polsek Tugu

760 4166

Polsek Kalibanteng

760 4153

Polsek Ngaliyan

761 7969

Polsek Mijen

(0294) 571 566

Polresta Semarang Selatan

831 5123

Polsek Gunung Pati

693 2110

Polsek Banyumanik

7461314

Polsek Sultan Agung

764 6983

Polsek Gajah Mungkur

600 6758

Polres Semarang

962 1110

Polres Salatiga

(0298) 326 115

Polres Kendal

(0294) 381 512

Polres Demak

(0291) 686 171

Satlantas

354 5157

Tersangka pencurian Catur Gunadi saat diamankan petugas

RSUP Dr Kariadi

841 3764

RS St. Elisabeth

831 0076

RS Telogorejo

844 6000

RS Islam Roemani

844 4623

RSUD Kota Semarang

671 1500

RS Panti Wilasa Citarum

354 2224

RS Banyumanik

749 8218

RS Islam Sultan Agung

658 0019

RSU Tugurejo

760 5297

RS Permata Arjuna

658 0737

RS Bhakti Wiratamtama

355 5944

RSU Pelita Anugerah

672 5555

RS Tugurejo

7609022

RSU Ungaran

692 1006

RSU Ambarawa

(0298) 591 020

PMI Daerah Jateng

358 1424

Unit Transfusi Darah Daerah

358 4957

PMI Cabang Kota Semarang

354 1237

Unit Transfusi Darah Cabang

354 2752

(UTDC)

3515050

PMI Cabang Kab. Semarang

692 1651

PMI Cabang Kab. Kendal

(0294) 381 139

UTDC

(0294) 381 433

Belasan Motor Disita Sebanyak 17 kendaraan bermotor roda dua, dua di antaranya sepeda motor yang rencananya akan dipergunakan untuk mengikuti kompetisi Drag Race di Sirkuit Tawangmas berhasil diamankan oleh aparat Polsek Pedurungan. perasi yang dilakukan secara rutin ini, dilakukan mulai pukul 01.00 hingga pukul 04.00, dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan dan ketertiban di Kota Semarang. “Operasi ini dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan dan ketertiban di Kota Semarang, terutama di sepanjang Jalan Arteri Sukarno-Hatta yang kerap digunakan oleh kawula muda untuk beradu nyali dengan melakukan balapan liar,” terang Kapolsek Pedurungan, AKP Wahyuni Sri Lestari, kemarin. Dikatakan, kondisi Jalan Alteri Sukarno-Hatta yang lurus dan sepi saat malam hari, menjadi salah satu tempat favorit para pemuda untuk mengadu “kuda besi”, dan bahkan tidak jarang saat melakukan adu balap para pemuda saling taruhan. “Kita akan tetap selalu melakukan operasi selama masih ada balapan liar,” tegas kapolsek. Lebih lanjut dikatakan, seluruh sepeda motor yang berhasil diamankan akan diproses sesuai dengan undang-undang yang berlaku. “Setelah melalui proses sidang kendaraan baru bisa diambil,” tegasnya. “Kami berharap masyrakat turut andil untuk penertiban para pembalap liar yang cukup meresahkan dengan melaporkan kepada pihak berwajib jika menemukan ada warga yang melakukan balap liar,” harap kapolsek. (andik)

RABU 4 November 2009

OB Mencuri di Kantor Sendiri

HARSEM/ANDIK

RUMAH SAKIT

O

& KRIMINAL

C

ATUR Gunadi (29), warga Wonodri Sendang I RT 09/RW 05 Wonodri, Semarang Selatan, yang sehari-hari bekerja sebagai office boy (OB), kemarin diamankan aparat Polsek Pedurungan. Ia diamankan karena diduga melakukan pencurian sebuah laptop dan sejumlah uang di tempat kerjannya PT Asuransi Eka Lloyd Jaya, Jalan Majapahit 316 M1 Semarang. Dari tangan tersangka, petugas berhasil mengamankan sebuah laptop merk Accer warna hitam, uang tunai Rp 3.441.000,

