Haluan 14 Juni 2013

Page 2

2 UTAMA KILAS

Desemberius Ketua Umum Asosiasi BPSK DENPASAR, HALUAN — Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Padang berhasil mengantarkan anggotanya, Desemberus, sebagai Ketua Umum Asosiasi BPSK se-Indonesia pada Musyawarah Nasional (Munas) pertama di Inna Sanur Bali tadi malam. Ia mengalahkan Aman Sinaga dari Jakarta dengan perbandingan suara Desemberius 40 dan Aman Sinaga 31. Selain ketua umum, anggota BPSK Kota Padang Ir Priyanto SH MH dipercaya sebagai bendahara umum. Sedangkan sekretaris umum dipegang oleh Dr. Rahmad Junaidi dari BPSK Palangkaraya. Kepengurusan Asosiasi BPSK se Indonesia juga dilengkapi sejumlah divisi. Di antaranya Divisi Humas dan Kerja Sama dengan Ketua Zulnadi, SH dan anggota Erison AW yang juga dari Padang. Sedangkan Ketua BPSK Kota Padang Fatyudin,SH diamanahkan sebagai penasehat asosiasi yang baru terbentuk ini. Pengurus dilantik oleh Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan di hall Inna Bali Sanur, Jumat (14/6) ini. (h/met)

Plt Walikota Padang Panjang Segera Ditunjuk PADANG, HALUAN — Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Barat, Ali Asmar memastikan dalam waktu dekat segera menunjuk pelaksana tugas (Plt) Walikota Padang Panjang yang sudah mengundurkan diri karena maju sebagai calon legislatif. Penunjukan Plt tersebut, katanya, masih harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan DPRD Kota Padang Panjang. “Wako Padang Panjang sudah mengajukan surat pengunduran diri, karena maju sebagai calon legislatif. Sesuai ketentuan hukum yang bersangkutan harus mundur dari jabatannya. Sekarang kita tengah mengkaji ulang dan menyiapkan Plt-nya,” kata Sekda Ali Asmar, Kamis (13/6) kemarin. Dia mengatakan Pemprov Sumbar bisa saja langsung menunjuk Plt. Namun di era otonomi daerah, penunjukan Plt harus dibicarakan juga dengan DPRD Kabupaten/Kota yang bersangkutan. “Jadi kita bahas dulu dengan DPRD setempat, sebelum Plt Wako ditunjuk,” ujarnya. Penunjukan Plt, tambahnya, dilakukan karena khawatir akan terjadi kekosongan jabatan kepala daerah. Apalagi Wakil Walikota Padang Panjang, Edwin, juga maju dalam Pilwako Padang Panjang. Sebenarnya, kata dia, jika wawako tidak maju, maka Plt Wako biasanya diserahkan ke wawako. Namun kasus Padang Panjang menuntut ditunjuknya Plt Walikota. Ali Asmar memperkirakan dalam waktu dekat Plt Wako Padang Panjang untuk menggantikan Suir Syam segera terpilih. “Kita targetkan secepatnya. Kalau bisa minggu depan sudah ada,” katanya. Sebelumnya, Kepala Biro Pemerintahan dan Kependudukan Setprov Sumbar, Syafrizal Ucok mengatakan berkas pengunduran diri Suir Syam disampaikan dulu ke Menteri Dalam Negeri untuk dimintai pendapat. “Berkasnya sudah kita kirim, tetapi belum ada balasan. Nanti setelah dibalas Kemendagri baru kita tetapkan siapa Plt Wako Padang Panjang,” kata Syafrizal. Sementara itu untuk Wakil Walikota Padang, Mahyeldi Ansarullah yang juga berniat maju dalam Pemilihan Umum Walikota (Pilwako) Padang tahun ini, tidak perlu mundur dari jabatannya. “Untuk Wawako Padang yang akan maju di Pilwako tidak perlu mundur, cukup mengurus cuti saja,” ujarnya. (h/cw-sal)

JUMA JUMATT , 14 JUNI 2013 M 5 SYA’BAN 1434 H

Forikan Sijunjung Masuk 6 Besar Sumbar SIJUNJUNG, HALUAN — Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Sijunjung, Ny En Yuswir Arifin, masuk nominasi 6 besar tingkat Provinsi Sumatera Barat dalam lomba Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemari Ikan). “Alhamdulillah, Ny En Yuswir Arifin selaku Ketua Forikan Kabupaten Sijunjung, masuk nominasi 6 besar lomba Gemari Ikan,” kata Kepala Dinas Peterna-

kan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung, Yulizar kepada Haluan di ruang kerjanya, Kamis (13/6). Menurutnya, latar belakang keberhasilan Ny En Yuswir Arifin menempatkan diri masuk nominasi 6 besar tingkat Provinsi Sumbar, diantaranya telah membentuk Forikan, memasukkan kurikulum dan memberikan pengetahuan tentang gizi ikan pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan wisata kuliner.

