78
SENGKETA TIADA PUTUS
mereka terhadap moralitas Padri. Di mata Belanda, neo-Wahabi serupa dengan kripto-Kalvinis∗. Kaum Padri tinggal dalam kampung-kampung bertembok terdiri dari rumah-rumah tinggal berisi keluarga inti. Pakaian mereka sederhana, orang laki-laki Padri tampaknya pekerja keras, dan orang perempuan Padri hampir tidak pernah berada di luar rumah, bekerja keras seperti kaum perempuan tradisionalis.39 Ini adalah keutamaankeutamaan Belanda abad ke-19. Negara Belanda baru saja mengambil-alih kontrol atas Hindia dari Kompeni Hindia Timur Belanda (VOC). Orang-orang pemerintah seperti Nahuijs diserahi mandat membersihkan koloni itu dari pengaruh leha-leha dan ketidakpedulian moral orang-orang Kompeni.40 Lebih penting lagi di Sumatra bagian barat, dewan kepala garis keturunan lelaki (datuk dan panghulu) yang memerintah setiap nagari terbukti terlalu tidak seragam dan terlalu demokratik untuk kepen tingan Belanda. Selama 1820-an, Belanda terus membagi-bagi Minangkabau ke dalam unit-unit administratif yang bisa diurus. Dewan nagari diciutkan menjadi acara seremonial karena Belanda menunjuk satu orang saja, kepala nagari, untuk mewakili politas tradisional ini. Orang-orang ini, pada gilirannya, tunduk kepada ∗
Crypto-Calvinist berarti Kalvinis tersembunyi. Orang Belanda waktu itu pada umumnya beragama Kristen denominasi Kalvinis, yang sangat menekankan kesalehan dalam hidup sehari-hari. Itulah sebabnya mereka memandang penekanan Padri terhadap moralitas yang ketat itu serupa dengan ajaran gereja mereka sendiri—Penerj.
39 Lihat deskripsi kampung Dalu-Dalu dalam H. J. J. L. Ridder de Stuers, De Vestiging en Uitbreiding der Netherlanders ter Westkust van Sumatra, vol. 2 (Amsterdam: P. N. van Kampen, 1850), 130-133. Mengenai peran perempuan dalam kehidupan ekonomi pra-Padri, lihat esai spekulatif oleh Barbara Watson Andaya, “Women and Economic Change: The Pepper Trade in Pre-Modern Southeast Asia”, Journal of the Economic and Social History of the Orient 38, no. 2 (1995). 40 Mengenai reaksi Belanda dan Britania terhadap gaya hidup mestizo VOC, lihat Jean Gelman Gaylor, The Social World of Batavia (Madison: University of Wisconsin Press, 1983).
ISI Sengketa new.indd 78
22/09/2010 23:03:37