Edisi 09 Januari 2010 | Balipost.com

Page 4

KABUPATEN

4

Sabtu Paing, 9 Januari 2010

SOSOK

Dikeruk, Belasan Hektar Sawah Rusak

Masih Wacana USULAN pemerintah pusat ke UNESCO menjadikan Gunung Batur dan Pacitan Jawa Timur sebagai salah satu destinasi pariwisata geopark dunia, ternyata masih sebatas wacana. Sejauh mana kemajuan atas usulan itu belum ada beritanya. Wabup Bangli I Made Gianyar, S.H., M.Hum. mengaku sangat mendukung rencana mulia itu. Apalagi BP/puj tujuan pembangunan pariwisata ini untuk menyelamatkan lingkungan. Tetapi sejauh mana perkembangan kemajuan ini, pihaknya belum menerima konfirmasi. Kemungkinan masih menjadi bahan kajian praktisi dan pakar yang mengurus semua itu. Menurut pria asal Desa Bunutin Kintamani ini, masyarakat Kintamani sudah tidak sabar menantikan realisasi ini. Tentunya jika Gunung Batur disetujui sebagai kawasan geopark maka akan lebih melengkapi salah satu tujuan pariwisata Bali ke depannya. (puj)

LINTAS

Gianyar (Bali Post) Belasan hektar sawah di Subak Amping dan Subak Uma Dewa yang terletak di Desa Keramas, Blahbatuh, Gianyar rusak akibat dikeruk. Lahan pertanian yang produktif ini kini menjadi kawasan galian yang dilakukan oleh investor yang bergerak dalam jual-beli tanah uruk. Hal ini terungkap Jumat (8/1) kemarin, dalam pertemuan antara warga subak, Pekaseh, Perbekel, dan investor di Kantor Camat Blahbatuh. Pertemuan ini dipimpin oleh Camat A.A. Suryadiputra dengan menghadirkan instansi terkait, BLH, Dispenda, Badan Perizinan, serta Muspika Blahbatuh. Dalam pertemuan tersebut terungkap bahwa aktivitas pengerukan tanah lahan pertanian sudah berlangsung cukup lama, sejak tahun 1995. Kini, dibukanya akses Jalan I.B. Mantra makin mempermudah aktivitas eksploitasi alam yang dilakukan dengan mengorbankan hektaran sawah produktif. Ironisnya, aktivitas pengerukan itu dikenakan retribusi oleh Pemkab Gianyar. Padahal kegiatan di galian itu tanpa mengantongi izin dari pemkab. Pengerukan belasan hektar tanah lahan persawahan itu memang telah mendapatkan persetujuan dari pemiliknya. Mereka sama sekali tidak memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan di kemudian hari. Di antara mereka bahkan ada yang hanya terpaksa melakukan pengurukan, karena di sebelah sawah mereka sudah dikeruk dan dikhawatirkan terjadi erosi saat masa penanaman padi.

DEWATA

DPRD Sidak Vila SEMARAPURA - Dua bangunan rumah tinggal yang berfungsi layaknya vila/pondok wisata di wilayah Lepang dan Tegalbesar Negari disidak Komisi A DPRD Klungkung. Pemilik kedua bangunan didesak transparan dan secepatnya mengurus perizinan bangunan sesuai pemanfaatannya. ‘’Kalau memang dimanfaatkan untuk penginapan ya mesti diuruskan izin penginapan atau pondok wisata,’’ tandas Ketua Komisi A, Wayan Buda Parwata, yang didampingi anggota, A.A. Agung Bagus, Jumat (8/1) kemarin. Temuan dua bangunan yang mengantongi izin rumah tinggal bergaya vila tersebut, menurut Buda, berdasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Komisi A, Rabu (6/1) dan Kamis (7/1). berkaitan dengan persoalan tersebut, Komisi A tak hanya mendesak pemilik secepatnya mengurus perizinan juga mendesak instansi terkait lebih aktif melakukan pemantauan dan pengawasan ke lapangan. (kmb20)

