Haluan 10 Januari 2013

Page 9

KAMIS, 10 JANUARI 2013 M 28 SHAFAR 1434 H

9

JELANG PEMBANGUNAN BY PASS DUA JALUR

Pembongkaran Bangli Berlanjut PADANG, HALUAN—Tim gabungan pembongkaran dan penyelesaian jalan By Pass dua jalur, yang terdiri dari Bagian Pertanahan, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dibantu Satuan Polisi Pamong Praja (Satol PP) Kota Padang, kembali melakukan pembongkaran bangunan liar (bangli) sepanjang jalan By Pass, Rabu (9/1).

BONGKAR — Tim Pembongkaran Bangunan di kawasan By Pass bersama Satpol PP Kota Padang membongkar 18 unit bangunan liar Rabu (9/1). Pembongkaran tersebut seiring dengan pembangunan By Pass dua jalur yang akan dimulai Maret 2013. PARWIS

Pada pembongkaran yang dimulai dari Simpang Ketaping, Kelurahan Pasa Ambacang menuju Kelurahan Sungai Sapih itu, tim berhasil melakukan membongkar 18 bangunan liar. Dari pantauan Haluan, sebelum tim melakukan pembongkaran, warga yang tinggal di Kelurahan Kalumbuk, dan Kelurahan Korong Gadang

sempat keluar rumah dan melakukan penjagaan. Selain itu, warga Pisang juga ikut turun. Puluhan ibu-ibu berjaga-jaga di depan rumah dan kedai-kedainya. Mereka takut, tim melakukan pembongkaran tanpa terlebih dahulu menyelesaikan konsolidasi. “Kami hanya takut tim langsung saja membongkar, tanpa melakukan penyele-

saian konsolidasi. Makanya kami keluar dan melakukan penjagaan,” ujar Taufik (32), Warga Kelurahan Kalumbuk. Dikatakan, pihaknya tidak setuju terhadap kebijakan ganti rugi uang yang dibuat oleh Pemko Padang. Karena menurutnya, ganti rugi berupa uang itu, akan lebih merugikan warga dari proses konsolidasi yang dilakukan tim selama ini. “Kami ingin tanah, bukan uang. Lagi pula, kami sudah bosan dengan ulah Pemko Padang yang berleha-leha seperti ini. Sudah 20 tahun, kami digantung-gantung terus,” ungkapnya lagi. Saat dikonfirmasi, Kabag Pertanahan Pemko Padang Desmon Danus mengatakan, pembongkaran dilakukan karena waktu pembangunan jalan By Pass dua jalur sudah sangat kasip. Apalagi proses lelang paket pekerjaan hampir

LINGKAR

ZAINAL ASRIL

Tumor Ganas Renggut Kebahagiaannya PADANG, HALUAN—Zainal Asril (48 tahun), tidak bisa lagi bekerja seperti dulu, menjadi sopir ataupun berjualan. Tumor ganas di hidungnya kian membesar. Dan kini telah menutupi matanya sehingga matanya tak bisa melihat lagi. Dagangan ayam kampung dan ayam ras miliknya, terpaksa dipercayakan kepada teman akrabnya. Dia hanya

menunggu bagi hasil keuntungan untuk menutupi kehidupan sehari-harinya. Dengan kondisi yang memprihatinkan itu, Zainal pun harus berpisah rumah dengan istrinya. Mereka sering cekcok disebabkan penyakit yang dideritanya sehingga tidak lagi mampu menafkahi istri dan anak-anaknya. “Sekarang saya tidak dapat menghirup

udara secara sempurna, hanya satu lubang hidung yang berfungsi, mata pun sudah tertutup dan rabun melihat,” katanya. Sesekali saat berbicara, ia menetaskan lendir dari hidungnya hingga membasahi pakaiannya. Setiap tiga hari, hidungnya itu mengeluarkan lendir beserta darah seember kecil. Hal ini membuatnya pusing dan tak dapat bekerja. Penyakit itu sudah 4 tahun lalu menyiksanya. Tumor ganas di hidung harus diobati dengan kemoterapi sebanyak tujuh kali. Sekarang ia hanya bisa berdoa untuk menunggu donatur. Dia tak punya biaya untuk berobat. Sebelumnya, Baznas Kota Padang sudah membantu biaya rawat inap dan rawat jalan selama 45 hari sebesar Rp7,5 juta dan operasi kemoterapi sebesar Rp2 juta di RSUP M. Djamil. Dana itu sudah habis. Kemoterapi pun terputus sehingga pengobatannya pun tertunda. PKPU Padang di Ketaping juga pernah membantu Rp600 ribu untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk kelanjutan pengobatannya, Zainal juga mengajukan permohonan bantuan melalui dompet dhuafa, PT Semen Padang dan instansi lainnya. Tetapi belum ditanggapi sampai sekarang. Berharap Dapat Jamkesmas Zainal sangat membutuhkan uluran tangan para donator, untuk