satu lembar STNK sebuah mobil Nopol B 7928 AE, satu buku rekening, sebuah sepeda motor Supra X warna biru dan sebuah obeng yang digunakan tersangka untuk menjalankan aksinya. Kapolsek Pedurungan, AKP Wahyuni Sri Lestari mengatakan, pengungkapan kasus pencurian tersebut setelah adanya laporan dari perwakilan perusahaan Ang Mei Tjoe (38) yang melaporakan bahwa telah terjadi pencurian di kantornya. Tim dari Polsek Pedurungan yang dipimpin langsung kapolsek, langsung melakukan

olah TKP untuk melakukan peyelidikan dan berhasil mengungkap kasus tersebut. Pelaku pun langsung diamankan saat itu juga. Kapolsek mengatakan, dalam menjalankan aksinya tersangka datang ke kantor pada malam hari dan membuka rolling door kantor. Setelah itu, pelaku masuk dengan membuka pintu kaca dan langsung naik ke lantai dua. Untuk mengelabuhi petugas, tersangka merusak pintu belakang kantor dengan mencongkelnya. Ini dilakukan supaya terkesan, seakan-akan pencuri masuk melalui pintu belakang. Hal yang sama juga dilakukan pada pintu di lantai dua. “Di lantai dua untuk mengelabuhi penyidikan, tersangka mencongkel pintu dengan menggunakan obeng hingga rusak,” tambahnya. Setelah itu, dengan menggunakan clip atau penjepit kertas, ia membuka laci meja dan berhasil mengambil sejumlah uang dan laptop milik Ida Ayu Wibowo, teman kerja tersangka. Kepada petugas, tersangka mengaku melakukan pencurian karena terdesak kebutuhan untuk membayar hutang. ”Saya punya utang di bank yang setiap bulan harus dibayar sekitar Rp 600 ribu,” ujarnya. Tersangka yang sudah bekerja 8 tahun di perusahaan tersebut, sangat mudah melakukan aksinya, karena seluruh kunci pintu perusahaan dia yang memegang. “Setiap ruangan dan pintu masuk saya yang memegang kuncinya,” terangnya. Tersangka dijerat pasal 363 KUHP tentang pencurian. “Kasusnya hingga kini masih dalam penyidikan lebih lanjut,” jelas Kapolsek. (andik)

Kasus Bansos Segera Dilimpahkan

K

EJAKSAAN Negeri (Kejari) Semarang segera menyelesaikan penyusunan rencana dakwaan (rendak) kasus dugaan penyimpangan dana bantuan sosial (bansos) Pemprov Jateng 2008. Pekan ini, rencananya kasus bansos yang ditangani penyidik kejari akan dilimpahkan ke Pengadilan Negeri (PN) Semarang. Ada dua kasus bansos yang sedang disusun rendaknya, yaitu dugaan penyimpangan dana bansos untuk bantuan rehab Masjid At-Taqwa di Kelurahan Podorejo, Ngaliyan. Dalam kasus ini penyidik sudah menetapkan HS sebagai tersangka. Selaku bendahara panitia pekerjaan rehab masjid tersebut diduga telah memotong dana bansos sebesar Rp 95 juta dari total bantuan Rp 100 juta. Sedangkan Rp

5 juta diserahkan ke panitia. Satu kasus lagi yaitu dugaan penyimpangan proyek pengaspalan di Jalan Dr Ismail RE 03/RW 04 Kelurahan Bongsari Semarang Barat. Tersangka kasus bansos ini adalah ES yang merupakan panitia pekerjaan pengaspalan. Proyek yang diduga diselewengkan ES adalah Bantuan Fasilitas dan Stimulan Perbaikan Kualitas Perumahan dan Lingkungan Rumah Tangga Miskin Berbasis Pemberdayaan Masyarakat. Dana bersumber dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bappermas) Jateng, tahun 2008. Nilai bantuan pengaspalan tersebut sebesar Rp 60 juta, dan seluruhnya masuk ke kantong ES. Sejumlah saksi dan para tersangka kasus bansos ini juga telah dimintai keterangan oleh penyidik. Menurut Plh Kasi Pidsus Kejari Semarang, Erry

