HARIAN SEMARANG 030112

Page 5

ekonomi & bisnis

5

SELASA, 3 Januari 2012

Bisnis Wisata Indonesia Timur Sriwijaya Air

Tujuan

Jam Berangkat

Sby

10.40 (Daily) 18.15 (Operate Jumat & Minggu)

Jkt

06.20, 11.20 (Daily) 18.10 (Daily) 12.35 (Daily)

Bjmsn

Bjmsn- 14.50 (Daily) Smg Garuda Indonesia

Jkt

06.05, 07.35, 09.20, 10.55,12.35, 14.55, 16.00, 17.00, 18.35

Batavia Air

Jkt

08.30, 17.30 (Daily)

Lion Air

Jkt

06.50, 11.40, 15.15

Sumber : Bandara A. Yani Semarang *) Jadwal sewaktu-waktu bisa berubah

Daftar Harga Sembako Beras C4 Super C4 Gula Pasir Minyak Goreng Kemasan Tanpa kemasan Daging sapi Daging ayam Telur Elpiji 3 kg Elpiji 12 kg Cabai Merah besar Merah keriting Rawit Bawang merah Bawang putih Minyak tanah Mentega kemasan Kedelai Jagung

Rp 7.000/kg Rp 6.500/kg Rp 10.250/kg Rp 12.400/kg Rp 10.000/kg Rp 58.000/kg Rp 22.000/kg Rp 16.000/kg Rp 13.000 Rp 74.000 Rp 15.000/kg Rp 8.000/kg Rp 18.000/kg Rp 20.000/kg Rp 23.000/kg Rp 8.500/l Rp 4.700/200 gram Rp 6.500/kg Rp 5.000/kg

Sumber : Pantauan dari Pasar Tradisional Semarang serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang

Peluang Cukup Menjanjikan Oleh sokhibun ni’am Peluang bisnis jasa layanan pariwisata yang menyasar kawasan Indonesia Timur, masih cukup menjanjikan.

M

asIh sedikit penyedia jasa layanan pariwisata yang sampai saat ini menyasar kawasan Indonesia Timur, padahal potensi dan aset wisata di kawasan tersebut sangat banyak. Hal itu tentunya bisa menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Direktur Nia Trans Kurnianingsih mengungkapkan, banyak obyek wisata dengan pemandangan eksotis berada di kawasan Indonesia Timur Indonesia, tetapi sampai saat ini terbilang belum banyak jasa layanan wisata yang menyasar kawasan tersebut. “Kami melihat persaingan jasa layanan wisata di kawasan Timur Indonesia selama ini masih belum ketat, berbeda dengan kawasan Barat,” jelasnya, belum lama ini. Berdasarkan itu pula, menurutnya, PT Nia Trans merencanakan akan menyasar pangsa pasar di kawasan Indonesia Timur, mulai Sulawesi hingga Lombok (NTB) pada tahun ini. PT Nia Trans sudah membawahi sebanyak 15 agen perjalanan wisata yang tersebar di sejumlah wilayah, antara lain di Surabaya, Semarang, Jakarta, Medan,

hingga ke Bangka Belitung. Belum Dilirik Senada, M Ma’rufin, pemilik PT Nia Trans mengakui pangsa jasa layanan wisata di kawasan Indonesia Timur memang belum banyak dilirik para pelaku jasa layanan wisata sehingga pihaknya akan melakukan ekspansi pasar di wilayah itu. Menurutnya, pangsa pasar jasa layanan wisata memang masih cukup menjanjikan, mengingat potensi wisata domestik sebenarnya tidak kalah dibanding mancanegara. “Untuk tujuan wisata luar negeri, kami memang fokuskan untuk wisatawisata religi, seperti umroh,” ucapnya. Selain layanan jasa pariwisata, PT Nia Trans juga melayani multiservis, mulai layanan reservasi hotel, tiket transportasi, pengisian pulsa, sampai pengiriman uang dalam dan luar negeri. “Untuk jasa pengiriman uang, kami bekerjasama dengan PT Telkom. Layanan ini kami maksudkan untuk membatu mereka yang tidak memiliki rekening bank dan menginginkan kemudahan dalam pengiriman uang,” jelas Ma’rufin. (sna/tab)

HARSEM/DOK

Obyek Wisata Pantai Senggigi, Lombok, banyak dikunjungi wisatawan HARSEM/HERU SANTOSO

