Edisi 10 Mei 2010 | Balipost.com

Page 4

KABUPATEN

4 SOSOK

Investor Kuasai Pantai

Kuota Kelas Dibatasi MEMASUKI masa penerimaan siswa baru di tingkat sekolah menengah, selalu muncul sejumlah permasalahan. Menilik pengalaman dua tahun lalu di mana jumlah calon siswa di sejumlah SMA negeri membludak dan overload. Dinas Dikporabudpar Jembrana berupaya melakukan langkah antisipasi. Salah satunya adalah BP/sur dengan membatasi jumlah siswa dalam satu kelas baik itu SMP maupun SMA. Kepala Dinas Dikporabudpar Jembrana A.A. Putrayasa mengatakan, pembatasan itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan siswa. ‘’Para orang tua tidak harus memaksakan anaknya masuk negeri, banyak siswa SMA swasta di Jembrana bisa diterima di Unud lewat PMDK,’’ ujarnya. Di samping itu, di sekolah swasta di Jembrana para siswa juga mendapatkan hak yang sama dengan negeri yakni diberikan pembebasan biaya SPP. Pihaknya me-warning sekolah negeri agar meningkatkan kualitas sehingga tidak disalip sekolah swasta. ‘’Satu kelas kita batasi maksimal 35 siswa. Untuk kelas SSBI hanya 32. Itu untuk antisipasi agar sekolah negeri tidak membludak,’’ tandas Putrayasa. Termasuk di antaranya SMA 1 Mendoyo yang dulu siswanya hingga belajar di aboratorium, kini sudah dibangunkan ruang kelas tambahan. (sur)

LINTAS

DEWATA

Harga Keperluan Hari Raya Melonjak KARANGASEM - Harga berbagai keperluan hari raya Galungan, sejak dua hari lalu melonjak di sejumlah pasar tradisional di Karangasem. Harga janur, kata seorang ibu rumah tangga Made Marniati, Minggu (9/5) kemarin di pasar Amlapura Timur, janur dalam sekejap ludes diserbu pembeli. Harga janur pun melambung, yakni 200 lembar berkisar Rp 25 ribu, sementara sebelumnya di luar menjelang hari raya hanya berkisar Rp 15 ribu per 200 lembar. Demikian juga harga buah-buahan seperti salak, pisang, apel dan buah lainnya, hanya buah sawo yang masih stabil yakni Rp 4 ribu per kg. Sementara pedagang berbagai keperluan hari raya Galungan, termasuk bahan penjor seperti bambu, janur atau ambu (janur enau), sanggah cucuk dan sejenisnya marak di beberapa jalur jalan raya di Amlapura. (bud)

Tewas Ditabrak Motor TABANAN - I Wayan Sukaja, kakek berumur 68 tahun asal Dusun Sinjuana Desa Beraban, Kediri, tewas setelah motornya ditabrak sepeda motor lain dari belakang, Sabtu (8/5) lalu. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 wita, Sukaja mengendarai sepeda motor Honda Vario nopol DK 4106 HT dari arah Tanah Lot menuju Kediri. Sampai di TKP, korban Sukaja akan mengubah haluan ke kanan. Ia memberi tanda akan berbelok ke kanan sambil menoleh ke belakang. Tiba-tiba, dari arah belakangnya, meluncur sebuah sepeda motor Yamaha Mio nopol DK 2460 HH yang dikendarai Wayan Parnawa (23), asal Banjar Pasti, Desa Pandak. Parnawa menabrak dari belakang bagian motor Sukaja. Kedua kendaraan langsung jatuh berikut pengendaranya. (kmb14)

Saputra, Korban Tabrak Lari JEMBRANA - Tabrakan juga terjadi di Jembrana. Pelajar menjadi korban kecelakaan di Jalan Umum Jurusan Denpasar-Gilimanuk km 114-115 Desa Melaya, Sabtu (8/5) sore lalu. Ngurah Adi Saputra (17) yang mengendarai sepeda motor Yamaha DK 4282 ZB tabrakan dengan truk G 1631 F. Pengemudi truk hingga kini masih dicari polisi. Pasalnya, usai terjadi tabrakan, sopir truk tersebut melarikan diri. Kecelakaan bermula ketika sepeda motor melaju dari arah timur ke barat. Kasat Lantas Polres Jembrana AKP Nyoman Nuryana didampingi Kanit Laka Iptu Made Suwandra seizin Kapolres Jembrana ketika diminta konfirmasi Minggu (9/5) kemarin membenarkan kejadian tersebut. (sur)

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Karangasem

Mengucapkan: Selamat Hari Raya Galungan Rabu (12 Mei 2010)

Hari Raya Kuningan Sabtu (22 Mei 2010)

Semoga selalu sejahtera! Ketua I Gede Dana, S.Pd. M.Si. Wakil Ketua I Nyoman Celos, S.E.