Ikan Seberat 161 Kg Tabrak Karang Gianyar (Bali Post) Ikan seberat 161 kilogram, Jumat (8/1) kemarin, menabrak karang di kawasan pesisir Pantai Masceti, Desa Medahan, Blahbatuh, Gianyar. Ikan dengan panjang 2,5 meter ini mengalami luka pada mulutnya akibat menabrak karang. Pantauan Bali Post di pantai setempat, mulut ikan yang disebut sebagai ikan todak (bluemarlin) ini patah. Peristiwa penemuan ikan ini sekitar pukul 10.00 wita. Ikan todak yang jarang terdampar ini ditemukan oleh nelayan Desa Lebih. Ketut Mardina yang waktu baru turun melaut dengan tiga temanya melihat ikan tersebut tak berdaya. Diperkirakan, ikan yang biasa ditemukan di lautan lepas ini sampai ke pesisir karena mengejar makanan. Karena banyak karang di pesisir pantai masceti ini, ikan yang juga didorong oleh arus ini menabrak karang hingga mulutnya patah. Patahnya mulut ikan todak ini menyebabkan ikan itu tak berdaya. Melihat hal itu, dengan menggunakan perahu motor, Ketut Mardiana bersama rekannya mengangkat ikan tersebut ke perahu dan membawanya ke daratan. Mardiana membantah, bila ikan yang ditemukan itu dikatakan terdampar. ‘’Ikan itu masih berada di laut dengan kondisi yang tak berdaya. Ikan itu diambil dengan garut dan dinaikan ke perahu,’’ jelasnya. Hasil tangkapan itu pun sempat menjadi perhatian warga saat turun dari perahu. Saat di lokasi, ikan tersebut telah diisi dengan es agar beku. Lebih lanjut, Mardiana merencanakan ikan itu akan dijual seharga Rp 15 ribu per kg. (kmb16)

Bali Post/kmb16

SAWAH RUSAK - Belasan hektar lahan pertanian di Subak Amping dan Subak Uma Dewa yang terletak di Desa Keramas, Blahbatuh, Gianyar rusak akibat dikeruk.

Pelayanan JKBM Kacau

Pasien Miskin Diarahkan ke Kamar Kelas II Tabanan Kekurangan

Amlapura (Bali Post) -

Pelayanan pasien pengguna Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) terlihat kacau di RSUD Karangasem. Mereka belum mengetahui program itu, bahkan justru pasien miskin ini diarahkan berobat ke kamar kelas II oleh petugas RSUD Karangasem. Hal itu berdasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) Komisi IV DPRD Karangasem Jumat (8/1) kemarin. Anggota Komisi IV, Nengah Suparta, S.H., usai sidak itu menyayangkan belum adanya sosialisasi mengenai program itu. Menurutnya, dari informasi Direktur RSUD Karangasem, dr. I Gede Parwata Yasa, Sp.OG., tim sosialisasi JKBM dari Diskes Provinsi Bali baru bakal datang ke Diskes Karangasem Selasa (12/1) mendatang guna melakukan sosialisasi. Padahal, kata dia, JKBM diberlakukan per 1 Januari 2010. Suparta mengatakan sejumlah pasien miskin di antaranya dari Lingkungan Dangin Sema menyodorkan kuitansi pembayaran pelay-

anan ke RSUD saat ada sidak Dewan. Soalnya, mereka disuruh membayar. Ada juga pasien miskin lainnya tidak tahu ada program pelayanan kesehatan gratis untuk kelas III. Di balik ketidaktahuan itu justru petugas di RSUD diduga enggan melayani mereka dan mengarahkannya berobat ke kelas II. Suparta menambahkan yang lebih menyedihkan ada pasien digigit anjing ganas dari Merita, Desa Labasari, Abang tidak mendapatkan VAR (vaksin anti-rabies). Direktur RSUD Karangasem, dr. I Gede Parwata Yasa, Sp.OG, mengatakan berdasarkan telepon ke Diskes Provinsi Bali, VAR baru akan didatangkan pukul 12.00 wita (Jumat kemarin-red).

Sebelumnya, sejumlah warga di Karangasem juga mengeluhkan tak adanya stok VAR di RSUD Karangasem. Petugas RSUD mengarahkan pasien mencari VAR ke puskesmas seperti Puskesmas Manggis bagi pasien yang digigit anjing ganas. Suparta mengatakan status kejadian luar biasa (KLB) rabies di Karangasem belum dicabut, namun stok VAR tak ada. Sebelumnya, empat warga Karangasem meninggal akibat rabies, sementara ribuan lainnya mengalami kasus gigitan anjing. Ingkar Janji Sementara itu, pihak Provinsi Bali juga mempertanyakan Bupati Karangasem tak memunuhi janji (ingkar