Maskapai

Walikota Salatiga Yuliyanto mengambil undian dalam acara temu mitra wajib pajak

HARSEM/DOK

Bawang merah menyumbang terjadinya deflasi

Inflasi Justru Menurun InflasI Jawa Tengah di bulan Desember yang diperkirakan akan meninggi akibat Natal dan Tahun Baru justru menurun. Dibandingkan dengan tingkat inflasi bulan November lalu sebesar 0,51%, bulan Desember ini tingkat inflasi hanya sebesar 0,37%. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Lukito Praptoprijoko mengatakan, beberapa komoditas yang memberikan sumbangan terhadap terjadinya deflasi adalah bawang merah, kacang panjang, jeruk, buncis dan semangka. “Untuk komoditas yang memberikan kontribusi terhadap terjadinya inflasi yaitu cabe merah, beras, tomat sayur, angkutan udara dan minyak goreng,” ujar Lukito. Dijelaskan, inflasi terjadi terutama disebabkan karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada beberapa komoditas. Di antaranya adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,08%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,13%. Juga kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,14%, kelompok sandang dan kelompok kesehatan sebesar 0,07 %, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebear 0,28% serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,18%. Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bandung sebesar 0,84%, kemudian Surabaya 0,59%, Jakarta 0,49%, Yogyakarta 0,48%, Semarang 0,38% dan Serang 0,32%. Sedangkan untuk kota-kota di Jawa Tengah yang merupakan kota survei kebutuhan hidup, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Surakarta sebesar 0,62%, Semarang 0,38%, Purwokerto 0,07% dan Tegal 0,06%. “Secara keseluruhan dari bulan Januari hingga Desember 2011, laju inflasi di Jawa Tengah tercatat sebesar 2,68% atau jauh lebih rendah dari inflasi rata-rata pada tahun 2010 yang tercatat sebesar 6,88%,” ujar Lukito. (nuh/tab)

Pajak Restoran Belum Penuhi Target TEMU mitra para wajib pajak yang diselenggarakan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Salatiga, belum lama ini untuk meningkatkan pemahaman wajib pajak tentang pentingnya penerimaan pendapatan pajak daerah, khususnya Kota Salatiga. Pendapatan dari pajak ini mendukung kegiatan pembangunan daerah. Demikian dikatakan Kepala DPPKAD Kota Salatiga Drs Fakruroji dalam kegiatan Temu Mitra Undian Berhadiah Pajak Daerah Tahun Pajak 2011. “Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pendapatan dari sektor pajak sehingga semua target penerimaan pajak pada tahun pajak 2011 dapat tercapai,” ungkapnya. Untuk tahun 2011, penerimaan pajak mengalami surplus pada pajak hotel 113,84%, pajak hiburan 135,6%, pajak parkir 135% dan pajak reklame sebesar

103,27%. Tingkatkan Kesadaran Selain itu, ada obyek pajak yang targetnya belum terpenuhi dalam tahun 2011, di antaranya pajak restoran yang baru tercapai 98,05%. Dengan hal ini, diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi waib pajak di Kota Salatiga sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Salatiga. “Dari penerimaan pajak di Kota Salatiga, yang belum dapat memenuhi target adalah pajak restoran, yang baru mencapai 98,05%. Sedang untuk pajak penerimaan yang lain sudah melebihi target. Obyek tersebut adalah pajak hotel, pajak hiburan, pajak parkir serta pajak reklame,” jelas Fakruroji. Sementara, Walikota Salatiga Yuliyanto SE MM mengatakan, kepada

para wajib pajak yang telah menunaikan kewajibannya dalam membayar pajak, pihaknya sangat menaruh apresiasi. Pasalnya, pajak itu pada dasarnya merupakan pendapatan negara yang bersumber dari masyarakat yang akan dipergunakan untuk menjalankan sebagian besar dari program pembangunan. Pada hakekatnya pajak adalah dari rakyat dan untuk rakyat. “Intinya, pendapatan dari pajak tersebut, dari rakyat untuk rakyat. Bahkan, sebagian besar penggunaannya juga untuk membiayai program pembangunan yang akan dinikmati rakyat atau kita semua, “ tandas Yuliyanto. Dalam kegiatan ini tampak hadir Kepala KPP Pratama, Direktur Bank Jateng Cabang Salatiga, anggota DPRD dari Komisi II, Asisten III Setda Kota Salatiga, perwakilan dari SKPD dan wajib pajak daerah Kota Salatiga. (hes/tab)

