HARIAN SEMARANG 290212

Page 7

INTERNASIONAL HUKUM & KRIMINAL

77

senin, 15 29 november 2010 RABU, Februari 2012

Lagi, Toko Kaos Dibobol Maling PERISTIWA SABTU, 13 Agustus 2011

Oleh Abdul Mughis Dalam dua minggu ini dua toko kaos dibobol maling, yakni di Jalan Menoreh Raya 23C dan di Ruko Tri Lomba Juang 08, Semarang.

B

ELUM terungkapnya pencurian yang menguras toko pakaian di Jalan Menoreh Raya 23/C, Sampangan, Gajahmungkur pada Jum’at (24/2), lalu. Kali ini giliran kaos Semarangan di Ruko Tri Lomba Juang 08, Semarang, “diborong” maling. Pencurian yang terjadi di salah satu outlet

MI & BISNIS

kaos khas Semarangan itu, diketahui sekitar pukul 08.30 oleh seorang karyawan, Dani. “Saat itu saya hendak membuka toko, tapi begitu saya lihat, gembok folding gate telah terbuka. Sementara pintunya rusak dan gembok hilang,” ujar warga Tawang Ngaglik Lor, Semarang Indah itu. Dikatakan, dirinya langsung bergegas melaporkan kondisi sebagaimana yang dilihatnya itu kepada bosnya, Dwi Thomas, warga Jalan Mugas Dalam I No 15 Semarang. Dani yang disusul bosnya kemudian melakukan pengecekan ke dalam toko. Betapa kagetnya manakala melihat kondisi ruangan toko telah diobak-abrik maling. “Ada ratusan kaos yang semula terpajang di stan display, hilang,” kata

Dwi Thomas, saat melapor di Mapolrestabes Semarang, kemarin. Dwi menambahkan, secara terinci ada 500 kaos yang secara desain dan ciri khas berbeda dengan produk lain. Menurutnya outlet kaos miliknya adalah satu-satunya di Semarang. “Pencuri hanya menyisakan dua kaos cewek, satu kaos warna pink bergambar gedung Netherland Indische Spoortram Maatschappij (NISM) atau Lawangsewu, dan kaos warna hijau tua bergambar Sam Poo Kong,” kata Dwi. Atas pencurian tersebut, kata Dwi, pihaknya mengalami kerugian total mencapai Rp 30 juta. Dalam pasarannya, kaos-kaos Semarangan itu dibandrol Rp 70 ribu per-potong. “Biasanya toko

mulai buka pukul 09.00, tutup sore pukul 17.00. Saat ditinggalkan,sekitar pukul 17.00, sore sebelum kejadian, saya sudah menutup toko dengan gembok, kuncinya langsung saya simpan di rumah,” katanya. Dwi mengaku keheranan melihat kejadian itu, karena pencurian ini baru pertama kalinya terjadi. Masih bersyukur karena barang berharga lain tidak turut digondol maling. “Barang yang masih utuh di antaranya printer, komputer, hingga sejumlah aksesoris khas Semarangan,” katanya. Melihat bekas dan jumlah barang yang dicuri, pelakunya orang banyak. Dia menduga, pelaku mengangkut barang dengan menggunakan mobil. “Sepertinya tidak mungkin, jika pelaku

7

hanya menggunakan motor,” katanya. Tak lama berselang setelah melapor, tim olah kejadian perkara (TKP) dari Polrestabes Semarang melakukan identifikasi di lokasi kejadian. Petugas juga memintai keterangan sejumlah saksi untuk mengenali pola pencurian yang meresahka tersebut. Sebelumnya, aksi pencurian serupa juga terjadi di sebuah toko pakaian di Jalan Menoreh Raya 23/C, Sampangan, Gajahmungkur, “diborong” maling, Jum’at (24/2) dinihari. Kawanan maling menguras isi toko tersebut. Selain menggasak uang, ratusan jean berbagai merek, sejumlah kaos, kemeja dan pakain gres pun bablas. Akibatnya, pemilik toko mengalami kerugian puluhan juta. (gus)