janji) menyediakan dana pendamping JKBM seperti yang dijanjikan saat penandatanganan MoU dengan Gubernur Bali. Saat menandatangani MoU, Bupati Geredeg bersedia menyediakan dana pendamping JKBM Rp 8,7 miliar. Kenyataannya, pada APBD 2010, hanya disediakan dana Rp 4 miliar. Wakil Bupati Karangasem Drs. IGL Rai yang didampingi Sekdakab Karangasem Drs. Nengah Sudarsa mengatakan Pemkab Karangasem sudah meningkatkan besaran dana pendamping JKBM dari Rp 4 miliar menjadi Rp 4,7 miliar, mendekati Rp 5 miliar. Direktur RSUD Karangasem Parwata Yasa mengakui masih adanya kelemahan dalam pelayanan pasien miskin dalam memanfaatkan JKBM. Soalnya, sosialisasinya belum ada, masyarakat bahkan petugas belum begitu mengetahui teknis pelaksanaannya. (013)

Soal Kelulusan CPNS

Rektor Undiksha Tak Tahu Perankingannya Dipakai atau Tidak

Bali Post/kmb16

JADI PERHATIAN - Ikan todak (bluemarlin) seberat 161 kg menjadi perhatian warga. Ikan ini dibawa ke pantai oleh nelayan setelah menabrak karang dan tak berdaya di laut lepas.

Penyeberangan Selat Bali Berpotensi Buka-Tutup Negara (Bali Post) Penyeberangan di Selat Bali dalam beberapa hari ke depan ini masih dimungkinkan akan diterapkan buka tutup setelah pada Selasa (5/1) sore lalu sempat ditutup setengah jam akibat cuaca buruk. Penghentian aktivitas penyeberangan ini dirasa perlu dan wajib mengingat cuaca buruk mengakibatkan jarak pandang terbatas serta dikhawatirkan kapal terseret arus. Syahbandar Gilimanuk, Dewa Nyoman Kari, Selasa sore lalu terpaksa menutup penyeberangan sekitar setengah jam karena cuaca buruk. Berdasarkan perkiraan dari BMKG Denpasar, hujan deras masih akan terjadi beberapa hari ke depan. Syahbandar Gilimanuk mengatakan dalam tiga hari ke depan kemungkinan hujan lebat mengguyur Selat Bali masih ada. Sehingga pihaknya menegaskan kepada para nakhoda agar tidak memaksakan berlayar saat cuaca buruk. Angin kencang berkecepatan 0.3 sampai sampai 18 knot. Sementara gelombang dengan tinggi 0,5 sampai 1,5 meter bahkan lebih. Hujan lebat yang turun, menurutnya, bisa mengakibatkan jarak pandang nakhoda kapal pendek. Bila dipaksakan kapal bisa salah arah atau menabrak kapal lain. Angin kencang disertai ombak tinggi juga bisa berakibat fatal, membuat kapal terseret atau karam. (sur)

Dikontrakkan Investor yang mengeruk dengan eskavator ini membeli tanah tersebut Rp 300 ribu per are dengan ketinggian satu meter. Petani yang penghasilnya pas-pasan ini akhirnya mengontrakkan tanah pertanian mereka untuk dikeruk dengan perolehan keuntungan yang melebihi masa tanam. Petugas galian, Wayan Balik Suarjana, mengatakan dari kontrakan pengerukan tanah yang dilakukan ini pemilik sawah sampai mengantongi uang puluhan juta rupiah. ‘’Bahkan, kini sudah ada pemilik sawah yang sudah mengambil deposit dan menunggu antrean tanahnya dikeruk,’’ jelasnya. Sementara itu, proses pengerukan lahan pertanian yang kedalamannya mencapai delapan meter tanpa disertai penyangga dikhawatirkan dapat menimbulkan erosi. Melihat aktivitas galian yang mulai kebablasan tanpa memperhatikan pelestarian lingkungan, akhirnya menimbulkan permasalahan. Salah satu warga, IGA Putu Parsa, mengharapkan pihak terkait agar melakukan pengawasan terhadap aktivitas galian tersebut. Pihak Pekaseh yang selama ini tak tahu-menahu soal urusan pungutan mengatakan bahwa kegiatan pengerukan itu berdampak pada kegiatan subak. Mulai dari saluran irigasi, pungutan pajak, serta pembayaran urunan. Dalam pertemuan Jumat pagi, dengan mempertemukan pihak terkait, Camat Suryadiputra menyarankan agar sementara waktu kegiatan galian/pengerukan tanah di lahan pertanian tidak diperluas, diperlebar, serta diperdalam lagi. Sisa tanah yang sudah dikeruk saja masih bisa dilakukan pengangkutan. Selain itu, investor juga agar menghentikan dahulu transaksi kontrak dengan petani sampai ada izin kegiatan tersebut. (kmb16)