Prioritas Dana Zakat untuk Sektor Ekonomi PEnYalURan dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) yang dihimpun Lazis Jateng mulai 2012 ini akan diprioritaskan untuk pemberdayaan sektor ekonomi masyarakat. Lazis Jateng juga menargetkan pergantian nama menjadi Lazis Indonesia dengan membuka kantor cabang baru di wilayah Jabodetabek. “Program penyaluran zakat, infak, dan sedekah 2012 sebenarnya tidak berbeda dari sebelumnya, yaitu disalurkan untuk pendidikan, kesehatan, dan sektor ekonomi. Hanya saja, penyaluran untuk sektor ekonomi akan kami prioritaskan,” jelas Ketua Laziz Jateng Arif Nurhayadi, di sela rapat kerja yang dilangsungkan di komplek Islamic Center, Manyaran, belum lama ini. Tahun 2012, dikatakan Arif, merupakan tahun pemberdayaan Lazis Jateng dengan target pengentasan 10.000 warga miskin termandirikan. Sekitar 40 persen dari penghimpunan Lazis nantinya akan disalurkan untuk pembinaan dan pendampingan ekonomi masyarakat melalui sistem desa binaan dan pesantren yatim. Untuk itu, Lazis Jetang merencanakan pembukaan Lazis Indonesia sebagai ganti nama Lazis Jateng. Perluasan yang ditandai dengan pembukaan kantor cabang di Kudus, Purwokerto, serta pembukaan di wilayah Jabodetabek nantinya diharapkan bisa lebih memaksimalkan pemberdayaan dan penghimpunan dana. “Kami menargetkan bisa menghimpun dana lebih dari pencapaian kami tahun ini, dimama kami telah berhasil menghimpun dana sekitar Rp5 miliar dari ZIS,” tandasnya. (sna/tab)

Expo REI V Tidak Capai Target REI Expo V yang digelar oleh DPD REI Jateng telah berakhir kemarin. Dengan menyisakan tiga pengembang yang belum melaporkan hasil penjualannya, pencapaian REI Expo kali ini jauh di bawah target. Wakil Ketua Bidang Promosi, Humas dan Publikasi DPD REI Jawa Tengah Dibyo K Hidayat mengatakan, hingga pukul 14.00 kemarin, tercatat total transaksi yang terjadi sebesar Rp 34,115 miliar, jauh di bawah target yang ditetapkan sebesar Rp 50 miliar. Sementara transaksi yang terjadi sebanyak 126 unit yang terjual. “Angka tersebut merupakan potensi

penjualan, karena bisa jadi dalam beberapa waktu ke depan ada yang membatalkan pembelian. Dari 126 unit tersebut, 76 unit merupakan pembelian rumah dengan harga di bawah Rp 200 juta, 43 unit untuk perumahan dengan harga antara Rp 200 juta sampai Rp 600 juta, dan 7 unit untuk harga di atas Rp 600 juta,” ujar Dibyo, kemarin. Ditambahkan, faktor liburan memang berpengaruh besar terhadap turunnya penjualan. Para pengunjung yang datang lebih cenderung melihat dan menimbang untuk melakukan pembelian.

“Dana mereka cenderung digunakan untuk memenuhi kebutuhan liburan mereka. Memang kecenderungan dalam pameran perumahan, konsumen tidak langsung melakukan transaksi pada saat tersebut. Baru setelah beberapa bulan kemudian, mereka akan mengambil keputusan jadi tidaknya membeli properti tersebut,” ujarnya. Dirinya juga yakin pada bulan Januari ini, penjualan perumahan akan kembali meningkat. Keyakinan ini diperkuat dengan kondisi ekonomi yang sedang baik serta tertundanya keinginan konsumen membeli

rumah. Terkait dengan prediksi di tahun 2012 mendatang, Dibyo mengatakan bahwa saat ini tren penjualan rumah sedang bagus. Dirinya yakin setelah ini akan ada peningkatan transaksi. “Antara penjualan properti dengan kondisi perekonomian merupakan dua hal yang saling terkait dan mendukung. Bila ekonomi bagus, maka properti juga bagus. Begitu juga sebaliknya. Gabungan keduanya ibarat bola salju yang akan menggulirkan roda perekonomian nasional,” pungkasnya. (nuh/tab)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.