NGAH Tani Ditembak Polisi MI &Buruh BISNIS SEORANG buruh tani bernama Supri Handoko (30) tewas seketika karena ditembak polisi di depan rumahnya RT 02/ RW 02 Dusun/Desa Jrakah, Kecamatan Bayan, Purworejo. Kasus penembakan ini bermula dari salah sasaran. Baryadi (50), tetangga korban yang menjadi salah satu saksi mata menuturkan, peristiwa tragis itu bermula saat Minggu (26/2) malam dia bersama dua rekannya Arifin (17) dan Suharjo (29) tengah menyaksikan pertandingan sepakbola antara Indonesia dengan Singapura di rumah korban. Sedangkan korban dalam posisi

NGAH

tidur. Saat pertandingan akan berakhir, tiba-tiba muncul dua orang tanpa permisi langsung menanyakan keberadaan Slamet (35), kakak kandung korban yang menjadi buron karena diduga melakukan tindakan pencurian dengan kekerasan pada 2011 lalu, yakni mencuri jeruk sebanyak sekitar 25 kilogram. Belakangan diketahui, petugas yang datang ke rumah korban itu semuanya berjumlah empat orang. Terdiri dari Briptu Rahmat Widodo, Aipda Setiyono, Kanit Reskrim Polsek Bayan Iptu Parji dan Briptu Sudibyo. Briptu Rahmat Widodo dan Aipda

Setiyono masuk ke dalam rumah, sedangkan Iptu Parji dan Briptu Sudibyo berada di belakang rumah untuk berjaga. Petugas yang menanyakan keberadaan Slamet langsung dijawab Bariyadi tidak ada. Petugas mengira korban yang tidur itu Slamet. Korban terbangun dan langsung beranjak keluar untuk menanyakan maksud kedatangan tamu asing itu. Dua petugas itu mengikutinya dari belakang. Namun saat tepat di depan pintu, Bariadi tiba-tiba mendengar suara letusan dua kali. Mendengar letusan itu, ia pun langsung keluar bersama dua rekannya dan mendapati

tubuh Supri Handoko tersungkur di tanah dengan bersimbah darah. “Saya mendengar letusan dua kali. Setelah itu saya ikut keluar. Saya melihat Ndoko sudah tersungkur. Saya lalu mengantar Ndoko ke rumah sakit dengan mobil milik polisi,” ujar Bariadi. Dikatakan, korban mengalami dua luka tembak. Satu tembakan mengenai leher sebelah kiri hingga tembus ke tengkuk dan satu tembakan lagi mengenai punggung sebelah kiri dan timah panas pun bersarang di punggungnya. “Saat di perjalanan Ndoko masih bernafas. Dia meninggal setelah di

rumah sakit,” katanya. Bariadi menyebutkan, buronan polisi Slamet memang Minggu (26/2) sore sempat datang ke rumah korban. Namun dia tidak menginap dan pergi lagi entah ke mana. “Kami tidak menyangka kalau Ndoko yang akhirnya jadi korban,” imbuhnya. Supriyatno (57), kakak sepupu korban menegaskan, pihak keluarga meminta agar kasus itu diproses sesuai aturan hukum yang berlaku. Pelaku penembakan harus diberikan sanksi tegas, baik itu sanksi indisipliner sebagai anggota kepolisian maupun sanksi pidana akibat perbuatannya itu. (gus)

sambungan berita halaman 1 400 Petugas ...

Ancam Geruduk ... Keberatan yang lain lanjut Silas, ormas dan atau LSM mengajukan permohonan bantuan kepada Gubernur untuk kegiatan kemasyarakatan dengan ruang lingkup luas yang pelaksanaannya tidak pada satu domisili kelurahan atau kecamatan tertentu. Sehingga kebijakan Gubernur Jateng tersebut tidak bisa diterapkan dan justru akan membelenggu ormas atau LSM dalam membantu program-program pemerintahan. “Lha kalau kita mengadakan penyuluhan di Tegal misalnya, apa juga kita harus meminta tanda-tangan lurah, camat di Tegal, ini kan ngga masuk akal, padahal kita mengajukan permohonan bantuan sudah sesuai dengan petunjuk dan arahan dari Gubernur Jateng,” tambah Silas Subarjo.