Singaraja (Bali Post) Rektor Undiksha Singaraja, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd., membantah jika dikatakan Undiksha sebagai penentu kelulusan CPNS di Buleleng. Pihak Undiksha hanya bekerja sesuai dengan kesepakatan kerja sama yakni membuat master soal, menganilisis hasil tes, membuat skor, dan perankingan. ‘’Apakah kelulusan itu ditentukan sesuai ranking atau tidak, kami tidak tahu,’’ kata Sudiana ketika dihubungi lewat HP Jumat (8/1) kemarin. Saat itu, dia sedang menghadiri pertemuan Forum Rektor di Pontianak. ‘’Tidak benar kami yang menentukan kelulusan, dan kami siap dipanggil DPRD untuk menjelaskan masalah itu,’’ kata Sudiana. Menurut Sudiana, selain bekerja sama dengan Pemkab Buleleng, Undiksha juga bekerja sama dengan Pemkab Jembrana, Pemkot Denpasar, dan Pemprov Bali. Bentuk kerja samanya sama dengan Pemkab Buleleng yakni membuat master soal dan menganalisis hasil tes pelamar. ‘’Kerja sama itu dikoordinir BKD Pemprov Bali,’’ katanya. Secara rinci Sudiana menjelaskan pihak Undiksha awalnya membuat master soal. Setelah selesai, master soal itu kemudian diserahkan kepada BKD Provinsi Bali. ‘’Kami tak tahu di mana

soal itu digandakan, tetapi yang jelas kami hanya menyerahkan master soalnya,’’ ujar Sudiana. Selesai tes, Undiksha kemudian menganalisis hasil tes pelamar dan membuat ranking pada masing-masing formasi. Hasil perankingan itu kemudian diserahkan kembali ke BKD untuk ditindaklanjuti dengan pengumuman kelulusan. Jadi, pihak Undiksha hanya menyerahkan hasil ranking dan masalah penentuan kelulusan itu dilakukan oleh penyelenggara perektutan CPNS. Kecurangan Sebelumnya, wacana adanya indikasi kecurangan dalam seleksi CPNS di Buleleng kini melebar ke sejumlah instansi lain di luar BKD (Badan Kepegawaian Daerah). Undiksha Singaraja yang terlibat dalam proses perekrutan CPNS itu disebut-sebut sebagai pihak yang menentukan semuanya mulai dari pembuatan soal hingga penentuan kelulusan. Hal itu terungkap saat Wakil Ketua DPRD Buleleng Dharma Wijaya dan Komisi A meminta keterangan dari Kepala BKD Buleleng, Ketut Wijana, terkait masalah perekrutan CPNS dalam rapat di ruang Komisi A DPRD Buleleng, Kamis (7/1) lalu. Usai rapat, Dharma Wijaya didampingi Ketua Komisi A Wayan Teren men-

gatakan memang terdapat sejumlah keterangan yang mengejutkan dari Kepala BKD Wijana terkait masalah perekrutan CPNS. Misalnya masalah kerja sama antara Pemkab Buleleng dan Undiksha. Sebelumnya, kerja sama dengan Undiksha diketahui sebatas pembuatan soal. ‘’Ternyata menurut Kepala BKD, Undiksha juga melakukan pemeriksaan tes dan menentukan kelulusan,’’ kata Dharma Wijaya dengan

nada heran. Untuk itu, kata Dharma Wijaya, pihak Komisi A meminta kepada Kepala BKD untuk menunjukkan data dan dokumen dalam rapat Komisi A beberapa hari mendatang. Salah satu dokumen penting yang diminta adalah surat kerja sama atau MoU antara pemkab dan Undiksha. Selain itu, pihak DPRD juga berencana memanggil pejabat dari Undiksha untuk dimintai penjelasan. (kmb15)

PURA KAHYANGAN JAGAT KANCING GUMI DI DESA ADAT BATULANTANG DESA SULANGAI, KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG, PROVINSI BALI TELP. 0361-8559532 NO 1 2 3

TGL 10 Januari 2010 Redite Pon Prangbakat 11 Januari 2010 Soma Wage Prangbakat 12 Januari 2010 Anggaran Kliwon Prangbakat

4

13 Januari 2010 Buda Umanis Prangbakat

5

14 Januari 2010 Wraspati Pahing Prangbakat 15 Januari 2010 Sukra Pon Prangbakat 16 Januari 2010 Saniscara Wage Prangbakat 17 Januari 2010 Redite Kliwon Bala