selesai pula. “Kami memperkirakan, akhir bulan ini tim dari Korea akan melakukan pengecekan ke lapangan. Makanya, mulai hari ini sampai hari selanjutnya, tim akan berupaya untuk menuntaskan semua permasalahan yang ada di jalur By Pass ini,” katanya. Sementara itu, Kasi Operasional Satuan Polisi Pamong Praja (Satol PP) Kota Padang, Adlin Gusman mengatakan, sebagai anggota tim, pihaknya selalu siap membantu. Hal itu dilakukan, agar pembongkaran bisa diselesaikan secepatnya dan pembangunan jalur dua By Pass bisa terlaksana secepatnya. “Kami, sebagai anggota tim selalu siap untuk melakukan pembongkaran. Apabila diperlukan, kami akan menerjunkan dua platon sekaligus,” ujarnya. (h/cw-wis)

WARGA TETAP BERTAHAN

Kampung Ubi Tak Layak Huni

ZAINAL ASRIL, penderita tumor ganas hidung saatr melepas kerinduan dengan anak bungsunya, Febi Fadhila di Pasar Belimbing. DAPIT ALEXANDER melanjutkan pengobatannya. Dia pun berharap, mendapatkan jaminan kesehatan untuk berobat melalui Jamkesmas. Warga RT II RW III ini tidak terdata oleh BPS pada program Jamkesmas maupun Jamkesda. Syafruddin Sy, Lurah Sungai Sapih mengatakan, adanya warga yang belum mendapat kartu Jamkesmas adalah suatu kewajaran. Hal ini disebabkan program Jamkesmas didata langsung oleh pihak BPS. (h/cw-lex)

PADANG, HALUAN — Meski Pemerintah Kota Padang telah menetapkan Perkampungan Ubi, Batu Busuk, Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh sebagai wilayah yang tidak layak huni, namun sekitar sekitar 36 Kepala Keluarga (KK) masih saja tetap bertahan di lokasi tersebut. Pantauan Haluan Rabu (9/1), warga stempat masih menempati rumah mereka dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Sama sekali mereka tidak menghiraukan imbauan pemerintah untuk mengosongkan kawasan itu. Salah seorang warga Kampung Ubi Rambani (56) mengatakan, meskipun pemerintah telah melarang warga untuk tinggal di wilayah ini. Namun warga tidak akan mau pindah. Karena, seluruh usaha warga berada di sekitar wilayah Kampung Ubi tersebut. “Bagaimana kami harus pindah kalau usaha kami ada di sini. Memangnya kalau kami pindah, pemerintah bisa menyediakan usaha baru untuk kami. Kalau pemerintah bisa, baru kami mau pindah,” ujarnya. Saat di konfirmasi, Lurah Lambung Bukit Yanuswar mengatakan, pihak kelurahan telah menyampaikan instruksi pemerintah tersebut. Namun, warga masih tetap bertahan di tempat tinggal mereka. “Sosialisasi telah kami adakan dengan warga. Namun, dari hasil sosialisasi itu, hanya beberapa warga saja yang mau pindah. Lagi pula waktu untuk merelokasi warga itu kan masih agak lama, jadi kami masih banyak waktu untuk memberikan pemahaman kepada mereka,” tukasnya. Begitu juga dengan paparan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kota Padang, Budhi Erwanto mengatakan, sebelum seluruh warga direlokasi, pihaknya akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu. Agar seluruh warga memahami ancaman dan bahaya longsor serta dan banjir yang selalu mengintai. Selain itu, BPBD masih mencarikan solusi tempat relokasi untuk warga tersebut, dengan alasan tidak merubah profesi warga. (h/cw-wis)

>> Editor : Devi Diany

>> Penata Halaman : Irvand


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.