PM, penyusunan rendak terus dikebut. “Pekan ini juga akan kami limpahkan ke PN Semarang,” ujarnya, kemarin. Dikatakan Erry, kedua tersangka didakwa dengan UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). ES maupun HS akan dijerat dengan dakwaan primer pasal 2 dan subsider pasal 3 UU No 31/1999 yang telah diubah dan ditambah dengan UU No 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Khusus pasal 2, ancaman hukuman penjara paling singkat empat tahun, dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp 200 juta, dan paling banyak Rp 1 miliar. Sedang untuk pasal 3, penjara paling sedikit satu tahun, dan paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 1 miliar. (tri)

Peristiwa Kebakaran Menurun

K

EPALA Dinas Kebakaran Kota Semarang, Prasetijo, kemarin mengatakan, jumlah peristiwa kebakaran di Kota Semarang hingga akhir Oktober mencapai 166 kejadian. Dibanding periode yang sama tahun lalu, berarti ada penurunan kejadian, yang saat itu mencapi 183 kejadian. Penurunan kejadian tersebut diperkirakan karena meningkatnya kesadaran warga. “Untuk itu, kami sangat berterima kasih kepada semua warga yang turut berpartisipasi dengan meningkatkan kepedulian menghindari terjadinya kebakaran,’’terangnya. Peristiwa kebakaran di Kota

Semarang kebanyakan terjadi di Kecamatan Semarang Tengah, Semarang Barat, Semarang Utara, dan Tugu. “Daerah permukiman padat penduduk lebih berisiko terkena kebakaran dibandingkan kawasan industri,” kata Prasetijo. Kawasan padat penduduk di Semarang, seperti di Kecamatan Semarang Tengah, berpotensi tinggi terjadinya kebakaran. Sementara itu, rumput ilalang dan kawasan padat industri dinilai relatif aman. Diungkapkannya, kasus kebakaran itu antara lain terjadi di Kelurahan Pekunden dan Pandean Lamper, Semarang Tengah, yang menghanguskan

CITRA 3 : 12:00 13:50 15:40 17:30 19:20 21:10 PLAZA 1 : 12.30 14.20 16.10

CITRA 2 : 12:00 13:50 15:40 17:30 19:20 21:10

empat rumah. Juga di Randusari (Semarang Selatan) melalap sembilan kios PKL, di Barito (Semarang Timur) sembilan kios dan satu rumah, serta di Muktiharjo (Genuk) berupa gudang tiner. “Selama Lebaran, ada dua kasus kebakaran di daerah Mijen dan Puspowarno,” imbuhnya. Untuk kebakaran rumput ilalang menurut Prasetijo sampai saat ini masih bisa diatasi. Berdasarkan pantauan dinasnya, rumput ilalang di daerah Kalilangse, Tembalang, dan Gunungpati juga perlu diantisipasi secara khusus. Dia memperkirakan, musim kemarau masih berlangsung

CITRA 4 : 12:00 13:50 15:40 17:30 19:20 21:10 PLAZA 3 : 12:30 14:20 16:10 18:00 19:50 21:40

HARSEM/ANDIK

4

HUKUM

Prasetijo Kepala Damkar

sampai akhir tahun ini. Potensi kebakaran pun bisa terjadi setiap saat. “Untuk itu partisipasi aktif dari masyarakat untuk meminimalisir munculnya kebakaran, sangat dibutuhkan,” tandasnya.(andik)

“Bom Meledak” di Simpang Lima “19 Tewas” SEMARANG kemarin pagi diguncang sebuah “bom” yang meledak di kawasan Simpang Lima. Sedikitnya 19 orang tewas yang terdiri dari warga pribumi dan warga negara asing (WNA). Akibat ledakan tersebut, seluruh korban langsung dilarikan ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi.