6 7 8

ACARA Pakeling Nanceb, Ngingsah Mekarya Sanganan Memben/Mepada Ngerawuhin Tapakan Ratu Mas Alit Sakti, Karangasem Mecaru, Melaspas, Mendem Pedagingan, Nguntap, Ngiring Tapakan Ida Betara Melasti Katurang Piodalan Katurang Penganyar Katurang Penganyar Ngeluwurang Tapakan Ida Betara Ratu Mas Alit Sakti budal ke Karangasem Bendesa Adat Batulantang ttd I MADE SARPA G.090110-peng

Ratusan Guru Agama Hindu Tabanan (Bali Post) Tahun 2010 Kabupaten Tabanan kekurangan ratusan guru Agama Hindu. Ini terjadi karena pensiun massal guru agama Hindu. Jika tak diantisipasi dikhawatirkan anakanak tidak akan mendapatkan pelajaran Agama Hindu secara optimal. Hal itu disampaikan Kepala Kantor Departemen Agama Tabanan, I Nyoman Mandiasa, Jumat (8/1) kemarin. Ia menjelaskan, pengangkatan guru Agama Hindu sekarang telah diserahkan kepada pemkab masing-masing. Pemkab Tabanan memiliki wewenang dan kesempatan untuk meningkatkan fondasi agama bagi anak didik. Mandiasa membenarkan ratusan guru akan pensiun karena usianya yang menjelang pensiun tahun ini. Dikatakannya, pihaknya tidak memiliki data pasti berapa guru Agama Hindu yang akan pensiun, tetapi mereka yang berumur antara 51-60 tahun untuk tingkat SD sebanyak 110 guru, SMP 19 orang guru, dan SMA 6 orang. Dikatakannya, hingga saat ini di Tabanan, terdapat 637 guru Agama Hindu tingkat SD, SMP hanya 83 guru yang mengajar di 38 sekolah, SMA/SMK hanya 55 guru dari 27 sekolah. Dengan demikian, keseluruhan terdapat 775 guru. Jumlah itu masih sangat minim jika dibandingkan dengan jumlah murid yang beragama Hindu. Dikatakan Mandiasa yang didampingi Kasi Pendidikan Agama Hindu, I Ketut Merta, rasio yang digunakan, untuk tingkat SD satu sekolah dengan dua orang guru, SMP dan SMA, 90 siswa diajar oleh satu orang guru. Jika digunakan rasio itu, di tingkat SD kekurangan 72 guru, SMP kekurangan 100 guru, dan SMA 87 guru. Sementara UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 mempersyaratkan jika ada 10 orang murid harus dibina oleh satu guru agama. ‘’Selain kekurangan, sebaran guru Agama Hindu juga tidak merata. Bahkan ada satu sekolah yang tidak memiliki guru Agama Hindu sama sekali, terutama pada sekolah yang jauh, seperti Pupuan dan Baturiti. Pelajaran agama terpaksa diambil alih oleh guru lain,’’ ujarnya. Di Kecamatan Pupuan kekurangan 39 orang guru, di Baturiti kekurangan 16 orang, Tabanan 22 orang, dan Marga 5 orang. Sementara di Kecamatan Penebel dan Kerambitan justru kelebihan penempatan. Sertifikasi Sementara itu, 273 guru agama belum disertifikasi karena berpendidikan D2 dan D3. Guru SD yang sudah lulus sertifikasi 144 orang, SMP 35 guru, dan SMA 33 guru. ‘’Kebanyakan yang belum disertifikasi karena belum S1. Tetapi ada kebijakan baru yang menghitung masa kerja, usia, dan golongan boleh disertifikasi walau tidak S1. Ini memberi harapan bagi guru agama kita,’’ terangnya. Selain kekurangan guru agama, di Tabanan juga masih banyak sekolah dengan basis agama tertentu yang tidak mengangkat guru Agama Hindu. Padahal siswanya sebagian besar beragama Hindu. Demikian pula informasi di lapangan, banyak sekolah swasta dengan basis agama tertentu melarang siswanya yang beragama Hindu untuk melakukan aktivitas Puja Trisandya dan persembahyangan Purnama Tilem. Dikatakan Mandiasa, undang-undang mengharuskan siswa harus mendapatkan pelajaran agama sesuai dengan agama yang dianut. Tetapi kenyataannya, masih banyak sekolah swasta yang melakukan pelanggaran dengan tidak mengindahkan undang-undang pendidikan. (kmb14)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.