Edisi 01 Februari 2011 | Balipost.com

Page 17

INDUSTRI

Selasa Kliwon, 1 Februari 2011

SOLUSI Dukung Pengusutan Aset Century MENTERI Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo mendukung upaya pengusutan aset terkait kasus Bank Century yang diduga berada di Swiss, dan siap melakukan koordinasi untuk mempercepat proses penyelesaiannya. Langkah yang ditempuh? Berikut penuturannya di Jakarta, Senin (31/1) kemarin. Upaya yang telah ditempuh? Dalam kunjungan kerja Bapak Presiden dalam rangka Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, ada sejumlah hal yang dibicarakan dengan otoritas Swiss terkait penuntasan dan pengembalian aset Bank Century. Dan, saya sangat menghargai ketika Presiden menyampaikan kepada pimpinan negara Swiss tentang harapan untuk masalah recovery aset Indonesia dapat diban-

Waspadai Ancaman Kenaikan Harga Minyak Jakarta (Bali Post) Indonesia harus serius mewaspadai ancaman dari melambungnya harga minyak yang kini hampir menembus 100 dolar AS per barel, karena ada keterkaitan antara kenaikan harga minyak dengan krisis pangan. ‘’Kerusuhan politik di negara-negara Afrika dan Amerika Selatan dewasa ini juga tidak semata dipicu oleh merebaknya korupsi, tetapi juga krisis energi dan pangan,’’ uajr Ketua Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Effendi Siradjuddin di Jakarta, Senin (31/1) kemarin. Effendi mengingatkan, selain krisis dalam bentuk kerusuhan politik, ancaman juga datang dari merosotnya produksi lahanlahan pertanian di Vietnam, Thailand, dan negara-negara pertanian lainnya. Ini berakibat pada terganggunya ketersediaan pangan dunia. ‘’Belum lagi adanya ramalan tentang krisis pangan permanen sebagai dampak dari perubahan iklim global,’’ tambahnya. Ia menegaskan, ancaman krisis energi dewasa ini sudah mengerikan. Effendi menghitung dalam kurun waktu 5-20 tahun ke depan, konsumsi minyak dunia diperkirakan tembus ke kisaran 120-130 juta barel per hari (bph). Sedangkan produksi puncak minyak dunia diprediksi hanya 105-110 juta bph. ‘’Artinya, akan terjadi defisit 15-20 juta bph,’’ tuturnya. Menjadi persoalan, karena realisasi diversifikasi energi yang dicanangkan berbagai negara, termasuk Indonesia, tidak akan mampu menggantikan produksi minyak dunia. Sekalipun ada panas bumi, tenaga angin, tenaga surya, gas, dan lain-lain, tapi jumlahnya terbatas. Pengembangan energi nuklir juga butuh waktu 1020 tahun. ‘’Kalau ditotal, masih

Surabaya (Bali Post) Meski 2011 diperkirakan impor tembakau akan naik, namun petani tembakau Jawa Timur optimis bisa menaikkan produksi melalui pengurangan impor dua persen pertahun. Yakni, dengan melakukan adaptasi cara tanam untuk meminimalkan dampak musim basah atau penghujan, sehingga tembakau yang dihasilkan akan meningkat, baik secara nilai maupun volumenya. Hal itu dikemukakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Timur, Amin Subarkah, Senin (31/1) kemarin. Ia menyata-

kan, langkah peningkatan produksi dimulai dari pemilihan benih yang sehat, sehingga mencegah tanaman terserang penyakit atau jamur. Selain itu, petani juga harus memperhatikan saluran air dilahan tembakau. Secara teknis, kata dia, petani disarankan menanam tembakau di gulutan atau media tanam berupa gundukan tanah yang memanjang dengan tinggi sekitar 20-30 cm, sehingga akar tidak tergenang air saat hujan. ‘’Dengan langkah ini, kami optimis produksi tidak akan menurun,’’ paparnya. Ia mengakui, anomali cuaca belum normal. Ia mem-