Sementara untuk mendukung gerakan memasyarakatkan makan ikan, Ketua Forikan melibatkan semua pengurus dan unsur dalam forum tersebut. Begitu pula dengan pelaksanaan di lapangan, ketua Forikan dan pengurus ikut memasyarakatkan, baik di PAUD maupun di rumah makan. Terkait penilaian lapangan, menurut Yulizar, tim penilai Forikan tingkat Provinsi Sumbar akan melakukan penilaian, Senin (17/6)

mendatang. Pada kunjungan lapangan tersebut, katanya, tim penilai akan melihat secara langsung PAUD Kurnia Melati di Jorong Kurnia Kamang Timpeh V, Nagari Kamang, Kecamatan Kamang Baru. “Penilaian lapangan nanti, tim penilai Forikan Provinsi Sumbar akan melihat secara langsung program Forikan Kabupaten Sijunjung dalam rangka memasyarakatkan makan ikan di PAUD Kurnia Melati,” sebutnya. (h/azn)

Ny. En Yuswir Arifin

TAMPUNG PECANDU NARKOBA

Sumbar Butuh Pusat Rehabilitasi PADANG, HALUAN- Untuk memberantas narkoba di Sumatera Barat (Sumbar), Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumbar menganggap sudah amat diperlukan sebuah pusat rehabilitasi untuk menampung pecandu narkoba dalam jumlah besar. Apalagi keterbukaan masyarakat sudah mulai tumbuh untuk melaporkan diri sebagai pecandu. “Sumbar sudah butuh panti rehabilitasi seperti di Lido (panti rehabilitasi narkoba di Bogor, Jawa Barat dengan kapasitas 500 orang, red), yang bisa menampung banyak pecandu. Sekarang di Sumbar baru ada RSJ HB Sa’anin yang kapasitasnya belum memadai,” kata Kepala BNN Sumbar, Arnowo kepala Haluan kemarin. Dia mengatakan, keberadaan Instalasi Penerima Wajib Lapor (IPWL) di Sumbar sudah membuka pecandu narkoba untuk melaporkan diri, sehingga bisa diberikan terapi penyehatan. Namun, IPWL katanya tidak akan berfungsi dengan baik jika pusat rehabilitasi belum tersedia. Arnowo mengatakan upaya membentuk pusat rehabilitasi adalah kewenangan pemerintah daerah. Mekanismenya, pemerintah provinsi bisa mengajukan ke pusat untuk membangun pusat rehabilitasi di bawah Kementerian Kesehatan.

BNN sebutnya hanya berperan membantu, memberikan sosialisasi, penyuluhan dan konseling kepada masyarakat. “Karena aturannya demikian, kita tidak lepas tangan, BNN akan berperan menjadi mitra Kemenkes. Termasuk juga IPWL itu, kewenangan memberikan SK nya ada pada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial,” ujarnya. Sementara itu, Tim Asistensi Deputi Rehabilitasi BNN, Benny Ardjil memuji keberadaan IPWL di Sumbar sudah berperan aktif menjadi tempat pengaduan pecandu narkoba. Namun ia meminta setiap instansi terkait pemberantasan narkoba saling berkoordinasi mengoptimalkan fungsi IPWL. “Masyarakat harus didorong untuk memanfaatkan IPWL. Di Sumbar sudah ada delapan IPWL. Ke depan harus diperbanyak,” ujarnya. Dia mengatakan saat ini pecandu tidak perlu lagi menutupi kondisinya. Undang-undang mengatur bahwa pecandu diwajibkan melapor agar bisa

MONYET MATI - Seekor monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis), mati tergeletak di antara sampah di kawasan Pantai Purus Atas, Kelurahan Rimbo Kaluang, Kecamatan Padang Barat, Padang, Selasa (11/6). diproses untuk penyembuhan. “Jika ada razia, tetapi yang bersangkutan belum pernah melapor ke IPWL, maka akan dilakukan proses hukum. Bagi yang melapor tidak akan ditangkap,” katanya. Direktur RSJ HB Sa’anin, Kurniawan S mengatakan kapasitas panti rehabilitasi di rumah sakitnya belum memadai

untuk menangani pasien narkoba di Sumbar. “Untuk rawat inap kita baru punya 10 kamar tidur, belum mencukupi untuk di Sumbar,” katanya. Dia mengatakan antusiasme masyarakat pecandu narkoba untuk mendapat pelayanan rehabilitasi cukup besar. Tahun lalu misalnya, untuk rawat inap mereka menangani 39 pasien,

sementara untuk rawat jalan sebanyak 83 pasien. Data BNN saat ini pecandu narkoba di Sumbar sekitar 64 ribu. Angka itu adalah penghitungan pada 2010 hasil penelitian Poliklinik Kesehatan Universitas Indonesia bekerjasama dengan BNN. “Angka real di lapangan tentu lebih besar,” ujar Arnowo. (h/cw-sal)

