Edisi 25 Agustus 2009 | Suluh Indonesia

Page 5

pini

Suluh Indonesia, Selasa 25 Agustus 2009

F OKUS Ramadhan Bulan Berlatih Zuhud I setiap Ramadhan, kita diberi ruang untuk berlatih zuhud. Mencoba hidup sedekat mungkin dengan pola hidup Rasulullah dan para sahabatnya. Sang guru pun berkisah tentang heroisme spiritual Abu Dzar Al Ghifar, yang memandang begitu mewahnya perguliran waktu, detik demi detik, untuk dilewatkan memuja keagungannya, zikir di sela antara perintah ibadah wajib, tafakur di hening malam. Abu Dzar ini tak hanya berlapar-lapar di bulan suci. Baginya, sepanjang tahun seolah Ramadhan yang dijalani dengan irama zuhudiyah. Dengan begitu, dia berikhtiar untuk menyongsong ajalnya dalam ruhaniah sesuci mungkin. Kerinduan Muslim untuk berempati pada asketisme di era sahabat Nabi itu, bisa diekspresikan di bulan suci ini.Yang paling gampang memang puasa jasmaniahnya. Melawan hawa nafsu makan, minum, merokok. Tantangannya adalah apakah kita juga mampu berlatih puasa di tingkat pikiran dan ruhaniah. Melawan nafsu berprasangka negatif, nafsu merasa diri suci, dan nafsu pamer. Mengutip pendapat sufi Al Qusyairi, puasa ruhaniah untuk melawan hawa nafsu suka pamer, dengki dan mementingkan diri sendiri hanya bisa dijalani dengan hasil yang mengagumkan ketika semua itu dijalani tanpa menunggu datangnya Ramadhan. Bagi kebanyakan di antara kita, Ramadhan memang paling afdol untuk memulai ikhtiar puasa yang ‘kaffah’, jasmaniah-ruhaniah. Sulitnya puasa secara total diakui oleh semua orang. Di masa Rasulullah hidup, Muslim mendapat berkah luar biasa berupa komunitas yang kondusif untuk bertakwa secara ‘kaffah’, lahir batin, karena saat itulah era keemasan masyarakat Muslim berbangun. Kini situasinya berbeda. Kalau sekarang ada Muslim yang merindukan zaman Rasulullah, itu wajar. kita sendiri selalu tergetar setiap mendengar suara Bimbo yang mendasarkan pada syair Taufiq Ismail, yang berkisah tentang kerinduang penyair pada Rasulullah.” Bulan suci harus dimaknai sebagai momen reflektif sekaligus waktu untuk mempraktikkan kesalehan Nabi dan para sahabatnya. Untuk itu, kita harus berjuang keras agar setiap berbuka tidak digunakan untuk melampiaskan nafsu makan yang terkekang sepanjang pagi siang sore. Pendapat lain menerangkan Ramadhan sebagai momen indah bersama keluarga. Kita sudah terbiasa menjalankan keberagamaan di bulan suci ini secara rekreatif, dalam arti, kita tak mengharamkan anak istri mengonsumsi multivitamin demi kebugaran saat puasa. Ketika berbuka, dianjurkan juga keluarga memasak menu yang sedikit lebih istimewa dari biasanya. Hitung-hitung untuk insentif anak-anak agar mencintai Ramadhan. Tak ada yang salah dengan memberikan sedikit kemewahan bagi keluarga saat berbuka setelah seharian berlapar dan haus. Ramadhan bisa kita ibaratkan seperti riak kehidupan di mana setelah duka tibalah suka. Meskipun memandang Ramadhan dari perspektif berbeda, banyak yang berpendapat bahwa Ramadhan itu mempunyai nilai etis dalam hidup ini. Keduanya percaya bahwa mencegah atau menahan naluriah hewani untuk menyantap makanan lezat dan mereguk minuman segar di siang yang terik pasti memuat kebajikan ruhaniah. Dalam bahasa sufisme, berpuasa itu adalah anak kandung zuhud. Sebelum seseorang sanggup melakukan puasa yang menyeluruh, jasmaniah dan ruhaniah, menahan lapar dan haus adalah ujian awalnya. Puasa bukan hanya kewajiban Muslim. Agama monoteisme jauh sebelum Muhammad lahir juga memasukkan puasa sebagai bagian rutus mereka. ***

D

S URAT ANDA Sampaikan saran, kritik dan keluhan mengenai kebijakan Pemerintah, fasilitas umum atau lainnya ke: PO BOX 6233 JKBKG, Jakarta 11062, redaksi: Jl Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan, Jakarta Pusat. Fax: 53670771 atau e-mail: info@bisnis-jakarta.com. Lampirkan foto copy KTP/ SIM/Paspor yang masih berlaku dan cantumkan nomor telepon yang bisa dikonfirmasi.