Senin Pon, 10 Mei 2010

Wakil Ketua I Nyoman Karya Kartika HB.551380-rpa

Nelayan di Gerokgak Tersingkir Singaraja (Bali Post) Pembangunan vila di pesisir pantai di Buleleng bukan hanya terjadi di wilayah Kecamatan Banjar, Kecamatan Seririt, dan Kubutambahan. Wilayah pesisir di Kecamatan Gerokgak pun kini sudah gencar dimasuki investor untuk membangun vila. Akibatnya, sejumlah kelompok nelayan di daerah setempat tersingkir karena sebagian besar pantai sudah dipenuhi proyek. Sejumlah nelayan di wilayah pesisir Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Minggu (9/5) kemarin, mengatakan mereka kini kehilangan pantai untuk menunjang usaha mereka. Sebelum dikuasai investor pantai di daerah itu biasa digunakan sebagai tempat menambatkan perahu sekaligus melakukan kegiatan bongkar ikan. ‘’Setelah pantai dibanguni vila, nelayan tak punya tempat lagi untuk berlabuh,’’ kata seorang nelayan. Menurut para nelayan, pada saat membangun vila, investor selalu berjanji tidak akan mengambil lahan yang biasa dipakai nelayan untuk melabuhkan perahu. Namun setelah vila dibangun, kenyataannya nelayan tak punya tempat kosong untuk melakukan kegiatan karena hampir semua pantai menjadi bagian dari vila. Untuk itu mereka meminta pemerintah melakukan pengawasan terhadap investor agar tidak sampai menghilangkan pekerjaan warga lokal. Selain vila, pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Celukan Bawang juga berpengaruh terhadap nasib nelayan di daerah itu. Kelompok Nelayan Segara Madu di Dusun Pungukan Desa Celukan Bawang kini kehilangan lokasi untuk menambatkan perahu mereka. Ini terjadi karena pantai tersebut sudah menjadi bagian dari proyek PLTU. Selain itu, nelayan di Celukan Bawang ini juga kesulitan untuk mengangkut hasil tangkapan mereka. Pasalnya akses jalan dari lokasi perkampungan mereka juga turut dikuasai investor tanpa memikirkan nasib para nelayan. Situasi ini memaksa nelayan harus mencari jalan lain agar hasil tangkapan bisa diangkut untuk dipasarkan kepada konsumen. Ingkar Janji Menurut nelayan, saat investor masuk ke Celukan Bawang melalui aparat desa setempat mamang ada janji untuk mengganti lahan jalan yang diambil alih itu. Rencananya lokasi jalan itu akan memanfaatkan tanah yang menjadi aset di desa setempat. Namun demikian, janji

itu tidak kunjung ditepati dan terbukti nelayan sampai saat ini tidak memiliki lokasi jalan menuju ke perkempungan mereka. Anggota DPRD Buleleng dari daerah pemilihan Gerokgak, Mulyadi Putra, Minggu kemarin membenarkan adanya keluhan para nelayan di daerahnya itu. Saat ia melakukan reses keluhan nelayan itu juga disampaikan kepada dirinya. Untuk itu, Mulyadi berharap agar pemerintah daerah sebagai pemberi izin kepada investor melakukan pengawasan lanjutan agar masyarakat lokal tidak dirugikan. Paling tidak pemerintah mengatur dengan baik lahanlahan yang bisa dikuasi investor. Apabila lokasi yang biasa dimanfaatkan oleh nelayan diberikan kepada investor, pemerintah seharusnya memberikan alternatif jangan sampai nelayan menjadi korban. ‘’Saya kira penataan investasi di Gerokgak perlu dilakukan dengan baik agar jangan sampai makin banyak nelayan kecil menjadi korban,’’ katanya. (kmb15)

Bali Post/dok

TERSINGKIR - Sejumlah kelompok nelayan di pesisir pantai di Kecamatan Gerokgak tersingkir karena sebagian besar pantai sudah dipenuhi vila.

Penjor Galungan

’’Swadharma’’ Seni Umat dalam Mewujudkan Rasa Bakti Tiap perayaan hari raya Galungan dan Kuningan di Bali, umat Hindu akan memasang penjor di depan rumahnya masing-masing. Penjor menjadi ciri khas perayaan Galungan dan Kuningan di Bali. Bentuk dari penjor pun beragam. Mulai yang paling sederhana hingga penjor yang sampai menelan biaya ratusan ribu. Apa sejatinya makna penjor?