perkirakan produksi 2011 tidak akan mengalami kenaikan dan hanya mencapai sekitar 57.400 ton per tahunnya. Padahal, kebutuhan tembakau indutri rokok nasional mencapai 200.000 ton per tahun. Saat ini, produksi tembakau nasional rata-rata mencapai 140.000 ton hingga 150.000 ton per tahun. Dengan kebutuhan sebesar 400.000 ton per tahun, maka peningkatan impor tidak mungkin bisa dibendung. Ia memperkirakan impor tahun ini akan naik dari menjadi 60.000 ton per tahun dari realisasi impor tahun lalu yang masih di level 40.000 ton per tahun. (059)

belum mampu menggantikan minyak dan menyuplai kebutuhan energi dunia,’’ paparnya. Dalam kondisi seperti itu, Effendi meyakini bahwa pada 10 tahun mendatang negaranegara OPEC sekalipun sudah tidak bisa mengekspor minyaknya, karena kebutuhan dalam negeri juga meningkat. ‘’Negara yang punya uang banyak juga tidak bisa membeli minyak, karena tidak ada barang yang tersedia di pasar untuk dibeli,’’ imbuhnya. Ia mengingatkan Indonesia, hanya memiliki waktu 5-10 tahun untuk membuat terobosan ekonomi dan politik yang berani untuk mengatasi problem kelangkaan energi dan krisis pangan dunia. Langkah pertama adalah mengamankan sumber daya migas yang selama ini dikuasai asing. Sebagai gambaran, Indonesia saat ini defisit minyak sekitar satu juta bph. Kemampuan produksi kita hanya 950 ribu bph, sedangkan konsumsi mencapai 1,4 juta bph. Defisit itu akan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan laju petumbuhan konsumsi dan penurunan produksi. Angka defisit itu bisa mencapai 3 juta bph pada 2015 dan 5 juta bph pada 2020. ‘’Rakyat menunggu keberanian pemerintah melakukan langkah politik yang lebih kongkret menghadapi ancaman krisis energi dan pangan yang sudah di depan mata,’’ tegasnya. Dengan makin besarnya ancaman krisis energi, menurut Effendi, sumber daya migas harus berada di bawah kontrol negara, lantaran menyangkut urusan ekonomi dan stabilitas. ‘’Kontrak asing yang sudah mau habis, tidak perlu diperpanjang. Dengan begitu kita bisa menabung cadangan minyak negara,’’ ujarnya. Beberapa terobosan lain yang diperlukan, yakni melakukan langkah-langkah realisasi dari pembauran energi (energy mix) 2005-2025, lalu percepat pencapaiannya. (ant)

INTERIOR

RUPA - RUPA

RUPA - RUPA

PELUANG BISNIS

BP/ist

tu dan dimaksimalkan. Hubungannya dengan Swiss? Yang jelas, upaya pengusutan ini juga dapat menjadi introspeksi bagi Indonesia terutama dalam hal tukarmenukar informasi dengan pemerintah Swiss, di mana penanganan masalah tersebut sebelumnya belum pernah ditindaklanjuti secara serius. Mungkin dari Indonesia juga perlu introspeksi, mungkin kita juga belum cukup aktif untuk menindaklanjuti. Tetapi pesan ini adalah bentuk pemahaman antara dua negara. Langkah selanjutnya? Sebagai konsolidasi internal antarpemerintah, Kementerian Keuangan akan berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Luar Negeri, serta Polri dan Kejaksaan untuk mengusut pengembalian aset tersebut. (ant)

17

Petani Tembakau Optimis Naikkan Produksi

Bali Post/ant

BAWANG MERAH IMPOR - Seorang pekerja mengangkat bawang merah impor dari Filipina. Satu bulan terakhir bawang merah lokal sulit diperoleh, karena bergantinya musim tanam bawang merah ke musim tanam padi, akibatnya pedagang bawang merah menjual bawang merah impor dari Filipina, Thailand dan Vietnam, dengan harga Rp 12 ribu - Rp 16 ribu per kilogram tergantung jenis.