Kejahatan Angkutan Masih Marak KEJAHATAN di masa puasa seperti ini tidak tembah sepi tetapi justru ramai. Menjelang lebaran biasanya tren itu makin meningkat. Seolah uang untuk lebaran menjadi pembenaran sebuah tindakan kejahatan. Berharap dikasihani dan bisa dimaklumi. Kita harus tegas bahwa dengan alasan apapun tindak kejahatan mesti ditindak. Pengalaman saya, bus PPD 52 jurusan Senen-Pulo Gadung sangat rawan. Beberapa kali saya melihat pencopet yang pura-pura menjadi penumpang dengan naik bergerombol. Bahkan teman satu penumpang saya pernah juga dicopet di bis ini beberapa waktu lalu. Modusnya masih yang lama, memepet orang yang buru-buru turun, kebetulan saya waktu itu akan turun di segita Senen (atrium).

Saya juga sering membaca di koran bahwa aksi kejahatan di angutan umum tidak pernah sepi. Termasuk juga taksi. Saya berharap ada pihak aparat yang sering memantau bus-bus umum secara acak dengan pakaian preman kalau perlu. Karena saya yakin pasti akan ada penjahat yang bisa diringkus. Dalam masa-masa seperti ini, warga butuh ketenangan. Apalagi, saat ini tekanan harga-harga juga makin tinggi. Kalau tidak diantisipasi warga yang tak mampu membeli kebutuhan hidupnya akan mengambil jalan pintas dan nekat dengan mencopet, merampok atau kejahatan lainnya. Harus ada tindakan cepat melindungi warga. Guntur Widya Cempaka Sari, Jakpus

S UARA ANDA KOLOM ini khusus untuk pembaca yang ingin menyampaikan, kritik, saran dan komentar singkat mengenai berbagai persoalan pada para pejabat Pemerintahan, mulai dari Lurah, Camat hingga Presiden. Kirim pesan singkat Anda secara padat dan jelas, tanpa menyinggung perasaan orang lain. Setiap pesan akan diedit. Cara pengiriman SMS dengan format: BJ <spasi> pesan, lalu kirim ke 3499. (biaya Rp2000/SMS). Contoh : BJ Jakarta harus cari gubernur yang mampu menanggulangi banjir.

Bang D

el

RI Protes iklan tari Pendet

5

Giliran Tari Pendet Dicaplok Malaysia SETE AH reog ponorogo, keris, batik corak Indonesia dan lagu daerah “Rasa Sayange”, kini giliran Tari Pendet warisan leluhur orang Bali yang dicaplok negeri jiran itu. Tari Pendet ditayangkan bertubitubi dalam siaran iklan “Visit Malaysia Year” pada sejumlah stasiun televisi di dalam dan luar negeri. Tindakan Malaysia yang dinilai telah “mencuri” warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia itu tidak urung mengundang berbagai protes baik dari kalangan sivitas akademika, politisi, maupun para seniman di Pulau Dewata. Kelompok seminan Bali mendesak pemerintah untuk dapat memperjuangkan dan mempertahankan Tari Pendet sebagai salah satu warisan dan kekayaan milik bangsa Indonesia. “Kami harapkan Pemerintah Indonesia dapat mempertahankan Tari Pendet setelah jenis kesenian yang warisan nenek moyang masyarakat Bali itu diklaim milik Malaysia,” kata Ida Ayu Agung Mas, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD-RI), ketika dihubungi ANTARA di Denpasar, Senin. Ia menyebutkan, pihaknya akan secepatnya menyampaikan aspirasi para seniman Bali itu kepada pemerintah untuk dapat ditindaklanjuti, sehingga bangsa ini tidak lagi kehilangan harta kekayaan yang tidak ternilai harganya. Tidak hanya Tari Pendek, lukisan atau corak batik, beberapa karya cipta lagu rakyat dan tari dari daerah lain di Tanah Air, juga sempat diklaim milik Malaysia. “Ini sudah sangat keterlaluan,” ucapnya. Malaysia lewat siaran iklan “Visit Malaysia Year” terkesan mengklaim Tari Pendet atau tari selamat datang yang biasa disuguhkan masyarakat Bali kepada para tamu penting yang datang ke Pulau Dewata. Tari Pendet yang dibawakan wanita berbusana adat Bali ditayangkan berkali-kali dalam iklan yang dimaksudkan untuk mengeruk kunjungan wisatawan mancanegara itu. Gurubesar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof Wayan Dibia MA menyatakan, berdasarkan pengamatan pihaknya, penari yang ditayangkan dalam iklan tersebut adalah orang Bali. “Dua penari yang tampil merupakan alumnus ISI Denpasar yang bernama Lusia dan Wiwik. Sementara pengambilan gambarnya dilakukan Bali Record sekitar dua hingga tiga tahun lalu,” ujar Prof Dibia,