Dengan adanya kebijakan Gubernur Jateng yang baru tersebut, pihaknya bersama 100 LSM dan Ormas di Jawa Tengah meminta kepada Gubernur Jateng untuk menghilangkan point tersebut karena dinilai tidak masuk akal. Untuk itu, pihaknya akan mengirim surat kepada Gubernur Jateng untuk meminta Gubernur Jateng menghilangkan point tersebut. Dan jika surat yang ditembuskan ke Sekda Provinsi, Biro Hukum, Biro Sosial tidak mendapatkan tanggapan dari Gubernur, pihaknya sepakat akan samasama mendatangi kantor Gubernur Jawa Tengah. “Kita akan mengirim surat untuk Gubernur untuk menghilangkan point itu. Jika tidak ditanggapi, kami akan sama-sama mendatangi Gubernur Jateng,” tandas Silas. Seperti diketahui Gubernur Jawa Tengah mengeluarkan

kebijakan teknis pelaksanaan hibah kepada kelompok atau anggota masyarakat untuk pelaksanaan tahun 2012. Dalam petunjuknya, permohonan hibah diajukan kepada Gubernur Jateng yang berisi proposal kegiatan, data pendukung yang meliputi nomor telepon pemohon yang dapat dihubungi, fotokopi KTP pemohon yang masih berlaku. Dalam poin mekanisme tersebut, Gubernur mencantumkan bahwa permohonan hibah yang diajukan tersebut harus diketahui oleh Kepala Desa/Lurah dan camat. Point itulah yang memicu reaksi dari ratusan LSM dan Ormas di Jawa Tengah. Karena kebijakan tersebut dinilai tidak masuk akal. Untuk itu, mereka mendesak Gubernur Jateng untuk menghilangkan point tersebut. (rif)

40 Pengusaha ... Menurut dia, diantara sekian banyak bentuk pelanggaran tersebut mayoritas pengusaha tidak memiliki izin usaha. “Padahal izin usaha ini penting, logikanya kalau izin usaha sudah ditangan berarti izin lainnya sudah terpenuhi,” tambah Risun lagi. Dia menegaskan, dalam penegakkan kali ini pihaknya menempuh pola soft power. Dengan memberi toleransi waktu pengurusan selama 14 hari. Selanjutnya satpol PP akan melakukan pemantauan lapangan. “Setelah 14 hari ternyata masih ditemukan adanya pengusaha yang membandel, maka kami akan melakukan tindakan tegas di lapangan. Sanksinya bisa berupa teguran atau bahkan penutupan tempat usaha,” tegas dia. Diterangkan, dari sebanyak 40 pengusaha hiburan bermasalah yang kemarin dipanggil, ternyata hanya

dihadiri sekitar 24 orang perwakilan. Diantaranya 2 dari pengusaha PMU, 9 pengusaha karaoke dan 13 pengusaha hotel. Terpisah, Kepala Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (KPMPT) Kabupaten Semarang, Valeanto Sukendro menambahkan, sesuai aturan yang berlaku bagi pengusaha hiburan setidaknya wajib mengurus delapan perizinan, yang meliputi izin gangguan, IMB, SIUP, tanda daftar perusahaan (TDP), izin usaha, izin reklame, ABT dan izin rumah makan bagi tempat hiburan yang menyediakan fasilitas rumah makan. “Pengusaha yang bermasalah itu sudah kami data, dan mereka tidak memiliki kelengkapan perizinan yang dibutuhkan,” kata Sukendro. Soekamto, salah satu hotel di Bandungan mengatakan, selama ini