S

ebelum melakukan otopsi, tim DVI (Disaster Victim Identification) melakukan pengarahan untuk menangani korban yang sebentar lagi masuk ke RS. Beberapa saat kemudian, korban ledakan datang yang dibawa sebuah ambulance. Dari sinilah tahapantahapan DVI dilakukan. Sebelum mayat dimasukkan ke ruang otopsi, mayat terlebih dahulu didata untuk mengetahui jenis kelamin dan kewargaanegaraannya, WNA atau WNI. Setelah itu, mayat dimasukkan ke ruang otopsi setelah dilakukan penamaan (labeling). Karena mayatnya banyak, setiap mayat diberi label dan ditaruh di meja masing-masing. Karena ruangan otopsi terbatas, maka tim DVI membuat jadual melakukan otopsi (post mortem). Saat proses identifikasi berlangsung, tim DVI yang lain melakukan tahapan selanjutnya yakni ante mortem (pengumpulan data semasa hidup). Ante mortem ini bisa ditempuh dengan meminta data dari kerabat keluarganya yang datang ke rumah sakit. Data-data itu bisa dari ijasah (sidik jarinya), surat nikah, rekam medik gigi, foto dan lain sebagainya. Namun kebanyakan, para keluarga datang ke rumah sakit dalam kondisi panik, histeris sehingga banyak yang tidak membawa data. Dinilai terlalu berbelit-belit, keluarga pun marah karena ingin sekali melihat korban yang tewas tersebut. Namun oleh tim DVI, mereka ditenangkan untuk mengikuti prosedur yang ada sehingga proses identifikasi berlangsung lancar. Dari ante mortem tersebut, tim DVI melakukan tahapan selanjutnya yakni rekonsiliasi untuk mencocokkan ante mortem dan temuan saat post mortem. Setelah mendapatkan kecocokkan antara ante mortem dan post mortem, kemudian tim melakukan de briffing untuk melakukan evaluasi sebelum adanya pemberitahuan kepada pihak keluarga. Kalau ante mortem dan post mortem ada kecocokkan, berarti mayat tersebut telah teridentifikasi, dan mayat bisa langsung dibawa oleh pihak keluarganya. Tapi untuk yang belum teridentifikasi, maka siapa pun tidak boleh melihatnya kecuali petugas DVI. Itu semua terlihat dalam simulasi penanganan korban bencana dengan jumlah korban massal yang diikuti oleh seluruh kabid dokkes se-Indonesia yang mengikuti pelatihan DVI (Disaster Victim Identification) Jakarta Centre For Law Enforcement Cooperation (JCLEC) Mabes Polri yang berlangung mulai tanggal 26 Oktober hingga 6 November 2009. AKBP Anton RC, salah seorang instruktur pelatihan DVI didampingi instruktur yang lain Kompol Summy Hastry Purwanti, yang juga dokter spesialis forensik Polda Jateng menyatakan pelatihan tersebut diikuti sedikitnya 20 orang kabid dokkes seluruh Indonesia untuk kepentingan manajemen DVI. Karena di Indonesia seringkali terjadi bencana, sehingga dengan pelatihan ini, diharapkan kabid dokkes sudah siap memimpin operasional DVI di lapangan. “Pelatihan DVI tersebut sebagai salah satu bentuk pelatihan dalam menangani kasus-kasus besar yang menimbulkan korban massal,” ujar AKBP Anton RC kepada wartawan. (andik)

CITRA 1 : 12:15 14:25 16:35 18:45 20:55

PLAZA 2 :

PLAZA 1 : 18:00 19:50 21:40

13.00 15.10 17.20 19.30 21.40


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.