Oleh : Yanes Setat menandaskan. Melihat itu, kepada pemerintah ia menyerukan protesnya agar dapat mempertahankan produk kesenian yang ada untuk kembali didata dan didaftarkan sehingga tidak mudah diklaim oleh negara lain. “Tari Pendet merupakan bagian dari warisan budaya kita, yang mana dalam tarian tersebut menampilkan nilai-nilai seni dan simbol-simbol budaya yang hanya dimiliki oleh tradisi budaya HinduBali,” katanya. Ia mengharapkan pemerintah secepatnya dapat meluruskan sekaligus mendaftarkan bahwa Tari Pendet betul-betul milik dan warisan nenek moyang masyarakat Indonrsia, dalam hal ini Bali. Dengan demikian, tari yang sesungguhnya sangat “dimanja-

kan” orang Bali itu tidak jatuh ke tangan orang lain yang berniat mencurinya, kata Prof Dibia menandaskan. Sementara sejumlah warga dan seniman mempertanyakan, dari mana asal-usul Malaysia bisa mengatakan Tari Pendek itu milik budayanya. Dalam suatu penayangan di jaringan televisi, seorang budayawan Malaysia menyatakan, sebagai satu kesatuan rumpun budaya Melayu, maka hasil produk budaya di negara tetangga pasti tidak terlepas dari pengaruh budaya Melayu yang berinduk di jazirah Malaka. Semata-mata atas dasar rasionalitas seperti itu, tampaknya Malaysia merasa boleh mengklaim dan mengaku memiliki sah atas kekayaan budaya bangsa di lingkungan ASEAN, dan Indone-

sia telah berkali-kali mengalami sikap tidak bersahabat dari negeri tetangga tersebut. IG Ayu Raka (80), wanita penari gaek asal Ubud, Kabupaten Gianyar, mengatakan, pihaknya tidak yakin kalau Tari Pendet terlahir atas perngaruh budaya Melayu. “Melayu, ya tetap Melayu, tidak ada kaitan dengan asal-usul lahirnya Tari Pendet,” ucap penari sepuh yang sejak usai remaja telah aktif membina taria-tarian di daerahnya. Menurut dia, tidak mudah bagi suatu bangsa lain untuk dapat mengusai Tari Pendet yang di dalamnya mengandung “mantramantra” tertentu hingga begitu indah dan syahdu tampak sebagai tari ucapan selamat datang. Sekarang, lanjut dia, jika Malaysia mengakui tarian tersebut sebagai milik bangsanya, tidak pernah akan bisa berjalan mulus. “Orang lain tidak pernah akan mendapatkan roh dari tari yang legendaris itu,” katanya sambil menerawang jauh. Senada dengan Raka, I Nyoman Gunarsa, maestro seni rupa yang gigih memperjuangkan tegaknya undang-undang hak cipta, mengatakan sudah saatnya bangsa ini terus memperjuangkan kekayaan budaya miliknya untuk tidak begitu saja dicaplok bangsa lain. “Perjuangan harus dilakukan secara menyeluruh, baik sejak pendataan atau inventarisasi maupun melalui langkah pendaftaran dari institusi yang mengurus masalah tersebut,” katanya. Dengan demikian, lanjut dia, aneka kekayaan seni dan budaya yang pernah tumbuh dan berkembang pada gilirannya tidak begitu saja mudah digaet bangsa lain. “Pemerintah kita harus dapat mempertahankan produk seni budaya yang ada untuk didata dan didaftarkan kepada lembaga internasional yang mengurusi hak kekayaan budaya satu bangsa. Ini agar kekayaan kita tidak diklaim, diambil oleh negara tetangga lagi,” kata Prof Dibia, menambahkan. Sama seperti saat reog ponorogo diklaim milik Malaysia, ketika Tari Pendet dicoba untuk diraup pun tidak sedikit pendapat aksi protes warga yang pada pokoknya meminta pemerintah mampu mecarikan jalan terbaik untuk menyelamatkan warisan leluhur bangsa. ***

Suluh Indonesia Mengundang Anda menulis dalam kolom ini. Caranya: Kirim Tulisan Anda ke alamat Gedung Pers Pancasila Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat atau Kirim ke E-mail: info@bisnis-jakarta.com. Panjang Tulisan Maksimal 7.000 karakter. Tulisan akan dimuat juga secara sinergis dengan Kelompok Media Bali Post.

