kelas12_program-bahasa-aktif-dan-kreatif-berbahasa-indonesia_adi

Page 182

A

Menemukan Nilai-Nilai Gurindam Dua Belas

Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat melisankan gurindam Dua Belas dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai dengan isi gurindam, menjelaskan diksi gurindam dihubungkan dengan konteks, menyimpulkan isi gurindam, serta menjelaskan bentuk gurindam sebagai karya sastra yang khas pada masa itu.

Pernahkah Anda melisankan sebuah gurindam? Pada dasarnya, melisankan gurindam ini sama dengan membaca puisi. Tetapi ada beberapa kekhasan yang dimiliki gurindam dibandingkan puisi. Salah satu bentuk karya sastra lama yang akan dipelajari kali ini adalah gurindam. Gurindam termasuk puisi lama yang terdiri atas dua baris dalam satu bait. Kalimat baris pertama menyatakan perbuatan dan kalimat baris kedua menyatakan akibat yang timbul dari perbuatan itu. Perhatikanlah contoh gurindam berikut. Kurang pikir kurang siasat, tentu dirimu kelak tersesat. Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat. Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuknya dusta. Apabila banyak gelak tertawa, itulah tanda hampirkan duka Dilihat dari bentuknya, gurindam hampir sama dengan pantun kilat (karmina). Bedanya, karmina terdiri atas sampiran dan isi, sedangkan gurindam tidak memiliki sampiran dan merupakan sebuah kalimat yang memiliki hubungan sebab akibat. Perhatikan teks berikut. Kurang pikir kurang siasat, tentu dirimu kelak tersesat. Berdasarkan contoh tersebut, kita dapat menyimpulkan ciri-ciri gurindam, yakni sebagai berikut. 1. Gurindam terdiri atas dua baris/larik dalam satu bait. 2. Rima akhirnya berpola a-a. 3. Sempurna dengan dua baris saja. 4. Baris pertama merupakan sebab (syarat/perbuatan) dan baris kedua merupakan akibat. 5. Gurindam selalu mengandung nasihat. Agar lebih memahami isi gurindam, Anda dapat melisankannya, seperti halnya berbalas pantun. Dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat, Anda dapat melisankan gurindam itu dengan baik. Untuk melisankan sebuah gurindam dengan baik, ada baiknya kita memperhatikan aspek lafal, intonasi, dan ekspresi. Lafal merupakan cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa dalam mengucapkan bunyi bahasa. Menguasai aspek lafal ini, kita dituntut jelas dan lugas setiap mengucapkan bunyi-bunyi bahasa. Nilai-Nilai Karya Sastra

169


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.