Harian Borneo Tribune 8 Januari 2013

Page 7

Selasa, 8 Januari 2013

Inspirasi

Menjadi Guru di Kembayan

Oleh :Siti Rohani Menjadi guru juga tidak kalah sulitnya dari seorang ibu. Bayangkan saja, setelah menjadi ibu di rumah, aku juga menjadi ibu guru di sekolah dan TPA yang aku bina. Setelah selesai megerjakan urusan rumah tangga dan mengurus anakku, aku pergi ke sekolah untuk mengajar puluhan siswa yang latar belakang mereka berbeda-beda. Jenjang pendidikan itu adalah MTS dan MAS di sebuah yayasan, yaitu Al-fadhilah Kecamatan Kembayan. Sedangkan untuk anak TPA mulai dari usia PAUD, TK, SD dan SMP di Masjid Al-Amanah Kecamatan Kembayan. Jadi, kalau dihitung-hitung dalam satu hari aku harus mendidik 5 jenjang pendidikan. Terkadang aku bingung jika menghadapi siswa-siswa yang bermasalah. Karena tidak mungkin bagiku menegur siswa yang jenjang pendidikannya masih PAUD disamakan dengan yang jenjang pendidikannya SMA. Akhirnya aku punya solusi untuk menegur siswa MA, yaitu dengan mengajak siswa mendiskusikan masalah yang terjadi. Kemudian mencari solusi bersama. Itu aku lakukan karena dulu ketiaka aku duduk di bangku SMA aku paling tidak suka dengan kekerasan dan omelan yang dilontarkan di depan kelas. Karena aku merasa malu yang teramat sangat apabila dilakukan seperti itu. Dan aku yakin mereka juga pasti merasa begitu. Namun, untuk anak MTS jika mereka mulai bermasalah atau terganggu kosentrasinya aku memberikan tugas untuk meringkas. Namun, berbeda halnya dengan anak TPA yang kubina, aku harus radarada garang kepada mereka. Tapi, tetap terbatas. Karena sekarang ‘kan sudah ada undang-undang perlindungan anak. Aku khawatir bisa jadi kriminal, dan akhirnya jadi top news bahkan bisa masuk TV nantinya. Lihat saja di berita-berita, majalah maupun koran. Seringkali kita lihat guru menyiksa muridnya hanya gara-gara masalah sepele. Namanya juga anak-anak, aku juga punya anak, jadi harus mengerti masalah anak. Aku dulu juga pernah menjadi anak-anak. Dari beberapa pengalaman jadi guru, yang sangat berkesan adalah menjadi guru TPA. Walaupun bermacam tingkatan usia siswanya, ternyata aku dan kawan-kawan berhasil mengantar mereka untuk mengikuti Festifal Anak Sholeh se Kabupaten Sanggau tahun 2012 yang lalu. Lebih membanggakan lagi, 2 dari beberapa siswa yang mengikuti lomba mendapatkan juara. Yaitu juara pertama lomba adzan dan juara kedua lomba cerita Islami. Oleh karena itu aku juga mengajak anak-anak TPA untuk selalu mengasah talenta yang mereka miliki, diantaranya adalah belajar membuat karya tulis dalam bentuk cerita. Aku ingin bekerja sama dengan Club Menulis STAIN Pontianak. STAIN Pontianak adalah tempatku belajar dan menimba ilmu dulu selama kurang lebih 4 tahun. Siti Rohani Guru Honorer dan Alumni STAIN Pontianak, tinggal di Kembayan, Sanggau

HO TEL HOTEL

Landak-Sanggau Borneo T Tribune

7

Bupati Minta Dewan Pertanyakan Pajak CPO kepada Pusat Borneo Tribune- Bupati Kabupaten Landak Dr.Drs. Adrianus Asia Sidot,M.Si dan Kepala Dinas Pendapatan Daerah ( Dispemda) meminta kepada DPRD Kabupaten Landak untuk mempertanyakan masalah pajak Crude Palm Oil (CPO) kepada Pemerintah Pusat,

serta meminta Dirjen Pajak untuk mempertanyakan pajak CPO tersebut. Adrianus Asia Sidot memaparkan, wilayah kabupaten Landak adalah merupakan daera yang salah satu daerah penghasil CPO. “ Saat ini kita tidak mendapatkan apa-apa dari

CPO, tentunya dalam hal ini kita harus punya data yang valid untuk mengetahui beberapa jumlah produksi,” Papar Adrianus As saat sidang paripurna tahun anggaran 2013. Bupati Landak mengakui bahwa didapatinya bocoran dari Sekda Landak, Drs.

