HARIAN SEMARANG 11 01 12

Page 7

INTERNASIONAL HUKUM & KRIMINAL

senin, 15 november 2010 rabu, 11 Januari 2011

77

Baedowi Ditodong Kawanan Rampok Oleh Abdul Mughis Baedowi, warga jalan Taman Siswa RT04/RW 05 Sekarang jadi korban perampokan.

K

AWAnAn perampok jalanan beraksi di Jalan Kelud Raya tepatnya di depan Masjid Petompon Semarang, kemarin pagi. Korbannya Ahmad Baedowi (21), warga Jalan Taman Siswa RT 04/RW 05 Sekaran Gunungpati. Dia ditodong menggunakan pisau oleh empat pria tak dikenal. Dua buah HP miliknya pun amblas dirampas oleh rampok jalanan tersebut. Baidowi menceritakan, insiden tersebut menimpanya pada Selasa (10/1) sekitar 04.30. Saat itu ia mengendarai motor seorang diri.

Dia bermaksud pulang ke rumah usai jengjeng di Semarang kota. Begitu melintas di depan Masjid Petompon, tiba-tiba dicegat oleh empat pria tak dikenal. “Saya dihadang dan ditodong dengan menggunakan sentaja tajam jenis pisau,” paparnya saat melapor di SPK Polrestabes, kemarin. Di antara pria tersebut kemudian merampas dua buah HP miliknya. Dikatakan, semula kawanan perampok jalanan ini mengendarai dua motor. “Satu di antaranya memepat, satunya lagi memalang motor saya. Setelah

berhenti, satu pria turun dan menyambangi saya,” terangnya. Ditodong pisau, Baidowi merasa nyawanya terancam lalu menyerahkan dua HP miliknya. Sebelum insiden terjadi, para penodong tersebut telah mengikutinya. Namun dia mengaku belum sadar menjadi incaran perampasan. “Saya tidak curiga. Kukira mereka hanya pengendara yang sama-sama melintas,” tambahnya. Kondisi jalan saat itu masih sangat sepi. Sehingga tidak ada yang menolongnya. Terlebih setelah ditodong pisau membuat

dia tidak bisa berbuat apa-apa. “Pisau itu ditodongkan ke arah leher saya sambil memaksa saya untuk menyerahkan HP di saku saya,” ujar Baidowi. Berhasil merampas, para penodong itu kemudian kabur meninggalkan Baidowi yang masih deg-degan usai diacungi pisau. Atas kejadian itu, Baidowi wadul polisi di SPK Polrestabes keesokan harinya. Setelah memberikan keterangan terkait kronologis kejadian, dia berharap kasus tersebut bisa diungkap oleh pihak kepolisian. (gus)

sambungan berita halaman 1 Bripka Eko ...

Surga Bagi ... “Kita patut prihatin, pengadilan Tipikor di manamana selalu berkawan baik dengan koruptor. Lebih banyak membebaskan penjahat luar biasa itu daripada menghukum berat,” tandasnya. Ia menambahkan, putusan bebas atas Agus Soekmaniharto sangat mencederai rasa keadilan masyarakat. Ia sampaikan, majelis hakim telah jelas mengesampingkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan. Yaitu, terdakwa nyata telah mengaku sebagai pejabat pusat dan mengibuli para petani pemilik tanah yang dibeli murah, lantas bekerjasama dengan Kepala Cabang Bank Mandiri Undip Tembalang (sekarang mantan) Ani Utaminingsih, dan tersangka Kepala Desa Jatirunggo Indra Wahyudi yang kini buron polisi, melakukan pemindahbukuan rekening yang tidak pernah ditandatangani 98 orang pemilik tanah yang mestinya berhak menerima uang hasil pembayaran. Selain itu, lanjutnya, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Jawa Tengah telah menyatakan bahwa kasus Jatirunggo telah menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 12 miliar. Kerugian itu diakibatkan negara telah mengeluarkan

