Haluan 14 Maret 2013

Page 10

10 PA D A N G

KAMIS, 14 MARET 2013 M 2 JUMADIL AWAL 1434 H

BMKG SUMBAR INGATKAN MASYARAKAT

Hujan Ringan Berpotensi Petir Dahsyat LINGKAR Tinggalkan Perbuatan Merugikan PADANG, HALUAN — Masjid AlJariah di Mako Lantamal II, Teluk Bayur Kota Padang dipenuhi angkatan laut berpakaian seragam, Rabu pagi (13/ 3). Mereka mendengarkan ceramah Walikota Padang, Fauzi Bahar sekaligus sebagai penyejuk dalam menjalani kehidupan dan menjalankan tugas. “Kita harus bisa memahami dengan jelas dan tegas, tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk. Kemudian diiringi dengan pelaksanaannya. Perbuatan baik itu enaknya lama, tidak enaknya sebentar. Sedangkan perbuatan buruk sebaliknya, enaknya sebentar, tidak enaknya lama. Contohnya saja, orang yang meminum minuman keras (mabuk), enaknya Cuma ketika meminum minuman itu saja. Setelah itu, tinggal sakit kepalanya, pusing dan lain sebagainya,” kata Fauzi. Karena itu, jangan terlena dengan kesenangan sesaat, yang memabukkan. Sebab petaka sudah mengintai di balik itu. Fauzi juga minta untuk memahami ghibah dan fitnah, sebagai perbuatan yang merugikan orang lain dan tidak dibenarkan agama Islam. Ghibah adalah menceritakan keburukan/kejelekan seseorang kepada orang lain walaupun hal itu adalah benar adanya. Sedangkan fitnah adalah menceritakan keburukan atau kejelekan seseorang kepada orang lain, namun hal tersebut tidak benar adanya. “Secara sengaja atau tidak sengaja, terkadang kita melakukan ghibah dan fitnah dalam komunitas, organisasi, pertemanan atau lingkungan di mana kita tinggal. Mulut ini memang tak bertulang, sehingga dengan leluasanya bergerak, meliuk ke sana ke mari tanpa terkendali dan kadang tidak terkontrol oleh akal sehat. Salah satu kegiatan lidah yang paling banyak bekerja adalah bergosip, ini lebih banyak terjadi, sebaiknya ditinggalkan saja,” katanya. (h/vie)

PADANG, HALUAN — Musibah tewasnya lima orang petani di Sumbar akibat sambaran petir, di daerah Pesisir Selatan, dan Padang membuat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang, angkat bicara.

POTENSI KELAUTAN — Kehidupan nelayan sangat identik dengan kemiskinan, seperti nelayan Muaro ini. Meski kekayaan laut itu melimpah, namun mereka tidak mampu mengurasnya. Para nelayan ini masih menggunakan alat tangkap yang sederhana, berupa perahu kecil. Bila cuaca buruk, mereka pun tidak bisa melaut. AMIR

PKL PASAR RAYA

Retribusi Dipungut, Penertiban Terus Jalan PADANG, HALUAN—Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Raya Padang, bukannya tidak mau ditertibkan. Tetapi, karena tidak adanya ketegasan dan komunikasi yang baik antara PKL dan Pemerintah Kota Padang. Hal ini disampaikan Ketua PKL, Mainaldi Leo beberapa waktu lalu. Menurutnya, para PKL tersebut berani untuk berdagang di bawah Matahari dan sepanjang jalan Aia Mancua sampai ke Raya Teather, karena mereka membayar Rp4.000 per hari. Sehingga para PKL tersebut secara tidak langsung merasa diberi izin oleh Dinas Pasar. “Yang namanya pedagang pasti beranggapan ketika

membayar sejumlah uang, berarti diizinkan untuk berdagang. Makanya PKL itu berani untuk tetap bertahan. Yang meminta pungutan itu jelas pihak terkait,” jelas Mainaldi Leo. Mainaldi menambahkan, ketika tim gabungan melakukan penertiban yang tergabung dengan Dinas Pasar, tidak ada mediasi atau konfirmasi terlebih dahulu. Sehingga terkesan adanya pemaksaan. “Kamipun sebenarnya tidak ada masalah untuk dipindahkan ataupun ditertibkan. Hanya kami inginkan keadilan untuk pedagang ini. Seperti janji-janji pemimpin ketika mencalonkan diri sebelum dipilih oleh rakyat,” jelas

Mainaldi. Ditegaskan, kalau Dinas Pasar mau menertibkan hendaknya ada konsekwensinya dan memikirkan nasib pedagang ke depannya. Dalam kesempatan itu pula, Bakal Calon Walikota Padang, Asnawi Bahar atau yang akrab disapa Ucok Nawi, menampung dan mendengarkan aspirasi PKL tersebut. Dalam kunjungannya ke pasar, Asnawi Bahar yang pernah hidup di pasar juga merasakan apa yang dirasakan oleh PKL itu. “Kita akan carikan jalan ke luar yang terbaik. Apalagi sekarang ada pedagang yang mengatakan pengunjung sepi.