MINGGU (9/5) kemarin, dari pantauan di beberapa kawasan yang menjual perlengkapan penjor, tampak antusiasisme masyarakat sangat tinggi untuk membeli perlengkapan penjor. Seperti halnya di kawasan Bona, Blahbatuh, Gianyar, hampir semua pedagang di pinggir jalan itu menyajikan barang-barang perlengkapan penjor yang terbuat dari daun ental (lontar). Perlengkapan penjor ini pun beraneka ragam. Mulai dari ukuran yang kecil hingga ukuran besar. Pola pikir pragmatis masyarakat saat ini dalam membuat penjor, menjadi berkah bagi para pedagang perlengkapan penjor. Untuk mendapatkan satu set padi yang dipakai hiasan di penjor ini harganya mencapai Rp 45 ribu, gantung-gantungan penjor mencapai Rp 50 ribu - Rp 60 ribu, serta sejumlah variasi lainnya yang menambah kesan seni pada penjor rata-rata harganya mencapai Rp 60 ribu

hingga Rp 70 ribu. ‘’Harga ini lebih mahal dibandingkan dengan hari-hari biasanya,’’ ujar Dewa, salah satu pembeli di kawasan Bona. Rupanya kian dekat hari Galungan, sejumlah barangbarang untuk perlengkapan penjor mulai melonjak. Selain hiasan penjor dari daun lontar ini, harga bambu penjor dan daun ambu (daun enau muda) juga mengalami lonjakan harga. Untuk satu batang bambu penjor harganya bisa mencapai Rp 50 ribu lebih. Demikian pula dengan harga daun enau per batangnya mencapai Rp 25 ribu. Menurut salah satu pembuat seni penjor asal Wanayu, Ngurah Wiwekananda, penjor merupakan sebuah tiang bambu sebagai simbol gunung. Pemasangan penjor Galungan adalah selama 1 bulan Bali (35 hari). Setelah hari Buda Kliwon Pegatuakan, barulah penjor ini dicabut. Lebih rincinya, bahan penjor terdiri dari sebatang bambu yang ujungnya

melengkung, dihiasi dengan daun, kelapa/ daun enau yang muda serta daun- daunan lainnya (plawa). Di sepanjang batang bambu itu, dilengkapi dengan pala bungkah (umbiumbian) misalnya ketela rambat, pala gantung seperti kelapa, mentimun, pisang dan sebagainya, pala wija (bijibijian) yaitu jagung, padi dan sebagainya. Jajan, 11 uang kepeng/logam serta sanggah lengkap dengan sesajennya. Pada ujung penjor digantungkan sampian penjor lengkap dengan porosan (sirih; kapur,

pinang) dan bunga. Khusus pada hari Kuningan, sesajennya dilengkapi dengan endongan, tamiang dan kolem. Lebih lanjut diungkapkan, penjor secara singkatnya memiliki makna sebagai suatu persembahan rasa syukur umat kepada Tuhan atas segala berkah dan rakhmat-Nya. Tujuan pemasangan penjor sebagai swadharma umat Hindu untuk mewujudkan rasa bakti dan terima kasih ke hadapan Hyang Widhi Wasa dalam prabawa-Nya sebagai Hyang Giripati. (dar)

Tahun 2010

DPRD Gianyar Sarankan Tak Rekrut CPNS Gianyar (Bali Post) Pansus DPRD Gianyar menyarankan eksekutif untuk tahun ini agar meniadakan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) umum di pemerintahan Kabupaten Gianyar. Alasannya, tahun 2010 jumlah pegawai yang ada di Pemkab Gianyar sudah mencukupi bila dikaitkan dengan beban pekerjaan yang ada. Demikian termuat dalam salah satu poin rekomendasi Pansus LKPJ Bupati Gianyar, Rabu (5/5) lalu. Selain jumlah pegawai di Gianyar yang telah melebihi beban kerja yang ada ini, isi rekomendasi pansus yang ditandatangani ketua DPRD Agus Mahayastra, wakil DPRD Made Togog dan Ketut Jata ini juga bertujuan untuk mengurangi beban Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Gianyar, khususnya dari belanja pegawai yang sudah sangat berat. Meski kebutuhan belanja pegawai khususnya gaji dan tunjangan pegawai negeri sipil ini sumber dananya sangat jelas dari DAU, namun kondisi saat ini terkadang dana alokasi khusus yang diterima tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan belanja pegawai karena penerimaan DAU berkurang. Di samping itu, terhadap adanya pegawai yang sudah memasuki masa pensiun, Pansus mendukung langkah pemkab untuk tidak melakukan perpanjangan lagi kepada pegawai ataupun pejabat yang telah memasuki masa pensiun. Kebijakan ini ditujukan lebih pada memperhatikan psikologis pejabat yang sudah memasuki masa pensiun yang diperpanjang lagi masa jabatannya. Terhadap saran yang diberikan oleh pansus, khususnya berkenaan dengan masalah PNS atau pejabat yang pensiun, Bupati Tjok Oka Artha Ardana Sukawati menyambut baik. Hal ini tentunya untuk melakukan regenerasi di kalangan pegawai yang ada di Pemkab Gianyar. Untuk tahun ini memang ada sekitar empat pejabat yang akan pensiun. Mereka ini akan diisi langsung dengan penggelaran mutasi dalam waktu dekat. ‘’Kemungkinan mutasi akan dilakukan sebelum Agustus mendatang,’’ jelasnya di sela ditemui di rumah jabatan Bupati beberapa waktu lalu. (kmb16)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.