dana untuk ganti rugi, namun sebagian besar ganti rugi lahan tidak diterima warga maka lahan tersebut tidak dapat dialihkan haknya menjadi milik negara. Slamet meyakini hakim tipikor telah menerima suap dan kongkalingkong dengan terdakwa. Sebab putusannya sangat jauh bertentangan degnan tuntutan jaksa yang 7,5 tahun penjara plus denda Rp 500 juta. “Putusan hakim Tipikor Semarang jelas mengindikasikan adanya dugaan suap dan perselingkuhan antara dua orang anggota majelis hakim dengan terdakwa untuk menjatuhkan vonis bebas. Jika dugaan suap itu terbukti, lanjutnya, maka hal itu merupakan upaya terstruktur dan sistematis untuk menumpulkan peran pengadilan tindak pidana korupsi, dan ironisnya hal itu justru dilakukan oleh aparat penegak hukumnya sendiri. Sebelumnya, Pengadilan Tipikor Semarang menjatuhkan vonis bebas kepada terdakwa Direktur Utama PT Karunia Prima Sedjati Oei Sindhu Stefanus dalam kasus korupsi proyek Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) online Cilacap senilai Rp 16,7 miliar”. (rif)

Ricuh Rekonstruksi ... Tampaknya mereka geram dan menilai rekonstruksi yang diperagakan dua tersangka pembunuh Diego tersebut diwarnai rekayasa pelaku semata. Beruntung, kericuhan mampu diredam oleh petugas kepolisian yang mengawal ketat proses rekronstruksi. Sukarsem menjelaskan, aksi protes tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, luka parah bekas senjata tajam (berjenis kujang) terlihat di sebagian tubuh Diego. Di antaranya kepala Diego robek dari depan hingga belakang. Luka lain di bagian tangan sebanyak tiga bagian. Dan terparah di bagian perut mengalami luka tusuk sedalam 20 cm. “Logikanya, jika Diego yang membawa senjata tajam pasti dua tersangka itu yang terluka. Bahka bisa jadi kedua tersangka ini mati ditikam,” protesnya. Keluarga Tidak Terima Pihak keluarga korban menyatakan tidak menerima peragaan rekonstruksi tersebut. Mereka menilai rekontruksi tersebut hanya akal-akalan dua pelaku. “Saya memang tidak mengerti hukum. Namun jelas rekonstruksi yang diperagakan tidak sesuai fakta yang terjadi,” tambahnya. Keluarga korban berharap, pihak kepolisian menegakkan keadilan seadil-adilnya. Apapun rekonstruksi, pembunuh Diego harus diganjar hukuman yang setimpal. “Kedua pelaku pembunuhan ini harus dihukum berat. Jika perlu nyawa harus dibayar nyawa. Hukum mereka seumur hidup!” tandas perwakilan keluarga.

Dua tersangka pembunuhan Diego, yakni Bernado Budi Prasojo alias Aldo (21), serta Kevin Jacsen Karmula (19), melaksanakan peragaan rekonstruksi terdiri dari 30 adegan. Adegan dimulai sejak pertama kali korban bertemu dua tersangka. Kemudian mengajak nongkrong dan menenggak minuman keras di depan Barbie House II. Adu mulut proses peralihan senjata tajam dari tangan korban hingga direbut tersangka. Hingga kemudian menghabisi nyawa korban dengan senjata tajam berjenis kujang. kedua tersangka memeragakan adegan dalam kondisi kedua tangan diborgol. Kapolsek Semarang Barat Kompol Dony Suharjo mengatakan, rekonstruksi tersebut dilakukan untuk mengetahui lebih jelas kronologis pembuhunan dalam visual peragaan. “Hasil rekonstruksi ini akan digunkan melengkapi berkas acara perkara (BAP) kedua tersangka,” terangnya di lokasi rekontruksi. Sebagaimana diketahui, Diego alias Deglok (25), warga Banjarsari Solo yang bekerja sebagai operator karaoke di Barbie House II di Gang III Malang, Jalan Argorejo, kompleks Lokalisasi Sunan Kuning (SK), Kalibanteng Kulon, Semarang Barat tersebut tewas dibunuh, Senin (12/12/2011) lalu dengan luka tusukan beberapa bagian tubuh. Jasadnya ditemukan terkapar mengenaskan di sebuah areal kosong pembuangan sampah di Gang I Malang, Jalan Argorejo, atau tepatnya di sebelah warung sate kambing ‘’Pak Cip’’ yang berjarak sekitar 400 meter dari tempatnya ia bekerja. (abm/rif)