proses pengurusan izin bagi pengusaha hiburan terkesan dipersulit. Terlebih adanya oknum yang ikut bermain dalam perizinan, justru semakin merugikan pengusaha. “Saya minta Pemkab mempermudah proses pembuatan izin. Hal ini sekaligus untuk menghindari adanya oknum yang merugikan pengusaha. Oknum itu biasanya minta uang untuk mengurus, tapi setelah diberi uang izin tidak ada kejelasannya,” ujar Soekamto. Sesungguhnya, lanjut dia, para pengusaha tidak pernah memasalahkan besarnya biaya perizinan, asalkan prosesnya berjalan lancar sesuai aturan mainnya. “Yang jadi masalah itu justru pada sulitnya mengurus izin. Soal biaya tidak ada masalah, berapa pun kami siap,” kata dia. (ino/rif)

datang jagong manten di rumahnya saat ngunduh mantu. Hari-hari pertama mereka setelah menikah terasa sangat menyenangkan bagi Juliet. Maklum pengantin baru. Isinya Cuma senang dan nikmat. Seperti raja dan ratu. Namun apa mau dikata, tanpa ada upaya serius, mana mungkin kebiasaan bisa diubah. Pendidikan dan pelatihan yang sangat serius dan memakan waktu bertahun-tahun saja sering gagal mengubah kebiasaan seseorang. Jossy tetap saja suka hura-hura. Dolan ngalor-ngidul dengan teman-temannya.

diberikan secara gratis selama 6 bulan. Setidaknya terdapat 68 agen bus yang ada di wilayah tersebut. Meski begitu para agen tersebut masih bisa membuka tempat diluar terminal namun harus menyiapkan mobilmobil kecil untuk mengangkut penumpang hingga ke terminal. Seperti diketahui dalam optimalisasi tersebut aka nada 459 bus dari arah barat yang harus berhenti dan berawal di Terminal Mangkang. Sedangkan dari arah selatan terdapat 127 bus patas yang diarahkan menuju Terminal Mangkang. “Optimalisasi ini serius dan sudah didukung sejumlah pihak,semoga bisa berhasil karena sejumlah fasilitas yang ada di Terminal semua sudah diperbaiki,” tandasnya. (pru/rif)

Warga Keluhkan ... Sunardi gedung baru Pasar Sampangan memang memiliki saluran air/ drainase tapi saluran itu tidak terkoneksi dengan saluran air di lingkungan sekitar. Akibatnya, saat musim penghujan, banyak air yang menyebar ke sekitar gedung pasar. Bahkan, kata dia, luapan air juga mengenai wilayah pemukiman yang ada di belakang dan samping pasar. “Pembuangan airnya tidak lancar sehingga banyak yang mengenai wilayah kampung,” katanya. Ia mengaku, saat rapat antara warga dan pihak pelaksana pembangunan gedung pasar pada Juli 2011 lalu, dirinya telah meminta pihak pelaksana pembangunan untuk memperhatikan sistem drainase gedung pasar. Namun hingga pedagang menempati gedung itu, sistem saluran air belum dibenahi. “Harusnya, saluran air itu segera dibenahi karena, saat musim penghujan, banyak air yang mengalir ke kampung. Hal itu sangat menganggu karena air dari gedung pasar itu sangat bau,” keluhnya. Menanggapi persoalan itu, Anggota Komisi B DPRD Kota Semarang Agung Priyambodo mengatakan, Dinas Pasar dan SKPD terkait harus bisa menyelesaikannya.

Pasalnya, berdirinya bangunan baru yang berdekatan di wilayah pemukiman mampu menimbulkan dampak positif dan negatif. “Harus segera ditangani fasilitas pembuangan limbah air dan sampahnya. Karena jika berlarutlarut, sampah akan semakin banyak yang menumpuk sehingga membuat bau yang tidak sedap dan akhirnya nanti mengganggu kesehatan penjual dan pembeli, bahkan warga setempat,” kata Agung. Sementara, Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Abdul Madjid menjelaskan, penanganan saluran air itu segera dikerjakan. Sebelum hal itu dikerjakan, Dinas Pasar akan melakukan proses lelang. “Untuk fasilitas pendukung seperti pembuatan drainase, akan segera kita lelangkan dalam waktu dekat ini. Nantinya, pemenang lelang akan membuat crossing saluran pembuangan yang langsung ke Sungai Banjir Kanal Barat,” jelas Madjid. Ditambahkannya pula, “pembuatan crossing itu langsung ke sungai agar tidak ada lagi air yang mengenai wilayah perkampungan di belakang gedung Pasar Sampangan.” (ano/rif)

Tiga Jembatan ...