Dahsyatnya “Persembahan” Iven Olahraga Oleh: Rakhmatul Akbar SEPEKAN terakhir, Padang jadi pusat perhatian nasional dan internasional. Secara bersamaan, dua iven nasional dan dua iven olahraga kelas internasional, masing-masing Kejurnas Tinju Amatir Piala Wapres II dan

Kejurnas Gulat Yunior Piala Walikota serta Tour de Singkarak dan Festival Dragon Boat Internasional, digelar di kota ini. Tak ayal, kota ini terasa sesak. Jika diambil asumsi, setiap gelaran iven ini dihadiri peserta dan ofisial rata-rata 250 orang saja, maka pada saat itu ada seribu orang yang berada di Kota Padang pada saat bersamaan. Selama di Kota Padang, mereka tentunya tidak sekedar mengayuh sepeda, mendayung perahu, bertarung di atas ring atau saling kunci di arena gulat saja. Dari 24 jam sehari, waktu mereka di kota yang berpen-

duduk hampir 1 juta jiwa ini, tentunya ada beberapa saat untuk diluangkan berwisata, seperti wisata kuliner dan membeli buah tangan. Salah satu iven yang sempat saya dalami di sisi lain dari kegiatan keolahragaannya, yakni iven Kejurnas Gulat Yunior, terungkap volume penjualan seorang pedagang buah segar yang berjualan di sekitar SMP 30, meningkat hingga 300 persen. Biasanya, si penjual harus bersusah payah menghabiskan satu gerobak buah yang berisi seratusan potong

buah-buahan, dalam sehari. Saat gelaran kejurnas ini, ia mampu menjual tiga gerobak buah potong segar dalam sehari. Sisi lain yang bisa saya sampaikan disini adalah, pelatih salah satu kontingen yang berbelanja souvenir dan makanan khas Padang, merogoh koceknya hingga Rp10 juta. Belanjaan sebanyak itu ia bawa ke kampungnya, sekaligus memperkenalkan dengan kekhasan souvenir Padang dan kulinernya. Jika diperhitungkan dengan iven lainnya dengan angka rata-rata, setiap orang berbelanja Rp1 juta di Padang,

>> Editor : Syamsu Rizal

maka sepanjang gelaran iven-iven itu, ada uang masuk ke Sumbar senilai Rp1 Miliar, dengan asumsi belanja perorang Rp1 juta dan banyaknya tamu ke daerah ini sebanyak 1.000 orang. Nilai fisik yang direngkuh ini, mungkin lebih kecil dibanding dengan nilai branding yang tercipta dari empat iven olahraga itu. Jika saja helat iven itu baik, ditambah dengan layanan sektor terkait saling mendukung, seperti hotel, transportasi, dan lainnya, maka pencitraan daerah ini makin luas, karena masingmasing orang yang datang dari luar Sumbar, akan membawa cerita sendiri tentang daerah ini kepada handai taulan dan kerabatnya. Nilai yang tentunya tak bisa diukur dengan rupiah. Nilai fantastis ini, memang tak dirasakan banyak orang. Hanya segelintir orang yang menikmatinya, hingga mereka yang tak menikmati, “berteriak”. Masih di lokasi SMP 30, tempat gelaran Kejurnas Gulat Yunior, dengan senyum mereka berujar kepada salah satu panitia, “acok-acok se yo Pak mambuek acara model ko,” kata si penjual potongan buah segar tadi. Lalu, yang tidak mengharapkan dengan kehadiran iven-iven tersebut, tentunya tidak berharap alek diulang lagi. Yang paling banyak mengalami kesulitan, dipastikan iven Tour de Singkarak, yakni tersendatnya arus kendaraan masyarakat yang hendak melintasi lintasan tour ini. Tapi, para penikmat TdS justru merasakan benar dampak positif dari kehadiran iven ini. Yang paling merasakan imbas TdS adalah hotel. Fullbook, menghiasi suara petugas front office yang dihubungi lewat telepon oleh para tamu lain yang hendak menginap. Sekali lagi, selalu ada pro dan kontra. Tapi, untuk lebih mengembangkan pelaksanaan iven agar efeknya lebih dirasakan masyarakat luas, tak salah kiranya ada kolaborasi antara pelaksana iven dengan mereka-mereka yang diuntungkan dengan gelaran iven olahraga itu. (*) >> Penata Halaman : Jefli


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.