Tersangka Tewas ... Maka kasus tabrakan maut tersebut bisa dinyatakan gugur demi hukum, lantaran tersangkanya Ndaru Wisnu Nugroho, supir minibus ikut meninggal dunia. “Tapi kami tetap berupaya melengkapi berkas untuk proses penyidikan, hingga dilimpahkan ke Kejari Ambarawa. Masalahnya, keputusan untuk menyatakan kasusnya ditutup atau gugur demi hukum merupakan kewenangan pengadilan,” terangnya, kemarin. Lebih lanjut Herman mengungkapkan, dugaan bahwa penyebab kecelakaan karena ban pecah ternyata kurang cukup bukti. Pasalnya, hasil pemeriksaan petugas di lokasi kejadian tidak ditemukan adanya bekas goresan pelek roda pada aspal. “Hasil pemeriksaan di TKP benar terdapat bekas goresan di aspal, tapi faktanya itu hanya bekas goresan saat mobil minibus digeser untuk dievakuasi,” ungkap Herman. Ditegaskan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan bukti pasti penyebab tabrakan di Lembah Hijau tersebut. Kesulitan utama yang dihadapi petugas, karena seluruh saksi kejadian yang

berada di dalam minibus meninggal dunia. Demikian halnya dengan adanya informasi yang menyebutkan, bahwa sebelum menabrak bus, mobil minibus sempat bersenggolan dengan truk di depannya saat akan menyalip. Tapi Herman membantah kebenarannya, karana petugas tidak menemukan bekas benturan pada bagian depan mini bus. Jalur utama Semarang-Solo, menurut Herman, tepatnya sepanjang jalur Ungaran-Tuntang dan Ungaran-Jambu merupakan jalur blackspot (jalur rawan kecelakaan). Karena wilayah perbukitan dengan kontur jalan berupa tanjakan, turunan dan tikungan tajam. Hal ini terbukti sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal. Untuk itu pihaknya sudah melakukan antisipasi dengan memberikan penyuluhan di pangkalan truk, bus dan kendaraan umum agar mematuhi batas muatan (tonase) dan pengecekan fisik kendaraan, utamanya fungsi rem kendaraan. “Saya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan provinsi untuk melakukan penambahan kelengkapan rambu peringatan dan marka jalan,” kata dia. (ino/rif)

Selain Bripka Eko, seorang anggota bernama Briptu Danny juga diganjar hukuman sama. Dia anggota yang meminjam senjata laras panjang milik Bripka Eko sebelum terjadi perampokan. Sehingga hal ini menyebabkan Bripka Eko tidak membawa senjata saat melaksanakan tugas pengawalan pengiriman uang. “Karena tidak disiplin, keduanya mendapat hukuman yang sama,” imbuh Wakapolrestabes. Briptu Danny telah meminjam sejak malam hari sebelum terjadi perampokan. Padahal dia baru akan melakukan tugas pengawalan di Kendal pagi harinya. Mengenai proses pengiriman uang, Wakapolrestabes menjelaskan telah sesuai prosedur yang berlaku. “Tidak ada masalah soal pengiriman. Itu memang sudah sesuai jadwal yang ditentukan, bukan jam tambahan. Tapi itu memang kesalahan karena pengawalan tidak sesuai prosedur pengamanan,” tambahnya. Sebagaimana diketahui, Bripka Eko tidak disiplin saat bertugas, baik prosedur pengamanan maupun pengawalan pengisian uang tersebut. Dari rekonstruksi diketahui, selain tidak membawa senjata, Bripka Eko saat bertugas