Rusaknya Akhlak ... Argumen utopis itu pula yang disampaikan kepada orang tuanya tatkala Juliet membujuk agar diberi restu menikah dengan Jossy. Ayah dan ibunya yang telah lama mengharap Juliet segera menikah, mengingat usianya tak muda lagi, ”terpaksa” menyetujui. Walau dalam hati kekhawatir, mereka terima lamaran Jossy, sambil berharap-harap cemas anaknya terhindar dari malapetaka di kemudian hari. Sebenarnya bagi ibu Juliet, calon menantu yang sekujur tubuhnya dipenuhi tato tentu bukan pemandangan indah. Tak kuasa dia menutupi rasa malunya manakala para tamu

Ratusan personel ini akan disiagakan pada hari pertama, sedangkan hari selanjutnya akan dilakukan sesuai kebutuhan. Sedangkan untuk petugas di dalam terminal sudah disiakanan 3 regu masing-masing 30 petugas yang akan bertugas dalam 3 shift. “Dilapangan nanti juga akan ada tiga mobil patroli dari dishub, sedangkan bantuan dari kepolisian cukup banyak karena jika ada yang melakukan pelanggaran akan langsung dilakukan penilangan,” ujarnya kemarin. Ia mengatakan sejumlah petugas tersebut juga akan disiapkan untuk memantau terminal bayangan yang ada seperti di wilayah Genuk, Mangkang dan Banyumanik. Kondisi ini selama tiga bulan akan dimaksimalkan dan dilakukan evaluasi terkait optimalisasi tersebut. Untuk agen bus ia mengatakan bagi yang menempati tempat di terminal sebelum tanggal 1 Maret akan

Omongnya sih sebatas agar tidak putus persekawanan. Kini Juliet baru sadar, selama suaminya masih bergaul dengan teman-temannya, kebiasaan itu takkan berubah. Dan lebih buruk lagi, dia sekarang yang terkena pengaruh. Juliet jadi ikut suka merokok. Lalu lupa ibadah dan jauh dari Tuhan. Entah apa yang terjadi jika mereka punya anak nanti. Sedangkan buah biasanya tidak jatuh jauh dari pohonnya. Betapa sedihnya orang tua Juliet memikirkan nasib anaknya itu. (moi)

Kali Blorong meluap, setelah daerah atas, seperti Boja, Singorojo dan Limbangan diguyur hujan deras. Luapan air juga sempat menggenangi halaman rumah warga sekitar setinggi mata kaki orang dewasa. Menurut warga Ngampel Wetan, Kodim, tiga jembatan yang putus terbuat dari bambu. Jembatan itu dibangun atas swadaya masyarakat setempat. Dengan putusnya jembatan tersebut, warga yang mau bepergian ke Brangsong atau sebaliknya harus berputar dan menempuh jarak sekitar 15 KM. “Jembatan ini, adalah penghubung tiga desa yang ada di Brangsong dan Ngampel. Dengan putusnya jembatan tersebut, kami harus menempuh jarak kurang lebih 15 KM,” kata Kodim. Ia mengaku kasihan kepada ib-ibu yang biasa berbelanja di pasar Srogo Brangsong. Juga anak-anak

sekolah. Sementara itu, Kasi pencegahan dan kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal, Endro Kunarno, yang meninjau lokasi putusnya tiga jembatan tersebut, mengaku akan melaporkan ke atasan. Sehingga ada solusi yang tepat dan cepat terkait dengan jembatan yang putus itu. “Jembatan itu dari bamboo. Tapi bisa dilewati kendaraan roda dua dan becak. Masyarakat setempat tergantung dengan jembatan itu, untuk memperpndek jarak bila bepergian,” kata Endro. Endro menambahkan, kejadian sekitar setengah tiga sore dan luapan air sungai sempat menggenangi halaman rumah warga sekitar setinggi mata kaki orang dewasa. (ono/rif)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.