Petani Rumput Laut Tagih Bantuan Rp 900 Juta Semarapura (Bali Post) Petani rumput laut Nusa Penida menagih janji Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhamad, terkait bantuan peningkatan produksi rumput laut Rp 900 juta yang dijanjikan ketika deklarasi Konservasi Kawasan Perairan (KKP) Nusa Penida, November 2010. ‘’Masyarakat sering mempertanyakan. Apakah janji Pak Menteri sudah terealisasi,’’ ungkap Ketua Kelompok Petani Rumput Laut Nusa Penida, Nyoman Landep, Senin (31/1) kemarin. Karena terus dipertanyakan, Landep menindaklanjutinya ke Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (PPK) Klungkung. Sayang, jawaban PPK dirasa mengecewakan. PPK tidak berani mencairkan dana Rp 900 juta yang rencananya dibagi pada kelompok petani rumput laut di Nusa Penida dan kelompok ikan di Klungkung daratan, dengan alasan tak mau dipenjara. Di samping DIPA anggarannya terlambat turun, harga ikan juga jauh lebih mahal dibandingkan rencana anggaran biaya (RAB)

yang dijatah. Pencairan bantuan, kata Landep, sebenarnya serentak di seluruh Indonesia. Anehnya kabupaten lain bisa. Sedangkan Klungkung tak bisa. ‘’Sepertinya Klungkung tak sigap memfasilitasi kepentingan masyarakat,’’ tudingnya. Tahun 2011 Kementerian Kelautan dan Perikanan kembali menyalurkan bantuan penguatan modal/dana untuk pedesaan Rp 500 juta. Sesuai juklak/juknis, bantuan dibagi lima paket (masing-masing Rp 100 juta). Ironisnya, untuk Nusa Penida (petani rumput laut) hanya dialokasikan satu paket. Empat paket lainnya dibagikan untuk kelompok ikan Klungkung daratan. ‘’Ini kan terbalik. Potensi rumput laut jauh lebih besar dibanding produksi ikan. Apalagi ditarget produksi rumput laut meningkat 300 persen hingga tahun 2015,’’ tandasnya. Saat ini, produksi rumput laut Nusa Penida antara 300500 ton kering per bulan. Sebanyak 80 persen jenis spino-

sum dan 20 persen cottoni. Kepala Dinas PPK Gusti Ngurah Badiwangsa mengakui dana Rp 900 juta dikembalikan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan. Mengingat ada beberapa kesalahan redaksi. Salah satunya, dana itu ditujukan kepada Dinas Perikanan dan Kelautan. Bukan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan sebagaimana yang ada di Kabupaten Klungkung. ‘’Kalaupun dipaksakan ditenderkan, waktu pelaksanaannya juga mepet,’’ tandasnya. Ditambahkan, kementerian memahami kenapa PPK Klungkung mengembalikan dana tersebut. Sehingga kembali dialokasikan anggaran melalui program bantuan pedesaan. Bantuannya lima paket. Masing-masing paket Rp 100 juta. ‘’Nah, kelompok mana akan menerima dana itu, nanti akan dibicarakan bersama dengan kelompok. Termasuk juga dengan pihak kementerian. Yang jelas dana untuk kelompok rumput laut dan perikanan,’’ katanya. (kmb20)

PERCETAKAN

SALON

DISEWAKAN MOBIL

PRINT

Roll Up Banner

TIKET

PENGOBATAN

MODIFIKASI

AC DIJUAL MOBIL

KURSUS

BENGKEL LAS TRANSPORT ALUMINIUM

BAHAN BANGUNAN

KURSUS

AC


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.