tidak memakai sepatu, melainkan hanya mengenakan sandal jepit. Bripka Eko merupakan satu-satunya petugas kepolisian yang mengawal pengiriman uang tersebut. Eko teledor meninggalkan ponsel miliknya di dalam mobil. Empat petugas pengirim uang dirampok oleh kawanan perampok bersenjata laras panjang di Perumahan Tanahmas, Semarang Utara, pada Kamis (5/1) malam. Di antaranya petugas pengisi ATM Chairul Anam (24); satpam Suyadi (42); sopir Guntur; Bripka Eko SW yang merupakan anggota Sabhara Polrestabes Semarang petugas pengawal mobil uang. Sebagaimana Bripka Eko SW pernah mengatakan kepada wartawan, dia meyakini bahwa pelaku adalah oknum petugas, karena saat terjadinya perampokan ia tidak ditembak atau dibunuh. “Saya yakin pelakunya oknum (aparat), karena kalau bukan, saya pasti sudah mati ditembak,” ujar Bripka Eko SW sambil berlalu. Kejanggalan alur dalam perampokan tersebut membuat kepolisian pun kemudian diguncang pembicaraan bahwa kasus perampokan mobil pengisi ATM BCA sebesar Rp 2,5 miliar tersebut didalangi “orang dalam”. Namun hingga saat ini masih misterius. (abm/rif)

Layur Banjir ... Genangan air hampir terdapat di seluruh wilayah Dadapsari. Dikatakan Sobirin Ketua RW 02 Dadapsari, air yang menggenagi wilayahnya sudah terjadi beberapa waktu lalu. “Di sini banjir atau rob sudah biasa terjadi. Saat ini saja yang tergenang air meliputi RW 02 di RT 3 dan RT 4. Di RW lainnya juga sama saja, tergenang rob,” ujarnya. Kondisi yang begini dikatakan Sobirin karena drainase yang terdapat di wilayah Dadapsari tidak berfungsi secara normal. “Banyak saluran atau drainase yang tidka ada dan tidak berfungsi secara normal. Kami mengharapkan perhatian dari pemerintah,” ujarnya kemarin. Maskur juga mengatakan hal yang sama. Di wilayahnya, RW 08, khususnya RT 03 dan 04 tak jauh berbeda, genangan air ada dimana-mana. Karena saluran air yang tidak lancar. “Disini ada 10 RW dan 60 RT rata-rata kalau hujan tergenang air smeua dan juga rob,” ujar Maskur. Apalagi, imbuh Maskur, mengingat jala raya yang ada sekarang lebih tinggi dibanding jalan-jalan kampung dan rumah warga. “Sekarang rumah warga sudah berada di bawah, jalan

rayanya lebih tinggi, daan saluran air juga tidak lancar,” katanya. Untuk meminimalisasi genangan air, lanjur Maskur, Dinas PSDA memberikan bantuan pompa air yang diletakkan di Kampung Layur. Namun sayang keberadaan pompa air yang terletak di Kampung Layur RT 05/RW 07 – perssinya di samping warung PKL – dikeluhkan oleh pemilik lapak PKL bernama Timinah. “Saya keberatan pompa penyedot airnya di taruh di samping warung saya, karena jadi tak bisa buat jualan. Selain itu suaranya juga berisik sekali,” ujar Timinah. Ia mengaku sudah melaporkan masalah ini ke kelurahan. Namun, seperti dikatakan ketua RT 05/RW 07 Abdulrahman, keberadaan pompa sudah benar disana, karena lebih dekat ke Kali Semarang. “Itu kan airnya dari RW 04 dan RW 05, dipompa dan langsung di buang ke Kali Semarang,” ujarnya. Kendati bantuan pompa hanya satu, namun kerja pompa selama hujan tak pernah berhenti. Ini semua agar air tidak sampai menyentuh pemukiman warga, kendati masih ada rumah warga yang tergenang. (lif/rif)