Untuk ke depan perlu memperbaiki sistem dan manajemen yang menguntungkan baik untuk pedagang baik pula untuk pemerintahan,” jelas Asnawi Bahar. Ditambahkan Ucok, ketika para PKL tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah maka PKL sendiri yang harus memikirkan nasibnya untuk maju. “Saya dahulu juga berasal dari PKL. Ketika pemerintah tidak memperhatikan kita, maka kitalah yang harus memperbaiki diri sendiri. Salah satunya contohnya, kalau pemerintah memberikan solusi yang baik kepada kita kenapa tidak kita jalani, seperti penertiban ini,” katanya. (h/cw-oos)

BMKG mengingatkan masyarakat, agar terus waspada dan mencermati perubahan cuaca yang terjadi di bulan Maret 2013 ini. Karena, selain suhu panas yang mencapai 34 derajat celcius, angin kencang pun bisa menjadi ancaman masyarakat, dengan kecepatan angin berkisar antara 25 sampai 30 knot. Demikian disampaikan Koordinator Analisis dan Perkiraan BMKG Sumbar, Budiman kepada Haluan, Rabu (13/3). Dikatakan, salah satu yang harus menjadi pusat perhatian masyarakat Sumbar, khususnya yang berada di sekitar Bukit Barisan adalah keadaan awan cumulus yang ada di lapisan trofosfer wilayah Sumbar. Karena, menurut analisis BMKG ini, awan cumulus yang tebal tersebut, sangat rentan dengan petir yang kuat, dan bisa membahayakan masyarakat, khususnya para petani yang sedang beraktifitas di ladangnya masing-masing. “Tidak dipungkiri, sebelum terjadinya cuaca panas di Sumbar, awan yang berada di wilayah Sumatera banyak mengarah ke arah selatan Jawa. Sehingga, langit di daerah Sumatera termasuk Sumbar, hampir tidak berawan. Namun, sekitar dua hari belakangan ini, awan yang ada di selatan Jawa itu, kembali mengarah ke Sumatera khusunya Sumbar. Sehingga, perpaduan antara cuaca panas dengan bintik-bintik air yang dibawa oleh awan itu, riskan terjadi petir yang sangat kuat,” ujarnya. Demikian juga dengan kecepatan angin yang terjadi di wilayah Sumbar. Perbedaan tekanan antara wilayah Jawa dengan Sumatera, menyebabkan tingginya kecepatan angin di wilayah Sumbar. Selain itu juga, letak Sumbar yang berada di sekitar Samudera Hindia pun, ikut mempengaruhi tingginya kecepatan angin. “Saat ini, kecepatan angin di Sumbar di atas 25 knot. Namun kalau kecepatan angin sudah melewati 30 knot, maka kategorinya akan berubah menjadi angin ribu, yang akan membahayakan masyarakat,” tuturnya. Ia berharap, pemerintah bisa memberikan sosialisasi dan pencerahan pada masyarakat Sumbar. Agar musibah yang menimpa petani di Pesissir Selatan dan Padang itu, bisa dihindari dan tidak lagi memakan korban. (h/cw-wis)

Berkas Penodong Wartawan, Dilimpahkan ke JPU PADANG, HALUAN — Penyidik Reskrim Polresta Padang melimpahkan berkas kasus penodongan sejumlah wartawan menggunakan korek api yang berbentuk senjata api kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU), Senin (11/3). Sedangkan hasil pemeriksaan JPU belum keluar, dan sedang ditunggu. Biasanya proses pemeriksaan berkas tersebut oleh jaksa selama 14 hari setelah diserahkan. “Kami telah mengirim berkas penodongan tersebut ke jaksa dan

kini kami menunggu hasil pemeriksaan oleh jaksa. Mudah-mudah berkas tersebut dinyatakan lengkap oleh jaksa. Dan kalau masih belum lengkap, maka akan kami lengkapi sesuai dengan petunjuk dari jaksa,” kata Kapolresta Padang, Kombes Pol. Moch Seno Putro melalui Kasat Reskrim Kompol Iwan Ariyandhi, kemarin (13/3). Saat ditanyakan, apakah akan dilakukan gelar rekonstruksi, Iwan menjelaskan, pihaknya akan berkoordinasi terlebih dahulu

dengan jaksa, apakah perlu dilakukannya gelar perkara tersebut atau tidak. Dalam kasus ini, penyidik memakai pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dengan ancaman maksimal satu tahun penjara. Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pria tidak dikenal meno-dong delapan wartawan de-ngan senjata api jenis revolver. Saat itu, mereka ikut razia bersama petugas Pol PP Kota Padang di kawasan Batang Harau, Pa-

dang, Rabu (13/2) sekitar pukul 23.00 WIB. Bah-kan, pria itu sempat menarik pe-latuk sebanyak dua kali, mujur pistol itu tanpa peluru. Kedelapan jurnalis itu adalah Andri Syahputra (Padang TV/ Padang Ekspres Group), Randi Pengeran dan Endi Oktarina (Favorit TV), Ci-tra Indriani (kameramen Trans 7), Tua Saman Siregar (TVRI Padang), Rian (kam-e-ramen Trans TV), Heru (Koran Pa-dang) dan Budi Sunan-

dar (Global TV). Beberapa hari setelah itu, pelaku penodongan dengan korek api jenis senjata api itu, diciduk Tim Reskrim Polresta Padang, di dekat Kampus Universitas Bung Hatta (UBH), Sabtu (23/2) sekitar pukul 08.00 WIB. Ternyata, pelaku penodongan tersebut bukan oknum polisi melainkan warga sipil berinisial “JK” (43) beralamat di Pasir Purus Atas, Kelurahan Rimbo Kalung, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. (h/nas)

>> Editor :Devi Diani

>> Penata Halaman: Syahrizal


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.