DEBAT P EMBACA

Susun Kabinet dengan Formula Dua Pro HARI-HARI terakhir ini, Presiden SBY mengaku akan berkonsentrasi menyusun kabinet 2009-2014. Sudah pasti banyak masukan ke telinga SBY. Tetapi, tak semua masukan akan dipertimbangkan. Mungkin banyak kertas masukan yang dibuang ke sampah. SBY memiliki otoritas penuh untuk menetapkan siapa anggota kabinetnya. Sebagai presiden ia memiliki hak prerogative. Hak ini tak boleh diganggu gugat. Kendati ia punya hak, SBY tetap tak bisa single fighter menyusun anggota kabinet. Seperti diakui, keberhasilannya mengalahkan Mega dan JK, berkat koalisi yang dibangunnya. Koalisi terdiri atas banyak partai. SBY tak bisa meninggalkan kontribusi banyak partai itu. Akibatnya, jatah kursi kabinet pun akan dibagi-bagi. Sokongan partai besar akan mendapatkan jumlah kursi yang lebih banyak. Sebaliknya sokongan partai yang kecil akan mendapatkan jumlah kursi yang sedikit. Itulah logika sederhananya.

Tetapi Indonesia memang tidak cuma dihuni oleh partaipartai. Banyak atribusi kelompok budaya, agama, komunitaskomunitas, organisasi massa, organisasi keagamaan, dan elemen-elemen lain yang juga berkontribusi. Itu artinya, SBY juga akan melihat kontribusikontribusi ini. Indonesia juga bukan hanya Jawa tetapi juga ada Sumatera, Papua dan Aceh. Indonesia juga bukan hanya Batak dan Sunda, tetapi ada Dayak, Badui, Jawa, Bali, dan sebagainya. SBY paling tidak juga perlu bercermin pada elemen-elemen ini. Jika diurutkan beragam elemen tentu deretannya akan semakin panjang. Misalnya Indonesia tidak hanya dihuni oleh militer,tetapi juga ada polisi, pedagang, guru, pengusaha, wartawan, dokter, dan lainnya. Apakah semua elemen itu perlu mendapat apresiasi dengan melibatkannya dalam kabinet? Tentu saja tidak harus semuanya. Tetapi, SBY memang perlu bercermin pada elemen-

elemen ini sebagai bagian keindonesiaan. SBY tidak bisa melulu menjadikan egonya sebagai pembisik nomor wahid yang harus diikuti. Bisa saja satu kursi kabinet mewakili lima elemen, misalnya menteri A berasal dari daerah B, berprofesi sebagai C, dari partai D, dan aktif beragama E dan dari organisasi keagamaan atau kemasyarakatan F. Mengapa hal ini penting? Mengakomodasi berbagai kepentingan memang sebaiknya dilakukan. Tetapi, bukan berarti kabinet nanti akan menjadi kabinet pelangi yang semuanya dilakukan dengan kompromi. SBY bisa mengambil dari kaum profesional atau akademisi dengan mempertimbangkan halhal di atas. Keindonesiaan menjadi sangat penting diwujudkan dalam kabinet mendatang, sehingga kabinet menjadi cermin bagaimana kepentingan Indonesia dikelola dan diorganisasi. Dari keseluruhan elemen, serangan dan tekanan paling kuat biasanya berasal dari par-

tai. Parpol sering menekan SBY agar memberi jatah kursi kabinet sekian persen dari total jumlah kursi. Tekanan ini akan selalu ada setiap presiden terpilih akan menyusun kabinet baru. SBY memang tidak perlu kerepotan dengan tekanan itu dan juga tidak perlu resisten. Tekanan itu menjadi hal yang wajar karena parpol penekan telah memberikan kontribusi yang tak sedikit. Yang perlu dilakukan SBY adalah meminimalisasi jumlah tekanan dan kadar tekanannya. Selanjutnya, penyusunan kabinet bisa dilakukan menurut asas proporsionalitas dan profesionalitas. Dengan berpegang pada dua ”pro” tadi, SBY bisa menyusun kabinet dengan baik tanpa menciderai semua stakeholder yang mencerminkan keindonesiaan di negeri ini. SBY memang harus mengakomodasi tetapi tetap dengan dua asas ”pro” tersebut. Ahmad Bahtiar KEbon Jeruk, Jakarta

Suluh Indonesia menerima tulisan Anda untuk dimuat di rubrik Debat Pembaca di halaman ini. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter. Tulisan akan diedit. Sertai dengan foto terbaru anda. Kirim ke E-mail: info@bisnis-jakarta.com.

Tunggu apa lagi...

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana, Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Suluh Indonesia membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.