Brimob Gondol ... di Kantor Sub Den A Pelopor Satuan Brimob Polda Jateng, Kamis (29/12) lalu. Namun belum selesai pemeriksaan, justru Davis membawa kabur Mega Pro itu. “Dia (Davis) memang sedang diperiksa maraton karena telah melakukan desersi selama lebih dari setahun,” kata Arif saat melapor ke Mapolrestabes Semarang, kemarin. Briptu Davis sendiri merupakan anggota Sub Den 1 A - Pelopor Satuan Brimob Polda Jateng yang melakukan desersi. Dikatakannya, malam itu pemeriksaan dimulai sekitar pukul 20.30. Setelah beberapa saat dilakukan pemeriksaan secara intensif, Davis mengaku lapar dan mengutarakan maksud meminjam motor untuk membeli makan di luar kantor. Karena ada solidaritas terhadap sesama anggota, maka Arif pun kemudian mengizinkannya.

Kesempatan itu pun langsung dimanfaatkan Davis. Setelah kunci motor dinas Mega Pro yang bernomor rangka MH1KCHL173K37580 dan nomor mesin KEHLE1036833 ini diberikan, dengan leluasa motor distarter dan Davis malah “bablas” dan hingga saat ini tidak kembali. “Saya mengizinkan karena ada rasa kasihan melihat dia merasa lapar. Dia juga berjanji segera kembali usai makan,” terangnya. Lebih lanjut dikatakan Arif, ditunggu sekitar sejam tidak kembali, petugas kemudian mencari keberadaan Davis. Namun tidak diketemukan. Hingga saat ini baik motor maupun Davis tidak diketahui di mana keberadaannya. Hingga akhirnya kejadian ini dilaporkan ke Sentra Pelayan Kepolisian (SPK) Mapolrestes, kemarin. (abm/rif)

Cerai Sebagai ... Keduanya selalu terlihat mesra jika berada di luar rumah. Di depan sanak famili, tak pernah ada tanda kalau di rumah tangganya punya masalah serius. Dari segi materi, mereka tergolong mampu. Rumah cukup bagus di perumahan model villa mereka miliki sejak awal menikah. Enam bulan berlalu, keluarga ini masih tampak harmonis. Tidak ada yang menduga sedikitpun kalau ternyata ada masalah pelik. Bahkan Liona telah mendaftarkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama. “Memang tidak ada yang tahu masalah ini, kecuali saya dan suami”, tutur Liona. Wanita berambut panjang bergelombang ini menyatakan, gugatan cerainya itu telah dimusyawarahkan dengan suaminya. Dan Linu menyetujuinya. Menurut Liona, ada yang tidak ia dapatkan dari sang suami tercinta. Yaitu kepuasan batin. Baginya, nafkah tidak hanya materi. Tetapi juga kenikmatan dalam

hubungan intim. Wanita yang punya sex appeal (daya tarik seksual) besar ini merasa tidak pernah orgasme dalam jimak (hubungan kelamin suami istri). Puncak kenikmatan yang pernah dia tahu dari cerita temannya, dari buku maupun dari film biru, tak pernah ia peroleh. Dan dia anggap itu masalah serius. Linu rela digugat cerai istrinya demi kebahagiaan Liona. Ia menyadari tidak dapat mencukupi nafkah batin sesuai harapan wanita yang dicintainya itu. Ia saadri, dirinya tak perkasa. Setiap kali mendatangi istrinya, langsung bocor begitu Mr P-nya menyenggol bibir Mrs V istirnya. Walhasil, Liona menderita batin karena terusmenerus penasaran. Pihak keluarga menyerahkan semua pada Liona sendiri. Asalkan hal itu yang dianggap terbaik. Linu ikhlas melepas Liona. (ichwan)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.