kelas07_ips_waluyo-suwardi-agung-tri

Page 59

b. Tahap Perkembangan Kepribadian Perkembangan kepribadian terus berlangsung dalam diri seseorang, lahir sampai dewasa. Perkembangan kepribadian seseorang dapat berlangsung melalui beberapa tahap atau fase. 1) Tahap Pertama Pada tahap ini anak belajar bersikap yang akan menjadi sikap permanen di kemudian hari, seperti belajar memanggil ibu kepada ibunya dan ayah kepada ayahnya atau menggunakan tangan kanan dalam melakukan sesuatu, dan berkata-kata baik. Pada tahap ini lingkungan keluarga mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian. 2) Tahap Kedua Tahap kedua terjadi pada anak yang beranjak dewasa. Setelah anak dewasa, lingkungan pergaulannya pun bertambah luas. Anak akan memasuki lingkungan sosial yang baru. Melalui lingkungan ini anak mulai mengenal tetangga, teman sekelas, bapak/ibu guru, dan teman-teman sebaya. Lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak. Pada tahap ini anak mulai merasakan dorongan-dorongan, naluri, getaran hati, perangai, bakat, dan inteligensi.

Foto: Doly Eny Khalifah

Gambar 2.13 Setelah dewasa, anak akan belajar bergaul di lingkungan sekitar.

3) Tahap Ketiga Pada tahap ketiga seseorang sudah mempunyai kedewasaan dalam bersikap. Pada fase ini perilaku-perilaku seseorang sudah semakin stabil. Hal ini dapat kita lihat pada diri ayah, ibu, nenek, kakek, paman, dan bibi. Proses perkembangan kepribadian seseorang berlangsung terusmenerus. Proses ini terjadi seiring dengan berlangsungnya sosialisasi dalam diri orang tersebut. Hal ini karena nilai dan norma yang diterima melalui proses sosialisasi mendorong individu untuk menyesuaikan diri dan mematuhinya sehingga membentuk kepribadian seseorang. c.

52

Sosialisasi sebagai Pembentuk Kepribadian Kepribadian seseorang dapat dilihat melalui lingkungan sosialisasinya. Misalnya seorang anak yang bertempat tinggal dekat dengan pangkalan ojek. Setiap hari ia selalu bertemu dan bersosialisasi dengan tukang ojek. Setiap kali dia lewat, ia melihat para tukang ojek berkumpul dan berjudi. Lambat laun ia pun akan melakukannya. Menurutnya, berjudi merupakan hal yang biasa. Berbeda dengan anak yang selalu bergaul dengan buku-buku bacaan. Anak tersebut cenderung menjadi anak yang tertutup dan kurang bergaul. Hal ini karena kurangnya interaksi dengan orang lain. Berdasarkan kasus-kasus di atas dapat dilihat bahwa sosialisasi mampu membentuk kepribadian seseorang. Melalui proses sosialisasi, individu memperoleh nilai dan norma yang akan menjadi pedoman untuk bertingkah laku sehingga terbentuklah kepribadian seseorang. Dengan kata lain, proses pembentukan kepribadian dimulai dari proses sosialisasi baik di lingkungan keluarga, lingkungan teman sepermainan, lingkungan sosial, lingkungan kerja, maupun lingkungan masyarakat luas. Agar lebih jelas dapat dilihat pada bagan berikut.

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.