Ludis,M.Si , bahwa Pajak CPO ini ada 81 triliun. “ Pajak tersebut merupakan pajak yang tak bertuan, artinya, daerah mana yang mau menerima pajak ini, kalau 81 triliun ini bisa kita ambil dan tentunya bisa kita membangun jalan serta jembatan yang ada di

Kabupaten Landak,” katanya. Bupati Landak juga berharap ke depan sinergitas antara Eksekutif dan Legislatif di kabupaten Landak dan ini perlu sangat diperlukan seperti tugastugas yang dipikul bersama. (Yohanes.J/Free)

Polda Kalbar Kunjungi Kabupaten Landak Kunjungan Kapolda Kalbar merupakan kunjungan perdana untuk mengecek dan memantau keadaan serta situasi Kalimantan Barat yang sebentar lagi akan ada pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif. “ Saya mengajak para ang-

Tugas Dwi Aprianto

Borneo Tribune, Ngabang Kapolda Kalbar Brijen Pol.Drs. Tugas Dwi Aprianto,SH tiba Mapolres Landak disambut oleh Bupati Landak Adrianus Asia Sidot, Senin (7/1). Kunjungantugas Dwi Ap-

rianto yang merupakan pertama kalinya di Kabupaten Landak yang juga pertama kalinya berjabat tangan dengan Bupati Landak. Sebab, Tugas Dwi Aprianto, baru beberapa bulan saja menjabat Kapolda Kalbar.

Rokok untuk Pendidikan Anak Oleh: Yusriadi Saya mengingat dialog yang menarik dengan seorang teman dari kampung. Dia datang ke Pontianak pekan lalu, dan kami membicarakan tentang rencana sekolah anaknya. Dia ingin menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah swasta berasrama di Pontianak. Biaya di sekolah tersebut lebih kurang Rp300 ribu per bulan. Biaya itu termasuk biaya SPP dan makan. Setelah tahu biaya yang dibutuhkan per bulan, dia mulai maju mundur. Ada sedikit perasaan galau. Dia agak ragu, dapatkah menyediakan uang sejumlah itu secara rutin? “Pekerjaan saya sebagai petani, penoreh getah begini… mampu atau tidak ya?” Saya mencoba menggali informasi mengenai pendapatannya sebulan. Dia tidak dapat mengkalkulasinya. Maklum, pekerjaan menoreh banyak tergantung pada cuaca. Jika cuaca kurang bagus, alamat diam sajalah di rumah. “Kalau sudah musim penghujan seperti sekarang, lebih banyak tidak bisa menorehnya”. Aduh berat juga! Kalau sudah begitu, orang kampung biasanya mengandalkan kerja harian, di kebun orang lain. Untuk kerja sehari, upah yang diterima bisa Rp75 ribu. “Cukup besar!” ujar saya dalam hati. Bayangkan jika dikalkulasi Rp75 per hari, dikalikan 10 hari, sudah Rp750 ribu. Kalikan 20 hari saja sudah Rp1,5 juta. Tetapi, kata teman saya, kerja seperti itu juga tidak selalu lancar. Tidak selalu ada orang yang membutuhkan jasa tenaga kerja. Hm… malang juga! Tiba-tiba saya teringat rokok teman saya itu. Sebuah rokok bermerek. Harganya, lebih kurang Rp13 ribu per bungkus. “Bang, kalau merokok, satu hari berapa bungkus?”.

“Satu hari, satu bungkus. Kadang juga lebih”. “Kalau begitu… Rp13 ribu kalikan 30 hari… jumlahnya sudah berapa tu?”. “Ya… he..he..” Dia tertawa. Saya tahu dia mengerti apa yang saya maksudkan. “Biasanya, di kampung, saya beli rokok murah, Rp78 ribu saja. Kalau bejalan begini, baru beli rokok ini”. “Tetapi, kalau dihitung, selama 30 hari, Rp7-8 ribu besar juga. Mungkin, kadang-kadang kamu menghisap 2 bungkus sehari”. Saya katakan, apapun jenis rokok, tetap saja pengeluaran untuk membeli lintingan itu lebih dari Rp200 ribu per bulan. Belum lagi beli obat-obat karena sakit akibat menghisap rokok. Walaupun tidak mencapai Rp300, tetapi kurangnya sudah tidak banyak lagi. “Mengapa kalau keluarkan uang untuk rokok tidak pernah pikir-pikir, tetapi kalau uang untuk sekolah anak, mikirnya panjang?” Dia mengatakan, penyebabnya karena kalau membeli rokok, uang yang dikeluarkan sedikit. Hanya 7-8 ribu dan belasan ribu saja. Jadi tidak terasa banyak. Sedangkan untuk biaya sekolah anak, uang yang dikeluarkan sekaligus, hingga rasanya menjadi berat. Saya memaklumi penjelasannya. Memang, mengeluarkan uang sedikit, sekalipun sering, tidak akan terasa. Karena itulah orangorang sering kali menganggap biaya untuk rokok itu kecil saja. Mereka baru sadar biayanya besar kalau sudah membuat kalkulasi, dan membandingkannya dengan pengeluaran lainnya. “Jadi kalau begitu, kalau sayang pada masa depan anak dan masa depan kamu sendiri, sebaiknya, pikir-pikirlah untuk berhenti merokok. Simpan uang rokok itu untuk pendidikan anak,” saya menasehatinya. Semoga manjur. Ujung Jalan, 6/1/2013

gota Polisi untuk bersamasama dengan masyarakat untuk selalu menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan masyarakat kabupaten Landak,” papar Brijen Pol.Drs. Tugas Dwi Aprianto,SH. Pada kesempatan itu dia mengingatkan soal atten-

sinya . “ Ada 9 Kasus yang menonjol yang harus diitindak oleh Kapolres, salah satunya masalah Penambang Emas Tampa Izin (PETI) dan Bahan Bakar Minyak (BBM),” ujar Tugas Dwi Aprianto. (Yohanes.J/Free)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.